Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
MEMBUAT TEMPE

NAMA : MUHAMMAD ULUL AZMI

KELAS : 9H

NO. ABSEN : 16

SMP N 3 KARANGANYAR
2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan yang berjudul “Laporan Bioteknologi Konvensional Membuat Tempe” telah


disahkan dan disetujui pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Februari 2021

Mengetahui,

Guru Mapel, Wali Kelas,

TRIAS INDRIATI, S.Pd. ANY INDRIY ASTUTI, S.Pd.


NIP. 19741227 200701 2 010 NIP. 19680429 200604 2 004

Kepala Sekolah,

JAKA WALUYA, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19671208 199501 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan kliping ini dengan baik. Karena dengan izin-Nya kami dapat
membuat dan menyelesaikan kliping ini walaupun masih banyak kekurangan.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing
kami. Besar harapan kami, kehadiran kliping ini dapat memberikan kontribusi bagi
terselenggaranya pendidikan yang berkualitas serta mendorong siswa untuk menjadi
generasi berprestasi.
Kami menyadari dalam penyusunan kliping ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu dengan kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran dari semua
pihak untuk/memperbaiki kliping ini sehingga menjadi lebih baik.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii

KATA PENGANTAR............................................................................................ iii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.................................................................... 1


1.2. RUMUSAN MASALAH................................................................ 1
1.3. TUJUAN PENYUSUNAN KLIPING............................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI................................................ 3


2.2 JENIS-JENIS BIOTEKNOLOGI................................................... 3
2.3 PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI........................................... 4
2.4 DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI................................ 7
2.5 CONTOH PEMBUATAN BIOTEKNOLOGI PANGAN
(TEMPE)......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

.1 KESIMPULAN............................................................................... 15
.1 SARAN........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan


terhadap ilmu pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan
juga akan berdampak pesat pada teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang saat ini adalah bioteknologi.

Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya


harus dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang
mungkin ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan,
penalaran, logika, moral,agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat
membantu menuntun kita pada tujuan pengembangan IPTEK yang sebenarnya.

Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian


beberapa disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam
tersebut ialah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia,
rekayasa genetika dan teknik kimia.

Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru, bioteknologi sebenarnya


telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah
penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah proses
mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan
intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari
kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting sutau mikroorganisme
guna memenuhi kebutuhannya.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan.  Setiap inivasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif
bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara
baru dalam melakukan aktivitas manusia.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi ?
b. Jelaskan jenis-jenis bioteknologi !
c. Jelaskan tentang penerapan bioteknologi !
d. Apa dampak positif dan negatif dari bioteknologi ?
e. Contoh penerapan bioteknologi pada tempe ?

1.3. TUJUAN PENYUSUNAN KLIPING


a. Memahami dan mengetahui pengertian bioteknologi
b. Mengetahui jenis-jenis biteknologi
c. Memahami tentang penerapan-penerapan bioteknologi
d. Memahami dampak positif dan negative dari bioteknologi
e. Mengetahui penerapan bioteknologi pada pembuatan tempe

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI


Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup
dan “teknologi” yang berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan
secara bebas dapat didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan organisme
hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia
(Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada
perkembangannya sampai pada tahun 1970, bioteknologi selalu berasosiasi
dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering). Dari paduan dua kata
tersebut (bio dan teknologi) European Federation of Biotechnology (1989)
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan
ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel,
bagian dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk
dan jasa.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun
yang lalu, karena manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi untuk membuat makanan
bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun istilah
bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi
dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).
Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler
sejak tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat.
Dewasa ini, manusia telah mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau
menambahkan sifat tertentu pada suatu organisme (Kuswanti, 2008:112).

2.2 JENIS-JENIS BIOTEKNOLOGI


Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bioteknologi Konvensial

3
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang
dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa
genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak, keju, sake (berasal dari Jepang),
yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.
b. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada
manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan
dasar mikrobiologi  dan biokimia. Penerapan bioteknologi modern juga
mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul hasil
manipulasi genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang
tahan lama (pangan), tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap
serangan penyakit tertentu (pertanian), hormone insulin yang dihasilkan oleh
E.Coli (kedokteran dan farmasi).

2.3 PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI


Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup,
manusia memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi
modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal dengan sebutan “Bioteknologi”
dan terkadang ada yang menyebut “Biomasadepan”. Beberapa ahli dan badan
internasional memberikan batasan bioteknologi sebagai: (1) Kegiatan yang
menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses
dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan dengan
produksi masal. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan
terhadap jasad, system, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup,
benda mati, atau jasad bagi kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih
lanjut, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi
pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
a. Bioteknologi Kedokteran
Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat
menghasilkan zat immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit.
Misalnya hepatitis, kanker hati, lepra, dan sebagainya. Dapat pula dilakukan
pengambilan informasi genetik yang ada pada manusia untuk “dicangkok”
pada bakteri agar bakteri tersebut dapat mensintesa insulin. Insulin adalah
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berguna untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar

4
pankreas ini kurang berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi.
Dengan bantuan rekayasa gentika maka dapat diproduksi insulin dalam
jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada penderita
diabetes (Harmoni, 1992:104). Bioteknologi mempunyai peran penting
dalam bidang kedoktoran, misalnya dalam pembuatan antibodi dan hormon
(Anonim, 2013).
1. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu
sumber tunggal. Manfaat antibodi monoklonal antara lain:
a) Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam
urin wanita hamil.
b) Mengikat racun dan menonaktifkannya.
c) Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain
(Anonim, 2013).
2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap
tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan
bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari
mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme
tertentu dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain
yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau
bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai
diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli
dari Amerika Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).
4. Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan
mikroorganisme untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang
telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan
testosterone (Anonim, 2013).
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen
atau bibit penyakit digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman
dahulu digunakan ramuan beberapa macam tumbuhan yang berupa sari atau

5
ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat zat
sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa
genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan
hasil bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk diabetes, protopin yang
merupakan hormone pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang
mengalami kelatarbelakangan pertumbuhan, alfainterferon untuk
pengobatan sejenis leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri, 2013:218).
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh
terus, maka produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya.
Oleh karena itu, dicari jalan melalui bioteknologi pertanian yang antara lain.
(1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid
menjadi poliploid sehingga dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya
buah tomat dan cabe menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada
keadaan biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang,
tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga
anggrek yang secara biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga
berbunga memerlukan waktu yang cukup lama. Tetapi melalui kultur
jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat
berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih
cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara tradisional. Dengan demikian, dapat
mengatasi kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam masa tanam dan juga
meningkatkan kualitas panen. Dalam memperbanyak tumbuhan secara
kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi
dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan. Misalnya pada
kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013:219).
d.  Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat
dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik. Tetapi tampaknya juga
tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Oleh
karena itu, para ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan,
yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan
ternak, dan (2) Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya
lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).

6
2.4 DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI
a. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi
Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan
dapat menjelaskan berbagai macam persoalan dunia, seperti polusi, penyakit,
pertanian, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam kenyataannya juga
menimbulkan dampak yang membawa kerugian (Wariyono, 2008:106).
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam
bebas dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang
dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir. Dengan
keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotype tidak tejadi secara
alami sesuai dengan dinamika populasi. Melainkan menurut kebutuhan
pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya,
bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang seragam
bertentangan dengan prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu
keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan
masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa
telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flayr
Sayrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi
yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia
baruyang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia (Wariyono,
2008:106).
3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh pada kehidupan
masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil.
Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (boyine growth hormone =
BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan
menggususr peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi (Wariyono, 2008:106).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat,
kopi, gula, kelapa, vanili, gingseng, dan opium akan dapat dihasilkan

7
melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan
tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi
akan menderita kerugian besar (Wariyono, 2008:106).
4. Dampak tehadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang
serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat
dianggap melanggar hokum alam dan sulit diterima masyarakat.
Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak
etis. 90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan. 75%
menentang pemindahan gen hewan ke manusia (Wariyono, 2008:107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi
penganut agama Islam, kalau gen babi dimasukkan ke dalam buah
semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa
merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai
intrinsik makhluk hidup.

b. Dampak Positif Bioteknologi


Beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan)
dari perkembangan bioteknologi hingga saat ini, antara lain:
1. Meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit
tanaman, misalnya tanaman transgenic kebal hama.
2. Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas)
pertanian, perkebunan, peternakan, maupun perikanan dengan temuan
bibit unggul.
3. Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan
tertentu, seperti air susu menjadi yoghurt., mentega, dan keju.
4. Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan
logam (biohidrometalurgi).
5. Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran
lingkungan, seperti: bakteri pemakan plastik dan paraffin, bakteri
penghasil bahan plastik biodegradable.

8
6. Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy,
misalnya bioethanol, dan biogas.
7. Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit
tertentu, misalnya penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon
insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, dan vaksin.
8. Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah.
Dengan teknologi transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan
langka bisa dilestarikan.

2.5 CONTOH PEMBUATAN BIOTEKNOLOGI PANGAN (TEMPE)


a. Bahan-bahan untuk membuat tempe antara lain:
1. Kedelai
2. Ragi Tempe

Gambar 2.1 Kedela, Ragi Tempe dan Plastik


b. Alat-alat yang digunakan antara lain:
1. Drum/panic untuk merebus kedelai.
2. Drum/ember besar/penampung air bersih untuk mencuci kedelai.
3. Alat penggiling atau mesin ppemecah kedelai.
4. Plastic atau daun untuk mengemas serta alat-alat pendukung lainnya.
c. Cara membuat tempe antara lain:
1. Cuci kedelai terlebih dahulu.

9
Gambar 2.2 Proses Pencucian Kedelai
2. Rebus kedelai hingga matang, lama perebusan kedelai jika kedelai
sampai 50 kg membutuhkan waktu sekitar 4 jam.

Gambar 2.3 Proses Perebusan Kedelai


3. Setelah matang, kedelai lalu diangkat dan rendam dengan air bersih
sampai 1 malam/kurang lebih sampai 12 jam/hingga air rendaman
berlendir.
4. Proses awal pencucian dimulai dari pemecahan kedelai/penggilingan.

10
Gambar 2.4 Proses Penggilingan Kedelai
5. Lanjut ke proses pembuangan kulit supaya mutu tempe lebih bagus dan
tempe bersih dari kulit kedelai atau cangkang kedelai.

Gambar 2.5 Proses Pembuangan Kulit Kedelai


6. Kemudian cuci kedelai hingga bersih sampai kedelai digenggam atau
dipegang terasa kesat.
7. Setelah kedelai benar-benar bersih lalu di beri ragi sesuai takaran di
dalam ember yang berisi air bersih lalu aduk ragi hingga merata.

11
Gambar 2.6 Proses Pemberian Ragi
8. Setelah ragi rata tercampur dengan kedelai lalu tiriskan hingga tiris
minimal 1 jam kedelai baru bias dikemas.

Gambar 2.7 Kedelai Sedang Ditiriskan


9. Kedelai siap dikemas sesuai ukuran/sesuai bentuk.

12
Gambar 2.8 Proses Pembungkusan Kedelai
10. Setelah dibungkus proses vermentasi keluarnya jamur membutuhkan
waktu 2 hari 2 malam.

Gambar 2.9 Kedelai Siap Vermentasi


11. Tempe siap dinikmati atau dipasarkan.

13
Gambar 2.10 Tempe Siap Jual/Komsumsi

14
BAB III

PENUTUP

.1 KESIMPULAN
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup
dan “teknologi” yang berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan
secara bebas dapat didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan
organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia (Kuswanti, 2008:113). Semenjak awal diterapkan, sampai tahun
1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”. Disebut era bioteknologi
non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk
fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.Istilah bioteknologi
pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada
tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya
sampai pada tahun 1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa
biokimia (biochemical engineering).
Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional
dan bioteknologi modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi
kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi
peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).Dalam penerapannya,
bioteknologi mempunyai beberapa dampak negatif, diantaranya adalah
dampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta dampak
terhadap etika. Dalam perkembangnya, bioteknologi didukung oleh beberapa
ilmu penunjang, seperti mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel,
enzimologi, dan virologi.

.1 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam kliping ini,  tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul kliping ini. Penyusun banyak

15
berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya kliping ini. Semoga
kliping ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

16
DAFAR PUSTAKA

https://yusran-juni.blogspot.com/2016/02/makalah-bioteknologi.html
http://dewirha93.blogspot.com/2015/03/bioteknologi-konvensional-dan-modern.html
http://karyacombirayang.blogspot.com/2015/10/makalah-bioteknologi-konvensional-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai