Anda di halaman 1dari 12

BIOTEKNOLOGI MAKANAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

DELPRIMA ESTER TAMBUNAN

EGI THANIA BR KETAREN

ERNA VALENTINA GINTING

JULIANA SIANTURI

MEGAWATY SIMANULLANG

RENA NOVITA

SALSA DILA HAKIM RANGKUTI

PENDIDIKAN BIOLOGI D 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karna
atas berkat,rahmat dan anugrerah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Bioteknologi Makanan pada tepat waktunya.Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu,saya mengharapkan
kritik,saran dan usulan demi perbaikan yang akan saya buat dimasa yang akan
datang,Mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih,semoga tugas ini bermanfaat dan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi para pemabaca.

Medan,November 2021

Penulis.
A.PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI MAKANAN

Arti Bioteknologi adalah Suatu penerapan biosin dan teknologi yang menyangkut
penerapan praktis organisme hidup, atau komponen seluler lainya pada industri
jasa manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Merupakan aktivitas berbagai
disiplin ilmu untuk memberikan kontribusi dalam produksi bahan hayati
(pertanian, pangan, peternakan, kedokteran Farmasi, dll)

Bioteknologi di bidang pangan : pemanfaatan sel tanaman, hewan dan


mikroorganisme untuk menghasilkan produk pangan dengan tujuan mendapatkan
hasil yang lebih baik dari kualitas dan kuantitasnya.

B.SEJARAH BIOTEKNOLOGI MAKANAN

Produksi makanan dengan proses mengubah bahan baku dari tanaman atau hewan
telah dilakukan sejak dulu dengan mengunakan api. Sejarah produksi bioteknologi
pangan dimulai dengan produksi makanan fermentasi seperti wine, roti atau keju.
Baik pemanasan makanan dan aplikasi fermentasi menghasilkan peningkatan
signifikan pada keamanan dan kualitas pangan.

Pada masa lalu bioteknologi banyak dilakukan dengan proses yang sangat
sederhana. Perkembangan yang pesat dalam bidang bioteknologi baru dimulai
ketika Louis Pasteur berhasil menemukan bahwa mikroorganisme dapat
melakukan fermentasi. Konsep fermentasi ini kemudian banyak dimanfaatkan
masyarakat untuk memproduksi berbagai macam makanan baru secara
konvensional dengan memanfaatkan mikroorganisme. Sedangkan perkembangan
bioteknologi modern baru dimulai ketika terdapat penemuan struktur DNA sekitar
tahun 1950. Kemudian diikuti pula oleh penemuan-penemuan lainnya dibidang
genetika molekuler seperti enzim pemotong DNA, penemuan ekspresi gen, dan
DNA rekombinan. Bioteknologi modern lebih menitikberatkan pada proses
manipulasi dan rekayasa genetika dengan didukung oleh peralatan yang modern
sehingga dapat menghasilkan produk dalam skala industri yang lebih efektif dan
efisien
C.BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Bioteknologi konvensional atau tradisional adalah bioteknologi yang


memanfaatkan mikroorganisme untuk memodifikasi bahan dari alam untuk
memperoleh produk optimal. Misalnya pembuatan tempe, tape, roti, dan
pengomposan sampah. Bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga, sel
tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai konstituen berbagai proses
industri. Bioteknologi pangan didefinisikan sebagai aplikasi teknik biologis untuk
hasil tanaman pangan, hewan, dan mikroorganisme dengan tujuan meningkatkan
sifat, kualitas, keamanan, dan kemudahan dalam proses dan produksi makanan.
Hal ini termasuk proses produksi makanan tradisional seperti roti, asinan atau
acar, dan keju yang memanfaatkan teknologi fermentasi. Saccharomyces
cerevisiae dapat tumbuh pada medium yang mengandung air gula dengan
konsentrasi tinggi. Saccharomyces cerevisiae merupakan golongan khamir yang
mampu memanfaatkan senyawa gula yang dihasilkan oleh mikroorganisme
selulotik untuk pertumbuhannya. Spesies ini dapat memfermentasikan berbagai
karbohidrat dan menghasilkan enzim invertase yang bisa memecah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa serta dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan
karbondioksida sehingga banyak digunakan dalam industri pembuatan tape dan
roti.

