DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
JULIANA SIANTURI
MEGAWATY SIMANULLANG
RENA NOVITA
JURUSAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karna
atas berkat,rahmat dan anugrerah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Bioteknologi Makanan pada tepat waktunya.Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih,semoga tugas ini bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi para pemabaca.
Medan,November 2021
Penulis.
A.PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI MAKANAN
Arti Bioteknologi adalah Suatu penerapan biosin dan teknologi yang menyangkut
penerapan praktis organisme hidup, atau komponen seluler lainya pada industri
jasa manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Merupakan aktivitas berbagai
disiplin ilmu untuk memberikan kontribusi dalam produksi bahan hayati
(pertanian, pangan, peternakan, kedokteran Farmasi, dll)
Produksi makanan dengan proses mengubah bahan baku dari tanaman atau hewan
telah dilakukan sejak dulu dengan mengunakan api. Sejarah produksi bioteknologi
pangan dimulai dengan produksi makanan fermentasi seperti wine, roti atau keju.
Baik pemanasan makanan dan aplikasi fermentasi menghasilkan peningkatan
signifikan pada keamanan dan kualitas pangan.
Pada masa lalu bioteknologi banyak dilakukan dengan proses yang sangat
sederhana. Perkembangan yang pesat dalam bidang bioteknologi baru dimulai
ketika Louis Pasteur berhasil menemukan bahwa mikroorganisme dapat
melakukan fermentasi. Konsep fermentasi ini kemudian banyak dimanfaatkan
masyarakat untuk memproduksi berbagai macam makanan baru secara
konvensional dengan memanfaatkan mikroorganisme. Sedangkan perkembangan
bioteknologi modern baru dimulai ketika terdapat penemuan struktur DNA sekitar
tahun 1950. Kemudian diikuti pula oleh penemuan-penemuan lainnya dibidang
genetika molekuler seperti enzim pemotong DNA, penemuan ekspresi gen, dan
DNA rekombinan. Bioteknologi modern lebih menitikberatkan pada proses
manipulasi dan rekayasa genetika dengan didukung oleh peralatan yang modern
sehingga dapat menghasilkan produk dalam skala industri yang lebih efektif dan
efisien
C.BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
1. Produk Tape
Tape merupakan makanan tradisional berbahan baku singkong maupun ketan
yang diolah melalui proses fermentasi. Tape memiliki tekstur yang lunak berair,
beraroma alkohol dan mempunyai rasa yang manis. Kandungan gizi tape ketan
diantaranya protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin B1.
Selama fermentasi, tape mengalami perubahan biokimia akibat aktivitas
mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan tape
berasal dari genus Aspergillus, Saccharomyces dan Acetobacter. Mikroba
Aspergillus dalam pembuatan tape berfungsi untuk menghidrolisis pati pada
bahan baku menjadi gula-gula sederhana, Saccharomyces berfungsi mengubah
gula menjadi alkohol, sedangkan Acetobacter mengubah alkohol menjadi asam
laktat. Hal ini sesuai dengan proses fermentasi tape digunakan beberapa jenis
mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Aspergillus
dan Acetobacter. Proses pembuatan tape ketan dan singkong dilakukan melalui
beberapa tahapan. Pertama-tama disiapkan alat dan bahan, kemudian beras ketan
dan singkong direndam selama 12 jam dan dikukus selama 60 menit. Setelah itu
bahan ditiriskan selama 1 jam. Singkong dipotong-potong menjadi beberapa
bagian. Kemudian ditambahkan ragi 1 gram dalam setiap 100 gram bahan.
Selanjutnya ragi ditaburkan di atas beras ketan dan singkong lalu disimpan pada
wadah yang telah dibungkus daun pisang dan ditutup rapat. Langkah terakhir,
diinkubasi selama 4 hari dalam kondisi anaerob.
2. Produk Roti
Roti merupakan makanan fermentasi berbahan dasar tepung terigu yang sering
dikonsumsi masyarakat. Roti disebut sebagai produk fermentasi karena
menggunakan ragi untuk pembentukan rasa dan aroma. Mikroba utama pada ragi
roti adalah Saccharomyces cerevisiae. Ragi akan merombak gula membentuk gas
karbondioksida dan alkohol. Gas karbondioksida akan terperangkap pada adonan
yang menyebabkan adonan mengembang dan menghasilkan roti yang empuk.
Pembuatan roti dilakukan melalui beberapa langkah berikut ini. Bahan-bahan
yang digunakan seperti tepung terigu, gula, garam dan mentega masing-masing
ditimbang sesuai keperluan. Selanjutnya ragi roti ditimbang dan dicampurkan
dengan air sebanyak 50 ml. Mentega dicampur dengan dua buah telur dan diaduk
hingga rata, kemudian ditambahkan gula dan dicampurkan lagi hingga rata.
Setelah itu tepung terigu dimasukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
campuran menjadi kalis. Selanjutnya susu cair 125 ml dan ragi roti yang telah
direndam ditambahkan ke dalam adonan lalu diaduk hingga menjadi kalis. Setelah
itu adonan diperam selama 40 menit lalu adonan dibentuk bulat- bulat dan
diperam lagi selama 30 menit. Adonan kemudian dipanggang dengan suhu 70-
750C selama 15 menit. Pembuatan produk halal berbasis rekayasa genetika.
Bioteknologi adalah aplikasi teknologi yang menggunakan organisme hidup untuk
membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk kegunaan khusus. Aplikasi
bioteknologi modern adalah Genetic Modification (GM) yang diketahui sebagai
teknik rekayasa genetik, manipulasi genetik dan teknologi gen atau teknologi
rekombinan Deoxyribonucleic Acid (DNA). Rekayasa genetik digambarkan
sebagai ilmu dimana karakteristik suatu organisme yang sengaja dimodifikasi
dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan transformasi gen tertentu
untuk menciptakan variasi yang baru. Manipulasi DNA dan memindahkannya dari
satu organisme ke organisme lain (disebut teknik rekombinan DNA)
memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme pada
tanaman, bakteri, virus atau hewan. Organisme transgenik saat ini diproduksi
secara massal, seperti enzim, antibodi monoklonal, nutrien, hormon dan produk
farmasi yaitu obat dan vaksin. Bioetanol merupakan hasil dari proses fermentasi
biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Pada umumnya jenis mikroorganisme
yang digunakan dalam produksi bioetanol adalah Saccharomyces cerevisiae. Hal
tersebut dikarenakan Saccharomyces cerevisiae banyak ditemukan di alam,
memiliki ketahanan hidup yang tinggi serta mampu menghasilkan alkohol dalam
jumlah yang cukup tinggi. Bioetanol mempunyai rumus molekul C2H5OH
dengan rumus bangunnya CH3- CH2-OH. Bioetanol diproduksi dari biomassa
yang mengandung gula, pati, dan selulosa. Bioetanol merupakan bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan karena titik nyala etanol tiga kali lebih tinggi
dibandingkan bensin, dan memiliki emisi hidrokarbon yang lebih sedikit.
Kekurangan bioetanol dibandingkan bensin adalah pada mesin dingin lebih sulit
melakukan starter bila menggunakan bioetanol. Penelitian terbaru produksi
bioetanol telah dilakukan melalui rekayasa genetik dengan menggunakan gen
penyandi bioetanol. Rekayasa genetik untuk organisme penghasil bioetanol selain
ragi yaitu menggunakan bakteri mesofilik dan termofilik yang menggunakan gen
Piruvat Dekarboksilase (pdc) dan Alkohol Dehidrogenase (adh) dari berbagai
sumber mikroorganisme. Bioetanol umumnya diproduksi dengan bantuan
mikroorganisme jenis ragi (Saccharomyces cerevisiae) dengan sumber karbon
gula sederhana dari molase, jagung atau tebu.
3. Produk Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan
dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung
dan usus yang terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Dalam proses
pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi
bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama
4-6 jam pada suhu 38 C – 44 C atau selama 12 jam pada suhu 32 C. Pada masa
inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa
asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang
diinginkan.
Yoghurt adalah suatu minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi
oleh bakteri Streptococcus Thermophilus dan Lactobacillus Bulgaricus. Bakteri
ini adalah bakteri asam laktat yang mengubah laktosa dari susu biasa menjadi
asam laktat. Keasaman dari susu yang di fermentasi pada umumnya cukup untuk
mencegah kerusakan oleh bakteri proteolitik yang tidak tahan asam. Setelah
mencapai tingkat keasaman dalam minuman tersebut, maka dilakukan
pendinginan. Untuk penilaian air susu di Amerika Serikat, air susu murni
dinyatakan baik sekali, jika terdapat kurang dari 200.000 mikroorganisme per
mililiter dengan perhitungan langsung dengan mikroskop atau perhitungan jumlah
koloni namun begitu susu segar kualitas bagus bukan jaminan, tetapi kebersihan
merupakan kunci utama berhasil atau tidaknya proses fermentasi ini.
4. Produk Wine
Fruity Wine (anggur buah) adalah minuman beralkohol hasil fermentasi sari buah
dengan atau tanpa Bahan Tambahan Makanan yang diizinkan. Sari buah yang
biasa digunakan oleh winemaker dalam pembuatan wine adalah buah anggur,
karena memiliki kandungan glukosa yang tinggi yaitu 75 – 150 mg/ml.
Berdasarkan jenis anggur yang digunakan wine dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu red wine dan white wine. Perbedaan keduanya dapat terletak pada bahan
baku, red wine menggunakan anggur anggur merah sedangkan white wine
menggunakan anggur hijau atau anggur merah yang dikupas kulitnya. Selain itu
lama dan suhu fermentasi dari kedua jenis ini berbeda, red wine membutuhkan
waktu fermentasi selama 3 – 5 hari pada 24 – 270C sedangkan white wine
membutuhkan waktu selama 7 – 14 hari pada 10 – 210C
Mikroorganisme yang sering berperan dalam fermentasi anggur buah adalah dari
golongan khamir dari genus Saccharomyces, Candida, Hansenula pichia. Dari
genus Saccharomyces yang dapat digunakan dalam pembuatan anggur buah antara
lain Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces ovifformes, dan Saccharomyces
fermentasi. Khamir yang biasa dan banyak digunakan untuk fermentasi buah
anggur adalah Sacharomyces cerevisiae dari varietas ellipsoideus. Saccharomyces
cerevisiae varietas ellipsoideus biasa digunakan untuk fermentasi buah anggur
karena khamir jenis ini mempunyai sifat yang dapat mengadakan fermentasi pada
suhu yang agak tinggi yaitu 30 oC. Selain itu dapat menghasilkan alkohol cukup
tinggi yaitu 18 – 20 % (v/v). Khamir jenis ini juga mampu memfermentasi
beberapa macam gula diantaranya sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa,
maltosa dan maltotriosa. Fermentasi etanol oleh Saccharomyces cerevisiae dapat
dilakukan pada pH 4 – 5 dengan temperatur 27 – 35 0C, proses ini dapat
berlangsung 35 – 60 jam.
D.BIOTEKNOLOGI MAKANAN MODERN
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada1992 saat itu
sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan
OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan
hama dan tidak dapat membusuk secara umum, penerapan bioteknologi modern
pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang
pertanian. Produk-produk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman
pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian contohnya, jagung tahan
lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin
yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak,
dan banyak hasil pertanian lainnya Perkembangan selanjutnya dari penerapan
bioteknologi modern semakin beraneka ragam sekarang, para ilmuwan dapat
membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin
hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih
cepat. Pada tahun 1979, di Cornell University, New York, para ilmuwan memulai
penelitian pertama mengenai recombinant bovine somatotrpin (rBST) yaitu
hormone pertumbuhan sintetik untuk sapi. Hormon ini disuntikkan ke sapi perah
untuk meningkatkan produksi susu. Pada tahun 1980-an, para peneliti di Amerika
Serikat (Perusahaan Monsanto), Jerman Barat (Max Panck Institute), dan Belgia
menemukan metode untuk menciptakan tanaman transgenik dengan menggunakan
bakteri patogen, Agrobacterium tumefaciens (Zambrynski et al., 1983). Para
peneliti memasukkan gen baru ke dalam tanaman dengan bantuan bakteri dan juga
memperkenalkan gen resistensi kanamycin untuk memilih transformasi sel.
Teknik ini menjadi berguna dan telah digunakan untuk memperkenalkan sifat –
sifat lainnya ke tanaman termasuk sifat pematangan lambat tomat.
Rekayasa Genetik pangan memiliki beberapa manfaat, namun teknologi ini diikuti
dengan berbagai kontroversi. Beberapa potensi resiko yang muncul dari rekayasa
genetik pangan antara lain perubahan kualitas gizi makanan,potensi toksisitas,
kemungkinan reistensi antibiotik dari tanaman GMO, potensi alergenitas dan
carciogenicity karena mengkonsumsi makanan GMO, pencemaran lingkungan,
tidak sengaja transfer gen pada tanaman liar, adanya kemungkinan penciptaan
racun dan virus baru, ancaman terhadap keragaman genetik tanman, kontroversi
agama, budaya dan etika.
1. Proses pembutan tempe, tape, kecap dan juga keju yang menggunakan metode
fermentasi. Bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape,
oncom, dan kecap merupakan biteknologi konvensioal.
Teknologi aplikasi enzim untuk persiapan maupun pengolahan pangan sangat luas
dan yang tergolong kelompok pertama, misalnya dalam pembuatan sebuah sirup
glukosa dari pati –patian dengan melibatkan enzim-enzim α dan β amylase,
amiloglukosidase dan pullulanase. Kelompok kedua, misalnya penggunaan lipas
untuk menghasilkan emulsifier, surfactant, mentega, coklat tiruan.
Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang biak untuk menjadi tanaman lengkap
pada medium yang memenuhi syarat dinamakan dengan totipotency. Setiap sel
tanaman memiliki kemampuan tersebut dan dapat tumbuh tanpa mengalami
deferensial, namun bergantung pada hormone pertumbuhan yang diberikan.
1.Dampak Positif
Dampak positif bioteknologi dalam bidang makanan:
c. Sumber inspirasi terciptanya makanan baru dengan nilai gizi tinggi yang
sehat.
2. Dampak Negatif