Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DALAM


PEMBUATAN ROTI

Disusun oleh :

Desy Lekciamarta Siregar


Eirene Aiteta Saragih
Geby Siregar
Otniel Surbakti
Reynaldo Evan Siahaan
Shelomita Yosefa Perangin angin

SMA SANTO THOMAS 2 MEDAN


TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktunya. Adapun tema dari makalah ini "Penerapan
bioteknologi dalam pembuatan roti".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimaksih yang sebesar besarnya kepada ibu Ani Sipayung
selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan terima langkah yang baik dari study yang
sesungguhnya. Oleh karen itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Medan, 14 februari 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………i

DAFTAR……………………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………...…………………………………………....1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………2

2.1 Pengertian bioteknologi……………………………………………………………………2

2.2 Pengertian bioteknologi konvensional…………………………………………………….2

2.3 Cara penerapan bioteknologi dalam pembuatan roti……………………………………….3

2.4 Reaksi Kimia dalam proses Fermentasi Pembuatan Roti…………………………………..4

2.5 Tahap Pembuatan Roti…………………………………………………………………….4

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………5

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..5

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur seringkali dianggap hal yang merugikan bagi manusia,
namun ada beberapa jenis mikroorganisme yang dapat memberikan keuntungan bagi manusia.
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan olch manusia dengan prinsip-prinsip ilmiah dengan harapan akan
memberikan kesejahteraan kehidupan manusia. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan
makhluk hidup atau organisme untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia disc
but bioteknologi.
Bioteknologi dibagi menjadi dua jenis yaitu, bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Bioteknologi konvensional merupakanbioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Bioteknologi modern praktik bioteknologi yang ditandai dengan teknik rekayasa genetika. Penerapan
bioteknologi yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat adalah contoh bioteknologi konvensional.
Penerapan bioteknologi konvensional sebenarnya tidak asing lagi bagi masyarakat namun
masyarakat tidak menyadari bahwa proses yang dilakukannya dinamakan bioteknologi. Penerapan
bioteknologi konvensional yang paling sering ditemuin dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
bentuk makanan.
Makanan yang merupakan produk bioteknologi konvensional dapat dibuat dalam skala lokal
seperti produk hasil bioteknologi khas suatu daerah, contohnya tempoyak sebagai makanan khas
Sumatera Selatan. Produk hasil bioteknologi dalam skala nasional biasanya hampir di semua tempat
bisa membuat produk tersebut dan biasanya sebagai makanan khas suatu negara, contohnya tempe yang
merupakan makanan khas Indonesia. Produk hasil bioteknologi dalam skala internasional merupakan
produk yang dikenal secara luas dan lintas negara. seperti makgeolli sebagai makanan khas dari Korea
Selatan yang telah dikonsumsi di negara lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu bioteknologi?
2. Apa itu bioteknologi konvensional?
3. Bagaimana cara penerapan bioteknologi dalam pembuatan roti?
4. Bagaimana reaksi kimia fermentasi dalam proses pembuatan roti?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu bioteknologi
2. Untuk mengetahui apa itu bioteknologi konvensional
3. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dalam pembuatan roti
4. Untuk mengetahui reaksi kimia dalam proses fermentasi pembuatan roti
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi itu berasal dari kata bio yang artinya makhluk hidup, dan teknologi, ya. Jadi,
pengertian bioteknologi adalah pemanfaatan makhluk hidup secara utuh maupun bagian-bagiannya
untuk menghasilkan atau memodifikasi produk yang bermanfaat melalui cara prinsip atau teknologi
tertentu. Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang memanfaatkan mahluk hidup (bakteri, fungi, virus,
dan lain-lain) maupun produk dan mahluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.

2.2 Pengertian Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung


agar menghasilkan suatu produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses
fermentasi. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan langsung
mikroorganisme, seperti bakteri atau jamur. Kemudian, enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme
dan terlibat dalam fermentasi (proses peragian) untuk menciptakan produk atau jasa juga termasuk
dalam bioteknologi konvensional. Dengan menggunakan bakteri tersebut, manusia tidak memanipulasi
atau menangani teknik tersebut. Manusia hanya menciptakan kondisi dan makanan yang tepat untuk
pertumbuhan bakteri yang optimal.

Bioteknologi konvensional seringkali dilakukan secara sederhana dan tidak diproduksi dalam
jumlah banyak. Dalam industri makanan, fermentasi adalah aktivitas mikroorganisme dalam makanan
untuk mendapatkan produk yang diinginkan.Perhatikan bahwa fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen) Bioteknologi konvensional menggunakan
prinsip atau metode pembuatan produk tradisional. Contohnya, kalau mau bikin roti, maka bisa
langsung menggunakan bakteri Saccharomuces cereviceace secara utuh. Contoh lainnya kacang kedelai
yang langsung ditambahkan jamur Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.

2.2.1 Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional

1. Sebagian besar digunakan untuk makanan.

Bioteknologi konvensional terutama digunakan untuk produksi makanan dan minuman. Contoh
makanan dan minuman biotek yang umum adalah roti, tahu, tempe, tapai, kecap, acar, acar, kimchi,
keju, yogurt, mentega, natto, miso, cuka sari, bir, anggur, dan nata de coco
2. Tidak dimodifikasi secara genetik.

