Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DI RSJ

“HALUSINASI”

ZALMAYANTI, S.Kep
N202201083

CI INSTITUSI CI LAHAN

……………………… ……………………….

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2023
A. Pengertian

Halusinasi merupakan pengganggu atau perubahan presepsi dimana


pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatau
peberapan panca indra tanda ada rangsangan dari luar.

Halusinasi adalah salah satu gejala ganggguan jiwa dimana klien


mengalami perubahan sensosri presepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. (Damaiyanti, 2012;53)

B. Etiologi

1. faktor predisposisi

a. faktor perkembangan

tugas perkembangan pasien terganggu misalanya rendahnya kehangatan


keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandirisejak kecil, mudah
frustasi, dan lebih rentan terhadap stress.

b. faktor sosialkultural

seseorang merasa tidak diterima dilingkungan sejak bayi akan merasa


disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungan.

c. faktor psikologi

hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan pasien dalam mengambil


keputusan yang tepat demi masa depannya.

d. faktor genetik dan pola asuh

hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan


yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. faktor presipitasi
a. Perilaku

Respon klien terhadap halusinasi dapatberupa curiga, ketakutan, perasaan


tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat
membedakan nyata dan tidak

b. Stress lingkungan

c. Sumber koping

d. Biologis

C. Tanda dan Gejala

1. Data subyektif

a. mengatakan mendengar suara bisiskan/melihat bayangan

b. tidak mampu mengenal waktu,orang dan tempat

c. tidak mampu memechakan masalah

d. mengungkapkan adanya halusinasi

e. mengeluh cemas

2. Data objektif

a. berbicara dan tertawa sendiri

b. marah tanpa sebab

c. bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu

d. mudah tersinggung

e. tampak gelisah, gerakan mata cepat

f. pikiran yang berubah

g. tampakkepikiran dan berubah-rubah


D. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien tidak hanya berfokus


pada masalah halusinasi sebagai diagnose penyerta lain. Hal ini dikarenakan
tindakan yang dilakukan saling berkontribusi terhadap tujuan akhir yang akan
dicapai. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose gangguan
persepsi sensori halusinasi meliputi pemberian tindakan keperawatan berupa
terapi generalis individu yaitu (Kanine, E., 2012) :
1. Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,
2. Patuh minum obat secara teratur.
3. Melatih bercakap-cakap dengan orang lain,
4. Menyusun jadwal kegiatan dan dengan aktifitas
5. Terapi kelompok terkait terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi.
Rencana tindakan pada keluarga (Keliat, dkk. 2014) adalah
1. Diskusikan masalah yang dihadap keluarga dalam merawat pasien
2. Berikan penjelasan meliputi : pengertian halusinasi, proses terjadinya
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami, tanda dan gejala halusinasi, proses
terjadinya halusinasi
3. Jelaskan dan latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami
halusinasi : menghardik, minum obat, bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
4. Diskusikan cara menciptakan lingkungan yang dapat mencegah terjadinya
halusinasi.
5. Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan
6. Diskusikan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
follow up anggota keluarga dengan halusinasi.
E. Masalah keperawatan

1. Perubahan presepsi sensori : Halusinasi

2. Data yang perlu dikaji : Gangguan presepsi sensori

a. data subjektif

klien mengatakan mendengar suara bisiskan dan bayangan yang tidak


berhubungan dengan stimulus nyata, klien mengatakan merasakan
suatau rangsangan atau rabaan dan mencium sesuatu yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata.

b. data objektif

klien berbicara sendiri, klien bersifat, klien berhenti bicara ditengah


kalimat untuk mendengarakan sesuatu. Klien melamun dan melihat satu
arah.

3. Diagnosa keperawatan

- Gangguan presepsi sensori b.d gangguan pendengaran

Definisi : Perubahan presepsi terhadap stimulus baik internal maupun


eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang,
berlebihan atau terdistorsi.

Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif : Subjektif :
1. Mendengarkan suara bisikan 1. Respon tidak sesuai
atau melihat bayangan. 2. Bersikap seolah melihat,
2. Merasakan sesuatu melaui mendengar, mengecap, meraba,
indera perabaan, penciuman, atau mencium sesuatu.
penglihatan atau pendengaran.
Objektif : Objektif :
1.menyatakan kesal 1. Menyendiri
2. Melamun
3. Melihat kesuatu arah
4. Bicarasendiri

4. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Dx. Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Gangguan Setelah dilakukan asuhan SP 1:
presepsi sensori keperawatan selama 3 1. Identifikasi halusinasi :
b.d gangguan hari pertemuan isi, frekuensi, waktu
pendengaran diharapkan pasien dapat terjadi, situasi, pencetus,
mengontrol halusinasi perasaan, respon.
dengan kriteria hasil : 2. jelaskan cara
1. menyebutkan isi, mengontrol halusinasi :
waktu, frekuensi, situasi, hardik, obat, bercakap-
pencetus, perasaan. cakap, melakukan
2. memperagakan cara kegiatan.
dalam mengontrol 3. latih cara mengontol
halusinasi halusinasi dengan
menghardik.
4. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik.
SP 2:
1. evaluasi kegiatan
menghardik, beripujian
2. latih cara mengontrol
halusinasi dengan obat
(jelaskan 6 benar obat:
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, benar
obat )
3. masukan dalam jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum
obat
SP 3:
1. evalusi kegiatan latihan
menghardik dan obat, beri
pujian
2. latih cara mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap saat terjadi
halusinasi
3. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik,minum obat
dan bercakap- cakap.
SP4:
1. evalusi kegiatan latihan
menghardik dan obat, dan
bercakap-cakap, beri
pujian
2. latih cara mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian
(mulai 2 kegiatan)
3. masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik,minum obat
dan bercakap- cakap dan
kegiatan harian .
SP 5:
1. evalusi kegiatan latihan
menghardik dan obat, dan
bercakap-cakap dan
kegiatan harian
2. beri pujian
3. latih kegiatan harian,
nilai kemampuan yang
telah dilakukan dan nilai
apakah halusinasi
terkontrol.

5. Implementasi dan Evaluasi

Pada tahap implementasi, penulis mengatasi masalah keperawatan yakni:


diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran. Pada diagnosa keperawatan
gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran dilakukan strategi
pertemuan yaitu mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, perasaan, respon
halusinasi. Kemudian strategi pertemuan yang dilakukan yaitu latihan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Strategi pertemuan yang kedua
yaitu anjurkan minum obat secara teratur, strategi pertemuan yang ke tiga yaitu
latihan dengan cara bercakap-cakap pada saat aktivitas dan latihan strategi
pertemuan ke empat yaitu melatih klien melakukan semua jadwal kegiatan.

Evaluasi keperawatan yang diharapkan pada pasien dengan gangguan sensori


persepsi: halusinasi pendengaran adalah: tidak terjadi perilaku kekerasan, klien
dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat mengenal halusinasinya,
klien dapat mengontrol halusinasinya, klien mendapatkan dukungan dari
keluarga dalam mengontrol halusinasinya, klien dapat menggunakan obat
dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E., Rochimah, N., Suryati, K. R., & Lestari, W. (2009). Asuhan
keperawatan klien dengan gangguan jiwa.
Damaiyanti & Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Darmaja, I Kade. (2014). Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Tn. “S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
Diruang Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang.
Program Studi Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Bakti Indonesia Banyuwangi
Keliat B, dkk. (2014). Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta : EGC.
Keliat, B.A & Akemat. (2015). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai