Anda di halaman 1dari 26

Makalah Pengantar Bioteknologi

PRODUK BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Dosen Pengampu : Hamansah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok III

Muh. Fajrin. S (20500119076)

Asri Ainun Wardani (20500119048)

Ade Windira (20500119082)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
individu. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari gelapnya zaman
jahiliyah menuju ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat
ini.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berbentuk sehat fisik maupun akal pikiran, membuat penulis
untuk membuat makalah dari mata kuliah Pengantar Bioteknologi dengan tema
”Produk Bioteknologi Konvensional “.

Penulis juga yang membuat makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak lagi kesalahan dan kekurangan di dalamnya, mengingat
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran
dari semua pihak dalam pembuatan makalah ini, agar makalah ini bisa menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak demi


selesainya dalam menulis makalah ini. Dengan demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Pinrang, 24 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar..........................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan...................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

Bab II Pembahasan...................................................................................................3

A. Pengertian Bioteknologi Konvensional........................................................3


B. Contoh Produk Bioteknologi Konvensional................................................5
C. Cara pembuatan Produk Bioteknologi Konvensional……...…………..…10

Bab III Penutup......................................................................................................14

A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15

Daftar Pustaka........................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum pengertian bioteknologi adalah aplikasi dari organisme
biologis sistem dan proses, dalam industri barang dan jasa untuk kepentingan
manusia. Bioteknologi yang merupakan cabang ilmu yang memanfaatkan
makhluk hidup maupun produk dari makhluk hidup dalam proses produksi
untuk menghasilkan produk. Bioteknologi sudah diterapkan untuk menghasilkan
pangan yang unggul dalam hal nutrisi, rasa, sifat fungsional umur simpan dan
karakteristik atau kekhususan lainnya. Bioteknologi di bidang pangan antara lain
seperti aplikasi enzim untuk persiapan dan pengolahan bahan, teknologi sel
mikroba untuk menghasilkan pangan fermentasi ataupun bahan tambahan
pangan (food additive), kultur jaringan atau sel tanaman dan tanaman
transgenetik serta kultur sel hewan dan hewan transgenetik.
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi menjadikan bioteknologi
menjadi salah satu bidang ilmu dan biologi yang harus dikuasai bangsa
Indonesia termasuk para mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan selain banyak
terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari juga dapat dikaitkan dengan
aspek life skill.
Bioteknologi berakar dari 2 kata asing yaitu bio dan kata bio mengandung
maksud jasad hidup atau organisme yang berarti kumpulan cara yang
dikembangkan untuk menjawab atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
sehingga keseluruhan bioteknologi adalah sekumpulan cara yang mendasar diri
pada penggunaan organisme untuk menjawab permasalahan untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dengan menggunakan
pengertian tersebut sebenarnya bioteknologi telah dikenal dalam kurun waktu
yang sangat lama. Oleh karena itu, bioteknologi pertama-tama didefinisikan
sebagai penggunaan jasad, sistem, atau proses bidang untuk menghasilkan suatu
produk industry.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan produk bioteknologi konvensional ?
2. Apa saja yang termasuk kedalam produk bioteknologi konvensional ?
3. Bagaimana cara pembuatan produk bioteknologi konvensional ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisannya yaitu :
1. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud dengan produk bioteknologi
konvensional.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam produk bioteknologi
konvensional.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan produk bioteknologi konvensional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produk Bioteknologi Konvensional


Bioteknologi terdiri dari 3 kata yaitu bios yang berarti hidup, teknos
berarti penerapan dan logos berarti ilmu. Pada tahun 1919 Karl ereky sarjana
pertanian di Hungaria untuk pertama kalinya memperkenalkan istilah
bioteknologi. Saat itu bioteknologi menggunakan bantuan mikroorganisme
untuk menghasilkan produk titik menurut erek pemanfaatan bioteknologi
diyakini dapat mengatasi krisis pangan dan energi pada saat itu. Bioteknologi
mempunyai definisi sebagai ilmu menggunakan dan menerapkan rekayasa dan
prinsip ilmiah untuk menghasilkan produk yang berupa makhluk rekayasa
makhluk hidup baru, barang atau jasa untuk kehidupan manusia dengan
memanfaatkan mikroorganisme sel hewan dan tumbuhan titik makhluk hidup
hasil bioteknologi berupa hewan ternak dan tanaman budidaya yang bersifat
unggul. Barang yang dapat berupa makanan minuman, obat-obatan, vitamin, dan
bahan bakar.
Bioteknologi merupakan salah satu ilmu yang berkembang pesat saat ini
titik penggunaan bioteknologi sebagai ilmu maupun sebagai alat, bertanggung
jawab dalam meningkatkan kemajuan secara cepat dalam berbagai bidang
kehidupan titik penggunaan bioteknologi menghasilkan banyak keuntungan
meskipun tetap harus diperhatikan adanya potensi resiko dan bahaya dari
penggunaan teknologi tersebut. Kondisi teknologi yang demikian membutuhkan
penguasaan yang benar dan baik terhadap bidang tersebut agar pada akhirnya
diperoleh kemampuan untuk dapat melakukan pengambilan keputusan tentang
mana bioteknologi yang baik dan mana yang kurang menguntungkan.
Secara umum, bioteknologi dapat dibedakan menjadi bioteknologi
konvensional atau tradisional dan biologi teknologi modern. Dalam biasanya
dilakukan secara sederhana, tidak diproduksi dengan jumlah yang besar dan
tidak menggunakan prinsip-prinsip ilmiah titik selain itu, Bioteknologi
konvensional biasanya hanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur dan diproduksi dalam jumlah yang kecil. Contoh produk bioteknologi

3
konvensional yang telah lama antara lain tempe oncom, tape, dan kecap (Eng,
2006).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada bioteknologi konvensional ini
tidak ada rekayasa terhadap sifat alami gen biologi yang digunakan titik biologi
konvensional ini disebut juga bioteknologi tradisional karena perkembangan
bioteknologi ini disebut juga bioteknologi tradisional yang telah ada sejak ribuan
tahun silam pada masa itu manusia belum menyadari bahwa proses yang mereka
lakukan merupakan proses bioteknologi. Biologi atau bioteknologi konvensional
yang dilakukan manusia saat ini umumnya menggunakan proses yang sederhana
dan telah dilakukan kan secara turun temurun (Rikky, 2007).
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk menghasilkan produk atau barang maupun jasa sesuai
kebutuhan manusia dengan cara yang sederhana, manusia telah menerapkan
bioteknologi konvensional sejak ribuan tahun yang lalu yaitu dengan
ditemukannya cara pembuatan roti dan minuman anggur maupun bir.
Masyarakat Indonesia juga sejak dahulu telah memanfaatkan teknik bioteknologi
yang sederhana untuk membuat berbagai produk makanan seperti tempe, dan
kecap (Suyitno, 2017).
Pemanfaatan bioteknologi konvensional selain dalam bidang makanan
menggunakan proses fermentasi juga dapat digunakan dalam bidang pertanian
industri peternakan medis dan kesehatan. Bioteknologi konvensional adalah
bioteknologi yang mengandalkan jasa mikroba untuk menghasilkan produk baru
yang sesuai dengan kebutuhan manusia melalui proses fermentasi atau peragian.
Bioteknologi ini umumnya menggunakan mikroorganisme secara langsung dan
dilakukan secara sederhana. Di dalam pemanfaatan mikroba ini manusia
melakukan campur tangan terhadap mikroba secara berlebihan titik campur
tangan manusia terbatas pada penciptaan kondisi, menyediakan tempat hidup,
dan bahan makanan yang cocok bagi mikroba untuk berkembang secara optimal.
Penerapan bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari misalnya
dalam pembuatan makanan dan minuman obat-obatan, serta bahan bakar.
Bioteknologi tradisional telah berkembang cukup lama dan merupakan
kumpulan teknologi yang telah banyak di manfaatkan dengan mendasar diri

4
pada penggunaan jasad hidup secara komersial. Contoh bioteknologi tradisional
yang sampai saat ini masih banyak dijumpai dan dimanfaatkan oleh masyarakat
antara lain teknologi pembuatan tempe dan tape. Jasad hidup yang digunakan
untuk kedua produk tersebut adalah jamur yang berhasil dikoleksi dan
dimurnikan.
Sebagai suatu ilmu, bioteknologi mempunyai beberapa karakteristik
diantaranya :
a. Merupakan ilmu yang bersifat multidisipliner.
b. Lebih banyak bersifat aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan
konsep konsep dasar yang cukup.
c. Banyak menimbulkan kontroversi atau produk-produk bioteknologi
yang bersifat transgenik.
d. Berkembang sangat pesat karena manfaatnya bersentuhan langsung
dengan peningkatan taraf hidup manusia.
Produk bioteknologi pangan dibagi menjadi dua jenis yaitu bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern.
B. Contoh Produk Bioteknnologi Konvensional
 Tempe
Tempe merupakan makanan yang sudah sering di temui di Indonesia,
dimana makanan ini memiliki banyak gizi terutama protein. Pada tempe ini
terbuat dari kacang kedelai yang direndam dengan air panas lalu air dingin
untuk pencuciannya. Pada tempe ini juga menggunakan tepung tapioka dan
ragi tempe (Rhizopus oligosporus) untuk proses fermentasi (Alvina dan
Hamdani, 2019 : 9).
Fermentasi disini merupakan tahap yang sangat penting dalam proses
pembuatan tempe, karena selama proses fermentasi terjadi perubahan kimia
pada kedelai. Perubahan disini terjadi sebab substrat kedelai (protein, lemak,
kerbohidrat, dan senyawa-senyawa lainnya) didekomposis menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil oleh enzim-enzim yang dihasilkan (Sawitri dan
Santoso, 2014: 137). Kualitas tempe ditentukan oleh mikroorganisme yang
berperan selama proses fermentasi berlangsung. Mikroorganisme utama

5
dalam fermentasi tempe adalah Rhizopus spp yang sekarang umumnya
berasal dari salah satu jenis laru komersial (Barus dkk.2019 : 17).
Menurut Hidayat dkk (2020: 40-41) ciri-ciri tempe yang tidak
memenuhi standar yaitu
1. Tempe yang basah, hal ini dapat diantisipasidengan menggunkan incubator dan
ditambahan tepung gandum yang telah disangrai.
2. Tempe yang berbau busuk, hal ini terjadikarena suhu inkubasi terlalu tinggi
(waktu inkubasi terlalu lama)
3. Muncul bewarna hitam di permukaan tempe, hal ini terjadi disebabkan oleh
beberapa bakteri (sporulasi), O2 terlalu banyak, waktu inkubasi terlalu lama,
serta suhu inkubasi yang terlalu tinggi.

 Na de coco
Pohon kelapa di Indonesia itu tumbuh sangat subur , karena pohon
kelapa itu cocok dengan iklim di Indonesia. Meski pohon kelapa ini tidak di
rawat khusus, pohon ini bisa tumbuh subur dimana saja. Pohon kelapa ini
memiliki manfaat diantaranya airnya untukmenghilangka dahaga, danging
buahnya bisa sebagai penambah bauh pada minuman, serta santannya bisa
dibuat minyak. Air kelapa ini memiliki banyak kandungan mineral antara lain
natrium (Na), kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Ferum (Fe), Cuprum (Cu),
Pospor (P), dan Sulfur (S) (Farida dkk,2021 : 41-42).

Nata de coco merupakan bahan makanan yang dihasilkan dari proses


fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum. Dimana gizi nata de
coco tidak mengandung komponen yang dibutuhkan dalam metabolisme, namun
mengandung serat yang cukup tinggi. Serat inilah yang dibutuhkan untuk
membantu proses pencernaan, bahkan kekurangan serat pada pola makan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan serius, sehingga nata de coco memiliki
prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai bahan makanan berserat (Cica
Riyani, 2020: 7).

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses fermentasi yaitu


bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang mengandung senyawa organik

6
terutama glukosa dan pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses
fermentasi. Umumnya, nata dibuat dengan menggunakan bahan baku air kelapa
atau yang biasa disebut dengan nata de coco. Namun, pembuatan nata dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai macam bahan baku lainnya, seperti
kulit pisang, rumput laut, air tahu, singkong, dan jerami nangka. Bahan baku
tersebut samasama mampu menghasilkan nata dengan bantuan bakteri
Acetobacter xylinum, tetapi nata yang dihasilkan berbeda-beda (Putri dkk.2021:
67-68).

Menurut Nurdyansyah dan Widyastuti (2017:26) Faktor-faktor yang


dapat menentukan keberhasilan Na de coco ini yaitu:

1. Nutrisi
2. Suhu
3. Tingkat keasaman (Ph)

 Kompos
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dikenal
luas di masyarakat. Kompos berasal dari hasil pelapukan dari bahan organik,
baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Kompos merupakan salah satu
jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian kompos adalah
bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi
interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di
dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang dimaksud pada
pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran
hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan organik
lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami pelapukan yang
diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada lingkungan
lembap dan basah.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah
yang biasa terjadi di alam. Namun, proses pelapukan secara alami ini
berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai
puluhan tahun. Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya

7
bantuan dari manusia. Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar,
proses hanya berlangsung selama 1—3 bulan saja, tidak sampai bertahun-
tahun. Kompos disebut juga dengan kompos tradisional yang dinamakan
komposi tradisional karena pembuatannya dilakukan secara tradisional.
Tradisional dapat berasal dari bahan berupa sampah kota atau sisa pertanian.
Pembahasan sistem keranjang ini merupakan bagian dari white garden yang
dikembangkan oleh danau center dan selama beberapa tahun telah menjamin
memberikan banyak keuntungan.

 Tape
Tape dihasilkan dari proses fermentasi dimana fermentasi tape
merupakan salah satu produk bioteknologi konvensional yang memanfaatkan
inikulum berupa ragi yang di dalamnya terdapat bibit jamur dan mikroorganisme
yang akan mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana (glukosa). Namun
selain singkong dan ketan, pisang juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan tape (Fauziah dkk. 2020 :12).
Pada umumnya tape ini mengandung senyawa etanol, tetapi kadar etanol
yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis bahan makanan dan ragi yang digunakan
(Dirayati, Gani, dan Erlidawati, 2017: 26). Ragi tape disini merupakan
inoculum yang berguna sebagai agensia proses sakarifikasi dan fermentasi
alkohol dalam pembuatan makanan fermentasi bahan berpati (Retti Ninsix. 2013
: 3)
Menurut Nurul Hidayat dkk(2020:48) proses fermentasi tape meliputi 4
tahap penguraia, yaitu:
1. Molekul-molekul pati akan terpecah menjadi dekstrin dan gula-gula
sederhana (hidrolisis enzimatis)
2. Gula yang terbentuk itu akan menjadi alcohol
3. Lalu alcohol tersebut menjadi asam-asam organic oleh bakteri
Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi alcohol
4. Asam organic ini akan bereaksi dengan alcohol membentuk ester
yang memberi cita rasa pada tape.

8
 Yogurt
Yoghurt merupakan produk susu fermentasi dengan menggunakan
bakteri asam laktat sehingga diperoleh tekstur dan rasa yang khas. Bakteri
yang banyak digunakan dalam membuat yogurt adalah Streptokokus
themophilus dan Lactobacillus bulgaricus yogurt dapat pula ditambahkan
dengan bakteri probiotik. Tahap awal proses pembuatan yogurt yakni
penetapan total padatan susu. Setelah itu dilanjutkan dengan pasteurisasi atau
pemanasan, kemudian pendinginan titik apabila susu yang diproses menjadi
yogurt setelah dingin pasca pasteurisasi makan ditambahkan starter bakteri,
lalu dilakukan inkubasi titik selama proses inkubasi ditambahkan bahan
adiktif. Tahap akhir pembuatan yogurt adalah pengemasan.
Terdapat 3 risiko. Kritis dalam tahapan proses pembuatan produk
yogurt yakni :
a. Pada tahap penetapan total padatan susu padatan yang ditambahkan
dapat berupa bubuk skim, kasein atau whey. Resiko ketidakhalalan
dapat disebabkan karena hewan penghasil susu skim bubuk kasein
dan whey bukan merupakan hewan yang halal. Apabila kasein dan
whey yang digunakan diperoleh dari produk nabati maka resiko
tidak halal akan kecil sekali.
b. Proses pembuatan yogurt adalah pada saat penambahan starter
bakteri starter bakteri biasanya diperbanyak pada suatu media titik
resiko tidak halal akan terjadi jika komposisi media pertumbuhan
bakteri mengandung bahan yang haram. Resiko tidak halal dapat
juga berasal dari bakteri yang digunakan titik saat ini banyak bakteri
hasil rekayasa genetika. Pemindahan gen dapat dilakukan antar
bakteri dengan hewan. Gen yang berasal dari hewan yang haram
dapat menjadi resiko ketidak halalan suatu produk.
c. Proses pembuatan yogurt adalah penambahan zat adiktif makanan.
Adiktif yang bisa ditambahkan dalam proses pembuatan yogurt
antara lain :
 Gelatin
 Penstabil

9
 Perisa atau pengemulsi
 Kecap
Kecap dibuat melalui proses fermentasi kedelai atau kedelai putih
ataupun kedelai hitam menggunakan ragi atau jamur tempe dan ditambahkan
berbagai bahan seperti bumbu dan rempah gula serta air. Proses pembuatan
kecap tradisional yang meliputi tahap pencucian kedelai, perendaman,
perebusan, fermentasi, pemasakan, penyaringan hingga pengemasan akan
menghasilkan produk yang halal tanpa titik kritis tahapan penambahan
penguat rasa menjadi titik kritis kehalalan dalam proses pembuatan kecap.
Hal ini karena penguat rasa dapat dibuat melalui teknik bioproses
menggunakan mikroorganisme titik resiko akan terjadi jika mikroorganisme
atau bakteri yang digunakan an-nur upakan hasil rekayasa genetika titik bisa
juga kemungkinan media pertumbuhan mikroorganisme yang digunakan
dalam teknik bioproses mengandung bahan yang tidak halal atau haram.
C. Cara Pembuatan Produk Bioteknologi Konvensional
 Tempe

Proses Pembuatan Tempe dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional dan
cara baru. Menurut Alvina dan Hamdani (2019 : 9-10) cara pembuatan tempe
tradisional yaitu:

1) Membersihkan kedelai dari batu dan lain-lain kemudian cuci dengan


air bersih
2) Simpan kedelai tersebut ke dalam panci dan tuangkan air mendidih
sampai semua biji kedelai tersebut terendam. Lalu rendam sampai 12
jam
3) Setelah di rendam selama 12 jam, cuci kembali biji kedelai tersebut
dengan air dingin dan aduk dengan tangan sampai semua kulit
kedelai tersebut terkelupas dan bijinya terbelah
4) Setelah itu buang kulit yang terkelupas tersebut
5) Kedelai yang sudah bersih tersebut akan di kukus selama 30 menit
sampai terlihat empuk. Setelah itu tebarkan ke dalam nampang yang
bersih dan kering

10
6) Tambahkan tepung tapioca 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai lalu
aduk sampai rata
7) Kipas sampai suhu kamar sekitar 30°C
8) Taburkan ragi tape sesuai kebutuhan yaitu 10 gram untuk 1kg kedelai
9) Kemas adonan tempe tersebut dengan pembungkus plastic atau daun
pisang. Jika menggunakan plastic tusuk-tusuk plastic dengan jarum
hingga merata
10) Simpan tempe tersebut dan susun dengan posisinya pada permukaan
datar, lapisan atasnya dengan daun ataukarbon
11) Setelah itu inkubasi pada suhu kamar selama 2-3 kali selama 24 jam.