1. Produk Tape
Tape merupakan makanan tradisional berbahan baku singkong maupun ketan
yang diolah melalui proses fermentasi. Tape memiliki tekstur yang lunak berair,
beraroma alkohol dan mempunyai rasa yang manis. Kandungan gizi tape ketan
diantaranya protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin B1.
Selama fermentasi, tape mengalami perubahan biokimia akibat aktivitas
mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan tape
berasal dari genus Aspergillus, Saccharomyces dan Acetobacter. Mikroba
Aspergillus dalam pembuatan tape berfungsi untuk menghidrolisis pati pada
bahan baku menjadi gula-gula sederhana, Saccharomyces berfungsi mengubah
gula menjadi alkohol, sedangkan Acetobacter mengubah alkohol menjadi asam
laktat. Hal ini sesuai dengan proses fermentasi tape digunakan beberapa jenis
mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Aspergillus
dan Acetobacter. Proses pembuatan tape ketan dan singkong dilakukan melalui
beberapa tahapan. Pertama-tama disiapkan alat dan bahan, kemudian beras ketan
dan singkong direndam selama 12 jam dan dikukus selama 60 menit. Setelah itu
bahan ditiriskan selama 1 jam. Singkong dipotong-potong menjadi beberapa
bagian. Kemudian ditambahkan ragi 1 gram dalam setiap 100 gram bahan.
Selanjutnya ragi ditaburkan di atas beras ketan dan singkong lalu disimpan pada
wadah yang telah dibungkus daun pisang dan ditutup rapat. Langkah terakhir,
diinkubasi selama 4 hari dalam kondisi anaerob.

2. Produk Roti

Roti merupakan makanan fermentasi berbahan dasar tepung terigu yang sering
dikonsumsi masyarakat. Roti disebut sebagai produk fermentasi karena
menggunakan ragi untuk pembentukan rasa dan aroma. Mikroba utama pada ragi
roti adalah Saccharomyces cerevisiae. Ragi akan merombak gula membentuk gas
karbondioksida dan alkohol. Gas karbondioksida akan terperangkap pada adonan
yang menyebabkan adonan mengembang dan menghasilkan roti yang empuk.
Pembuatan roti dilakukan melalui beberapa langkah berikut ini. Bahan-bahan
yang digunakan seperti tepung terigu, gula, garam dan mentega masing-masing
ditimbang sesuai keperluan. Selanjutnya ragi roti ditimbang dan dicampurkan
dengan air sebanyak 50 ml. Mentega dicampur dengan dua buah telur dan diaduk
hingga rata, kemudian ditambahkan gula dan dicampurkan lagi hingga rata.
Setelah itu tepung terigu dimasukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
campuran menjadi kalis. Selanjutnya susu cair 125 ml dan ragi roti yang telah
direndam ditambahkan ke dalam adonan lalu diaduk hingga menjadi kalis. Setelah
itu adonan diperam selama 40 menit lalu adonan dibentuk bulat- bulat dan
diperam lagi selama 30 menit. Adonan kemudian dipanggang dengan suhu 70-
750C selama 15 menit. Pembuatan produk halal berbasis rekayasa genetika.
Bioteknologi adalah aplikasi teknologi yang menggunakan organisme hidup untuk
membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk kegunaan khusus. Aplikasi
bioteknologi modern adalah Genetic Modification (GM) yang diketahui sebagai
teknik rekayasa genetik, manipulasi genetik dan teknologi gen atau teknologi
rekombinan Deoxyribonucleic Acid (DNA). Rekayasa genetik digambarkan
sebagai ilmu dimana karakteristik suatu organisme yang sengaja dimodifikasi
dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan transformasi gen tertentu
untuk menciptakan variasi yang baru. Manipulasi DNA dan memindahkannya dari
satu organisme ke organisme lain (disebut teknik rekombinan DNA)
memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme pada
tanaman, bakteri, virus atau hewan. Organisme transgenik saat ini diproduksi
secara massal, seperti enzim, antibodi monoklonal, nutrien, hormon dan produk
farmasi yaitu obat dan vaksin. Bioetanol merupakan hasil dari proses fermentasi
biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Pada umumnya jenis mikroorganisme
yang digunakan dalam produksi bioetanol adalah Saccharomyces cerevisiae. Hal
tersebut dikarenakan Saccharomyces cerevisiae banyak ditemukan di alam,
memiliki ketahanan hidup yang tinggi serta mampu menghasilkan alkohol dalam
jumlah yang cukup tinggi. Bioetanol mempunyai rumus molekul C2H5OH
dengan rumus bangunnya CH3- CH2-OH. Bioetanol diproduksi dari biomassa
yang mengandung gula, pati, dan selulosa. Bioetanol merupakan bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan karena titik nyala etanol tiga kali lebih tinggi
dibandingkan bensin, dan memiliki emisi hidrokarbon yang lebih sedikit.
Kekurangan bioetanol dibandingkan bensin adalah pada mesin dingin lebih sulit
melakukan starter bila menggunakan bioetanol. Penelitian terbaru produksi
bioetanol telah dilakukan melalui rekayasa genetik dengan menggunakan gen
penyandi bioetanol. Rekayasa genetik untuk organisme penghasil bioetanol selain
ragi yaitu menggunakan bakteri mesofilik dan termofilik yang menggunakan gen
Piruvat Dekarboksilase (pdc) dan Alkohol Dehidrogenase (adh) dari berbagai
sumber mikroorganisme. Bioetanol umumnya diproduksi dengan bantuan
mikroorganisme jenis ragi (Saccharomyces cerevisiae) dengan sumber karbon
gula sederhana dari molase, jagung atau tebu.

3. Produk Yoghurt

Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan
dengan susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung
dan usus yang terluka. Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Dalam proses
pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi
bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama
4-6 jam pada suhu 38 C – 44 C atau selama 12 jam pada suhu 32 C. Pada masa
inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa
asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yang
diinginkan.

Yoghurt adalah suatu minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi
oleh bakteri Streptococcus Thermophilus dan Lactobacillus Bulgaricus. Bakteri
ini adalah bakteri asam laktat yang mengubah laktosa dari susu biasa menjadi
asam laktat. Keasaman dari susu yang di fermentasi pada umumnya cukup untuk
mencegah kerusakan oleh bakteri proteolitik yang tidak tahan asam. Setelah
mencapai tingkat keasaman dalam minuman tersebut, maka dilakukan
pendinginan. Untuk penilaian air susu di Amerika Serikat, air susu murni
dinyatakan baik sekali, jika terdapat kurang dari 200.000 mikroorganisme per
mililiter dengan perhitungan langsung dengan mikroskop atau perhitungan jumlah
koloni namun begitu susu segar kualitas bagus bukan jaminan, tetapi kebersihan
merupakan kunci utama berhasil atau tidaknya proses fermentasi ini.

4. Produk Wine

Fruity Wine (anggur buah) adalah minuman beralkohol hasil fermentasi sari buah
dengan atau tanpa Bahan Tambahan Makanan yang diizinkan. Sari buah yang
biasa digunakan oleh winemaker dalam pembuatan wine adalah buah anggur,
karena memiliki kandungan glukosa yang tinggi yaitu 75 – 150 mg/ml.
Berdasarkan jenis anggur yang digunakan wine dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu red wine dan white wine. Perbedaan keduanya dapat terletak pada bahan
baku, red wine menggunakan anggur anggur merah sedangkan white wine
menggunakan anggur hijau atau anggur merah yang dikupas kulitnya. Selain itu
lama dan suhu fermentasi dari kedua jenis ini berbeda, red wine membutuhkan
waktu fermentasi selama 3 – 5 hari pada 24 – 270C sedangkan white wine
membutuhkan waktu selama 7 – 14 hari pada 10 – 210C

Mikroorganisme yang sering berperan dalam fermentasi anggur buah adalah dari
golongan khamir dari genus Saccharomyces, Candida, Hansenula pichia. Dari
genus Saccharomyces yang dapat digunakan dalam pembuatan anggur buah antara
lain Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces ovifformes, dan Saccharomyces
fermentasi. Khamir yang biasa dan banyak digunakan untuk fermentasi buah
anggur adalah Sacharomyces cerevisiae dari varietas ellipsoideus. Saccharomyces
cerevisiae varietas ellipsoideus biasa digunakan untuk fermentasi buah anggur
karena khamir jenis ini mempunyai sifat yang dapat mengadakan fermentasi pada
suhu yang agak tinggi yaitu 30 oC. Selain itu dapat menghasilkan alkohol cukup
tinggi yaitu 18 – 20 % (v/v). Khamir jenis ini juga mampu memfermentasi
beberapa macam gula diantaranya sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa,
maltosa dan maltotriosa. Fermentasi etanol oleh Saccharomyces cerevisiae dapat
dilakukan pada pH 4 – 5 dengan temperatur 27 – 35 0C, proses ini dapat
berlangsung 35 – 60 jam.
D.BIOTEKNOLOGI MAKANAN MODERN

Bioteknologi modern merupakan bioteknologi berdasarkan pada manipulasi atau


rekayasa genetika yang dilakukan dengan memodifikasi gen-gen spesifik dan
memindahkannya pada organisme yang berbeda seperti bakteri, tumbuhan, dan
hewan. Genetic Engineering (rekayasa genetika) pangan adalah ilmu yang
melibatkan modifikasi genetik tumbuhan dan hewan. Beberapa makanan yang
dikonsumsi saat ini ada yang berasal dari modifikasi rekayasa genetik atau
mengandung bahan yang telah mengalami modifikasi gen. Bentuk rekayasa
genetik telah dipraktekkan oleh petani dengan pembibitan silang tanaman dan
hewan untuk meningkatkan atribut tertentu, melalui pengumpulan dan penanaman
benih biji-bijian yang lebih gemuk, pemilihan hewan yang lebih gemuk untuk
dikembangbiakan dan pemupukan silang tanaman untuk menciptakan varietas
baru yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dari tanaman induk (Schardt,
1994).

Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada1992 saat itu
sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan
OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan
hama dan tidak dapat membusuk secara umum, penerapan bioteknologi modern
pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang
pertanian. Produk-produk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman
pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian contohnya, jagung tahan
lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin
yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak,
dan banyak hasil pertanian lainnya Perkembangan selanjutnya dari penerapan
bioteknologi modern semakin beraneka ragam sekarang, para ilmuwan dapat
membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin
hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih
cepat. Pada tahun 1979, di Cornell University, New York, para ilmuwan memulai
penelitian pertama mengenai recombinant bovine somatotrpin (rBST) yaitu
hormone pertumbuhan sintetik untuk sapi. Hormon ini disuntikkan ke sapi perah
untuk meningkatkan produksi susu. Pada tahun 1980-an, para peneliti di Amerika
Serikat (Perusahaan Monsanto), Jerman Barat (Max Panck Institute), dan Belgia
menemukan metode untuk menciptakan tanaman transgenik dengan menggunakan
bakteri patogen, Agrobacterium tumefaciens (Zambrynski et al., 1983). Para
peneliti memasukkan gen baru ke dalam tanaman dengan bantuan bakteri dan juga
memperkenalkan gen resistensi kanamycin untuk memilih transformasi sel.
Teknik ini menjadi berguna dan telah digunakan untuk memperkenalkan sifat –
sifat lainnya ke tanaman termasuk sifat pematangan lambat tomat.
Rekayasa Genetik pangan memiliki beberapa manfaat, namun teknologi ini diikuti
dengan berbagai kontroversi. Beberapa potensi resiko yang muncul dari rekayasa
genetik pangan antara lain perubahan kualitas gizi makanan,potensi toksisitas,
kemungkinan reistensi antibiotik dari tanaman GMO, potensi alergenitas dan
carciogenicity karena mengkonsumsi makanan GMO, pencemaran lingkungan,
tidak sengaja transfer gen pada tanaman liar, adanya kemungkinan penciptaan
racun dan virus baru, ancaman terhadap keragaman genetik tanman, kontroversi
agama, budaya dan etika.

E.MANFAAT BIOTEKNOLOGI MAKANAN

Bioteknologi berbasis makanan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Proses pembutan tempe, tape, kecap dan juga keju yang menggunakan metode
fermentasi. Bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape,
oncom, dan kecap merupakan biteknologi konvensioal.

2. Teknologi Sel Mikroba Untuk Memproduksi Pangan Terfermentasi Dan Aditif


Pangan

Teknologi sel mikroba bertujuan untuk dapat mengawetkan pangan yang


mengahasilkan berbagai jenis pangan yang telah terfermentasi antara lain yoghurt,
keju dan tape. Teknologi mikrobia ini bertujuan untuk dapat menghasilkan sebuah
bahan kimia yang sekaligus sebagai bahan pangan yakni produksi etanol oleh
khamir dan selanjutnya untuk menghasilkan cuka oleh bakteri.

3. Aplikasi Enzim Baik Untuk Persiapan Bahan Maupun Untuk Pengolahan


Pangan.

Teknologi aplikasi enzim untuk persiapan maupun pengolahan pangan sangat luas
dan yang tergolong kelompok pertama, misalnya dalam pembuatan sebuah sirup
glukosa dari pati –patian dengan melibatkan enzim-enzim α dan β amylase,
amiloglukosidase dan pullulanase. Kelompok kedua, misalnya penggunaan lipas
untuk menghasilkan emulsifier, surfactant, mentega, coklat tiruan.

4.Kultur Jaringan Tanaman Dan Tanaman Transgenik.

Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang biak untuk menjadi tanaman lengkap
pada medium yang memenuhi syarat dinamakan dengan totipotency. Setiap sel
tanaman memiliki kemampuan tersebut dan dapat tumbuh tanpa mengalami
deferensial, namun bergantung pada hormone pertumbuhan yang diberikan.

F.DAMPAK BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG MAKANAN

1.Dampak Positif
Dampak positif bioteknologi dalam bidang makanan:

a. Menghasilkan produk makanan yang bergizi tinggi. Contohnya: tempe,


roti dan nata de coco.

b. Nilai gizi produk makanan dan minuman dapat ditingkatkan dengan


bioteknologi

c. Sumber inspirasi terciptanya makanan baru dengan nilai gizi tinggi yang
sehat.

d. Mengatasi kekurangan bahan makanan dengan cepat karena prosesnya


yang mudah dengan lahan terbatas dan waktu yang singkat.

e. Menyediakan senyawa organik yang diperlukan untuk membantu produksi


makanan dengan cepat seperti alkohol, asam asetat dan gula.

f. Makanan menjadi lebih awet dan tahan lama misalnya asinan.

g. Di bidang ekonomi dapat meningkatkan perekonomian rakyat dengan


menjadikannya lahan wirausaha baru dengan modal kecil dan proses
pembuatan yang relatif mudah.

h. Memenuhi ragam kebutuhan pangan dengan cepat mulai dari makanan,


minuman dan obat-obatan.

2. Dampak Negatif

Dampak negative bioteknologi dalam bidang makanan ditinjau dari beberapa


aspek yaitu :

a. Dampak terhadap lingkungan

Dampak bioteknologi terhadap lingkungan adalah timbulnya dampak yang


merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya
aliran gen ke tanaman sekerabat atau kerabat dekat. Pelepasan organisme
transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas dapat menimbulkan dampak
berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran
kimia dan nuklir. Contoh lainnya adalah pembuatan tempe atau kecap dalam skala
besar dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Air limbah dan kulit kedelai
dari proses pembuatan tempe, apabila dibiarkan tergenang dalam waktu cukup
lama, limbah tersebut mengubah lingkungan menjadi tidak sehat.
b. Dampak terhadap kesehatan

Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius.


Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang
meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui mengandung gen resistan
terhadap antibiotik.Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir
mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan
manusia. Selain itu, di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk
gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus,
dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia, perlu di cermati pula bahwa
insersi (penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi
antara gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan
bioteknologi.

c. Dampak di bidang sosial ekonomi

Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung


dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat.
Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon
pertumbuhan sapi (bovinegrowthhormone: BGH) dapat meningkatkan produksi
susu sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian,
bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi. Dalam waktu yang tidak
terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili, ginseng, dan opium
akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan
menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-
tanaman tadi akan menderita kerugian besar.

Dampak bioteknologi di bidang sosial ekonomi yang lain adalah persaingan


internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan
tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum
memiliki teknologi yang maju. Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut
disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit
dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya sangat terasa
dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris
berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga
semakin menambah dominasi negara maju.
DAFTAR PUSTAKA

Durrotul, F. H. (2019). Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Pengembangan


Makanan Halal Berbasis Bioteknologi. Journal of Halal Product and
Research. 2 (1) : 33-43.
Nurcahyo H. 2011. Diktat Bioteknologi. Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas
Negeri Yogyakarta
Pramashinta, A. dkk (2014). Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi
Risiko. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3(1) : 1-6.
Pramashinta A, Riska L, Hadiyanto. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat
dan Potensi Risiko. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (1). Semarang :
Universitas Diponegoro
Primrose, S.B. (1987). Modern Biotechnology. Oxford: Blackwell Scientific
Publications.
Purnawidjaya IPE. 2015. Pembuatan Beras Insulin Melalui Rekayasa Genetika
Sebagai Alternatif Pencegahan Diabetes Militus. Jurnal kajian pendidikan
widya accraya FKIP Univ Dwijendra issn no : 2085-0018
Riyanti EI. 2010. Beberapa Gen Pada Bakteri Yang Bertanggung Jawab Terhadap
Produksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian. Bogor : Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Sitepu KM. 2019. Penentuan Konsentrasi Ragi Pada Pembuatan Roti. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Agrokompleks. Volume 2 Nomor 1, Juni
2019. Makassar : Universitas Hasanudin
Syarwani, Much. 2007. Pembuatan Protein Sel Tunggal dari Aspergillus
Oryzae yangdiperkaya Ca dan P. Jurnal Politeknik Negeri Malang. Malang
Yuwono T. 2005. Bioteknologi Pertanian. UGM Press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai