Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN K3

Industri Rumahan Pembuatan Tempe


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3
Dosen Pengampu: Ns. Anita Dyah Listiyarini, M.Kep., Sp. Kep. Kom

Kelompok 2

Anggota :
1. Bellinda Verena (2020012226)
2. Fanizha Laila Aprilianti (2020012240)
3. Kefass Ruta Novansa (2020012246)
4. Khairunnisa Zahra Wahyuni (2020012247)
5. Lini Muntiari (2020012251)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES CENDEKIA UTAMA
KUDUS

2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Industri Rumahan Pembuatan Tempe
” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keselamatan Pasien
dan Kesehatan Kerja. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
cara pembuatan tempe bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Anita Dyah Listyarini,
M.Kep,Sp.Kep.Kom, selaku guru Mata kuliah k3. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Pati, 3 Mei 2021

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................2
C. Metode observasi : wawancara, pengamatan.....................................................2
D. Waktu dan lokasi pelaksanaan............................................................................2
BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI
A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................................3
B. Kegiatan Observasi Di Industri Pembuatan Tempe............................................3
C. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................3
D. Hasil Observasi....................................................................................................3
E. Tabel Analisa SWOT...........................................................................................4
BAB lll PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................6
B. Saran...................................................................................................................6
DOKUMENTASI

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempe merupakan hasil proses fermentasi kedelai dengan
menggunakan jamur Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Proses
fermentasi dengan kapang Rhizopus mampu menghasilkan enzim protease.
Aktifitas enzim Protease mulai terjadi pada waktu fermentasi 12 jam sampai
48 dengan bantuan Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae. Deliani
(2008) menyatakan kadar protein tertinggi diperoleh pada lama fermentasi 24
jam setelah itu akan mengalami penurunan (Buckle, 1985).
Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh
seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Setiap 100 gram tempe
mengandung 10-20 gram zat protein, 4 gram zat lemak, vitamin B12 dan 129
mg zat kalsium, tetapi mengandung sedikit serat. Tempe juga mengandung
komponen antibakteri dan zat antioksidan yang berkhasiat sebagai obat
(Kasmidjo, 1990). Tempe umumnya dibuat secara tradisional dan berbahan
utama kedelai. Hadi (2008) menyatakan pengembangan kedelai di Indonesia
saat ini masih mengalami kendala. Beberapa permasalahan kedelai adalah
merupakan bahan pangan impor dan komoditas pangan strategis yang
mengalami fluktuasi, gangguan pasokan distribusi, lonjakan harga pasar
dunia karena penurunan produksi dan faktor lainnya.
Hidayat ( 2008) menyatakan untuk mengurangi penggunaan kedelai
dan harga kedelai yang tinggi, perlu adanya jenis tempe non leguminosa,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Ikawati (2006), substitusi onggok pada
fermentasi tempe kedelai dapat meningkatkan kadar protein tempe. Jagung
merupakan sumber karbohidrat yang dapat digunakan sebagai makanan
alternatif. Salah satu jenis jagung yang disukai oleh masyarakat Indonesia
adalah jagung kuning. Jagung dapat diolah menjadi bentuk lain untuk
menambah cita rasa, meningkatkan nilai gizi dan nilai jual (Septiatin, 2009).
Banyak faktor yang menyebabkan jagung sangat ideal untuk dijadikan bahan
campuran kacang kedelai. Dilihat segi ekonomis tanaman jagung memiliki
nilai ekonomis yang tinggi antara lain sebagai bahan bakar, keperluan industri
kertas dan kebutuhan pakan ternak. Dari segi cita rasa, jagung merupakan
makanan yang khas dan sangat familliar bagi lidah orang Indonesia. Harga
stabil dan sangat terjangkau bagi masyarakat Indonesia dan segi
ketersediaanya produksi jagung mencapai 18 juta ton (Deptan, 2009).
Jagung selain sebagai sumber karbohidrat juga merupakan sumber protein
yang penting. Kandungan gizi utama jagung adalah Pati (72-73%), dengan
amilopektin 25-30%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa dan
sukrosa) berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi
yaitu albumin, globulin, prolamin, glutein dan nitrogen nonprotein. Substitusi
jagung dalam pembuatan tempe akan berpengaruh pada tekstur serta nilai
gizi pada tempe. Pencampuran dalam pembuatan tempe kedelai.
B. Tujuan
Untuk mengetahui jenis kegiatan atau pembagian pekerjaan yang dilakukan
di Industri Rumahan Tempat Pembuatan Tempe mulai dari cara membuatnya
hingga cara membungkusnya.
C. Metode Observasi
1. Wawancara
2. Pengamatan
D. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
Waktu : 14:00 WIB
Lokasi Pelaksanaan: Desa Tegalombo

2
BAB II

A. Tempat dan Waktu Observasi


 Nama Tempat Observasi Lapangan: Industri Rumahan Pembuatan Tempe
 Alamat: Desa Tegalombo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati
 Waktu Pelaksanaan: Hari/Tanggal:Jum’at, 30 April 2021
 Lama Pelaksanaan: 1 jam
 Pukul: 14.00 WIB hingga selesai
B. Kegiatan Observasi Di Industri Pembuatan Tempe
1. Datang ke lokasi observasi di Industri Rumahan Pembuatan Tempe di desa
tegalombo
2. Melakukan wawancara dan dokumentasi
3. Mencatat kegiatan serta alat yang digunakan di industri rumahan pembuatan
tempe
4. Melakukan diskusi dengan anggota kelompok
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan observasi ini, alat pengumpul data yang digunakan adalah
wawancara, pengamatan serta dokumentasi yang dilakukan di Industri Rumahan
Pembuatan Tempe.
D. Hasil Observasi
Dari kegiatan observasi di Industri Rumahan Tempat Pembuatan Tempe yang
dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 30 april 2021 kami mewawancari
mengenai jenis kegiatan atau pembagian pekerjaan yang dilakukan di Industri
Rumahan Tempat Pembuatan Tempe mulai dari cara membuatnya hingga cara
membungkusnya.

HARI JENIS KEGIATAN


Minggu 1. Menyuci kedelai
2. Menggilingnya dengan mesin penggiling
Senin 1. Merebus Kedelai yang sudah digiling
2. Memisahkan dari kulit arinya
3. Mengukus kedelai

3
4. Mendiamkan hingga kedelai kering
Selasa 1. Menaburkan ragi tempe
2. Membungkus dengan plastik memakai lilin/uplik
Rabu 1. Melihat apakah tempe sudah matang
2. Jika sudah matang tempe siap untuk dijual
Begitu seterusnya dari kegiatan hari ke hari sesuai dengan stok tempe yang
dijual. Biasanya 25 kg tempe sekali membuatnya.
Adapun faktor hambatan dalam proses pembuatan tempe:
1. Faktor internal: produksinya masih manual dan memutuhkan waktu yang
cukup lama dari mulai merebus sampai membungkusnya masih
menggunakan lilin.
2. Faktor eksternal: Pembuatannya tergantung terhadap cuaca, jika cuacanya
hujan jarang matang, jika cuaca dingin susah matang, sedangkan jika cuaca
panas cepat matang.
E. Tabel Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah metode analisis perencanaan strategis yang digunakan
untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahan baik eksternal dan
internal untuk suatu tujuan bisnis tertentu.
SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threath.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian dipetakan dalam
gambar matriks SWOT:
 Kekuatan (strengths) yang mampu mengambil keuntungan dari peluang
(opportunities) yang ada
 Kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan dari peluang
(opportunities) yang ada
 Kekuatan (strengths) yang mampu menghadapi ancaman (threath) yang ada
 Kelemahan (weaknesses) yang mamou membuat ancaman menjadi nyata
atau menciptakan sebuah ancaman (threath) baru
Berikut ini tabel analisa SWOT yang didapatkan di industri rumahan pembuatan
tempe:

Strengths 1. Produk memiliki nilai gizi tinggi


(Kekuatan)

4
2. Harga terjangkau bagi semua kalangan
3. Pemasarannya bisa menjangkau seluruh lapisan
kalangan masyarakat
Weaknesses 1. Pada awal pendirian industri, pekerja masih terbatas
(Kelemahan) 2. Pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup
lama karena masih manual
3. Tidak tahan lama karena tidak menggunakan bahan
pengawet
Opportunities 1. Bahan baku mudah didapat karena banyak diproduksi
(Peluang) 2. Harga bahan baku murah
3. Lebih mudah pemasaran dan mendapatkan pesanan,
karena biasanya dibutuhkan sebagai lauk pauk
Threath 1. Banyaknya pesaing industri pembuatan tempe
(Ancaman) dilingkungan sekitar

5
BAB III

A. Kesimpulan
Dari observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan tempe
terdapat berbagai macam kendala atau hambatan yaitu di era globalisasi saat
ini beliau masih menggunakan cara manual sehingga memerlukan waktu
yang cukup lama dari merebus sampai membungkusnya. Apalagi beliau juga
mengandalkan peruntungan dari cuaca, jika cuaca hujan jarang matang, jika
cuaca dingin susah matang dan jika cuaca panas maka akan cepat matang.
Selain dari kendala tersebut dalam pembuatan tempe ada juga
keuntungannya seperti produk tempe yang sudah dikenal masyarakat luas
serta proses pembuatannya yang sederhana dan juga tempe menjadi
makanan pokok yang digandrungi oleh masyarakat sehingga memudahkan
dalam pemasarannya.
B. Saran
Diharapkan menyediakan alat keselamatan untuk para pekerja. Walau
pembuatan tempe sederhana dan masih menggunakan alat-alat manual,
setidaknya menyiapkan alat-alat p3k dan menggunakan sarung tangan saat
menyiapkan perebusan kedelai agar terhindar dari panasnya api.

6
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Pembungkusan tempe

Tempe yang siap untuk dipasarkan

Anda mungkin juga menyukai