Anda di halaman 1dari 31

1

LAPORAN HASIL PEMBUATAN PRODUK

MATA KULIAH PRODUK-PRODUK KIMIA UNTUK


KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh :

Triana Kusuma Jati

15614042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

2017

1
2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil pembuatan produk.

Adapun penulisan laporan percobaan ini bertujuan untuk memberikan


informasi tentang pembuatan produk tempe, tahu, yoghurt, dan produk bebas
(herbal).

Pada penulisan laporan pembuatan produk ini, berbagai permasalahan telah


penulis alami, oleh karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja
bukan karena kerja keras penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan hati


mengucapkan terimakasih kepada Ibu pengampu mata kuliah produk-produk kimia
untuk kewirausahaan yang telah senantiasa membimbing penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak


dapat kami sebutkan satu-persatu, yang telah membantu menyelesaikan laporan
percobaan ini.

Dalam menyusun laporan percobaan ini, penulis sangat menyadari


banyaknya kekurangan yang terdapat di dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan
ini lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Yogyakarta, 30 Oktober 2017

Penyusun

2
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................... 2

DAFTAR ISI ........................ 3

LAPORAN PEMBUATAN TEMPE ........................ 4-10

LAPORAN PEMBUATAN TAHU ......................... 11-18

LAPORAN PEMBUATAN YOGHURT ........................ 19-23

LAPORAN PEMBUATAN PRODUK ........................ 24-28

HERBAL

DAFTAR PUSTAKA ....................... 29

3
4

LAPORAN PEMBUATAN TEMPE

I. TINJAUAN PUSTAKA

Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya berbahan


baku kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai gizi yang baik. Fermentasi
pada pembuatan tempe terjadi karena aktivitas kapang Rhizopus oligosporus.
Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai
yang disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Fermentasi kedelai
menjadi tempe akan meningkatkan kandungan fosfor. Hal ini disebabkan oleh
hasil kerja enzim fitase yang dihasilkan kapang Rhizopus oligosporus yang
mampu menghidrolisis asam fitat menjadi inositol dan fhosfat yang bebas. Jenis
kapang yang terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi toksin,
bahkan mampu melindungi tempe dari aflatoksin. Tempe mengandung
senyawa antibakteri yang diproduksi oleh kapang tempe selama proses
fermentasi .

Tempe merupakan sumber protein yang baik. Setiap 100 g tempe

4
5

mengandung 18-20 g zat protein dan 4 g zat lemak (Tarwotjo, 1998). Tempe juga
memiliki berbagai sifat unggul seperti mengandung lemak jenuh rendah, kadar
vitamin B12 tinggi, mengandung antibiotik, dan berpengaruh baik pada
pertumbuhan badan. Selain itu asam-asam amino pada tempe lebih mudah
dicerna oleh tubuh jika dibandingkan dengan kacang kedelai. Vitamin B12 yang
terdapat pada tempe diproduksi oleh sejenis bakteri Klabsiella peumoniae.
Kekurangan vitamin B12 ini dapat menghambat pembentukan sel darah merah
(Koswara, 1995). Perbandingan komposisi kimia kedelai dan tempe per 100 g
bahan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia kedelai dan tempe per 100 g bahan

Komponen Ked Tempe


elai Kedelai
Protein (g) 30,2 18,3
Lemak (g) 15,6 4,0
Karbohidrat (g) 30,1 12,7
Air (g) 20,0 64,0

Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI., 1979

Tempe memiliki manfaat baik dari segi nutrisi maupun manfaat


kesehatan. Sebagai sumber nutrisi, tempe berperan sebagai sumber protein dan
mineral besi. Sebagai obat dan penunjang kesehatan, tempe berperan sebagai
anti diare (misalnya dalam pembuatan super oralit dari 40-50 g tempe) dan anti
bakteri.
Senyawa anti bakteri pada tempe dapat menghambat sembilan jenis
bakteri gram postitif dan satu jenis bakteri gram negatif, yaitu: Streptococcus

5
6

lactis, S. cremoris, Leuconostoc dextranicum, L. mesenteroides,


Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis, Clostridium botulinum, C.
sporogenes, C. butyricum, dan Klebsiella pneumoniae (Syarief et al., 1999).
Wang dan Hesseltine (1981) menyatakan bahwa Rhizopus oligosporus bahkan
dapat mencegah akumulasi aflatoksin yang ada pada kedelai dengan melakukan
hidrolisis.

Dalam tempe, kadar nitrogen totalnya sedikit bertambah, kadar abu


meningkat, tetapi kadar lemak dan kadar nitrogen asal proteinnya berkurang.

6
6

II. ALAT

1. Wadah

2. Tampah

3. Sendok

4. Kompor

5. Panci

III. BAHAN

1. Kedelai 0,5 kg

2. Ragi tempe ¼ sdm

3. Air Secukupnya

4. Plastik

IV. PROSEDUR

1. Sortir kedelai

6
7

2. Cuci kedelai hingga bersih

3. Rendam selama 14 jam

4. Kupas kulit kedelai

7
8

5. Rebus kedelai hingga lunak

6. Dinginkan kedelai yang sudah direbus dengan cara diangin-


anginkan

7. Ditaburkan ragi sebanyak ¼ sdm sampai rata

8. Kedelai dibungkus dengan plastik dan didiamkan pada suhu


kamar selama 2 hari

8
9

V. HASIL

Dari percobaan pembuatan tempe dari kedelai didapatkan 10 bungkus


kedelai. Kedelai dibungkus dengan plastik dan ditaruh dalam ruang tertutup agar
pertumbuhan bakterinya maksimum. Namun pada percobaan pembuatan tempe
kali ini kita tidak mendapatkan tempe yang jadi secara sempurna. Hal ini bisa
disebabkan beberapa faktor antara lain : kurang nya ragi atau terdapat perlakuan
yang menyebabkan bakteri tidak mau tumbuh secara maksimal.

Dikarenakan kedelai yang sudah dibungkus tidak menghasilkan jamur


yang dapat menjadi tempe maka pada lembar uji organoleptik untuk kelompok
kami tidak diisi oleh responden. Hal ini berarti tidak ada penilaian untuk
pembuatan tempe berdasarkan uji organoleptik.

9
10

VI. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Tempe 0,5 kg : Rp 7.500,-

Ragi tempe : Rp 12.000,-

Plastik : Rp 5.000,-

10
11

LAPORAN PEMBUATAN PRODUK TAHU

I. TINJAUAN PUSTAKA

Kata tahu berasal dari China tao-hu, teu-hu atau tokwa. Kata ”tao” atau
”teu” berarti kacang. Untuk membuat tahu menggunakan kacang kedelai (kuning,
putih), sedangkan ”hu” atau ”kwa” artinya rusak atau hancur menjadi bubur, jadi
tahu adalah makanan yang dibuat pakan salah satu bahan olahan dari kedelai yang
dihancurkan menjadi bubur .

Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai. Berbeda dengan
tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari China, seperti halnya kecap, taucu,
bakpao dan bakso. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han
sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang
bangsawan, anak dari Kaisar Han Gaouzu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han

Tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu


mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino
paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%).
Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani,
seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah, masyarakat
cenderung lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan pengganti
protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Menurut Suprapti (2005), tahu dibuat dari kacang kedelai dan dilakukan
proses penggumpalan (pengendapan). Kualitas tahu sangat bervariasi karena
perbedaan bahan penggumpalan dan perbedaan proses pembuatan. Tahu diproduksi
dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan
asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung secara cepat dan
serentak diseluruh bagian cairan sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang
semula tercampur dalam sari kedelai akan terperangkap didalamnya. Pengeluaran
air yang terperangkap tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tekanan,

11
12

semakin banyak air yang dapat dikeluarkan dari gumpalan protein, gumpalan
protein itulah yang disebut sebagai “tahu”.

II. ALAT
1. Kompor
2. Wadah
3. Blender
4. Sendok
5. Spatula
6. Wajan
7. Saringan
8. Cetakan mangkok

III. BAHAN

1. Kedelai ¼ kg
2. Cuka ½ sdm
3. Air (perbandingan air:kedelai = 7:1)

IV. PROSEDUR KERJA


1. Sortir kedelai yaitu dengan memisahkan kacang kedelai dari pengotor.

12
13

2. Dicuci kacang kedelai yang telah dibersihkan dari pengotor.

3. Rendam kacang kedelai yang telah dibersihkan selama 10 jam dalam


wadah yang tertutup.

13
14

4. Setelah 10 jam proses perendaman, kupas kulit kedelai yang


direndam sampai bersih.

5. Cuci kedelai yang telah dipisahkan dari kulitnya.

6. Di Giling kedelai menggunakan blender dengan perbandingan


air:kedelai = 7:1 .

14
15

7. Setelah di blender kemudian Saring kedelai dan ambil filtratnya .

8. Di masak filtrat hingga mendidih sambil diaduk perlahan

9. Tambahkan cuka ¼ sdm pada rebusan filtrat yang telah mendidih,


aduk hingga menggumpal dalam keadaan kompor dimatikan.

15
16

10. Setelah muncul banyak gumpalan, disaring gumpalan kemudian di


cetak .

11. Dicetak sesuai keinginan dan didapatkan Hasil tahu yang sudah dicetak
.

16
17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan pembuatan tahu didapatkan hasil 3 gumpalan residu


kedelai yang telah disaring. Bentuknya tidak bisa kotak karena tidak adanya
cetakan dan masih terdapat sedikit air dalam residu sehingga gumpalannya tidak
menggumpal sempurna dan hasilnya tekstur tahu tidak sempurna memadat.
Hasil uji organoleptik pada tahu yang tidak digoreng atau mentah
didapatkan hasil rata-rata penilaian responden berdasarkanwarna yaitu 3. Hal ini
berarti responden cukup suka dengan warna tahu mentah tersebut. Untuk pengujian
berdasarkan rasa, tahu mentah mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 2,5
atau 3 sehingga responden juga cukup menyukai tahu mentah tersebut dari segi
rasanya. Sedangkan dari segi tekstur didapatkan nilai rata-rata yaitu 2,5 atau 3. Hal
ini berarti responden cukup suka dengan tekstur tahu mentah tersebut. Dan yang
terakhir adalah penilaian terhadap aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari
responden yaitu 2,5 atau 3 sehingga bisa diartikan responden cukup suka dengan
aroma tahu mentah tersebut.

Uji organoleptik yang kedua adalah untuk tahu yang sudah digoreng. Hasil
uji organoleptik pada tahu yang digoreng didapatkan hasil rata-rata penilaian
responden berdasarkan warna yaitu 2,67 atau 3. Hal ini berarti responden cukup
suka dengan warna tahu goreng tersebut. Untuk pengujian berdasarkan rasa, tahu
goreng mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 2,4 atau 3 sehingga
responden juga cukup menyukai tahu goreng tersebut dari segi rasanya. Sedangkan
dari segi tekstur didapatkan nilai rata-rata yaitu 2,4 atau 3. Hal ini berarti responden

17
18

cukup suka dengan tekstur tahu goreng tersebut. Dan yang terakhir adalah penilaian
terhadap aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari responden yaitu 2,5 atau 3
sehingga bisa diartikan responden cukup suka dengan aroma tahu goreng tersebut.

VI. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI


1. Kacang kedelai ½ Kg :Rp.7.500.-
2. Cuka :Rp. 3.500.-
3. Total : Rp 11.000.-

18
19

LAPORAN PEMBUATAN YOGHURT

I. TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau
susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan
atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
diizinkan (BSN, 2009). Hasil fermentasi oleh bakteri asam laktat tersebut
menjadikan cita rasa susu menjadi asam .
Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki, yaitu “jugurt” yang berarti susu
asam. Yoghurt umumnya adalah sejenis produk susu terkoagulasi, diperoleh dari
fermentasi asam laktat melalui aktivitas Lactobacillus acidhopilus, Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, dimana mikroorganisme dalam produk
akhir harus hidup-aktif dan berlimpah (Budiastuti, 2012). Bakteri asam laktat yang
digunakan untuk membuat yoghurt mampu memproduksi asam laktat, sehingga
produk yang terbentuk berupa susu yang mengalami koagulasi protein atau
menggumpal dengan rasa asam yang mempunyai cita rasa khas. Proses biokimia
pada yoghurt adalah selama proses fermentasi berlangsung laktosa susu diubah
menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat, pemecahan laktosa menjadi asam
laktat oleh aktivitas bakteri asam laktat akan meningkatkan keasaman susu,
sehingga menyebabkan yoghurt memiliki rasa asam .
Yoghurt mempunyai tekstur yang agak kental sampai kental atau semi padat
dengan kekentalan yang homogen akibat dari penggumpalan protein karena asam
organik yang dihasilkan oleh kultur starter (Surono, 2004). Pembuatan yoghurt
terdiri persiapan bahan, persiapan starter, pasteurisasi susu, inokulasi susu dengan
starter, diinkubasi (fermentasi) (Jannah et al., 2014). Yoghurt berdasarkan
citarasanya dibedakan menjadi yoghurt alami atau sederhana dan yoghurt buah.
Yoghurt alami adalah yoghurt yang tidak dilakukan penambahan cita rasa atau
flavor yang lain sehingga asamnya tajam. Penambahan sari buah atau ekstrak buah
atau jus buah dilakukan untuk meningkatkan kualitas yoghurt, sehingga menjadi
salah satu cara diversifikasi yoghurt .

19
20

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan yoghurt yaitu susu skim,


kultur starter bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus
thermophilus, Lactobacillus acidophilus dan sebagainya), serta ekstrak buah untuk
penambahan rasa (Jannah et al., 2014). Manfaat dari mengonsumsi yoghurt antara
lain untuk penderita lactose intolerant, melawan pertumbuhan bakteri patogen yang
sudah maupun yang baru masuk dan menginfeksi di dalam saluran pencernaan,
mereduksi kanker atau tumor di saluran pencernaan, mereduksi jumlah kolesterol
dalam darah dan stimulasi sistem syaraf, khusus untuk saluran pencernaan dan
stimulasi pembuangan kotoran.

II. ALAT
1. Panci
2. Toples Kaca
3. Kompor
4. Pengaduk
5. Blender
6. Pisau
7. Saringan
8. Wadah

III. BAHAN
1. Susu cair murni
2. Starter (Yoghurt Plain)
3. Buah (sesuai selera)
4. Air

20
21

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pensterilan alat

2. Pembuatan sari buah

3. Pasteurisasi

21
22

4. Pendinginan

5. Inokulasi

6. Inkubasi

22
23

V. HASIL
Yoghurt yang dihasilkan berbentuk putih agak kental dan seperti yoghurt
pada umumnya. Yoghurt yang sudah diolah kemudian diinkubasi didalam sebuah
tempat terturup seperti dalam botol. Kemudian yoghurt dibuka saat paginya agar
tidak terlalu diinkubasi.
Yoghurt yang sudah diinkubasi atau jadi kemudian diujikan warna, tekstur,
aroma, dan rasanya. Hasil uji organoleptik pada yoghurt didapatkan hasil rata-rata
penilaian responden berdasarkan warna yaitu 4. Hal ini berarti responden suka
dengan warna yoghurt tersebut. Untuk pengujian berdasarkan rasa, yoghurt
mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 3 sehingga responden juga cukup
menyukai yoghurt tersebut dari segi rasanya. Sedangkan dari segi tekstur
didapatkan nilai rata-rata yaitu 3,13 atau 3. Hal ini berarti responden cukup suka
dengan tekstur yoghurt tersebut. Dan yang terakhir adalah penilaian terhadap
aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari responden yaitu 3,067 atau 3
sehingga bisa diartikan responden cukup suka dengan aroma tahu mentah tersebut.

Gambar hasil yoghurt

VI. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

1. Susu cair murni : Rp. 16.000,-


2. Yoghurt plain : Rp. 7.500,-
3. Buah kelengkeng : Rp. 7.500,-

23
24

LAPORAN PEMBUATAN PRODUK BEBAS

I. TINJAUAN PUSTAKA
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat
yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa
dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang
digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan
buah kering.
Di Indonesia, rempah-rempah dan bumbu dapur merupakan kekayaan
alam yang melimpah. Bahkan sejarah mencatat, penjajah seperti Belanda dan
Portugis mengincar kekayaan rempah-rempah ini terutama di daerah Maluku dan
Ambon.
Peran bumbu untuk masakan selain untuk mencipatakan rasa yang enak
juga berfungsi untuk memberi warna dan aroma yang sedap untuk masakan.
Dengan formulasi bumbu yang berbeda, bahan masakan yang sama akan
menghasilkan rasa yang berbeda pula.
Dalam dunia kuliner, bumbu-bumbu dapur(rempah-rempah) ini
dikategorikan ke dalam berbagai golongan :
Kunyit
Kunyit biasanya digunakan untuk menghilangkan bau amis pada ikan atau
daging. Selain itu, kunyit juga terkenal sebagai pewarna alami makanan seperti
pembuatan nasi kuning, nasi tumpeng, ayam bumbu kuning dan lain sebagainya.
Selain itu, kunyit ternyata bisa mencegah pertumbuhan sel kanker, mencegah
penyakit alzeimer dan meningkatkan imun tubuh.
Kemiri
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini berkhasiat mengobati
buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam,
sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi. Zat non gizi
dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Banyak peneliti telah
membuktikan bahwa ketiga komponen ini memiliki arti besar bagi kesehatan.

24
25

Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak,
dan karbohidrat.
Mineral yang dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium,
dan kalsium. Juga terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium, dalam
jumlah sedikit.
Kandungan penting lainnya adalah vitamin, folat, serta fitosterol yang
dapat meruask enzim pembentuk kolesterol di dalam hati, sehingga menghambat
pembentukan kolesterol. Protein pada biji kemiri terdiri dari asam amino esensial
maupun nonesensial. Fungsi asam amino esensial antara lain untuk pertumbuhan
karena asam amino terdapat di semua jaringan dan membentuk protein dan
antibodi.
Ketumbar
Ketumbar juga berdampak positif terhadap kesehatan karena hampir
seluruh bagian tanaman dapat digunakan sebagai obat, daun yang muda untuk
lalaban, analgesic dan obat sakit mata (Basu, 1975), dan bunganya bersifat
karminatif (Hargono, 1989). Selain itu minyak ketumbar dapat untuk
menghilangkan rasa mual, sariawan dan pelega perut (Soeharso, 1988) serta
mencegah bau nafas tak sedap (Duryatmo, 1999).
Ketumbar juga digunakan untuk obat mual, mulas waktu haid, pelancar
ASI dan pencernaan. Daunnya dapat digunakan untuk obat batuk, demam atau
campak (De Guzman and Siemonsma 1999; PT Eisei 1995; Heyne 1987; Burkill
1935). Kandungan atsiri ketumbar di antaranya adalah coriandrol (linalool) yang
banyak digunakan untuk parfum (Archanter 1969). Kandungan linalool ketumbar
berkisar antara 25-80% (Purseglove et al. 1981).
Ketumbar juga sangat berperan aktif untuk tubuh manusia,
pemanfaatannya pun sudah mulai digunakan sebagai obat herbal yang dapat
menyembuhkan penyakit, namun pada pemanfaatannya pun masih dalam tahap
komposisi yang artinya sebagai rempah pendukung untuk rempah lain agar
kandungan dan manfaatnya lebih bermanfaat lagi untuk tubuh manusia.

25
26

II. ALAT
1. Kompor
2. Wajan
3. Ulekan
4. Pisau

III. BAHAN
1. ¼ kg buncis
2. 3 buah wortel
3. 4 siung bawang merah
4. 2 siung bawang putih
5. Kemiri 3 butir
6. Kunyit 1 buah
7. Ketumbar
8. Garam
9. Gula merah
10. Micin
11. Tomat 1 buah
12. Air

IV. PROSEDUR KERJA


1. Di iris buncis ukuran 1,5 cm dan wortel di iris panjang-panjang

26
27

2. Goreng kunyit dan ketumbar dengan api kecil

3. Tumbuk kunyit dan ketumbar dengan kemiri, bawang merah, bawang


putih, gula merah, garam.
4. Diiris bawang merah 2 siung dan tomat dengan ukuran kecil
5. Tumis bawang merah yang sudah diiris

6. Masukan bumbu yang sudah dihaluskan


7. Masukan air ½ gelas
8. Setelah bumbu matang, masukan sayuran
9. Setelah sayuran agak layu, masukan micin secukupnya
10. Angkat dan hidangkan

27
28

V. HASIL
Pembuatan produk bebas yang kami hasilkan adalah sayur tumis wortel
dan buncis. Hasil dari produk herbal kamu kemudian di uji organoleptik. Produk
herbal yang sudah dimasak hingga matang kemudian diujikan warna, tekstur,
aroma, dan rasanya. Hasil uji organoleptik pada produk herbal didapatkan hasil
rata-rata penilaian responden berdasarkan warna yaitu 3,53 atau 4. Hal ini berarti
responden suka dengan warna yoghurt tersebut. Untuk pengujian berdasarkan
rasa, produk herbal mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 3,2 atau 3
sehingga responden juga cukup menyukai produk herbal tersebut dari segi
rasanya. Sedangkan dari segi tekstur didapatkan nilai rata-rata yaitu3,26 atau 3.
Hal ini berarti responden cukup suka dengan tekstur yoghurt tersebut. Dan yang
terakhir adalah penilaian terhadap aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari
responden yaitu 3,67 atau 4 sehingga bisa diartikan responden suka dengan aroma
produk herbal tersebut.

VI. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI


Buncis : Rp. 2.500,-
Wortel : Rp. 3.000,-
Gula merah : Rp. 3.000,-
Garam : Rp. 1.500,-
Micin : Rp. 500,-
Ketumbar : Rp. 1.200,-
Kunyit : Rp. 300,-
Bawang merah : Rp. 2.000,-
Bawang putih : Rp. 1.000
Tomat : Rp. 500,-

28
29

DAFTAR PUSTAKA
Dwinaningsih, E Ayu. 2010. Karakteristik Kimia Dan Sensori Tempe
Dengan Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras Dan Penambahan Angkak Serta
Variasi Lama Fermentasi. eprints.uns.ac.id
https://www.kompasiana.com/dhave/rempah-harta-karun-nusantara-yang-
diincar-bangsa-eropa_58db3290717e61cc06658435 diakses pada tanggal 30
Oktober 2017 pada jam 01.00 WIB.
Purwaningsih.2007. Pembuatan Tahu. E-book dalam books.google.com

29
30

30

Anda mungkin juga menyukai