Disusun oleh :
Tingkat II
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat
dan rahmat-Nya, khususnya bagi penulis yang telah mampu menyelesaikan laporan praktik
Ilmu Tenknologi Pangan berjudul “Laporan Pembuatan Tapai Singkong”.
Penulis mengharapkan, lewat laporan ini, pembaca dapat mengetahui cara pembuatan
tapai yang baik dan benar, mengetahui proses singkong menjadi tapai yang melalui proses
fermentasi, dan mengetahui dengan baik proses fermentasi yang terjadi pada tapai sehingga
pembaca dapat melestarikan bioteknologi tradisional, serta dapat mengembangkannya guna
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan dari Ibu
Dr. Hj. Wiwit Estuti, STP, M.Si, saya mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan
banyak sekali kekurangan- kekurangannya, dan saya sangat berbesar hati dan berlapang dada
sekali apabila Bapak/Ibu Dosen, teman-teman serta para pembaca untuk memberikan saran
dan kritiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum.........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI.................................................................................................................3
2.1 Bioteknologi..................................................................................................................3
2.2 Fermentasi....................................................................................................................3
2.3 Tapai Singkong.............................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
METODE PRAKTIKUM..........................................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum......................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................................7
3.3 Prosedur Kerja..............................................................................................................8
3.4 Diagram Alir Pembuatan Tapai Singkong.................................................................11
BAB IV....................................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................12
4.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................................12
4.2 Pembahasan................................................................................................................12
BAB V......................................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................15
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................15
5.2 Saran...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
LAMPIRAN FOTO.................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tapai merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tapai
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-
makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama,
seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tapai melibatkan banyak mikroorganisme.
1
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tapai adalah kapang Amylomyces rouxii,
Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis, serta bakteri
Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama
dalam menghasilkan tapai.
Tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan ini
populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di
Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).(Wikipedia n.d.)
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua
teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering,
yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bioteknologi
Berdasarkan proses dan peralatan yang digunakan, bioteknologi dapat dibedakan menjadi
bioteknologi konvensional dan modern. Bioteknologi konvensional yaitu praktik bioteknologi
yang dilakukan dengan cara dan peralatan sederhana tanpa melakukan rekayasa genetika.
4
Contohnya: sake, bir, yoghurt, kecap, tapai, oncom. Sedangkan bioteknologi modern yaitu
suatu teknik pemanipulasian materi gentika. Contohnya dihasilkan tanaman tahan hama dan
penyakit.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda mikroorganisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk
yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih
secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan makanan,
sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tapai, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah
proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan
produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai
contoh produkasi antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi
baru, sebagai contoh produksi insulin.
2.2 Fermentasi
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak
jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk
tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi berbasis
fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan
teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan
dan minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll
(Nurcahyo, 2011). Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik,
protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi merupakan proses yang relatif
murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional
dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan orang sampai sekarang, seperti tempe,
oncom, tapai, dan lain-lain (Nurhayani, 2001).
5
mempunyai agen pengoksidasi (kondisi anaerob). Sehingga yang terjadi adalah NADH
melakukan transfer elektron ke piruvat atau turunan piruvat. Berikut bahasan terhadap dua
macam fermentasi yang umum yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. (Raharja
n.d.)
Fermentasi asam laktat banyak dilakukan oleh fungi dan bakteri tertentu digunakan
dalam industri susu untuk membuat keju dan yogurt. Aseton dan methanol merupakan
beberapa produk samping fermentasi mikroba jenis lain yang penting secara komersil. Dalam
fermentasi asam laktat, piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk laktat
sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2.
Pada sel otot manusia, fermentasi asam laktat dilakukan apabila suplay oksigen di
dalam tubuh kurang. Laktat yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan
otot letih dan nyeri, namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali
menjadi piruvat, sehingga otot menjadi rileks kembali.
Reaksinya:
6
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol. Dalam
fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.
