Oleh:
KATA PENGANTAR
Penulis
MUHAMMAD FACHRI
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………….1
Daftar isi………………………………………………………………………..2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan.......................................................................................4
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian bioteknologi............................................................................5
2.2 Sejarah singkat perkembangan bioteknologi............................................5
2.3 Jenis-jenis bioteknologi............................................................................6
2.4 Penerapan bioteknologi............................................................................7
2.5 Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi.......................................9
2.6 Dampak negatif penerapan bioteknologi.................................................9
2.7 Dampak positif bioteknologi....................................................................10
2.8 Ilmu-ilmu yang mendukung bioteknologi................................................ 11
Daftar
Pustaka................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya dalam pembuatan
antibodi dan hormon (Anonim, 2013).
1. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi
monoklonal antara lain:
Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil.
Mengikat racun dan menonaktifkannya.
Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain (Anonim, 2013).
2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme.
Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari
mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur
atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-
besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).
4. Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon.
Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan
testosterone (Anonim, 2013).
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit
digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan ramuan beberapa macam
tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat
zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk
memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk
diabetes, protopin yang merupakan hormone pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang
mengalami kelatarbelakangan pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukemia, dan
sejenisnya (Maskoeri, 2013:218).
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka produksi pangan
secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui bioteknologi pertanian
yang antara lain. (1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid menjadi
poliploid sehingga dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe menjadi besar, dan
lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup
panjang, tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara
biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang cukup lama.
Tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat berbunga.
Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara
tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam masa tanam dan
juga meningkatkan kualitas panen. Dalam memperbanyak tumbuhan secara kloning (cloning) pada
tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur
jaringan. Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).
d. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan pangan
manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik. Tetapi
tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Oleh karena itu, para
ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan, yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan
vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2) Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan
makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).
meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman
transgenic kebal hama.
Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas) pertanian, perkebunan,
peternakan, maupun perikanan dengan temuan bibit unggul.
Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu
menjadi yoghurt., mentega, dan keju.
Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam (biohidrometalurgi).
Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, seperti: bakteri
pemakan plastik dan paraffin, bakteri penghasil bahan plastik biodegradable.
Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy, misalnya bioethanol, dan biogas.
Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu, misalnya penyakit
kelainan genetis dengan terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, dan vaksin.
Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan teknologi transplantasi
nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa dilestarikan.
Dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.
Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kuswanti, Nur ddk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan Belajar
IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.