PUSKESMAS DI SUKOHARJO
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh:
KLAUDIA VINDY PUSPITASARI
J500160046
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
PROPOSAL SKRIPSI
Pembimbing Skripsi
ii
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan penulis, tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali dalam
naskah ini disebutkan dalam pustaka.
Surakarta,.....November 2019
Penulis
iii
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu namun ia amat baik bagimu dan boleh jadi
engkau mencintai sesuatu namun ia amat buruk bagimu, Allah maha mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS Al-Baqarah : 216)
iv
KATA PENGANTAR
v
9. Bapak, Ibu, kakak, kakek, dan nenek saya serta seluruh keluarga yang sangat
saya cintai dan sayangi, terimakasih atas seluruh kasih sayang, doa-doa,
kesabaran, perhatian, motivasi dan dukungan yang selalu mengalir setiap saat.
10. Teman-teman Astrocytes 2016 yang selalu bersama dalam suka maupun duka
yang telah memberikan dukungan sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman sepayungan skripsi yaitu Shofiyana Meistika, Anida Septi
Ramelina, Makiyatul Madania yang selalu membantu dan mendukung satu
sama lain, saling menguatkan, dan yang selalu ada dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-teman dekat saya Nabilla Munanda Putri, Maimunah Abdur Rahman,
Faricha Kurnia Ilahi, dan Dyah Mustikaturrokhmah yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, dan selalu ada disetiap suka dan duka.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu,
memberikan semanangat dan mendoakan penulis hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan sehingga dengan rendah hati penulis mengahrapkan kritik dan saran
yang sangat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1
A. Konteks Penelitian...................................................................
1
B. Fokus Penelitian.......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................
5
D. Manfaat Penelitian...................................................................
5
E. Keaslian Penelitian..................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................
7
A. Landasan Teori........................................................................
7
1. Kepuasan Pasien................................................................
7
2. Kualitas Pelayanan.............................................................
10
3. Fasilitas..............................................................................
12
vii
4. BPJS...................................................................................
13
5. Puskesmas..........................................................................
16
B. Kerangka Teori........................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................
21
A. Desain Penelitian.....................................................................
21
B. Lokasi Penelitian......................................................................
21
C. Rancangan Penelitian...............................................................
21
D. Alat dan Bahan.........................................................................
22
E. Prosedur Penelitian..................................................................
22
F. Analisis Data............................................................................
24
G. Pemeriksaan Keabsahan Temuan............................................
25
H. Definisi Operasional................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
27
LAMPIRAN.....................................................................................................
30
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik analisis content analysis: dari meaning unit sampai kode. . .
24
Tabel 3.2 Teknik analisis content analysis: dari kode sampai tema.................
24
ix
DAFTAR GAMBAR
x
ABSTRAK
Konteks Penelitian : kepuasan pasien BPJS atau peserta asuransi merupakan salah satu
faktor yang dapat digunakan dalam menentukan keberhasilan program pelayanan.
Kepuasan pasien merupaakan bagian dari tujuan perusahaan untuk mempertahankan
pelanggan/pasiennya. Fasilitas kesehatan yang baik dapat mempengaruhi kepuasan pasien
atau pelanggan. Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat ketidakpuasan yang
disebabkan karena fasilitas umum kesehatan: seperti kamar mandi yang kurang bersih
dan kurang memadai, ruang tunggu yang kurang luas dan kurangnya kebersihan.
Metode : Pada penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang bersifat
deskriptif. Metode penelitian ini lebih menekankan pada kesimpulan analisis data dengan
teknik wawancara mendalam, Focus Group Discussion, dan observasi. Responden yang
menjadi fokus penelitian adalah delapan (8) pasien BPJS dan tiga (3) pasien non BPJS di
Puskemas Gatak. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang masing-
masing berasal dari daerah di sekitar Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.
Temuan Penelitian : dari hasil penelitian ini didapatkan tema yaitu terdapatnya
kepuasan pasien BPJS terhadap fasilitas Puskesmas di Sukoharjo. Tema tersebut
merupakan cerminan dari empat kategori yaitu tersedia fasilitas fisik yang baik, fasilitas
non fisik yang baik, alat pemeriksaan yang baik dan lengkap, dan kualitas pemberian obat
yang sesuai.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun
2004 dan Nomor 24 Tahun 2011 dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial atau dikenal dengan nama BPJS. BPJS adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Sosial Nasional dan
program BPJS Kesehatan. Setelah dibentuknya program BPJS Kesehatan
masih banyak kalangan masyarakat yang masih kurang paham mengenai
program yang diselenggarakan BPJS Kesehatan yaitu Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) (Widada et al., 2017).
JKN dibentuk untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam
bentuk pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan. (KEMENKES, 2016). Namun di kalangan masyarakat muncul
persepsi yang kurang baik mengenai program JKN. Hal ini disebabkan karena
rendahnya pengetahuan dan sosialisasi tentang program BPJS Kesehatan.
(Rumengan et al., 2015).
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Sukoharjo, jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2015
adalah 889.966 jiwa[ CITATION DIN15 \l 1033 ]. Jumlah peserta JKN di
Kabupaten Sukoharjo adalah 761 ribu yaitu 85% dari jumlah penduduk.
Puskesmas di Sukoharjo adalah fasilitas pelayanan kesehatan primer yang
melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) rawat jalan sebesar
540.979 jiwa pada tahun 2018 [CITATION BPJ18 \l 1033 ].
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo sebanyak 12 buah yang
tersebar di 12 Kecamatan. Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas pada
tahun 2014 terlaporkan sebanyak 853.009 kunjungan. Rata – rata kunjungan
tertinggi di Puskesmas Kartasura dengan 290 pasien / hari dan terendah di
Puskesmas Bendosari dengan 131 pasien / hari [CITATION DIN151 \l 1033 ].
Pada tahun 2015 jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas sebanyak
1
2
disebabkan karena berbagai hal, seperti kamar mandi yang kurang bersih dan
kurang memadai, ruang tunggu yang kurang luas dan kurangnya kebersihan
[ CITATION Har17 \l 1033 ].
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Puskesmas
Duren dan Puskesmas Bergas tingkat ketidakpuasan dalam dimensi tampilan
pelayanan adalah di bawah rata-rata. Terdapat delapan fasilitas yang dinilai
dan dari kedelapan fasilitas pelayanan tersebut, tiga diantaranya termasuk
dalam prioritas utama yaitu pelayanan yang diberikan sangat penting namun
belum memenuhi harapan pasien. Ketiga fasilitas tersebut adalah penataan
loket pendaftaran yang baik dan jalur antrian pasien teratur, ruang tunggu
bersih, luas dan nyaman, dan tersedianya kursi dalam jumlah yang cukup
pada ruang tunggu (Eninurkhayatun et al., 2017).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tulumang di
RSU Prof. R. D. Kandou Malalayang, Manado diperoleh permasalahan antara
lain pasien mengeluhkan kondisi WC yang kotor, halaman yang kotor, tempat
parkir yang kurang rapi dan mengganggu kenyamanan, ruang tunggu yang
terlalu sempit dan kurang bersih, jadwal yang tidak tepat dengan adanya
alasan dokter belum datang, tidak adanya kesiapan petugas untuk
memberikan bantuan pasien yang sedang gawat darurat, tidak adanya
penjelasan yang lebih mendalam terkait penyakit pasien, tidak adanya
peralatan medis yang memadai, tidak ada waktu konsultasi bagi keluarga
pasien. Hal tersebut menyebabkan ketidakpuasan pengunjung atau pasien di
rumah sakit tersebut (Tulumang et al., 2015).
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa tersedianya fasilitas akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien,
sehingga peneliti ingin menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap fasilitas
Puskesmas di Sukoharjo.
4
B. Fokus Penelitian
Bagaimana kepuasan pasien BPJS terhadap fasilitas Puskesmas di
Sukoharjo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalis kepuasan pasien BPJS terhadap fasilitas Puskesmas di
Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap jenis
pemerikasaan fisik yang dilakukan dokter pada Puskesmas di
Sukoharjo.
b. Untuk menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap laboratorium
yang tersedia pada Puskesmas di Sukoharjo.
c. Untuk menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap jumlah obat yang
tersedia pada Puskesmas di Sukoharjo.
d. Untuk menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap kualitas obat
yang tersedia pada Puskesmas di Sukoharjo.
e. Untuk menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap kelengakapan alat
medis yang tersedia pada Puskesmas di Sukoharjo.
f. Untuk menganalisis kepuasan pasien BPJS terhadap sterilisasi
peralatan alat medis yang digunakan oleh Puskesmas di Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Dengan mengetahui kepuasan pasien BPJS terhadap fasilitas yang
tersedia, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menghasilkan
sebuah bukti/tulisan ilmiah untuk proses edukasi.
b. Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
tentang pentingnya ketersediaan fasilitas yang memadai terhadap
kepuasan pasien BPJS.
5
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Puskesmas
Memberikan masukan kepada Kepala Puskesmas tentang kepuasan
pasien BPJS terhadap pentingnya ketersediaan fasilitas yang memadai.
b. Bagi Penulis.
Menambah pengetahuan mengenai kepuasan pasien BPJS terhadap
ketersediaan fasilitas yang memadai.
c. Bagi Dokter dan Petugas Kesehatan,
Setelah membaca hasil penelitian ini diharapkan dokter dan petugas
kesehatan dapat memperbaiki dan memberikan pengetahuan untuk
menambah fasilitas yang dapat memberikan kepuasan terhadap pasien.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah kepustakaan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
khususnya mengenai ketersediaan fasilitas terhadap kepuasan pasien
BPJS.
E. Keaslian Penelitian
Berikut ini beberapa penelitian yang berkaitan
1. Harfika & Abdullah, 2017 dalam jurnal Balance Volume 14, Nomor 1,
Januari: Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas terhadap Kepuasan
Pasien pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Aceh Barat Daya melakukan
penelitian yang memiliki persamaan a) variabel bebas: fasilitas, b)
variable terikat: kepuasan pasien. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu:
a) sampel pasien BPJS, b) dilakukan di puskesmas, dan c) dalam penelitian
ini menggunakan metode kualitatif. Hasilnya yaitu variabel kualitas
pelayanan mempunyai pengaruh dominan dalam meningkatkan kepuasan
pasien.
2. Radito, T. 2014 dalam jurnal Ilmu Manajemen Vol. 11 No. 2, April : Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kepuasan
Pasien Puskesmas melakukan penelitian yang memiliki persamaan: a)
variabel bebas: fasilitas, dan b) variabel terikat: kepuasan pasien.
6
A. Landasan Teori
1. Kepuasan Pasien
a. Definisi
Definisi kepuasan secara luas adalah respon pemenuhan
konsumen yang merupakan penilaian dari suatu produk atau layanan,
ataupun produk layanan itu sendiri, dengan tingkat konsumsi yang
memberikan kesenangan terhadap pemenuhan, termasuk tingkat tinggi
dan rendahnya pemenuhan. Dalam istilah teknis, kepuasan adalah
penilaian konsumen terhadap suatu produk atau layanan sejauh mana
produk atau layanan itu telah memenuhi kebutuhan atau harapannya.
Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan menghasilkan
ketidakpuasan konsumen dengan produk atau layanan [ CITATION
Ile13 \l 1033 ]
Kepuasan pelanggan adalah suatu hal yang harus dipenuhi
secara optimal untuk pencapaian tujuan yang dinyatakan secara efisien
dan efektif, dan untuk kelanjutan bisnis yang lancar. Kepuasan
pelanggan adalah bagian integral dari tujuan organisasi yang harus
dipenuhi bagi suatu organisasi untuk mempertahankan pelanggannya.
Kepuasan kebutuhan masing-masing pelanggan memberikan ruang
untuk mempertahankan pelanggan dan menciptakan loyalitas
pelanggan untuk perlindungan perusahaan berkelanjutan. Dengan cara
yang sama, kepuasan pelanggan adalah indikator kuat tujuan
organisasi. Tingkat kepuasan pelanggan menentukan tingkat
pencapaian organisasi. Secara singkat, tingkat organisasi untuk
mempertahankan pelanggan sangat tergantung pada tingkat kepuasan
yang diperoleh dari suatu pelayanan atau produk organisasi. Kepuasan
konsumen adalah hasil kolektif dari persepsi, evaluasi dan reaksi
psikologis terhadap konsumsi produk atau layanan. Kepuasan
7
8
5) Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan suatu secara perusahaan yang
dilakukan langsung oleh pegawai/karayawan untuk memberikan
perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk kepekaan
atau kebutuhan konsumen. Jadi unsur dari dimensi ini adalah
gabungan dari akses yaitu kemudahan untuk mengonsumsi atau
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
3. Fasilitas
a. Definisi
Fasilitas adalah suatu sarana prasarana yang harus ada sebelum
jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas adalah segala sesuatu
yang bersifat fisik dan disediakan oleh pemberi jasa untuk
memberikan kenyamanan dan kepuasan konsumen. Dapat
disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala seuatu yang memudahkan
konsumen dalam usaha yang bergerak dibidang jasa. Berdasarkan hal
tersebut, maka segala fasilitas yang ada seperti kebersihan fasilitas,
kelengkapan, desain, kenyamanan, dan kondisi fasilitas harus
diperhatikan khususnya yang berkaitan dengan apa yang dirasakan
oleh konsumen [ CITATION Har17 \l 1033 ]
Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat
[CITATION PER14 \l 1033 ] . Sarana adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
Prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai penunjang
utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Sarana digunakan untuk benda yang bergerak (komputer, mesin) dan
prasarana untuk benda yang tidak bergerak (gedung) [ CITATION
PER17 \l 1033 ]
13
B. Kerangka Teori
Kepuasan Pasien
Jenis
Kelengkapan Jenis Kualitas
Laboratorium Pemeriksaan
alat medis Obat Obat
Fisik
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis kualitatif
yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada suatu subjek
penelitian[ CITATION Mol17 \l 1033 ]. Metode kualitatif, seperti wawancara
diyakini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
fenomena sosial daripada yang diperoleh dari kuantitatif murni metode,
seperti kuesioner [ CITATION Min15 \l 1033 ]
Metode penelitian ini lebih menekankan pada kesimpulan analisis data
yang didapatkan melalui pendekatan fenomenologi dengan teknik wawancara
mendalam, Focus Group Discussion dan observasional untuk memperoleh
data penelitian. Penelitian dengan menggunakan teknik wawancara mendalam
tersebut dapat memberikan kesempatan kepada responden untuk dapat
menggunakan bahasa yang telah disepakati sehingga diskusi yang dilakukan
dapat berjalan lebih lancar. Sedangkan teknik Focus Group Discussion adalah
teknik dengan cara peneliti mengumpulkan sekelompok orang untuk
membahas topik tertentu, yang bertujuan untuk menarik dari kompleks
pengalaman pribadi, kepercayaan, persepsi, dan untuk memperoleh informasi
yang lebih luas melalui interaksi yang dilakukan dengan responden (Nyumba
et al., 2017).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Gatak Kabupaten
Sukoharjo.
C. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini responden yang menjadi fokus penelitian adalah
delapan (8) pasien BPJS dan dua (2) pasien non BPJS di Puskemas Gatak
22
23
E. Prosedur Penelitian
1. Observasi Lapangan
Prosedur awal yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
observasi lapangan di Puskesmas tempat penelitian. Sebelum melakukan
24
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penilitian ini adalah content
analysis yang dapat dijelaskan dengan tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Teknik analisis content analysis: dari meaning unit sampai kode
[ CITATION Gra04 \l 1033 ]
Tabel 3.2 Teknik analisis content analysis: dari kode sampai tema
[ CITATION Gra04 \l 1033 ]
Tema Tema
Kategori Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
Sub Sub Sub Sub Sub Sub Sub
kategori kategori 1 kategori 2 kategori 3 kategori 4 kategori 5 kategori 6
Kode Kode 1 Kode 5 Kode 8 Kode 13 Kode 15 Kode 20
Kode 2 Kode 6 Kode 9 Kode 14 Kode 16 Kode 21
Kode 3 Kode 7 Kode 10 Kode 17 Kode 22
Kode 4 Kode 11 Kode 18 Kode 23
Kode 12 Kode 19
H. Definisi Operasional
1. Kepuasan
Definisi: perasaan seseorang yang telah mendapatkan pelayanan yang
menyenangkan dan sesuai dengan harapan konsumen.
2. Ketidakpuasan
Definisi: perasaan seseorang yang belum atau tidak mendapatkan
pelayanan yang menyenangkan dan sesuai dengan harapan konsumen.
3. BPJS
Definisi: merupakan suatu program pemerintah dalam hal jaminan
kesehatan yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat
4. Pasien
Definisi: seseorang yang sakit
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
th
4 Responden Ibu Su BPJS Kaworan WM
B. Hasil Penelitian
Temuan pada penelitian ini didapatkan tema yaitu terdapatnya kepuasan
pasien BPJS terhadap fasilitas yang baik pada puskesmas di Sukoharjo. Tema
tersebut merupakan cerminan dari empat kategori meliputi tersedia fasilitas
fisik yang baik, fasilitas non fisik yang baik, alat pemeriksaan yang baik dan
lengkap, dan kualitas pemberian obat yang sesuai.
1. Tersedia fasilitas fisik yang baik
Kategori fasilitas baik ini merupakan cerminan dari sub kategori
berikut ini :
a. Fasilitas fisik yang tersedia bagus dan
lengkap
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
beberapa responden memberikan keterangan bahwa fasilitas fisik yang
tersedia bagus dan lengkap, seperti dituturkan di bawah ini:
“kondisinya baik, yaa lengkap. Dari pertama masuk gitu tempat
parkirnya ya bersih, lingkungan sekitar puskesmas bersih pokoknya enak
dipandang mbak, terus halamannya rindang, rapi gitu mbak. Kalau
kelengkapannya ya mungkin lengkap mbak, la wong sudah bagus dan
rapi juga mbak jadi kira-kira saat ada pengunjung gitu ya mungkin
nyaman sama kondisi puskesmas sekarang ini mbak” (Pasien BPJS, 30
th)
“yaa kalau kondisinya fasilitasnya sudah bagus mbak, layak lah ya.
Fasilitasnya itu sekrang sudah ada semua mbak, kayak tempat parkir itu
ya ada, terus ruang tunggu buat pasien itu ya ada mbak. Kalau
lengkapnya ya lengkap mba, ruangan dokter ada rawat inap rawat jalan
ada semua ya lengkap, ruang buat poli-poli itu ya ada mbak”. (Pasien
BPJS, 50 th)
30
bener tadi kalau pasien banyak kadang nunggu nya di luar”. (Pasien
BPJS, 52 th)
Pada saat diperkuat dengan pengamatan atau observasi yang
dilakukan oleh peneliti, ruang tunggu yang tersedia bagus dan rapi.
c. Tersedia tempat sampah organik dan non
organik
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
beberapa responden memberikan keterangan bahwa terdapat tempat
sampah organik dan non organik, seperti dituturkan di bawah ini:
“tempat sampah e yo enek mbak, enek loro sandingan ngono kae mbuh
kuwi ki sampah basah opo kering aku ogak ngerti mbak. sing jelas aku
tau mbuak sampah og mbak, yo wis apik ora berantakan yo ora mambu
sampah e mbak”. (Pasien BPJS, 70 th)
“ada mbak tempat sampah organik sama non organik itu juga ada mbak,
sudah bagus ada kayak gitu to mbak, kan kita jadi belajar ben gak buang
sampah iku sembarangan. Jadi kan lingkungannya bersih mbak, kalau
bersih kan ya jarang terkena penyakit to mbak. terus itu juga kan tempat
sampahnya gak bau mbak, ada tutupnya semua. Jadi kalau penuh itu ya
sudah ada sendiri yang buang mbak”. (Pasien BPJS, 50 th)
Ketika diperkuat dengan diskusi kelompok terarah atau FGD,
dapat dituturkan sebagai berikut:
“ya ada mbak, tempat sampah nya dibedakan itu mbak ada yang basah
sama kering kan itu biar gak nyampur to mbak, terus ya ada banyak
sampah nya itu di setiap tempat kayak e mbak. ya sudah bagus, biar gak
berserakan”. (Pasien BPJS, 30 th)
Diperkuat dengan hasil dari pengamatan atau observasi yang telah
dilakukan oleh peneliti yaitu terdapat tempat sampah organik dan non
organik.
d. Kondisi ruang praktik dokter bagus
32
tersinar langsung juga dari matahari nya mbak, nggak pengap mbak”.
(Pasien BPJS , 30 th)
“waktu kemaren saya dirawat itu kan di kamar yang satu kamar buat 2
orang mbak, itu ya lumayan bagus mbak sedengan gak terlalu kecil atau
lebar gitu ukurannya pas. Kasurnya itu masih bagus mbak kemaren,
terus waktu ganti infus itukan habis ya langsung diganti sama
petugasnya jadi ya sudah bagus mbak rawat inap disana sudah kayak di
rumah sakit”. (Pasien BPJS, 52 th)
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan diskusi kelompok terarah
atau FGD, ruang rawat inap yang tersedia di puskesmas bagus dan bersih.
Dapat dituturkan dari penjelasan berikut:
“rawat inap bagus mbak, kasurnya juga penak mbak, jadi apa ya
nyaman gitu. Dulu itu aku dikamar yang buat dua pasien to mbak, terus
aku pas dapatnya itu di bagian pinggir dadi yo sejuk ono jendelone
cedak sawah. Enak mbak nyaman-nyaman wae nek menurutku. Kamar e
resik mbak, ada petugas yang bersihin itu setiap pagi, terus ya terawat
gitu mbak. jadi ruangannya juga cukup terang”. (Pasien BPJS, 49 th)
Ketika dilakukan konfirmasi dengan pengamatan atau observasi
yang dilakukan oleh peneliti didapatkan ruang rawat inap yang terdapat
di puskesmas kondisinya bagus dan bersih.
f. Poli pemeriksaan yang tersedia sudah
lengkap
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
beberapa responden memberikan keterangan bahwa poli pemeriksaan
yang tersedia di puskesmas sudah lengkap, seperti dituturkan di bawah
ini:
“oo poli gigi ada mbak kan itu juga ada rawat inap, itu juga ada
fisioterapi mbak sekarang kan saya sering nganter istri saya itu terapi
mbak, ada poli kehamilan juga ada, poli anak, terus poli lansia itu yang
diutamakan, lansia itu kalau periksa biasanya diutamakan mbak
34
didahulukan, ya bagus mbak itu. Mungkin ada lagi poli yang lain nya
juga tapi ya saya tahunya itu mbak”. (Pasien BPJS, 72 th).
“oh iya ada poli mbak, poli nya saya kurang tahu tapi setahu saya itu
udah ada poli gigi, poli anak, poli radiologi, terus fisioterapi, poli hamil,
poli lansia itu mbak, kan wes lumayan banyak ya mbak berarti ya sudah
bagus mbak sekarang ini, wong pemeriksaannya aja juga sama kayak di
rumah sakit, ada dokter yang menangani juga, jadi kalau menurut saya
ya sudah bagus mbak ada poli-poli seperti ini, jadi memudahkan pasien
juga to mbak”. (Pasien BPJS, 52)
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan diskusi kelompok terarah
atau FGD, poli pemeriksaan yang terdapat di puskesmas lengkap. Dapat
dituturkan dari penjelasan berikut:
“iya mbak poli pemeriksaannya sudah banyak, lengkap, bagus-bagus,
pelayanannya ramah, baik. Poli nya itu ada poli gigi karna kemaren
saya pernah periksa disana, poli ibu hamil ya ada, poli lansia,
fisioterapi juga sudah ada, lengkap”. (Pasien BPJS, 49 th)
Ketika dilakukan konfirmasi dengan pengamatan atau observasi
yang dilakukan oleh peneliti didapatkan poli-poli pemeriksaan di
puskesmas lengkap.
g. Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium
lengkap
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
beberapa responden memberikan keterangan bahwa pemeriksaan
laboratorium di puskesmas sudah lengkap, seperti dituturkan di bawah
ini:
“ya ada ruang laboratoriumnya mbak, itu sekarang memang sudah
bagus puskesmasnya, laboratoriumnya juga sudah lengkap, ada
pemeriksaan darah, saya disuruh cek darah mbak, terus ya ada cek gula
darah, kolesterol, asam urat itu juga disana semua mbak kalau tes tes
gitu, ada tes HIV, cek Hb, cek nya sudah banyak mbak. ya sudah kayak
di rumah sakit”. (Pasien UMUM, 25 th)
35
“alat laboratorium nya komplit kok mbak, lengkap mbak menurut saya,
ya apa itu ada pemeriksaan Hb, Golongan darah, cek asam urat,
kolesterol, gula darah, urin, HIV, feses, jadi ya lumayan sudah lengkap
kok mbak. Kalau cek Hb itu kemarin saya nunggunya cuman sebentar
mbak, gak sampai berhari-hari gitu. Kemarin saya itu nunggu 30 menit
sudah langsung keluar hasilnya jadi cuman sebentar og, jadi sehari jadi.
Tapi kalau yang lab lainnya kurang tau aku mbak”. (Pasien BPJS, 30
th)
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan diskusi kelompok terarah
atau FGD, poli pemeriksaan yang terdapat di puskesmas lengkap. Dapat
dituturkan dari penjelasan berikut:
“ada mbak, pemeriksaan laborat nya itu ada, kan saya juga belum
pernah periksa lab yo mbak. tapi nek krungu-krungu iku wes apik mbak.
ono cek gula darah, kolesterol, asam urat, ceh darah iku juga ada mbak.
terus nek jarene kuwi yo wes apik mbak, hasil lab e iku langsung dadi
mbak. jadi bisa ditunggu gitu mbak gak harus nunggu besoknya. Ya
menurut saya laboratorium ada itu juga sudah bagus mbak, pasien jadi
lebih mudah mbak apa-apanya”. (Pasien UMUM, 40 th)
Ketika dilakukan konfirmasi dengan pengamatan atau observasi
didapatkan jenis pemeriksaan laboratorium yang cukup lengkap meliputi
pemeriksaan hematologi, urinalisa, imunoserologi, kimia darah, dan lain-
lain.
2. Alat pemeriksaan baik dan lengkap
a. Kondisi alat pemeriksaan sudah baik
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
beberapa responden memberikan keterangan bahwa kondisi alat yang
digunakan sudah bagus, seperti dituturkan di bawah ini:
“kondisinya alat ya masih bagus-bagus mbak, kemaren dokternya ya
lengkap kalau meriksa itu. Kondisinya baik kok mbak, kalau rusak
mungkin juga langsung ganti yang baru to mbak. wong pasiennya aja
36
“kualitas obat nya ya sudah bagus mbak menurut saya, waktu dulu saya
periksa sakit batuk, pilek itu obatnya generik kayak e ya mbak
kualitasnya ya bagus mbak itu, wong saya sudah sembuh lo mbak 3 hari
itu, kan menurut saya ya cepet mbak. wong saya itu batuk sampek gak
bisa tidur og mbak, pas minum obatnya besoknya batuk tapi ya sudah
berkurang, pokoknya hilang batuknya itu sekitar 3 harian mbak, berarti
menurut saya ya sudah bagus mbak obatnya”. (Pasien UMUM, 40 th)
b. Jumlah obat yang diberikan sesuai
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
beberapa responden memberikan keterangan bahwa jumlah obat yang
diberikan sudah sesuai, seperti dituturkan di bawah ini:
“biasanya tiga macam obatnya mbak, dan habisnya itu 3 harian mbak,
jumalah nya itu gak terlalu sedikit agak terlalu banyak gitu lo mbak,
jadi ya cukupan mbak. Trus kalau obatnya habis itu tapi misale belum
sembuh juga suruh datang lagi mbak ke puskesmas jadi ya menurut saya
sudah bagus juga gitu lo mbak. (Pasien BPJS, 40 th)
“Itu pas saya sakit flu jumlah obat nya 3 macam mbak, itu ya biasanya
dikasih satu strip gitu kan mbak, terus ya saya minum terus 3 apa 4
harian itu saya sembuh mbak, ya obat nya menurut saya juga cukup
mbak, gak terlalu banyak gitu lo mbak, kalau saya pas sakit DBD itu
obatnya lumayan banyak mbak, tapi ya wajar kan sakit nya gak biasa,
terus suruh minum sampai habis, ya udah itu aja sih mbak.”. (Pasien
BPJS, 52 th)
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan diskusi kelompok terarah
atau FGD, jumlah obat yang diberikan sudah sesuai. Dapat dituturkan
dari penjelasan berikut:
“ya mungkin jumlah obatnya sudah sesuai ya mbak misalnya dipakai 3x
ya 3x gitu mbak. jumlahnya itu saya ada 3 macam obat mbak, rata-rata
memang dikasih 3 obat. Itu menurut saya ya gak terlalu banyak mbak
cukup jumlahnya”. (Pasien BPJS, 50 th)
39
nyaman dan senang dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Dapat
dituturkan sebagai berikut:
“ya seneng mbak, perasaan saya kalau fasilitasnya baik itu seneng
mbak, ya istilahnya pasien nyaman kalau fasilitasnya lengkap, bagus.
Pelayanan dokternya juga ramah, kan pasien juga seneng mbak”.
(Pasien BPJS, 52 th)
“keinginan saya ya terpenuhi mbak, ya kan sama petugasnya langsung
tanggap, terus ya ditangani langsung sama dokternya, penangannya ya
bagus, dokternya sabar, ramah, dan teliti. Jadi ya pasiennya percaya
sama pelayanannya dokter kan bagus to mbak, kalau bagus ya kita
seneng, ya nyaman-nyaman aja gitu mbak”. (Pasien UMUM, 25 th)
Kemudian untuk memperkuat dilakukan dengan diskusi kelompok
terarah atau FGD, pelayanan yang diberikan oleh dokter dan petugas
sudah baik. Dapat dituturkan dari penjelasan berikut:
“pelayananannya bagus mbak, petugasnya sabar, ramah. Dokternya
juga ramah, bagus mbak semuanya kalau pelayanannya, jadi dari waktu
pendaftaran itu petugasnya ramah-ramah sama juga diarahkan mbak,
jadi kita tahu harus bagaimana selanjutnya, jadi untuk keinginan saya
juga terpenuhi mbak ya merasa dihargai”. (Pasien BPJS, 72 th)
Ketika dilakukan konfirmasi dengan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, petugas puskesmas memberikan pelayanan yang baik, yaitu
meliputi seluruh petugas bersikap ramah kepada pasien yang datang,
memberikan arahan kepada pasien, memberikan informasi yang jelas.
Begitu juga dengan dokter pada saat di ruang praktik, dokter memeriksa
pasien dengan baik.
d. Pemberian konsumsi dan infus di ruang rawat inap sesuai
Pada saat dilakukan konfirmasi dengan wawancara mendalam
responden memberikan keterangan bahwa pemberian konsumsi dan infus
sesuai dengan kondisi pasien. Dapat dituturkan sebagai beriku:
“menurut saya konsumsinya juga sudah sesuai mbak, kan juga
disesuaikan sama sakitnya apa. Jadi bolehnya juga makan itu aja yang
42
yang menemukan senyawa atau zat aktif obat tersebut melalui proses riset.
Selama dalam perlindungan paten, obat jenis ini tidak boleh dibuat oleh
produsen lain, kecuali ada perjanjian khusus [ CITATION Fai16 \l 1033 ]
Dalam pelayanan kesehatan, obat adalah suatu komponen yang
penting karena digunakan dalam sebagian besar usaha kesehatan untuk
menghilangkan gejala dan tanda dari suatu penyakit, mencegah penyakit,
serta dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi disamping hal tersebut, obat
dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pasien apabila
penggunaannya tidak tepat. Berdasarkan hal tersebut, penyediaan informasi
obat yang baiik, benar, objektif dan lengkap sangat mendukung dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada pasien sehingga
dapat meningkatkan mutu, manfaat dan keamanan dari penggunaan obat
(Sinala et al., 2018).
Dimensi kualitas obat yang paling banyak digunakan di seluruh
diunia dalam menilai kualitas obat tentang kelayakan obat yang diedarkan
ke pasar berdasarkan pada safety, efficacy, dan acceptability (Mardiati et
al., 2015). Pelayanan apotek di rumah sakit maupun di puskesmas dan
fasilitas kesehatan yang lainnya, diperlukan oleh masyarakat untuk
memberikan jaminan pengobatan yang rasional (efektif, aman, tersedia, dan
biaya terjangkau). Selain hal tersebut, juga diperlukan pelayanan yang
berkualitas agar dapat memuaskan masyarakat sebagai konsumen (Maharani
et al, 2016)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan Focus Group
Discussion yang telah dilakukan peneliti didapatkan hasil bahwa sebagian
besar responden memberikan keterangan kulaitas obat yang diberikan
kepada pasien sudah baik dan sesuai dengan kondisi atau penyakit yang
diderita pasien. Hal tersebut dibuktikan pada saat responden mengonsumsi
obat yang diberikan akan sembuh dalam waktu 3-4 hari. Selain hal tersebut
obat yang diberikan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
Pada saat peneliti melakukan observasi, obat yang diberikan adalah obat
generik dan pemberian obat tidak dibedakan antara pasien umum dengan
47
non fisik merupakan segala sesuatu yang bukan benda mati, atau sesuatau
yang kurang dapat dibendakan dan mempunyai peranan untuk memudahkan
atau melancarkan suatu usaha fasilitas non fisik tersebut meliputi manusia,
jasa, dan uang [ CITATION Ana17 \l 1033 ]
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar
responden memberikan keterangan bahwa fasilitas non fisik di puskesmas
seperti pelayanan petugas yang ramah, sopan dan baik terhadap pasien,
selain hal tersebut petugas dalam memberikan informasi kepada pasien
sudah baik, sehingga keinginan pasien terpenuhi dan akan membangun
kepercayaan pasien yang tinggi terhadap petugas. Selain hal tersebut
pemeriksaan yang dilakukan dokter dokter lengkap, sehingga pasien tidak
ragu untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas tersebut. Pemberian
konsumsi dan penggantian infus pada pasien rawat inap sesuai dengan
kondisi yang sedang dialami pasien, sehingga pasien merasa puas dengan
pelayanan tersebut. Secara umum pelayanan di puskesmas tidak terdapat
perbedaan antara pasien BPJS dan pasien umum, semua pelayanan dan
fasilitas yang diberikan sama, termasuk pemberian obat.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nurheda et al., (2018) di
Puskesmas Maiwa Kabupaten Enrekang dengan metode penetilian
kuantitatif dengan indikator kepuasan pasien BPJS menyatakan bahwa hal
yang mendukung (Tangibles) pelayanan adalah terdapatnya kemampuan
petugas puskesmas dalam melayani pasien, sebagian besar hasil penelitian
responden memberikan keterangan bahwa pelayanan sudah baik. Selain hal
tersebut puskesmas memiliki papan petunjuk yang jelas, sehingga
mempermudah dalam memberikan arahan kepada pasien dan penampilan
dokter/petugas sudah bersih dan rapih.
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh[ CITATION Ant16 \l 1033 ]
dengan studi penelitian kuantitatif terhadap pasien BPJS di Puskesmas
Pandian Kabupaten Sumenep, hal yang menunjang kualitas pelayanan yang
baik adalah dokter dan petugas selalu memberi penjelasan tentang aturan
minum obat serta kemudahan mendapat informasi. Selain hal tersebut
49
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan temuan yang didapatkan pada penelitian ini, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa tema dari penelitian ini adalah terdapatnya
kepuasan pasien BPJS terhadap fasilitas Puskesmas di Sukoharjo, tema
tersebut merupakan cerminan dari empat kategori yaitu: tersedia fasilitas fisik
yang baik dan lengkap, fasilitas non fisik yang baik, alat pemeriksaan yang
baik dan lengkap, dan kualitas serta pemberian obat yang sesuai. Pada saat
dilakukan wawancara mendalam, sebagian besar responden memberikan
keterangan bahwa mereka puas terhadap fasilitas fisik yang tersedia,
kepuasan tersebut terletak pada kebersihan, kerapian, keindahan, dan
kelengkapan dari ruang tunggu, ruang praktik dokter, tempat parkir, halaman,
tempat sampah organik dan non organik, kamar mandi, dan mushola. Selain
hal tersebut, responden juga merasakan puas dengan tersedianya pelayanan
atau fasilitas non fisik yang bagus di puskesmas tersebut. Hal tersebut
ditandai dengan pemeriksaan dokter yang teliti, sesuai prosedur, lengkap,
51
Bhattacharya, A., Chatterjee, S., De, A., Majumder, S., Chowdhury, K., & Basu, M.
(2019). Patient Satisfaction at a Primary Level Health-care Facility in a District
of West Bengal: Are Our Patients Really Satisfied? Medical Journal , 11(4).
BPJS Kesehatan Divisi Regional VI. (2018). Peserta BPJS Kesehatan Menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa tengah.
Graneheim , U., & Lundman, B. (2004). Qualitative Content Analysis in nursing research
concepts, procedures, and measure to achieve trustworthiness. Journal Nurse
Education, 105-112.
Harfika, J., & Abdullah, N. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas terhadap
Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Aceh Barat Daya.
Balance, XIV(1).
Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relation, Advertising, KOmunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana.
53
54
Lawal, B., Agbla, S., Nkeiruka , Q., Afolabi, M., & Ihaji, E. (2018). Patients’ Satisfaction
With Care From Nigerian Federal Capital Territory’s Public Secondary
Hospitals:A Cross-Sectional Study. Journal of Patient Experience , 5(4), 250-
257.
Mawarti, F., Nuraini, F., & Thamrin, M. (2016). Analisis Kualitas Pelayanan Puskesmas
Terhadap Kepuasan Ibu Hamil di Kota Pangkalpinang Tahun 2015. JURNAL
KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, 3(1), 363-371.
Nyumba, T., Wilson, K., Derrick, C., & Mukherjee, N. (2017). The use of focus group
discussion methodology: Insights from two decades of application in
conservation. Methods in Ecology and Evolution, 20-32.
Pratiwi, K., Sjahruddin, & Aida Nursanti. (2014). Analisis Mutu Pelayanan Rumah Sakit
dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan pasien Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA)
Andini di Pekanbaru . JOM FEKON , 1(2), 1-16.
Rumengan, D., Umboh, J., & Kandou, G. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta BPJS Kesehatan di
Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manad. JIKMU, Suplemen,
5(1).
Tulumang, S. J., Kandou, G. D., & Tilaar, C. R. (2015). Tingkat Kepuasan Pasien atas
Pelayanan Rawat Jalan di Poli Penyakit Dalam (Interna) di RSU Prof. R. D.
Kandou Malalayang – Manado. JIKMU, 5(2b).
Widada, T., Pramusinto, A., & Lazuardi, L. (2017). Peran Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat
(Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan,
Provinsi Bengkulu). Jurnal Ketahanan Nasional, 23(2).
Wulandari, F. K., & Achadi, A. (2016). Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengguna
Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas Sebagai Gatekeeper di Dua
Puskesmas Kota Bekasi Tahun 2016. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 2(1),
39-47.
56
LAMPIRAN
57
B. Prosedur Penelitian
Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda
diminta menandatangani lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk Anda
simpan, dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:
1. Anda akan diminta untuk mengisi lembar presensi kehadiran yang
disediakan oleh peneliti;
2. Anda akan diwawancarai oleh peneliti untuk menanyakan: Nama, Usia,
Jenis Kelamin, Kota tempat Anda tinggal saat ini, Pekerjaan, Anda
mengidentifikasi diri sebagai, Status, dan beberapa pertanyaan lain yang
yang berkaitan dengan penelitian yang sifatnya terbuka dan spontan dari
peneliti sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti;
3. Setelah semua proses selesai, Anda akan diminta untuk mengisi presensi
kepulangan yang disediakan oleh peneliti. Pada bagian ini, Anda akan
diminta untuk membubuhkan 3 tandatangan : 1 di lembar presensi
kehadiran; 1 dilembar presensi kepulangan; dan 1 di lembar dilembar
inform consent.
D. Risiko Penelitian
Tidak ada risiko fisik yang akan ditimbulkan dari penelitian ini. Karena
dalam penelitian ini peneliti hanya mengumpulkan data melalui keterangan
responden yang berasal dari lembar wawancara. Dan tidak ada
intervensi/tindakan apa pun yang akan dilakukan oleh peneliti kepada
responden.
E. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian
akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti, staf penelitian, dan
dosen pembimbing peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa
melampirkan identitas responden penelitian.
F. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti
G. Informasi Tambahan
Bila sewaktu-waktu membutuhkan penjelasan lebih lanjut,
Bapak/ibu/saudara/i dapat menghubungi Klaudia Vindy Puspitasari pada no.
HP 085943030332 atau melalui e-mail vindyklaudia@gmail.com
Bapak/ibu/saudara/i juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UMS
di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Gonilan, Kartasura,
Surakarta 57102. Di No. telepon (0271) 716844 atau No. handphone +62822
2606 1944. Bisa juga melalui fax di (0271) 724883. Dan melalui e-mail
kedokteran@ums.ac.id.
60
Surakarta, …../…../……….
Tertanda,
Saksi Responden