Reaksinya :
7
Organisme yang disebut khamir adalah termasuk subdivisi thallopyta dan digolongkan
dalam tiga famili yaitu Sacharomyces cereviceae, Sporabolomy cereviceae, Cryptocceae.
Ciri khas organisme ini adalah reproduksinya yang vegetative disebut Budding atau
penyembulan (Muldjiono dkk,1978).
2.3 Tapai Singkong
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung
karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan
aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga
bahan makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya (Sutanto, 2006)
Selain rasanya yang nikmat dan lezat, tapai juga mengandung berbagai manfaat bagi
tubuh manusia. Tapai dapat menjaga tubuh kita hangat karena mengandung alkohol. Tapai
juga dapat mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) karena mengandung vitamin K.
Tapai juga mengandung yeast segar yang mampu mensintesis vitamin B1, B3, dan B12.
Vitamin B1 berguna untuk mengubah karbohidrat menjadi energi. Vitamin B3 berguna untuk
kesehatan kulit, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki sistem pencernaan, serta
membantu mengubah makanan menjadi energi. Sedangkan vitamin B12 berguna untuk
mengubah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi energi, menjaga sel darah merah tetap
sehat, melindungi sel saraf, mencegah penyakit jantung, dan mencegah penyusutan otak yang
berujung pada penurunan daya ingat. Semua manfaat tersebut terkandung di dalam tapai.
Tapai singkong adalah tapai yang terbuat dari bahan dasar singkong. Pembuatan tapai
singkong melibatkan umbi singkong tersebut sebagai substrat dan ragi tapai
8
(Chlamydomucor, Saccharomyces cerevisiae, dll) yang dibalurkan pada umbi singkong yang
telah dikupas kulitnya. Pembuatan tapai singkong biasanya memerlukan waktu antara 2
hingga 3 hari untuk proses fermentasinya. Ragi akan berkembang dengan baik dan cepat jika
berada pada temperatur diantara 250C-300C. Saccharomyces cerevisiae merupakan genom
eukariotik yang pertam kali disekuensi secara penuh. Saccharomyces cerevisiae yang penting
dalam pembuatan tapai singkong memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa secara
cepat dan memiliki kemmapuan metabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam pembuatan
tapai singkong sangat penting karena enzim dari ragi tersebutlah yang nanti akan berperan
dalam proses fermentasi serta memberikan aroma alkohol.
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua
teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering,
yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan
Proses Metabolisme
Amilase
Pati Glukosa
TCA
9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat
10
Saringan Sendok Termos
Bahan
11
3.3 Prosedur Kerja
12
3. Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4. Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong, lalu masukkan air ke dalam panci
sampai kira-kira terisi ¼ lalu panaskan hingga mendidih. Setelah air mendidih
masukan singkong ke dalam panci lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira-kira
ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.
5. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah,
kemudian didinginkan ± 40 menit.
13
6. Setelah singkong benar-benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi
dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.
7. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian dibungkus dengan daun pisang.
Singkong ini harus benar-benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
8. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-3 hari hingga sudah
14
terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tapai.
15
Direndam ± 1−2 jam
Tapai Singkong
16
BAB IV
17
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
2. Warna Putih
3. Rasa Manis
4.2 Pembahasan
Proses pembuatan tapai melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh khamir
Saccharomyces cerivisiae. Khamir ini memiliki kemampuan dalam mengubah
karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida.
18
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi banyaknya kadar amilum, glukosa, alkohol,
dan asam cuka yang dihasilkan dari proses fermentasi.
Fermentasi yang terjadi pada tapai singkong terjadi selama 2-3 hari. Selain itu, dalam
proses pembuatan tapai ini ada hal-hal yang harus diperhatikan agar proses fermentasi
tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan
oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada singkong yang tertutup rapat
lebih cepat dibandingkan dengan singkong yang diletakkan di tempat terbuka.
Lamanya proses fermentasi mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan. Semakin
lama, semain banyak kadar alkoholnya.
Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tapai adalah hidrolisis pati menjadi
glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi
alkohol dan asam organik. Reaksi dalam fermentasi berbeda - beda tergantung pada
jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa
(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan
menghasilkan etanol (2C2H5O H).
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tapai adalah glukosa (C 6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
19
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk
akhir yang dihasilkan.
Kandungan Vitamin dan manfaat tapai singkong menurut dosen Teknologi Pascapanen
Hortikultura, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono,
tingginya kandungan vitamin A tapai singkong dapat diketahui jika tapai yang dihasilkan
melalui proses fermentasi itu berwarna kuning. Jika tapai yang dihasilkan berwarna putih
berarti kandungan vitamin A-nya lebih sedikit.
Ragi merupakan bahan utama dalam proses pembuatan tapai. Ragi mengandung mikroba
sacchoromyces cereviceae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses
fermentasi. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tapai ketika akan digunakan amat
penting. Hal ini dimaksudkan agar tak dicemari bakteri lain. Jika hal ini terjadi proses
fermentasi akan terhambat.
Bakteri yang sering mengeluarkan racun berbahaya bagi kesehatan manusia akan ada
dalam tapai. Untuk mendapatkann tapai dengan hasil yang baik, proses fermentasi harus
dilakukan secara optimal. Selain memilih bahan dasar yang baik, proses pembuatan tapai
harus benar. Ragi yang digunakan harus bermutu tinggi agar dihasilkan tapai yang manis,
selain lama fermentasi, pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama
proses fermentasi berlangsung harus diperhatikan. Dalam proses fermentasi, glukosa enzim
glikolisin akan pecah dan menghasilkan karbondioksida, air, serta energi. Energi diperlukan
oleh enzim amilase, intervertase dalam hal proses fermentasi. PH atau kadar asam asetat
yang tinggi dalam tapai dapat mempengaruhi cita rasa tapai, dapat menyebabkan gangguan
pencernaan. Proses fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air tapai yang cukup
banyak, rasa manis pada tapai akan berkurang. Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya
jangan lebih dari tiga hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu banyak
akan membuat tapai menjadi lembek dan terasa masam. Rasa masam disebabkan pati yang
20
diubah oleh enzim amilase menjadi gula (sukrosa). Enzim invertase mengubahnya lagi
menjadi glukosa, hasilnya berupa alkohol. Jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan
menghasilkan asam asetat sehingga dapat menghasilkan tapai yang terasa masam.
21
BAB V
5.1 Kesimpulan
22
5.2 Saran
Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong
dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik, saya
menyarankan ketika ingin menaburkan ragi pada singkong tidak menggunakan
tangan sebaiknya menggunakan saringan untuk menghindari kontaminasi bahan lain
pada ragi. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tapai bisa
menyebabkan kegagalan fermentasi.
Dalam proses pembuatan tapai singkong ada hal-hal yang harus diperhatikan agar
proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi
tidak memerlukan oksigen, oleh karena itulah, proses fermentasi pada singkong harus
tertutup rapat serta pemilihan tempat penyimpanan diletakkan pada tempat yang
sejuk dan tidak terkena matahari secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
“Bioteknologi.” https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi.
http://rezaraharjadmpntb.blogspot.com/2015/09/laporan-biologi-fermentasi-tapai.html
https://www.slideshare.net/fathriska/teknologi-fermentasi-tapai-singkong-marlia
Jakarta Waites, M.J., Morgan, N.L., Rockey, J.S., and Gary Higton (2001). Industrial
Microbiology: An Introduction. USA: Blackwell science.
Martini, T. 2002. Kajian pembuatan tepung cake tapai ubi kayu (Manihot esculenta
Crantz) instan dan penerimaan konsumen terhadap mutu organoleptik cake.
Sutanto, Teja Dwi. Dkk. Jurnal Gradien. Studi Kandungan Etanol Dalam Tapai Hasil
Fermentasi Beras Ketan Hitam Dan Putih. Vol. 2 No.1.
Wikipedia. “Tapai Singkong.” https://id.wikipedia.org/wiki/Tapai_singkong.
23
LAMPIRAN FOTO
24
25
26