Ciri-ciri selanjutnya dari bioteknologi konvensional adalah tidak adanya modifikasi genetik.
Bioteknologi konvensional tidak melakukan rekayasa genetika seperti manipulasi gen dalam produksi
produknya.

3. Penggunaan langsung mikroorganisme.

Bioteknologi konvensional ditandai dengan penggunaan bakteri atau mikroorganisme secara


langsung dan utuh. Dimana, bakteri tersebut tidak mengalami pra-manipulasi seperti bioteknologi
modern.

2.2.2 Manfaat Bioteknologi Konvensional

• Menambah kandungan gizi produk pangan berupa makanan dan minuman.


• Membantu proses peningkatan industri pertanian sebagai komoditas produksi dan industri
perdagangan.
• Menambah jumlah lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
• Mempromosikan produk industri dalam negeri.

2.3 Cara penerapan bioteknologi dalam pembuatan roti

Roti termasuk dalam salah satu produk bioteknologi konvensional karena adanya proses fermentasi
yang memanfaatkan mikroorganisme. Proses fermentasi, ragi mengubah gula dan karbohidrat di dalam
adonan menjadi gas karbondioksida (CO2) dan alkohol.

Ragi adalah mikroorganisme hidup yang berkembang biak dengan cara memakan gula. Ragi
merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Umumnya jenis yeast yang digunakan adalah ragi roti
Saccharomyces cereviceae. Ragi ini mudah ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi sederhana, laju
pertumbuhan cepat, sangat satbil dan aman digunakan.

Fungsi utama ragi adalah untuk mengembangkan adonan dalam pembuatan roti. Ragi melakukan
fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida atau asam amino
organik.stabil dan aman digunakan.

Ragi menghasilkan karbon dioksida selama fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap dalam
adonan yang menyebabkan roti bisa mengembang. Kondisi ini akan memungkinkan untuk
mengembangkan gas seca merata dan menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya fermentasi.
Komponen lain yang terbentuk selama proses fementasi seperti alkohol juga berkontibusi terhadap rasa
dan aroma roti, namun alkohol menguap dalam proses pengembangan roti.
2.4 Reaksi Kimia dalam proses Fermentasi Pembuatan Roti

Selama fermentasi, enzim pada ragi akan bereaksi dengan pati dan gula untuk menghasilkan gas
karbondioksida. Gas karbondioksida yang terbentuk akan menyebabkan adonan roti menjadi
mengembang sehingga adonan menjadi lebih ringan dan lebih besar.

Reaksi kimia yang berlangsung selama pembuatan roti adalah Glukosa → etanol + CO2 + energi.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan roti ini adalah Saccharomyces cereviceae.

2.5 Tahap Pembuatan Roti

• Peragian (bulk fermentation)

Tahap ini disebut juga fermentaasi awal yang dilakukan sebelum adonan dibentuk.

Pada tahap ini ragi/ yeast mengonsumsi gula untuk menghasilkan gas karbondioksida yang penting
untuk untuk membuat rangka gluten pada adonan roti nantinya.

Total waktu peragian biasanya 1 ½ hingga 2 ½ jam pada suhu kamar, atau bahkan tiga jam di suhu yang
lebih dingin.

• Tahap menguleni (folding)

Tahap ini bertujuan untuk mencampur adonan dengan cara diuleni. Tahap ini membantu
mengembangkan struktur gluten, meratakan kembali ragi dan gula, dan mengatur suhu adonan.

Tahap pengulenan biasanya dilakukan 30 menit setelah tahap peragian.

• Pembentukan adonan (shaping)

Tahap bentuk akhir atau proses menimbang adonan, yaitu adonan diuleni kembali dan ditimbang
sesuai ukuran yang diinginkan.

• Fermentasi/pengembangan akhir adonan (final proofing)

Selama proses ini, adonan akan mengembang dua kali lipat dari ukuran awal. Saat diletakan pada
suhu yang tepat, contohnya adonan croissant bahkan akan mengembang tiga kali lipat dan menjadi lebih
ringan dan halus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :

Bioteknologi merupakan pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup


atau organisme untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia.

Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung agar
menghasilkan suatu produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses
fermentasi.

Bahan baku pembuatan roti terdiri dari tepung dan ragi, mikroorganisme yang yang berperan dalam
pembuatan roti adalah Saccharomyces cereviceae.

Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan roti ini adalah Saccharomyces cereviceae.
DAFTAR PUSTAKA

Abib. 2010. Laporan Tetap Praktikum Teknologi Fermentasi “ Teknik Isolasi “

http://abibopusangkawana.blogspot.com/2010/10/laporan-tetap-praktikum-teknologi.html.
Diakses pada tanggal 17 April 2014

Oktaviani, Christine. 2012, Makalah bioteknologi.http;//christineoktaviani.


blogspot.com/2012/01/makalah-bioteknologi,html. Diakses pada tangga 17 April 2014.

Suprihatin, 2010. Teknologi Fermentasi, UNESA Press: Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai