Disusun Oleh:
Hamni Saputri Yanti
20 04 038
Disusun Oleh:
Hamni Saputri Yanti
20 04 038
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua Ibunda
tercinta Hj. Harfiya dan Bapak H. Sappe yang selalu memberikan dorongan,
motivasi, terutama doa kepada penulis dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir
besarnya kepada:
3. Ibu Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Prodi Profesi Ners yang
5. Ibu Ns. Nofianti, SKM., S.Kep., M.Kes selaku penguji I yang telah
selama ini telah mendukung saya baik secara financial dan dukungan
9. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu
penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu arahan dan saran yang membangun dari para pembaca akan
sangat membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini bisa memberikan manfaat
Penulis
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Umum .................................................................................. 5
C. Tujuan Khusus ................................................................................ 5
D. Manfaat Penulisan........................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 7
VII
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian ..................................................................................... 50
2. Klasifikasi Data .............................................................................. 64
3. Analisa Data .................................................................................. 65
4. Diagnosa Keperawatan ................................................................ 66
5. Perencanaan Keperawatan ......................................................... 67
6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .................................. 71
BAB . IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 108
B. Saran................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA
VIII
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR GAMBAR
X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa faktor.
kanker tiroid.
endokrin.
1
2
maka semakin sedikit kanker yang menyebar, angka stadium yang lebih
tinggi berarti kanker telah menyebar lebih banyak. Menurut Putri dkk,
2020 kanker tiroid menempati urutan ke-7 kejadian terbanyak dari semua
Amerika, Menurut America Cancer Society pada tahun 2022 kanker tiroid
di amerika sebanyak 43.800 kasus baru kanker tiroid (11.860 pada pria
dan 31.940 pada wanita), 2.230 kematian akibat kanker tiroid (1.070 pria
dan 1.160 wanita), sedangkan pada tahun 2021 kasus kanker tiroid
pada 5 tahun terakhir tercatat sebanyak 38.650 kasus pada seluruh usia
dan jenis kelamin, dan pada tahun 2020 menempati urutan 12 dari
3
seluruh jenis kanker dengan total kasus sebanyak 13.114 kasus dan
Ibnu Sina YW – UMI Makassar yaitu pada tahun 2017 sebanyak 349
kasus. Pada tahun 2018 sebanyak 155 kasus dan tahun 2019 sebanyak
214 kasus (Elmika, 2020). Hal ini menandakan bahwa masih banyaknya
angka kasus dan kematian akibat kanker. Kondisi kritis yang dapat
tergantung pada keadaan klinis dan penggolongan risiko dan luas dari
dari 5 macam jenis operasi yaitu lobektomi sub total, lobektomi total
4
Kinberg EC, & Wirtz ED, 2021). Sebagian besar kematian disebabkan
pernafasan.
cukup aman. Persiapan pra operasi yang baik akan mencegah komplikasi
post operasi pada angka yang sangat kecil, kurang dari 2-3%. Komplikasi
Darurat Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Ibnu Sina YW -
B. Tujuan Umum
C. Tujuan Khusus
YW – UMI Makassar.
D. Manfaat Penulisan
3. Penulis
Hasil penulisan ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis
E. Sistematika Penulisan
menggunakan:
8
2.1 Wawancara
2.2 Obervasi
umum pasien.
2.3 Pemeriksaan
dapat menunjang.
BAB II
A. Tinjauan Teori
1.1 Definisi
ganas kelenjar tiroid berasal dari epitel kelenjar dan sel folikel
9
menyebabkan kematian 10% pada yang berdiferensiasi baik,
10
10
1.2.1 Anatomi
(Nugroho, 2021).
1.2.2 Fisiologi
12
(Nugroho, 2021):
tubuh.
disebut koloid.
satu yodium.
15
globulin (TGB).
(Nugroho, 2021).
tubuh ormal.
kolestrol darah.
tekanan darah.
yang terhambat.
mensekresikan TSH.
18
tingkat normal.
tiroid.
Stadium I
Stadium II
Stadium III SetiapT, N dan M Setiap T, N dan M
Stadium IV
Catatan:
1.4 Etiologi
kanker tiroid:
papiler.
familial
24
sepenuhnya jelas.
1.4.2.1 Radiasi
makanan lainnya.
1.5 Patofisiologi
et al., 2016).
differentiated cancer).
Terdiferensiasi
ke telinga
minggu
bernapas.
Society (2019):
1.7.1 Lobektomi
yang jelas.
1.7.3 Tiroidektomi
seluruh tiroid
(gondok)
(hipertiroidisme)
Hipertiroidisme adalah
hormone tiroksin.
selama operasi.
kesemutan.
34
hematoma).
1.7.3.3.4 Infeksi
1.7.3.4.1 Perdarahan
pembedahan. Tanda-tanda
takikardi.
pada laring.
peregangan syaraf,
hematoma.
1.7.3.4.4 Hipokalsemia
Penyebab hipokalsemia
1.8 Komplikasi
1.8.1 Perdarahan
1.9 Pencegahan
dilakukan, yaitu:
tetapi pada dosis yang jauh lebih rendah, jadi tidak jelas
yang bermutasi.
operasi.
39
berubah.
napas.
menahan sakit.
hilang.
2.1.6.6 Aktivitas/Istrahat
gelisah.
mengungkapkan kata-kata.
(tiroidektomi).
Penghisapan Jalan
Napas
Observasi
1. Auskultasi suara
napas sebelum
dan sesudah
dilakukan
penghisapan
2. Monitor dan
catat warna,
jumlah dan
konsistensi
sekret
Terapeutik
3. Gunakan teknik
aseptic
4. Gunakan
procedural steril
dan disposibel
5. Gunakan teknik
penghisapan
tertutup, sesuai
indikasi
6. Pilih ukuran
kateter suction
yang menutupi
tidak lebih dari
setengah
diameter ETT,
lakukan
penghisapan
mulut,
nasofaring,
44
trakea dan/atau
endotracheal
tube (ETT)
7. Lakukan
penghisapan
kurang dari 15
detik
8. Lakukan
penghisapan
ETT dengan
tekanan rendah
(80-120 mmHg)
9. Lakukan
penghisapan
hanya di
sepanjang ETT
untuk
meminimalkan
invasive
Edukasi
10. Anjurkan
bernapas dalam
dan pelan
selama insersi
kateter suction
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b/d agen tindakan Observasi
pencedera keperawatan 1. Identifikasi
fisik selama 3x24 jam lokasi,
(prosedur diharapkan karakteristik,
operasi/ pasien tingkat durasi,
post nyeri menurun frekuensi,
operasi dengan kriteria kualitas,
tiroidektom hasil: intensitas nyeri
i) 1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala
menurun nyeri
2. Meringis 3. Identifikasi
menurun respon nyeri
3. Sikap nonverbal
protektif 4. Identifikasi
menurun faktor yang
4. Gelisah memperberat
45
menurun dan
memperingan
nyeri
Terapeutik
5. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS,
hypnosis,
akupresur,
terapi music,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain).
6. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
7. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
3. Gangguan Setelah dilakukan Promosi
komunikasi tindakan Komunikasi Defisit
verbal b/d keperawatan Bicara
hambatan selama 3x24 jam Observasi
fisik diharapkan 1. Identifikasi
(prosedur pasien perilaku
46
keluarga cara
memandikan
pasien
5. Risiko Setelah dilakukan Pencegahan
perdaraha tindakan Perdarahan
n keperawatan Observasi
selama 3x24 jam 1. Monitor tanda
diharapkan dan gejala
tingkat perdarahan
perdarahan 2. Monitor nilai
menurun dengan hematocrit/hem
kriteria hasil: oglobin sebelum
1. Kelembapan dan setelah
membran kehilangan
mukosa darah
meningkat 3. Monitor tanda-
2. Perdarahan tanda vital
pasca ortostatik
operasi Terapeutik
menurun 4. Pertahankan
3. Hemoglobin bed rest selama
membaik perdarahan
4. Tekanan Kolaborasi
darah 5. Kolaborasi
membaik pemberian obat
pengontrol
perdarahan, jika
perlu
6. Kolaborasi
pemberian
produk darah,
jika perlu
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Ruangan : ICU
1.1 Identitas
riwayat allergi
keluarga
52
tiroid
1.3 Breathing
Asing
Oedema
1.3.5 RR : 26x/i
Normal
Lain…
Perut
Wheezing Ronchi
1.3.21 Drainase : -
memanjang
1.4 Blood
Tidak
1.4.12 JVP: -
1.4.13 CVP: -
Masalah Keperawatan: -
1.5 Brain
Lain-lain : -
Moro (+/-)
P : Post op tiroidektomi
56
Q : Tajam
R : Trakea
S : Skala 6
1.6 Bladder
Anuri
Tidak ada
jam
Masalah Keperawatan: -
1.7 Bowel
57
1.7.2 TB : 155 cm BB : 52 kg
1.7.7 NGT: -
menit
1.7.11 Stoma: -
Masalah Keperawatan: -
1.8 Bone
58
Luas Luka :-
Kedalaman : -
4
59
Keterangan:
0: Mandiri
1: Alat bantu
4: Tergantung total
nontrauma)
1.9.2 Leher
1.9.3 Dada
1.9.3.1 Paru-paru
ronkhi.
1.9.3.2 Jantung
Tidak dikaji
1.9.3.5 Ekstremitas
motoric: 5555
risiko infeksi.
62
sembuh.
Nama : Ny. H
No. RM : 225028
Ruangan : Poli
4.41
RBC 3.76-5.70 Normal
106/Ul
HGB 12.2 gr/Dl 12.0-18.0 Normal
HCT 38.9 % 33.5-52.0 Normal
MCV 88.2 Fl 82.0-92.0 Normal
MCH 27.7 L pg 28.0-32.0 Normal
MCHC 31.4 g/Dl 31.0-35.0 Normal
RDW-CV 13.0 % 11.6-14.0 Normal
RDW-SD 45.9 Fl 39.0-46.0 Normal
261
PLT 150-350 Normal
103/Ul
PCT 0.18 % 0.16-0.33 Normal
MPV 6.8 L Fl 7.0-11.0 Normal
PDW 19.4 H % 15.0-17.0 Tidak Normal
Nama : Ny. H
No. RM : 957317
Nama : Ny. H
No. RM : 225028
Kesan :
Foto thorax normal
1.13 Terapi
65
2. Klasifikasi Data
batuk
7. Tampak ada sputum
8. Suara nafas ronkhi
9. Pasien terpasang O2 T piece
10. Pasien tampak meringis
kesakitan
11. Pasien tampak merubah
posisi untuk menghindari
nyeri
12. Tampak luka post op tertutup
kassa
13. Skor kemandirian pasien 4
dengan ketergantungan total
14. Pasien tampak terpasang
restrain pada kedua tangan
15. Pasien tampak tidak mampu
melakukan aktivitas
perawatan diri secara mandiri
16. Pengkajian nyeri
P: Post op tiroidektomi
Q: Tajam
R: Trakea
S: Skala 6
T: 3-4 detik, hilang timbul
17. TTV:
TD: 123/68 mmHg
N: 77x/i
P: 26x/i
S: 36oC
Spo2: 100%
18. Hasil laboratorium:
WBC: 7.1 103/ul
3. Analisa Data
1. Data Subjektif: -
Data Objektif:
1. Pasien tampak sesak
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien terpasang ETT
4. Pasien post op tiroidektomi Bersihan jalan napas
5. Pasien tampak terpasang tidak efektif b/d
guedel spasme jalan napas
6. Pasien tampak tidak mampu
batuk
7. Tampak ada sputum
8. Suara nafas ronkhi
9. Pasien terpasang O2 T piece
2. Data Subjektif: -
Data Objektif:
1. Pasien post op tiroidektomi
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien tampak meringis
kesakitan Nyeri akut b/d agen
4. Pasien tampak merubah pencedera fisik (post
posisi untuk menghindari op tiroidektomi)
nyeri
5. Pengkajian nyeri
P: Post op tiroidektomi
Q: Tajam
R: Trakea
S: Skala 6
T: 3-4 detik, hilang timbul
6. TTV:
TD: 123/68 mmHg
N: 77x/i
P: 26x/i
S: 36oC
Spo2: 100%
3. Data Subjektif: -
Data Objektif:
1. Skor kemandirian pasien 4
dengan ketergantungan
total Defisit perawatan diri:
2. Pasien tampak terpasang mandi b/d gangguan
restrain pada kedua muskuloskeletal
tangan
68
4. Diagnosa Keperawatan
5. Perencanaan Keperawatan
bernapas
dalam dan
pelan selama
insersi kateter
suction
2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
agen tindakan Observasi
pencedera fisik keperawatan 1. Identifikasi
(post op selama 3x24 jam lokasi,
tiroidektomi) diharapkan pasien karakteristik,
tingkat nyeri durasi,
menurun dengan frekuensi,
kriteria hasil: kualitas,
1. Meringis intensitas nyeri
menurun 2. Identifikasi
2. Sikap protektif skala nyeri
menurun 3. Identifikasi
3. Gelisah respon nyeri
menurun nonverbal
Terapeutik
4. Berikan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS,
hypnosis,
akupresur,
terapi music,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain).
5. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
6. Jelaskan
71
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
3. Defisit Setelah dilakukan Dukungan
perawatan diri tindakan Perawatan Diri:
b/d gangguan keperawatan Mandi
muskuloskeletal selama 3x24 jam Observasi
diharapkan 1. Monitor
perawatan diri integritas kulit
meningkat dengan Terapeutik
kriteria hasil: 2. Sediakan
1. Kemampuan peralatan
mandi meningkat mandi (mis.
2. Mempertahanka sabun, sikat
n kebersihan diri gigi, shampoo,
meningkat pelembap kulit)
3. Fasilitasi
mandi, sesuai
kebutuhan
Edukasi
4. Mengajarkan
kepada
keluarga cara
memandikan
pasien
4. Risiko Setelah dilakukan Pencegahan
perdarahan tindakan Perdarahan
keperawatan Observasi
selama 3x24 jam 1. Monitor tanda
diharapkan tingkat dan gejala
perdarahan perdarahan
menurun dengan 2. Monitor tanda-
kriteria hasil: tanda vital
1. Perdarahan ortostatik
pasca operasi Terapeutik
tidak ada 3. Pertahankan
bed rest selama
72
perdarahan
Kolaborasi
4. Kolaborasi
pemberian
produk darah,
jika perlu
5. Risiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan
tindakan Infeksi
keperawatan Observasi
selama 3x24 jam 1. Monitor tanda
diharapkan tingkat dan gejala
infeksi menurun infeksi lokal
dengan kriteria dan sistemik
hasil: Terapeutik
1. Kemerahan 2. Batasi jumlah
menurun pengunjung
2. Nyeri menurun 3. Cuci tangan
3. Bengkak sebelum dan
menurun sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
berisiko tinggi
orang intervensi
01.12 3. Mencuci tangan
sebelum dan 1. Monitor tanda
sesudah kontak dan gejala infeksi
dengan pasien lokal dan
dan lingkungan sistemik
pasien 2. Batasi jumlah
Hasil : Mencuci pengunjung
tangan dengan 6 3. Cuci tangan
benar sebelum dan
01.13 4. Mempertahankan sesudah kontak
teknik aseptik dengan pasien
pada pasien dan lingkungan
berisiko tinggi pasien
Hasil : Melakukan 4. Pertahankan
tindakan dengan teknik aseptik
teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
untuk P: Lanjutkan
mengurangi rasa intervensi
nyeri
Hasil : Pasien 1. Identifikasi
tampak mulai lokasi,
tenang diberikan karakteristik,
teknik relaksasi durasi,
nafas dalam frekuensi,
15.22 5. Memfasilitasi kualitas,
istirahat dan tidur intensitas nyeri
Hasil : Pasien 2. Identifikasi
tampak tidur skala nyeri
15.24 6. Menjelaskan 3. Identifikasi
penyebab, respon nyeri
periode, dan non verbal
pemicu nyeri 4. Berikan teknik
Hasil : Pasien nonfarmakologi
tampak mengerti s untuk
dengan mengurangi
penjelasan yang rasa nyeri
diberikan 5. Fasilitasi
18.00 7. Penatalaksanaan istirahat dan
pemberian tidur
analgetik 7. Kolaborasi
Hasil : Fentanyl pemberian
2,0 gr/SP/IV analgetik
Metamizole 1
amp/IV, nyeri
berkurang
dengan skala
nyeri 4
3. Risiko Pencegahan Jumat, 31/12/2021
perdarahan Perdarahan Jam : 20.20
18.15 1. Memonitor tanda
dan gejala S: -
perdarahan
Hasil : Tidak ada O:
tanda dan gejala 1. Tampak luka
perdarahan post op tertutup
18.17 2. Memonitor tanda- kassa
tanda vital 2. Tidak ada
ortostatik tanda dan
81
Hasil: gejala
TD : 110/70 perdarahan
mmHg
N: 70x/i A : Risiko
P: 17x/i perdarahan belum
S: 36,3oC teratasi
SPO2: 100%
18.18 3. Mempertahankan P : Lanjutkan
bed rest selama intervensi
perdarahan
Hasil : Tidak ada 1. Monitor tanda
perdarahan dan gejala
perdarahan
2. Monitor tanda-
tanda vital
ortostatik
3. Pertahankan
bed rest selama
perdarahan
4. Risiko infeksi Pencegahan Infeksi Jumat, 31/12/2021
Observasi Jam : 20.25
18.20 1. Memonitor tanda
dan gejala infeksi S: -
lokal dan
sistemik O:
Hasil : Tidak ada 1. Tampak luka
tanda-tanda post op tertutup
infeksi kassa
18.21 2. Membatasi 2. Tidak ada tanda-
jumlah tanda infeksi
pengunjung
Hasil : A : Risiko infeksi
Pengunjung belum teratasi
dibatasi P : Lanjutkan
maksimal 1 intervensi
orang
18.22 3. Mencuci tangan 1. Monitor tanda
sebelum dan dan gejala
sesudah kontak infeksi lokal dan
dengan pasien sistemik
dan lingkungan 2. Batasi jumlah
pasien pengunjung
82
suction
Hasil : Pasien
kooperatif selama
tindakan
pasien
4. Risiko Pencegahan Sabtu, 1/12/2022
perdarahan Perdarahan Jam : 11.25
10.00 1. Memonitor tanda
dan gejala S: -
perdarahan
Hasil : Tidak ada O:
tanda dan gejala 1. Tampak luka
perdarahan post op
10.02 2. Memonitor tanda- tertutup kassa
tanda vital 2. Tidak ada
ortostatik tanda dan
Hasil: gejala
TD : 110/70 perdarahan
mmHg
N: 70x/i A : Risiko
P: 17x/i perdarahan belum
S: 36,3oC teratasi
SPO2: 100%
10.03 3. Mempertahankan P : Pertahankan
bed rest selama intervensi, pasien
perdarahan dipindahkan
Hasil : Tidak ada diruang perawatan
perdarahan interna
A. Pengkajian
papiler yaitu antara 25-34 tahun berurutan diikuti oleh rentang 45-54
tahun dan 55-64 tahun, rata-rata usia penderita yaitu 44 tahun dan
86
(2020) kanker tiroid terjadi pada semua usia, tetapi risikonya
memuncak lebih
87
87
awal pada wanita (yang paling sering berusia 40-an atau 50-an saat
tiroid (seperti hampir semua penyakit tiroid) terjadi sekitar 3 kali lebih
sering pada wanita daripada pria. Usia dan jenis kelamin bisa
menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kanker tiroid. Pada kasus
pada tiroid maupun organ lain (Ridho, Qodir, & Triwani, 2018).
3. Breathing
disebabkan oleh sekresi yang tertahan dan batuk tidak efektif karena
mulut. Tindakan intubasi baru dapat dilakukan bila: cara lain untuk
sadar untuk mencegah lidah agar tidak jatuh ke belakang faring yang
bantu nafas, tidak mampu batuk, bunyi nafas ronkhi, terpasang alat
ritme pernapasan.
4. Blood
krisis tiroid, gejala kondisi ini dapat berupa takikardia, dapat juga
yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang tidak normal
terjadi perdarahan.
5. Brain
6. Bladder
pada teori terjadi diare dan BAK dalam jumlah banyak, sedangkan
7. Bowel
didapatkan mual dan muntah, sulit menelan, gizi baik, tidak ada BAB.
8. Bone
kesenjangan antara teori dan kasus dimana di teori terjadi otot lemah
B. Diagnosa Keperawatan
operasi)
dll)
5. Risiko Perdarahan
operasi)
muskuloskeletal
4. Risiko perdarahan
5. Risiko infeksi
Kesenjangan diagnosa yang ada pada kasus namun tidak ada pada
teori yaitu :
Kesenjangan diagnosa yang ada pada teori namun tidak ada pada
kasus yaitu:
C. Perencanaan Keperawatan
2. Nyeri akut
analgetik.
4. Risiko perdarahan
5. Risiko infeksi
D. Implementasi Keperawatan
kateter suction.
2020).
2021 ).
fowler atau fowler. Menurut Marni (2016) posisi yang sesuai untuk
secret dari trakea dan bronchi ke faring, yang dapat dijangkau kateter
2. Nyeri akut
sampai berat. Nyeri akut post operasi sebagai suatu sensori subjektif
2018).
100
dan manfaat fisik bagi pasien post operasi. Manfaat berdoa bagi
agar individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa ketegangan dan
tidur pasien. Saat kurang tidur pada dasarnya otak akan membiarkan
lebih banyak rasa sakit. Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
kasus.
102
berkala terutama pada pasien post operasi dengan tirah baring dan
kasus.
4. Risiko perdarahan
perdarahan. Menurut Fitri dkk (2020) tanda dan gejala yang dapat
atau denyut nadi meningkat lebih dari 20 denyut per menit dalam
waktu 3 menit.
5. Risiko infeksi
berisiko tinggi.
lainnya.
Ratnawati & Sianturi (2019) cuci tangan menjadi pengaruh besar bagi
dengan pasien selama 24 jam. Maka dari itu cuci tangan sangatlah
E. Evaluasi Keperawatan
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Pada kasus
dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) belum ada masalah yang
teratasi yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, nyeri akut, defisit
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
108
109
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif, nyeri akut, defisit perawatan diri:
B. Saran
kultural-spiritual.
3. Bagi Penulis
Nim : 2004038
Nim : 2004038
tiroidektomi
8. Pada diagnosa
keperawatan medis
tambahkan kata factor
yang dapat menyebabkan
kondisi kritis sehingga
diangkat diagnosa
keperawatan……
117
Nim : 2004038
DAFTAR PUSTAKA
Adham, M., & Aldino, N. (2018). Diagnosis dan Tatalaksana Karsinoma Tiroid
Berdiferensiasi. ORLI, 1-13.
Amita, D., Fernalia, & Yulendasari, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Bengkulu. Jurnal Kesehatan Holistik,
26-28.
Anggarini, K. D. (2018, Augustus 06). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah
Kerja UPT KESMAS Sukawati I Gianyar. Retrieved from Poltekkes
Denpasar: http://repository.poltekkes-denpasar.id/id/eprint/6o8
Apriati, G. (2017, Februari 11). Konsep Medis Struma Fix. Retrieved from
Scribd: https://id.scribd.com/document/339046392/Konsep-Medis-
Struma-Fix
Artha, I. P. (2017). Transfusi Darah Pasca Bedah. Retrieved from Fakultas
Kedokteran Universitas Udyana:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f405e38c3d8e8
dfaa4521aebab07289e.pdf
Ayhan, H., S. Tastan, Lyigun, E., E. Ozturk, R. Yildiz, & Gorgulu, S. (2016).
The Effectiveness of Neck Stretching Exercises Following Total
Thyroidectomy on Reducing Neck Pain and Disability: A Randomized
Controlled Trial. Sigma Theta Tau International, 224-231.
Biello A, Kinberg EC, & Wirtz ED. (2021). Thyroidectomy. StatPearls.
BPS. (2015). Jumlah Kasus 2015. Retrieved from Badan Pusat Statistik
Sulawesi Selatan:
https://sulsel.bps.go.id/subject/30/kesehatan.html#subjekViewTab3
Budiana, I., & Nggarang, K. F. (2019). Penerapan Teknik Aseptik Pada
Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah RSUD Kabupaten Ende. Jurnal
Keperawatan Terpadu, 56-64.
Cahyadiningrum, A. (2019, Juli 11). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Anak Bronkopneumonia Dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Di Ruang Kaswari RSUD Wangaya Tahun 2019. Retrieved from
Poltekkes Denpasar: http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/id/eprint/2274
121
Clinic, M. (2020, April 15). Blood Transfusion. Retrieved from Mayo Clinic:
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/blood-
transfusion/about/pac-20385168
Darajatun, L. A., Alifiar, I., & Nofianti, T. (2017). Gambaran Penggunaan
Analgetika Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang III dan Melati Lantai 4
RSUD DR. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Fitofarmaka.
Elmika, E. (2020). Gambaran Umur, dan Jenis Kelamin Pasien Kanker
Payudara di RS Ibnu Sina Kota Makassar. Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, 422-424.
Ely, A. F., Risandiansyah, R., & Airlangga, R. H. (2019). Pengaruh Jumlah
Pengunjung Terhadap Jumlah dan Jenis Koloni Bakteri Pada Gagang
Pintu Kamar Mandi Dalam Dan Keran Westafel Di Salah Satu Rumah
Sakit Swasta Di Kota Malang. Fakultas Kedokteran: Universitas Islam
Malang.
Erita, Mahendra, D., & Batu, A. M. (2018). Buku Petunjuk Praktikum
Keperawatan Darurat Lanjutan 1 . Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia.
Fitri, Y., Wahyuli, S., Kadarsih, T., Merita, R., & Mawardi, A. (2020, April 29).
Laporan Pada Pasien Dengan Karsinoma Tiroid Dengan Post Op
Tiroidektomi Di Ruang ICU RS M. DJamil Padang. Retrieved from
Scribd: https://id.scribd.com/document/458909568/5-
6107256964482334825
Globocan. (2021). Indonesa - Global Cancer Observatory. The Global Cancer
Observatory, 1-2.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Nanda International Inc. Diagnosis
Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hikmatunaziah, E. (2020, Desember 22). SOP Suction ETT. Retrieved from
Scribd: https://id.scribd.com/document/488923246/Sop-Suction-Ett
Himawan, R., Rosiana M, A., Yulisetiyaningrum, & Ariyani, N. (2019).
Pengaruh Terapi Dzikir Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Benigna Prostat Hyperplasia Di RSUD RA. Kartini Jepara.
Jurnal ilmu keperawatan dan kebidanan, 229-235.
Isfiyanti, S. F. (2019, September 19). Perbandingan Efektifitas Tindakan
Suction Endotracheal Tube (ETT) Selama 7 dan 10 Detik Terhadap
Saturasi Oksigen Pada Pasien Di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. Retrieved from Universitas Muhammadiyah
Purwokerto: http://repository.ump.ac.id/9260
122
Pendidikan :
Tingkat Nama Tahun Tahun
Pendidikan mulai selesai
SD SD Yapis Al Furqaan 2003 2009
SMP SMP Yapis Timika 2009 2012
SMK SMK Negeri 3 Mimika 2012 2015
S1 STIKES Panakkukang Makassar 2016 2020