Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA HALUSINASI

Disusun Oleh:
Silvia utami

DOSEN PEMBIMBING

ABUBAKAR SIDIK S.kep,M.kes

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIK BINA HUSADA PALEMBANG
2024

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

Pada bab ini akan dibahas sebelas diagnosa gangguan jiwa yang sering ditemukan baik di
setting rumah sakit jiwa maupun diseting komunitas. Penyusunan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) gangguan jiwa ini merujuk pada diagnosa Nanda (2005), NIC dan NOC
dengan pertimbangan pelaksanaannya lebih aplikatif dan profesional bagi seorang spesialis
keperawatan jiwa.

A. Halusinasi
1. Pengertian

Keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola rangsang
yang datang atau mendekat yang dikaitkan dengan penurunan/peningkatan/ distorsi
atau kerusakan respons terhadap rangsangan.

2. Karakteristik

a. Disorientasi (waktu/ tempat/ orang)


b. Konsentrasi kurang
c. Penyimpangan pendengaran/ penglihatan
d. Gelisah
e. Mudah tersinggung
f. Perubahan kemampuan memecahkan masalah
g. Perubahan pola perilaku
h. Perubahan pola komunikasi
i. Halusinasi *)
*) Karakteristik halusinasi sesuai dengan jenis halusinasi yang dialami

 Halusinasi penglihatan: merasa melihat bayangan


 Halusinasi pendengaran: merasa mendengar suara/ bisikan/ percakapan
 Halusinasi pengecapan: merasa mengecap rasa seperti rasa darah/ urin/ feses
 Halusinasi perabaan: merasa mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas.
 Halusinasi penghidu: Membaui bau-bauan tertentu yang tidak menyenangkan.

Faktor yang berhubungan


1) Rangsangan lingkungan yang berlebihan
2) Stress psikis
3) Perubahan penangkapan sensori, transmisi atau integrasi
4) Kurangnya rangsang lingkungan

Untuk menegakkan diagnosa ini perlu didapatkan data utama

1) Halusinasi sesuai karakteristik jenis halusinasi


2) Konsentrasi kurang
3) Penyimpangan pendengaran/ penglihatan
4) Perubahan pola perilaku (misal: bicara atau tertawa sendiri)
5) Perubahan pola komunikasi

3. Intervensi Generalis

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien


a) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

b.) STRATEGI PELAKSANAAN Keperawatan

SP 1

a) Membantu pasien mengenali halusinasi.

Dapat melakukan dengan berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi


(apa yang didengar/ dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan
pasien saat halusinasi muncul.

b) Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara:

 Menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien

Sp 2 Menggunakan obat secara teratur

Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk


menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Tindakan
keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat: jelaskan
pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa, jelaskan akibat bila
obat tidak digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat,
jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan
obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien, benar cara,
benar waktu, benar dosis).

Sp 3 Bercakap-cakap dengan orang lain

Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap


dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain
maka terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari
halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut.

Sp 4 Melakukan aktivitas yang terjadual

Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan


menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dapat dilakukan
dengan cara: menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
mengatasi halusinasi, mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
oleh pasien, melatih pasien melakukan aktivitas, menyusun jadual
aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih,
memantau pelaksanaan jadual kegiatan dan memberikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang positif.

c) Terapi Aktivitas kelompok: Stimulasi Persepsi, Hal

Anda mungkin juga menyukai