BIOTEKNOLOGI
PROSES FERMENTASI KEJU
XII-4 (P1-BIOLOGI)
KELOMPOK 4
RAFI K. SANGADJI
RINA A. RENEL
LAKSAMANA LESTALUHU
YANTI NAMSA
KLARITA
DIRLY SONGJANAN
SMAN 1 TUAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Bioteknologi dengan judul
‘PROSES FERMENTASI KEJU’. Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan bagaimana
cara untuk membuat keju melalui cara tradisional. Seringkali kita melihat banyak dari
generasi muda yang sangat gemar mengonsumsi keju, ini pastinya tidak lepas dari
pengaruh budaya dan rasa dari keju itu sendiri. Melalui laporan ini saya harap para
pembaca dapat lebih mengerti tentang cara fermentasi yang menghasilkan keju.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari
2024, bertempat di rumah Rafi Kamilsyah Sangadji.
‘Tak ada manusia yang sempurna karena sesungguhnya kesempuraan itu hanyalah milik
Allah SWT’ berdasarkan dari ungkapan di atas saya sebagai penulis menyadari berbagai
kekurangan yang terdapat didalam laporan ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
yang membangun dari berbagi pihak demi perbaikan laporan ini di masa depan.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Sakina Reniwuryaan S.Pd selaku guru mata pelajaran
2. Teman-teman sekelompok
5.1 Kesimpulan 9
5.2 Saran 9
PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
Dilansir dari gramedia.com Bioteknologi adalah “bioteknologi adalah ilmu yang berkaitan
dengan penerapan sistem biologis dan organisme pada proses teknis dan industri untuk
kesejahteraan manusia. Bioteknologi telah digunakan selama lebih dari 6000 tahun untuk
menghasilkan produk yang diinginkan dengan menggunakan mikroorganisme, seperti roti,
bir, keju dan lain-lain. Sampai saat ini, pemanfaatan bioteknologi telah merambah hampir ke
seluruh aspek kehidupan dan secara lengkap dijelaskan dalam buku Bioteknologi.
Bioteknologi terbagi atas dua bagian Yaitu Bitoteknologi Konvensional dan Modern.
Bioteknologi Konvensional menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dll.
Sedangkan, Bioteknologi Modern lebih sering menggunakan teknologi modern yang canggih
untuk menghasilkan produk seperti kloning, Insulin dll dalam jumlah yang besar.
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan salah satu cara yang tradisional dan
sering digunakan di berbagai daerah di Indonesia. Contohnya adalah tempe, tahu, dan
alkohol. Mikroorgnisme berperan penting dalam fermentasi produk-produk tersebut.
Mikroorganisme adalah organisme/mahluk kecil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
Dalam hal pembuatan keju, Mikroornaisme yang berperan adalah Lactococcus Lattis dan
Lactobacillus bulgaricus.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bioteknologi terbagi atas dua bagian yatu bioteknologi modern dan konensional. Salah satu
contoh produk dari bioteknologi konvensional dan modern adalah Tempe dan Kloning.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda mikro organisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang
dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Terdapat berbagai jenis keju berdasarkan asal pembuatan keju, jenis susu yang digunakan,
metode pembuatannya dan perlakuan yang digunakan dalam pematangan keju. Keju
berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi 4 yaitu keju lunak, keju setengah lunak, keju keras
dan keju sangat keras. Keju dianggap lunak dengan kadar air lebih besar dari 40%, keju
setengah lunak yaitu dengan kadar air 36-40%, keju keras yaitu dengan kadar air 25-36% dan
keju sangat keras dengan kadar air kurang dari 25% (Buckle et al., 2007). Keju dapat
dimatangkan dengan bakteri, jamur, kombinasi bakteri dan jamur, atau dapat juga dibiarkan
tanpa dimatangkan. Jenis keju dengan cara pengolahan paling sederhana yaitu keju segar
(fresh cheese).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2
Variabel :
Variabel Kontrol : Suhu Kompor, dan waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan susu.
- Susu
- Cuka
- Garam
b. Alat
- Panci
- Kain Bersih
- Kompor
- Wadah
Pembuatan Keju memerlukan kecermatan dan ketelitian yang sangat tinggi agar keju tidak
rusak. Agar proses fermentasi yang terjadi pada keju berlangsung dengan baik maka alat dan
bahan yang digunakan juga harus dipastikan steril dan semua takaran bahannya tepat, tidak
kurang ataupun lebih. Dikarenakan jika kelebihan bahan akan memengaruhi hasil akhirnya,
contohnya seperti kelebihan garam yang akan membuat keju terasa lebih asin dari biasanya
ataupun kelebihan cuka yang akan memengaruhi bentuk akhir dari keju tersebut. Adapun
pemilihan susu yang digunakan juga bisa memngaruhi warna dari keju. Sejalan dengan
Milovanovic, dkk (2020), yang menjelaskan bahwa lemak susu akan mempengaruhi warna
keju dan beta karoten akan menyebabkan warna kekuningan pada keju.
Semua bahan keju mengalami degradasi secara biokimia selama proses pengolahan. Pada
proses fermentasi, lakstosa terdegradasi menjadi asam laktat sebagaimana persamaan reaksi
berikut :
Zat yang ada di dalam Cuka dapat mempengaruhi susu sehingga dapat memisah zat cair/Air
Dadih dengan zat padat/Dadih yang ada di dalam susu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Belajar dari kesalahan kami, kami menyarankan untuk praktikum-praktikum selanjutnya dari
kelompok lain agar membuat keju dengan cuka/garam yang tidak terlalu berlebihan sehingga
akan menghasilkan keju yang sempurna.
PENUTUP
Demikianlah laporan hasil praktikum dari kelompok 4 tentang proses pembuatan keju. Saya
mewakili seluruh kelompok 4 mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya pada guru
mata pelajaran, teman-teman kelompok dan seluruh pihak yang berkontribusi dalam
praktikum ini. Kami menyadari betul bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan
maka dari itu, kami mengharapkan banyak kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini di
masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/
http://eprints.undip.ac.id/
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bioteknologi/