Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Bioteknologi
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Bioteknologi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian bioteknologi.
2. Mengetahui sejarah perkembangan bioteknologi.
3. Memgetahui jenis-jenis bioteknologi.
4. Memahami tentang penerapan-penerapan bioteknologi.
5. Mengetahui sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi.
6. Memahami dampak negatif dari penerapan bioteknologi.
7. Memahami dampak-dampak positif bioteknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioteknologi
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi berasal dari
kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang berarti cara untuk memproduksi barang dan
jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk
menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan
bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970, bioteknologi selalu
berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering). Dari paduan dua kata tersebut
(bio dan teknologi) European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi
organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena manusia
telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi untuk
membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun istilah bioteknologi
baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi dalam pembuatan anggur (Kuswanti,
2008:113).
Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak tahun 1960-an
mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia telah mampu memanipulasi,
mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu organisme (Kuswanti, 2008:112).
Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban manusia. Bioteknologi telah
dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk menghasilkan minuman beralkohol dan makanan yang
difermentasikan. Bioteknologi mengalami perkembangan secara bertahap. Semenjak awal diterapkan,
sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal,
karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja
mikroorganisme.
Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di bidang biokimia,
biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa genetika yang akhirnya
mengantarkan kita ke suatu era modern. Kini bioteknologi telah benar-benar digunakan untuk menjawab
berbagai tantangan kehidupan manusia.
2.3 Jenis-jenis Bioteknologi
a. Bioteknologi Konvensial
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan peralatan
yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak, keju, sake (berasal
dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.
b. Bioteknologi Modern
2.4 Penerapan Bioteknologi
Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan
biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal
dengan sebutan “Bioteknologi” dan terkadang ada yang menyebut “Biomasadepan”. Beberapa ahli dan
badan internasional memberikan batasan bioteknologi sebagai: (1) Kegiatan yang menitikberatkan
pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam
industry yang dikaitkan dengan produksi masal. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan
terhadap jasad, system, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasad bagi
kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi
farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
a. Bioteknologi Kedokteran
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya dalam pembuatan antibodi
dan hormon (Anonim, 2013).
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi
monoklonal antara lain:
2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil
dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur
atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-
besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).
4. Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan
testosterone (Anonim, 2013).
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit digunakanlah
berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan ramuan beberapa macam tumbuhan yang
berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat zat sintesis dan
pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi
obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk
diabetes, protopin yang merupakan hormone pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang
mengalami kelatarbelakangan pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukemia, dan
sejenisnya (Maskoeri, 2013:218).
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka produksi pangan
secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui bioteknologi pertanian
yang antara lain. (1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid menjadi
poliploid sehingga dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan
lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup
panjang, tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara
biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang cukup lama.
Tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat berbunga.
Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara
tradisional.
d. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan pangan
manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik. Tetapi
tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Oleh karena itu, para
ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan, yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan
vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2) Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan
makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).
Setiap makhluk hidup mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, begitu juga dengan
mikroorganisme. Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki ukuran sangat kecil, sehingga populasi dalam jumlah yang sangat banyak dapat menempati
ruang yang kecil.
2. Reproduksinya cepat pada kondisi maksimum.
3. Adanya plasmid yang memudahkan proses rekayasa genetik dengan penyisipan gen lain ke cincin
plasmid mikroorganisme tersebut.
4. Mampu melakukan metabolisme dalam kondisi anaerob dengan menggunakan enzim-enzim yang
disekresikannya.
5. Memiliki sifat tetap dan tidak berubah-ubah.
Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam
persoalan dunia, seperti polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam kenyataannya
juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian (Wariyono, 2008:106).
Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam bebas dapat menimbulkan
dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir.
Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotype tidak tejadi secara alami sesuai dengan
dinamika populasi. Melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan
menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang seragam bertentangan
dengan prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).
Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah
penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flayr
Sayrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon
BGH disinyalir mengandung bahan kimia baruyang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia
(Wariyono, 2008:106).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili, gingseng, dan
opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan
tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian besar
(Wariyono, 2008:106).
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen makhluk
hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hokum alam dan sulit diterima masyarakat.
Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis. 90% menentang pemindahan
gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen hewan ke manusia (Wariyono, 2008:107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu.
Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi dimasukkan ke dalam buah semangka?
Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk
hidup. Hal itu bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk
hidup.
beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan) dari perkembangan bioteknologi
hingga saat ini, antara lain:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Bioteknologi Modern.
Kuswanti, Nur ddk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan Belajar IPA
Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.