Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmat-Nya
yang telah memperkenankan saya menyusun makalah ini dengan baik hingga selesai
tepat waktu.
Melalui makalah ini, saya ingin menjelaskan secara sederhana tentang proses
pembuatan tapai. Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang
bagaimana proses pembuatan tapai singkong beserta manfaat yang ada di baliknya
sebagai proses fermentasi makanan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang datang dari para pembaca, khususnya guru
sekalian untuk memberikan pendapatnya agar menjadi lebih baik di masa yang akan
datang serta demi bertambahnya wawasan saya dalam mata pelajaran ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan banyak manfaat.
Bab I
PENDAHULUAN
Tapai merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tapai dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
sebaliknya pembuatan tapai melibatkan banyak mikroorganisme.
1. 2 Rumusan Masalah
- Menjadi sarana belajar bagi para peserta didik sehingga memudahkan mereka untuk
lebih mengerti dan memahami konsep materi yang disesuaikan dengan praktikum
Bab II
LANDASAN TEORI
2.1 Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bios (hidup), teknos (penerapan), dan logos (ilmu).
Pengertian bioteknologi menurut OECD (Organization for Economic Cooperation
and Development) adalah penerapan prinsip ilmiah dan rekayasa genetika untuk
pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis sehingga menyediakan barang dan
jasa. Pengertian lebih lengkap, bioteknologi adalah ilmu yang menerapkan prinsip
ilmiah dan rekayasa genetika untuk penanganan dan pengolahan bahan mentah
organik maupun anorganik dengan bantuan makhluk hidup, seperti mikroorganisme,
sel hewan, dan tumbuhan untuk meningkatkan potensi makhluk hidup serta
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi dapat terjadi pada kondisi steril dan nonsteril. Bioteknologi kondisi
steril terjadi jika proses fermentasi berlangsung tanpa adanya kontaminasi
mikroorganisme lain. Sedangkan bioteknologi kondisi nonsteril terjadi jika proses
fermentasi dilakukan pada lingkungan yang terbuka, sehingga memungkinkan adanya
kontaminasi mikroorganisme lain.
2.2 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobic. Akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobic dengan tanpa akseptor
electron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hydrogen. Akan tetapi beberapa komponen
lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi
dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan
etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobic dalam
otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor electron
eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi.
Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat
hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum.
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya.
Ada 2 teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak; dan
tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
Ragi tapai starter yang digunakan untuk produksi tapai singkong umumnya
berbentuk bulat pipih dengandan ketebalan 0,5 cm diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5
cm. Ragi dipanen setelah 2-5 hari, tergantung dari suhu dan kelembapan. Produk
akhir akan berbentuk pipih kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada
factor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun
kontaminan dapat tumbuh bersama-sama. Namun demikian, pada ragi yang dibuat
pada musim hujan, akan dapat dijumpai Mucor sp.dan Rhizopus sp.dalam jumlah
yang lebih banyak dan membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama.
Rasa asam pada tapai timbul karena perlakuan-perlakuan (proses) yang kurang
teliti, seperti penambahan ragi yang berlebihan dan penutupan yang kurang rapat
pada saat fermentasi. Selain itu, rasa asam juga disebabkan oleh waktu fermentasi
yang terlalu lama.
Ragi tapai sangat diperlukan dalam pembuatan tapai. Ragi yang sudah rusak tidak
baik digunakan dalam pembuatan tapai. Oleh sebab itu, harus dipergunakan ragi tapai
yang masih dalam keadaan baik.
1. Konsentrasi Garam
2. Suhu
3. Oksigen
Ketersediaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan
dengan sifat mikroorganisme yang digunakan.
Reaksi Fermentasi
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tapai adalah glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi dan digunakan pada produksi
makanan.
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
(Energi yang dilepaskan: 118 kJ/mol) Dijabarkan sebagai gula (glukosa, fruktosa,
atau sukrosa) -> Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP). Jalur biokimia
yang terjadi sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal
respirasi aerobic pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30℃ dan membutuhkan waktu 45
jam. Fermentasi dapat diperlambat jika dingin. Fermentasi tapai paling baik
dilakukan pada kondisi mikro aerob. Pada kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh
sehingga tidak dapat menghidrolisis pati. Namun demikian, pada kondisi aerob yang
merupakan kondisi paling baik bagi kapang dan khamir, aroma tidak berkembang
dengan baik karena tergantung dari fermentasi alcohol dan pada kondisi ini
fermentasi alcohol menurun.
Tempat : Di rumah
Alat:
o Pisau
o Panci
o Baskom
o Mangkok stainless
o Piring
o Sendok
o Kompor
o Kain lap
Bahan:
o Daun pisang
o Singkong
o Ragi
o Air secukupnya
3.3 Langkah Kerja
7). Siapkan ragi. Hancurkan keping ragi tape sampai benar-benar halus.
8). Tata singkong di dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang.
11). Simpan wadah di tempat kering, gelap, di suhu ruangan. Diamkan selama kurang
lebih 2-3 hari.