Pembuatan tempe dengan cara tradisional cukup sederhana akan tetapi


memiliki resiko kegagalan yang besar jika tidak dilakukan oleh orang yang
berpengalaman. Selain itu jamur yang ada pada tempe tidah tumbuh secara merata, dan
berwarna kehitaman atau kelabu tua. Sementara itu tempe yang dibuat menggunakan
cara baru memiliki pertumbuhan jamur yang merata dan baik serta berwana putih. Jika
tempe diiris warna kedelai pada tempe tradisonal kan berwana kekuningan dan kuning
muda pada tempe yang dibuat dengan cara baru.

 Nata de coco

Menurut Cica Riyani (2020:8) Prosedur atau cara kerja pembuatan Nata
de coco yaitu:

1) Sterilisasi semua alat terlebih dahulu


2) Siapkan bahan air serta skim kelapa yang diperoleh dari daging
kelapa yang diparut dan diambil santannya. Lalu santan tersebut
didiamkan sampai skim dan krimnya terpisah
3) Selanjutnya rebus skim dengan air kelapa, dimana terdiri
daricampuran bahan air kelapa (skim), gula dan cuka makanan. Air
kelapa dan skim direbus terpisah sesuai dengan perlakuan. Perlakuan
substrat air kelapa, substrat campuran air dan skim kelapa (50 : 50) ,
substrat skim kelapa.
4) Setelah proses perebusan selesai, masing-masing satuan dimasukkan
ke dalam nampan dan dilakukan secara steril.

11
5) Setelah substrat didiamkan selama 1 malam, selanjutnya starter
sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam masing-masing nampan
setiap perlakuan.
6) Proses berikutnya adalah fermentasi substrat dan starter selama 7 hari

 Kompos
1) Persiapan bahan-bahan yang diperlukan adalah bilahan bambu yang
lebarnya 2 sampai 3 cm panjang dari bam bu yang panjangnya 30 cm
sampah dapur sisa tanaman daun leguminosae, dan pupuk kandang
pitik kandang.
2) Pembuatan bak, bak penumpasan sebaiknya tidak terlalu besar agar
memudahkan. bak ini sebaiknya berada dalam sebuah gubuk yang
tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung agar bak
tersebut tidak tergenang oleh air. bak penampungan ini biasanya
memiliki lebar 2,5 m dan tinggi 1,5 m dengan panjang sesuai dengan
jumlah sampah organik yang akan dipakai titik sampah ditumpuk
dalam bentuk piramid dan dikelompokkan dalam bak tersebut tanpa
pemadatan.
3) Pembalikan dilakukan dengan cara pemindahan tumpukan ke tempat
lain yang kosong agar lebih mudah dilakukan. Pemindahan ini
dilakukan sekali dalam seminggu titik tempat kosong yang telah
ditinggalkan diisi dengan tumpukan yang sebelumnya dan begitu
seterusnya sehingga bosan bisa terus dilakukan tanpa berhenti.
4) Penyiraman dilakukan jika tumpukan bahan kompos terlalu kering
dan sebaiknya dilakukan sebelum pembalikan sehingga ketika
dilakukan pembalikan, air akan tercampur dengan sendirinya. Kadar
air yang ideal selama proses pengomposan adalah 40 sampai 60%
dengan nilai optimum 55% pengiriman penyiraman akan sering
dilakukan jika bahan pembuatan kompos sulit untuk menampung air.
5) Penentuan temperatur dilakukan menggunakan termometer yang
ditanam selama 70 sampai 90 cm di dalam kompos. Pada 3 sampai 7
hari temperatur di dalam kompor sebesar 60 sampai 70 derajat

12
Celsius. Temperatur ini sebaiknya dipertahankan selama satu minggu
untuk membunuh bakteri.
 Yogurt
1) Memasukkan susu ke dalam wadah dan panaskan wadah di atas
kompor dengan api yang kecil selama 10 sampai 30 menit sambil
diaduk rata titik jangan sampai mendidih agar protein susu tidak
rusak.
2) Setelah susu turun menjadi 45 derajat Celcius masukkan 1000 mili
biang yogurt dan aduk perlahan hingga tercampur.
3) Tutup rapat wadah berisi susu dan letakkan di tempat yang hangat
titik jika cuaca tidak memungkinkan bungkus wadah dengan kain
tebal agar suhu tetap hangat.
4) Simpan wadah berisi susu selama 6 sampai 8 jam.
5) Jika telah terbentuk padatan di bagian atas susu maka yogurt telah
jadi dan siap dikonsumsi untuk mendapatkan yogurt yang lebih padat
yogurt dapat disimpan di dalam lemari pendingin.

