Anda di halaman 1dari 6

B.

Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Pengertian Kebutuhan dasar

Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidakmenyenangkan dalam
merespons terhadap sesuatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan kondisi
berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangatsubjektif. Perasaan nyeri pada setiap
orang berbeda dalam hal skala ataupuntingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasirasa nyeri yang dialaminya. (Tetty, 2015).

Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yangmuncul
akibakerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkansebagai kerusakan
(International Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapatdiantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 3 bulan (Nanda I 2018). Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional
tidak menyenangkan yangmuncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkansebagai suatu kerusakan (International Association fol the Study of
Pain); awitanyang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan
atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebihdari tiga
(>3) bulan (Nanda I 2018).

2. Anatomi Fisiologi

Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerimarangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terdapat pada stimulus kuat yang secara potensial merusak.

a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf bebas akibat trauma karena benturan
atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang berlebihan
c.  Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin, ionkalium,
asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim proteolitik
Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeria.

a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : Pada kulit dan otot bermielin halus, garistengah 2-
5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar) : Dalam otot, tidak bermielin, garis tengah 0,4-1,2
mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik

3. Klasifikasi Nyeri

1. Menurut lokasinya:
a) Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa) 
b) Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/tendon, pembuluh
darah
a) Viseral / splanik pain : Organ viseral (renal colik, cholesistisis/radangkandung empedu,
apendisitis, ulkus gaster)
b) Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata, viseral, otot),ditransmisikan di
bagian tubuh lain.
c) Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis.
d) Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada.Contohnya yaitu
nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
e) Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan)

2. Menurut serangannyaa.
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas berat, area dapatdiidentifikasi,
karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga berat, sumbernyeri tidak
diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi difus (menyebar)
3. Menurut sifatnyaa.
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan timbul lagi

4. Etiologi
1. Lingkungan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Kelelahan
5. Budaya
6. Ansietas
7. Gaya koping
8. Pengalaman sebelumnyai.
9. Dukungan keluarga dan social

5. Manifestasi Klinis
1. Nyeri Akut
 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
 Menunjukan kerusakan
 Gangguan tidur
 Muka dengan ekspresi nyeri
 Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
 Posisi untuk mengurangi nyeri 
 Penurunan Tanda-tanda vital
2. Nyeri Kronis
 Perubahan berat badan
 Melaporkan secara verbal dan non verbal
 Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
 Kelelahan
 Perubahan pola tidur
 Takut cedera
 Interaksi dengan orang lain menurun

 
 

6. Patofisiologi
1. Nyeri di awali dengan kerusakan jaringan (issue damage) jadi dimana jaringan tubuh
yang cidera melepas zat kimia inflamatori (excitori neurotransmitter), (histamine dan
bradikinin ) sebagai vasodilator yang kuat edema kemerahan dan nyeri dan
menstimulus pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik,proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptr
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke
substantiagelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic
tractsthalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation,
limbicsystem, dan somatosensory cortex
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi
dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeriindividu
mulaimenyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins),
serotonin,norepinephrine & gamma aminobutyric acid menghalangi
/menghambattransmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, &
berefekmenghilangkan nyeri.
7. Komplikasi
1. Edema pulmonal 
2. Kejang
3. Masalah mobilisasid
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola istirahat dan tidur

8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
 Monitor tanda-tanda vital
 Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
 Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
 Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Medis
 Pemberian obat AnalgetikObat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara
total. Seseorangyang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
 Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)Aspirin dan Ibuprofen mengurangi
nyeri dengan cara bekerja di ujung
saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yangdihasilkan
luka.

9. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan dengan skala nyeri
 Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
 Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
 Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
 CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
 EKG
 MRI

Anda mungkin juga menyukai