Disusun oleh :
15614042
2017
1
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil pembuatan produk.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
HERBAL
3
4
I. TINJAUAN PUSTAKA
4
5
mengandung 18-20 g zat protein dan 4 g zat lemak (Tarwotjo, 1998). Tempe juga
memiliki berbagai sifat unggul seperti mengandung lemak jenuh rendah, kadar
vitamin B12 tinggi, mengandung antibiotik, dan berpengaruh baik pada
pertumbuhan badan. Selain itu asam-asam amino pada tempe lebih mudah
dicerna oleh tubuh jika dibandingkan dengan kacang kedelai. Vitamin B12 yang
terdapat pada tempe diproduksi oleh sejenis bakteri Klabsiella peumoniae.
Kekurangan vitamin B12 ini dapat menghambat pembentukan sel darah merah
(Koswara, 1995). Perbandingan komposisi kimia kedelai dan tempe per 100 g
bahan dapat dilihat pada Tabel 1.
5
6
6
6
II. ALAT
1. Wadah
2. Tampah
3. Sendok
4. Kompor
5. Panci
III. BAHAN
1. Kedelai 0,5 kg
3. Air Secukupnya
4. Plastik
IV. PROSEDUR
1. Sortir kedelai
6
7
7
8
8
9
V. HASIL
9
10
Plastik : Rp 5.000,-
10
11
I. TINJAUAN PUSTAKA
Kata tahu berasal dari China tao-hu, teu-hu atau tokwa. Kata ”tao” atau
”teu” berarti kacang. Untuk membuat tahu menggunakan kacang kedelai (kuning,
putih), sedangkan ”hu” atau ”kwa” artinya rusak atau hancur menjadi bubur, jadi
tahu adalah makanan yang dibuat pakan salah satu bahan olahan dari kedelai yang
dihancurkan menjadi bubur .
Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai. Berbeda dengan
tempe yang asli dari Indonesia, tahu berasal dari China, seperti halnya kecap, taucu,
bakpao dan bakso. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han
sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang
bangsawan, anak dari Kaisar Han Gaouzu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han
Menurut Suprapti (2005), tahu dibuat dari kacang kedelai dan dilakukan
proses penggumpalan (pengendapan). Kualitas tahu sangat bervariasi karena
perbedaan bahan penggumpalan dan perbedaan proses pembuatan. Tahu diproduksi
dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan
asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung secara cepat dan
serentak diseluruh bagian cairan sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang
semula tercampur dalam sari kedelai akan terperangkap didalamnya. Pengeluaran
air yang terperangkap tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tekanan,
11
12
semakin banyak air yang dapat dikeluarkan dari gumpalan protein, gumpalan
protein itulah yang disebut sebagai “tahu”.
II. ALAT
1. Kompor
2. Wadah
3. Blender
4. Sendok
5. Spatula
6. Wajan
7. Saringan
8. Cetakan mangkok
III. BAHAN
1. Kedelai ¼ kg
2. Cuka ½ sdm
3. Air (perbandingan air:kedelai = 7:1)
12
13
13
14
14
15
15
16
11. Dicetak sesuai keinginan dan didapatkan Hasil tahu yang sudah dicetak
.
16
17
Uji organoleptik yang kedua adalah untuk tahu yang sudah digoreng. Hasil
uji organoleptik pada tahu yang digoreng didapatkan hasil rata-rata penilaian
responden berdasarkan warna yaitu 2,67 atau 3. Hal ini berarti responden cukup
suka dengan warna tahu goreng tersebut. Untuk pengujian berdasarkan rasa, tahu
goreng mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 2,4 atau 3 sehingga
responden juga cukup menyukai tahu goreng tersebut dari segi rasanya. Sedangkan
dari segi tekstur didapatkan nilai rata-rata yaitu 2,4 atau 3. Hal ini berarti responden
17
18
cukup suka dengan tekstur tahu goreng tersebut. Dan yang terakhir adalah penilaian
terhadap aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari responden yaitu 2,5 atau 3
sehingga bisa diartikan responden cukup suka dengan aroma tahu goreng tersebut.
18
19
I. TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau
susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan
atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
diizinkan (BSN, 2009). Hasil fermentasi oleh bakteri asam laktat tersebut
menjadikan cita rasa susu menjadi asam .
Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki, yaitu “jugurt” yang berarti susu
asam. Yoghurt umumnya adalah sejenis produk susu terkoagulasi, diperoleh dari
fermentasi asam laktat melalui aktivitas Lactobacillus acidhopilus, Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, dimana mikroorganisme dalam produk
akhir harus hidup-aktif dan berlimpah (Budiastuti, 2012). Bakteri asam laktat yang
digunakan untuk membuat yoghurt mampu memproduksi asam laktat, sehingga
produk yang terbentuk berupa susu yang mengalami koagulasi protein atau
menggumpal dengan rasa asam yang mempunyai cita rasa khas. Proses biokimia
pada yoghurt adalah selama proses fermentasi berlangsung laktosa susu diubah
menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat, pemecahan laktosa menjadi asam
laktat oleh aktivitas bakteri asam laktat akan meningkatkan keasaman susu,
sehingga menyebabkan yoghurt memiliki rasa asam .
Yoghurt mempunyai tekstur yang agak kental sampai kental atau semi padat
dengan kekentalan yang homogen akibat dari penggumpalan protein karena asam
organik yang dihasilkan oleh kultur starter (Surono, 2004). Pembuatan yoghurt
terdiri persiapan bahan, persiapan starter, pasteurisasi susu, inokulasi susu dengan
starter, diinkubasi (fermentasi) (Jannah et al., 2014). Yoghurt berdasarkan
citarasanya dibedakan menjadi yoghurt alami atau sederhana dan yoghurt buah.
Yoghurt alami adalah yoghurt yang tidak dilakukan penambahan cita rasa atau
flavor yang lain sehingga asamnya tajam. Penambahan sari buah atau ekstrak buah
atau jus buah dilakukan untuk meningkatkan kualitas yoghurt, sehingga menjadi
salah satu cara diversifikasi yoghurt .
19
20
II. ALAT
1. Panci
2. Toples Kaca
3. Kompor
4. Pengaduk
5. Blender
6. Pisau
7. Saringan
8. Wadah
III. BAHAN
1. Susu cair murni
2. Starter (Yoghurt Plain)
3. Buah (sesuai selera)
4. Air
20
21
3. Pasteurisasi
21
22
4. Pendinginan
5. Inokulasi
6. Inkubasi
22
23
V. HASIL
Yoghurt yang dihasilkan berbentuk putih agak kental dan seperti yoghurt
pada umumnya. Yoghurt yang sudah diolah kemudian diinkubasi didalam sebuah
tempat terturup seperti dalam botol. Kemudian yoghurt dibuka saat paginya agar
tidak terlalu diinkubasi.
Yoghurt yang sudah diinkubasi atau jadi kemudian diujikan warna, tekstur,
aroma, dan rasanya. Hasil uji organoleptik pada yoghurt didapatkan hasil rata-rata
penilaian responden berdasarkan warna yaitu 4. Hal ini berarti responden suka
dengan warna yoghurt tersebut. Untuk pengujian berdasarkan rasa, yoghurt
mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 3 sehingga responden juga cukup
menyukai yoghurt tersebut dari segi rasanya. Sedangkan dari segi tekstur
didapatkan nilai rata-rata yaitu 3,13 atau 3. Hal ini berarti responden cukup suka
dengan tekstur yoghurt tersebut. Dan yang terakhir adalah penilaian terhadap
aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari responden yaitu 3,067 atau 3
sehingga bisa diartikan responden cukup suka dengan aroma tahu mentah tersebut.
23
24
I. TINJAUAN PUSTAKA
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat
yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa
dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang
digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan
buah kering.
Di Indonesia, rempah-rempah dan bumbu dapur merupakan kekayaan
alam yang melimpah. Bahkan sejarah mencatat, penjajah seperti Belanda dan
Portugis mengincar kekayaan rempah-rempah ini terutama di daerah Maluku dan
Ambon.
Peran bumbu untuk masakan selain untuk mencipatakan rasa yang enak
juga berfungsi untuk memberi warna dan aroma yang sedap untuk masakan.
Dengan formulasi bumbu yang berbeda, bahan masakan yang sama akan
menghasilkan rasa yang berbeda pula.
Dalam dunia kuliner, bumbu-bumbu dapur(rempah-rempah) ini
dikategorikan ke dalam berbagai golongan :
Kunyit
Kunyit biasanya digunakan untuk menghilangkan bau amis pada ikan atau
daging. Selain itu, kunyit juga terkenal sebagai pewarna alami makanan seperti
pembuatan nasi kuning, nasi tumpeng, ayam bumbu kuning dan lain sebagainya.
Selain itu, kunyit ternyata bisa mencegah pertumbuhan sel kanker, mencegah
penyakit alzeimer dan meningkatkan imun tubuh.
Kemiri
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini berkhasiat mengobati
buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut, sembelit, demam,
sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat gizi dan nongizi. Zat non gizi
dalam kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Banyak peneliti telah
membuktikan bahwa ketiga komponen ini memiliki arti besar bagi kesehatan.
24
25
Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri contohnya protein, lemak,
dan karbohidrat.
Mineral yang dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium,
dan kalsium. Juga terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium, dalam
jumlah sedikit.
Kandungan penting lainnya adalah vitamin, folat, serta fitosterol yang
dapat meruask enzim pembentuk kolesterol di dalam hati, sehingga menghambat
pembentukan kolesterol. Protein pada biji kemiri terdiri dari asam amino esensial
maupun nonesensial. Fungsi asam amino esensial antara lain untuk pertumbuhan
karena asam amino terdapat di semua jaringan dan membentuk protein dan
antibodi.
Ketumbar
Ketumbar juga berdampak positif terhadap kesehatan karena hampir
seluruh bagian tanaman dapat digunakan sebagai obat, daun yang muda untuk
lalaban, analgesic dan obat sakit mata (Basu, 1975), dan bunganya bersifat
karminatif (Hargono, 1989). Selain itu minyak ketumbar dapat untuk
menghilangkan rasa mual, sariawan dan pelega perut (Soeharso, 1988) serta
mencegah bau nafas tak sedap (Duryatmo, 1999).
Ketumbar juga digunakan untuk obat mual, mulas waktu haid, pelancar
ASI dan pencernaan. Daunnya dapat digunakan untuk obat batuk, demam atau
campak (De Guzman and Siemonsma 1999; PT Eisei 1995; Heyne 1987; Burkill
1935). Kandungan atsiri ketumbar di antaranya adalah coriandrol (linalool) yang
banyak digunakan untuk parfum (Archanter 1969). Kandungan linalool ketumbar
berkisar antara 25-80% (Purseglove et al. 1981).
Ketumbar juga sangat berperan aktif untuk tubuh manusia,
pemanfaatannya pun sudah mulai digunakan sebagai obat herbal yang dapat
menyembuhkan penyakit, namun pada pemanfaatannya pun masih dalam tahap
komposisi yang artinya sebagai rempah pendukung untuk rempah lain agar
kandungan dan manfaatnya lebih bermanfaat lagi untuk tubuh manusia.
25
26
II. ALAT
1. Kompor
2. Wajan
3. Ulekan
4. Pisau
III. BAHAN
1. ¼ kg buncis
2. 3 buah wortel
3. 4 siung bawang merah
4. 2 siung bawang putih
5. Kemiri 3 butir
6. Kunyit 1 buah
7. Ketumbar
8. Garam
9. Gula merah
10. Micin
11. Tomat 1 buah
12. Air
26
27
27
28
V. HASIL
Pembuatan produk bebas yang kami hasilkan adalah sayur tumis wortel
dan buncis. Hasil dari produk herbal kamu kemudian di uji organoleptik. Produk
herbal yang sudah dimasak hingga matang kemudian diujikan warna, tekstur,
aroma, dan rasanya. Hasil uji organoleptik pada produk herbal didapatkan hasil
rata-rata penilaian responden berdasarkan warna yaitu 3,53 atau 4. Hal ini berarti
responden suka dengan warna yoghurt tersebut. Untuk pengujian berdasarkan
rasa, produk herbal mendapat nilai rata-rata dari responden sebesar 3,2 atau 3
sehingga responden juga cukup menyukai produk herbal tersebut dari segi
rasanya. Sedangkan dari segi tekstur didapatkan nilai rata-rata yaitu3,26 atau 3.
Hal ini berarti responden cukup suka dengan tekstur yoghurt tersebut. Dan yang
terakhir adalah penilaian terhadap aromanya. Dari segi aroma nilai rata-rata dari
responden yaitu 3,67 atau 4 sehingga bisa diartikan responden suka dengan aroma
produk herbal tersebut.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Dwinaningsih, E Ayu. 2010. Karakteristik Kimia Dan Sensori Tempe
Dengan Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras Dan Penambahan Angkak Serta
Variasi Lama Fermentasi. eprints.uns.ac.id
https://www.kompasiana.com/dhave/rempah-harta-karun-nusantara-yang-
diincar-bangsa-eropa_58db3290717e61cc06658435 diakses pada tanggal 30
Oktober 2017 pada jam 01.00 WIB.
Purwaningsih.2007. Pembuatan Tahu. E-book dalam books.google.com
29
30
30