 Kecap
1) Cuci kedelai sampai bersih lalu rendam didalam 3 liter air selama
kurang lebih 12 jam
2) Setelah itu masukkan kedelai kedalam karung lalu injak-injak
sehingga biji kedelai terbelah dua, atau dapat juga memakai mesin
giling tipe cakram
3) Biji kedelai yang sudah terbelah ini dicuci bersih.
4) Rebus kedelai dalam air mendidih selama 40 menit atau 60 menit
hingga lunak. Lalu tiriskan dan dinginkan.
5) Beri ragi tempe dan campur sampai merata pada permukaan kedelai.
Diamkan selama kurang lebih 3 -5 hari
6) Setelah jamur putih tumbuh merata pada kedelai, pisahkan biji-biji
kedelai menggunakan tangan.
7) Jemur sampai agak kering

13
8) Rendam dalam larutan garam selama 3 sampai 4 minggu didalam
suhu ruang. Maksimal proses penggaraman selama 2 bulan.
9) Tuang air bersih, kemudian masak hingga terlihat mendidih. Lantas
angkat dan saring.
10) Tambahkan gula merah serta bumbu pada hasil saringan, kecuali
daun jeruk dan daun salam. Giling sampai halus dan merata.
11) Masak hasil gilingan tersebut sambil diaduk-aduk.
12) Ketika sudah mendidih dan buihnya hilang lalu angkat dan
dinginkan.
13) Saring larutan menggunakan kain saring, sehingga ampas-ampasnya
terangkat.
14) Masukkan soy sauce dalam botol atau wadah tertutup.
15) Perlu diperhatikan, dalam pemberian ragi sesuaikan jumlah kedelai.
Ragi diberikan secukupnya sampai permukaan kedelai terlapisi
semua. Dengan mengikuti langkah pembuatan soy sauce manis diatas
dengan benar, maka Anda sudah dapat membuat kecap sendiri
dirumah. Memang proses perendaman dan peragian memerlukan
waktu yang cukup lama, namun hasil kecapnya akan lebih sedap
dibanding proses pembuatan yang waktunya dipersingkat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai


berikut:

1. Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan


mikroorganisme untuk menghasilkan produk atau barang maupun jasa
sesuai kebutuhan manusia dengan cara yang sederhana, manusia telah
menerapkan bioteknologi konvensional sejak ribuan tahun yang lalu
yaitu dengan ditemukannya cara pembuatan roti dan minuman anggur
maupun bir. Masyarakat Indonesia juga sejak dahulu telah
memanfaatkan teknik bioteknologi yang sederhana untuk membuat
berbagai produk makanan seperti tempe, dan kecap.
2. Produk bioteknologi konvensional dalam bidang makanan yaitu yougurt,
tahu, tempe, oncom, kecap, nata de coco, tape dll. Sedangkan kompos
termasuk kedalam produk bioteknologi konvensional dalam bidang
pertanian.
3. Pembuatan produk bioteknologi konvensional itu sangat beragam, ada
yang membutuhkan waktu yang sebentar dan ada juga yang
membutuhkan waktu yang cukup lama. Contuhnya pada pembuatan
tempe dan tahu yang membutuhkan proses yang lama sehingga membuat
produk yang bermutu dan memiliki nilai jual yang tinggi dan juga
perkualitas tentunya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu menyadari bahwa ada banyak
kekurangan didalamnya dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan masukan-masukan dari para pembaca yang bersifat membangun untuk
penulis makalah yang lebih baik kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alvina dan handmdani.2019. PROSES PEMBUATAN TEMPE TRADISIONAL.

Jurnal Pangan Halal Volume 1 Nomor 1. h: 9

Sawitri dan Santoso.2014. Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Protein Tempe

Biji Durian (Durio Zibethinus) Sebagai Sumber Belajar Biologi Sma Kelas Xii
Pada Materi Bioteknologi Pangan. Bioedukasi VOL 5. NO 2. h:137

Barus, Maya, dan Hartanti.2019. Peran Beberapa Galur Rhizopus microsporus yang

Berasal dari “laru tradisional” dalam Menentukan Kualitas Tempe The Role of
Some Strains of Rhizopus microsporus Originating from “laru tradisional” in
Determining Tempe Quality. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 8 (1). h:17

Nurul Hidayat dkk.2020. Teknologi Fermentasi. PT.Penerbit IPB Press.Bogor

Farida dkk.2021. PEMBERDAYAAN PEMBUATAN NATA DECOCO BAHAN

LIMBAH AIR KELAPA PADA FATAYAT NU METRO. Jurnal Pengabdian


Masyarakat Khatulistiwa. Volume 4 Nomor1. h:41-42

Cica Riyani.2020. PENGOLAHAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN SKIM DAN

AIR KELAPA TANPA NITROGEN TAMBAHAN. Al Ulum Sains dan


Teknologi Vol. 6 No. 1. h:7

Nurdyansyah dan Widyastut.2017. Pengolahan Limbah Air Kelapa Menjadi Nata De

Coco Oleh Ibu Kelompok Tani Di Kabupaten Kudus. JKB Vol. 21. No.XI. h:26

Puri dkk.2021. Pengaruh Mikroorganisme, Bahan Baku, Dan Waktu Inkubasi Pada

Karakter Nata: Review. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. Vol.14 No.1. h:67-68

Dirayati, Abdul Gani, dan Erlidawati.2017. Pengaruh Jenis Singkong Dan Ragi

Terhadap Kadar Etanol Tape Singkong. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA
(JIPI), 1(1):26

16
Retti Ninsix. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ragi Merk Nkl Terhadap Mutu Tape Yang

Dihasilkan. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 2, No. 2. h:3

Fauziah dkk.2020. PENGARUH PEMBERIAN DOSIS Ragi Tape (Kapang Amilolitik)

Terhadap Pembuatan Tape Pisang Kepok. Jurnal Pangan Dan Gizi Vol 10
(No1): 12 (Hardian, 2021)

Eng, D. E. (2006). IPA TERPADU. esis: Erlangga.


Hardian, R. d. (2021). Pengantar Bioteknologi. Yayasan Kita Menulis.
Hartono. (2014). Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta Program Ilmu Pengetahuan
Sosial. Bandung: CV Citra Praya.
Indiani, Y. H. (2004). Membuat Kompas Secara Kilat.
njurmani. (2029). Cara cepat membuat kompos. bandung: kiat mengatasi permasalahan
praktis.
Prasetyo, A. D. (2009). Pengantar Bioteknologi. Guepedia The First On Publisher in
Indonesia.
Rikky, A. d. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Biologi. pasirwanfi: PT. Setia Purna
Inves.
Sabara, M. d. (2018). Industri Kimia Indonesia. Deepublish.
Sadiman, N. (2021). Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam. Penerbit Duta.
Sukirman., S. d. (2009). BIOLOGY High School. GHALIA INDONESIA.
Susanto, S. B. (2019). Suhu dan Kelembaban Berdampak Pada Produktifitas Serasah
Basah Vegetasi Dominan di Lahan Womnowi Distrik Sidey, Manokwari Papua
Barat. BIOMA. Jurnal Biologi Makassar. Vol. 4(1)., 1-10.
Sutomo. (2013). Asal Usul Formasi Savana: Tinjauan dari Nusa Tenggara Timur dan
Hasil Penelitian di Baluran Jawa Timur {Origin of Savanna Formation:
Literature review from east nusa tenggara and research result from baluran east
java Indonesia. ECU Publications.
Sutomo, E. V. (2019). SABANA DI JAWA BALI LOMBOK SERTA KEKUNOAN
SABANA BALURAN. Jurnal Arkeologi Papua. Vol. 11 No. 1, 19-27.
Taryono. 2016. Pengantar Bioteknologi Konvensional untuk Pemuliaan Tanaman.
Gadjah Madha University.

17
Lampiran Referensi

18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai