Anda di halaman 1dari 31

Halusinasi

Kelompok 3
Member of Group
3 1. Firma wapiq azizah 2211316022
2. Aulidina melifitri 2211316018
3. Nadya maharani 2211316025
4. Nurul qamaria 2211316021
5. Laras sukma hawali 2211316023
6. Lilis zulfiana 2211316007
7. Muharatil aprinalita 2211316026
1. Definisi
Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa dimana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi: merupakan sensori
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghidungan. Pasien merasakan stimulasi yang sebenarnya tidak
ada (Firman et al, 2018).
2. RENTANG RESPON
HALUSINASI
(STUART & LARAIA, 2001)

RESP RESP RESP


ADAPTIF PSIKOSOSIAL MALADAPTIF
-PIKIRAN LOGIS -DISTORSI PIKIRAN -G3 PIKIR/DELUSI
-PERSEPSI AKURAT -ILUSI -HALUSINASI
-EMOSI KONSISTEN- -REAKSI EMOSI >> -SULIT BERESPON
DGN PENGALAMAN TDK STABIL << EMOSI
-PERILAKU SESUAI -PERILAKU ANEH/ -PL. DISORGANISASI
BERHUB SOSIAL TDK BIASA -ISOLASI SOSIAL
-MENARIK DIRI
3. ETIOLOGI
HALUSINASI

Faktor Faktor
Presipitasi
Predisposis
i
Predisposisi
Kecenderungan khusus ke arah suatu keadaan
atau perkembangan tertentu

a. Faktor pengembangan
b. Faktor sosiokultural
c. Faktor biokimia
d. Faktor psikologis
e. Faktor genetik dan pola asuh
Presipitasi Faktor pemungkin timbulnya gangguan jiwa atau
secara umum adalah klien gangguan jiwa
timbulnya gangguan setelah adanya hubungan
yang bermusuhan, tekanan isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya.
a. Dimensi fisik
b. Dimensi emosional
c. Dimensi Intelektual
d. Dimensi sosial
e. Dimensi spiritual
4. Klasifikais
Halusinasi
● Pendengaran
● Penglihatan
● Penghidu
● Pengecapan
● Perabaan
● Kinesthetic (somatic/visceral) di mana subjek memiliki
persepsi tanpa objek yang dirujuk
5. Manifestasi
Klinis
6. Fase
Halusinasi
1.Fase I, Comforting (Perilaku klien yang
mencirikan dari tahap I (Comforting) yaitu
tersenyum atau tertawa sendiri, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat,
respon verbal yang lambat, diam dan
berkonsentrasi.)
2.Fase II, Condeming (Perilaku klien yang
mencirikan dari tahap II yaiu dengan terjadi
peningkatan denyut jantung, pernafasan dan
tekanan darah, perhatian dengan lingkungan
berkurang, konsentrasi terhadap pengalaman
sensorinya, kehilangan
kemampuan membedakan halusinasi dengan
realitas.)
Lanjutan…

3. Fase III, Controlling (Perilaku klien pada tahap III ini adalah perintah
halusinasi ditaati, sulit berhubungan dengan orang lain, perhatian terhadap
lingkungan berkurang, hanya beberapa detik, tidak mampu mengikuti
perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat.)
4. Fase IV, Conquering (Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi, klien
tampak panik. Karakteristiknya yaitu suara atau ide yang datang mengancam
apabila tidak diikuti. Perilaku klien pada tahap IV adalah perilaku panik,
resiko tinggi mencederai, agitasi atau kataton, tidak mampu berespon
terhadap lingkungan)
8.
PENATALAKSANAAN
MEDIS KEPERAWATAN
1. Psikofarmakoterapi
1. Tindakan
2. Terapi somatis
keperawatan
3. Pengikatan
genetaralis
4. Terapi kejang listrik
2. Tindakan keperawatan
5. Isolasi
spesialis : individu &
6. Terapi deprivasi tidur
keluarga
9. KOMUNIKAIS TERAPEUTIK
HALUSINASI
Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik khusus,
ada beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan gangguan
akibat penyakit fisik. Perbedaannya adalah :

1. Penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, penderita gangguan
penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali pasien dengan perubahan fisik,
ex : pasien dengan penyakit kulit, pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll).
2. Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan penderita penyakit
fisik membutuhkan support dari orang lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit fisik bisa saja jiwanya
sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.
Apa saja sih malsalah kepeawatan pada
kasus halusinasi?
Daftar Masalah Keperawatan Daftar masalah keperawatan halusinasi
pendengaran menurut (Yosep, 2016) meliputi sebagai berikut :
a. Resiko perilaku kekerasan

b. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.

c. Gangguan komunikasi verbal

d. Gangguan proses pikir


e. Isolasi sosial

f. Harga diri rendah

g. Koping individu tidak efektif


Strategi
SP (1) Pelaksanaan SP (2)
1) Bantu klien mengenal halusinasi (isi,
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1),
waktu terjadinya, frekuensi, situasi Berikan Pujian.
pencetus, perasaan saat terjadi
2) Latih cara mengontrol halusinasi
halusinasi).
2) Jelaskan cara mengontrol halusinasi bercakap-cakap dengan orang lain saat
dengan cara menghardik. terjadi halusinasi.

3) Latih cara mengontrol halusinasi dengan 3) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
cara menghardik.
latihan menghardik, dan bercakapcakap.
4) Peragakan cara menghardik.

5) Minta pasien memperagakan ulang.

6) Masukkan dalam jadwal kegiatan harian


klien.
SP (4)

SP (3) 1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, SP 2, dan


1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, dan SP 2), SP
Berikan Pujian. 3), Berikan Pujian.
2) Jelaskan pentingnya penggunaan obat
2) Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur pada gangguan jiwa.
untuk mengatasi halusinasi. 3) Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai
program.
3) Diskusikan kegiatan/kemampuan positif yang
biasa dilakukan oleh klien. 4) Jelaskan akibat bila putus obat.

4) Latih cara mengontrol halusinasi 5) Jelaskan prinsip 6B (jenis, guna,


melakukan dengan kegiatan harian dosis,

kegiatan). (mulai 2 frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).


6) Latih klien minum obat.
5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
7) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, bercakap-cakap dan kegiatan menghardik, bercakap-cakap, kegiatan harian
harian dan minum obat.
0
1 JURNAL
TELAAH
‘’IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DENGAN PENGENDALIAN DIRI KLIEN
HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA’’
Judul IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DENGAN PENGENDALIAN DIRI KLIEN HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA
Jurnal Jurnal Kesmas Asclepius
Volume dan Halaman Volume 1 Nomor 2
Tahun 2019
Penulis Juli Andri, Henni Febriawati, Panzilion, Selvia Novita Sari, Diko Anandika Utama
Reviewer Kelompok 4
Tanggal 21 Februari 2023
Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh implementasi keperawatan dengan pengendalian diri klien halusinasi pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Jiwa
Soeprapto Provinsi Bengkulu.
Subjek Penelitian seluruh pasien skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori halusinasi yang belum pernah mendapatkan pemberian implementasi keperawatan jiwa
yang berjumlah 10 orang dan berada dir ruangan IPC.
Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan cara pemberian implementasi secara langsung di Ruangan Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto
Provinsi Bengkulu. Dan data sekunder didapat dari dokumen hasil rekam medik Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu.
Teknik Analisis Data
Untuk melihat pengaruh intervensi keperawatan dengan pengendalian diri pada klien halusinasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik T
dependent karena membandingkan data yang berasal dari kelompok data yang berpasangan. Dengan tingkat kepercayaan 95 % atau α = 0,05.
Hasil Penelitian bahwa dari 10 klien, terdapat 8 orang klien(80%) dikatakan tidak mampu dalam melakukan pengendalian diri dan 2 orang klien (20%) dikatakan
mampu melakukan pengendalian diri. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak klien yang tidak mampu melakukan pengendalian diri dikarenakan
belum mendapatkan implementasi keperawatan jiwa sedangkan sesudah implementasi dapat dilihat bahwa dari 10 klien, terdapat 3 orang klien (30%)
dikatakan tidak mampu dalam melakukan pengendalian diri dan 7 orang klien (70%) dikatakan mampu melakukan pengendalian diri. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan pengendalian diri klien dapat meningkat karena diberikan strategi pelaksanaan untuk mengendalikan halusinasi
klien, sehingga klien mampu untuk mengontrol halusinasinya dan melakukan pengendalian diri dikarenakan telah mendapatkan implementasi
keperawatan jiwa.
Kelebihan Penelitian Penelitian ini memberikan paparan yang lengkap
Kekurangan Penelitian Subjek penelitian masih sedikit sehingga hasil yang di dapat belum sempurna
Kesimpulan Ada pengaruh pemberian implementasi dan pengendalian diri klien halusinasi pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Privinsi
Bengkulu. Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan penelitian yaitu semakin baik
pelaksanaan intervensi keperawatan maka pengendalian diri klien halusinasi semakin baik.
0
2 JURNAL
TELAAH
‘Aplikasi Terapi Bercakap-Cakap Pada Tn.
N dengan Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran di Jampang
Kulon’’
Judul Aplikasi Terapi Bercakap-Cakap Pada Tn. N dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Jampang Kulon
Jurnal Jurnal Lentera
Volume dan Halaman Volume 4, Nomor 1
Tahun 2021
Penulis Siti Patimah
Reviewer Kelompok 3
Tanggal 21 Februari 2023
Tujuan Penelitian Melatih terapi bercakap - cakap dengan orang lain untuk menurunkan tingkat halusinasi pasien.
Subjek Penelitian Tn.N usia 35 tahun dengan diagnosa fokus gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam studi kasus ini adalah penelaahan kasus. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam studi
kasus ini adalah total sampling yakni suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel secara keseluruhan.
Hasil Penelitian Tn.N usia 35 tahun dengan diagnosa fokus gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran. Faktor presipitasi klien mengatatakan sering
mendengar suara tanpa ada wujudnya yaitu saat klien sendiri. Faktor Predisposisi pernah mengalami gangguan jiwa 5 tahun yang lalu
setelah diceraikan oleh istrinya dan pernah masuk RS Jiwa, tidak memiliki trauma tetapi pernah menjadi pelaku memukuli ibunya,
pengalaman tidak menyenangkan yaitu diceraikan oleh istrinya, pengobatan sebelumnya tidak berhasil karena tidak mau minum obat dan
tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Kelebihan penelitian - Terdapat kesesuaian tujuan dan hasil pada jurnal
- Pemilihan kata cukup mempermudah pembaca memahami jurnal
- Jurnal disusun secara sistematis
- Referensi yang digunakan merupakan referensi terbaru yaitu 10 tahun kebelakang.
Kekurangan Penelitian - Data yang diperoleh tidak dijabarkan secara jelas
- Tujuan penelitian tidak dicantumkan secara jelas pada abstrak
- Metode penelitian tidak dicantumkan secara jelas pada abstrak
- Hasil penelitian tidak dicantumkan secara jelas pada abstrak
- Peneliti hanya menggunakan satu sampel pada peenelitian
Kesimpulan Data subjektif klien mengatakan sering mendengar suara yang tanpa ada wujudnya, suara itu muncul tidak menentu tetapi lebih sering
muncul di malam hari ketika klien mau tidur. Frekuensinya 2-3x dalam sehari. Isi suara tersebut yaitu perintah seorang perempuan untuk
memukul orang. Respon klien saat mengontrol halusinasinya yaitu dengan didiamkan. Data objektif saat berbicara klien sering melirik kanan
dan kiri seolah ada yang mengajak ia berbicara, klien kadang berbicara sendiri dan menutup telinga. Diagnosa fokus yaitu gangguan persepsi
0
3 JURNAL
TELAAH
‘’STUDI LITERATUR ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA’’
udul STUDI LITERATUR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PADA PASIEN
SKIZOFRENIA
urnal Jurnal Lontara Kesehatan
olume dan Halaman Volume 2 No 1 halaman 11-20
ahun 2021
enulis Dedeh Vebryani Tampang, Hairuddin Safaat, Ulul Asmy
eviewer Kelompok 3
anggal 21 Februari 2023
ujuan Penelitian Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa pada pasien yang mengalami skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori halusinasi
ubjek Penelitian Pada klien skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori yang peneliti dapatkan dari berbagai literatur ( Literatur Review)
Metode Penelitian Studi literatur untuk mengungkapkan teori teori yang relevan dengan permasalahan yang di teliti
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 2 artikel asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan gangguan persepsi sensori
didapatkan :

 Pengkajian
Dari persamaan kedua artikel tersebut mengemukakan beberapa gejala yang muncul pada halusinasi yaitu bicara dan tertawa
sendiri, pergerakan mata cepat, respon verbal lambat, tidak bisa tidur dan menarik diri dari orag lain

 Diagnosa
Pada diagnosa di dua artikel terdapat perbedaan yaitu pada jurnal 1 membahas asuhan keperawatan pada pasien pada halusinasi
pendengaran sedangkan jurnal 2 membahas asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi

 Intervensi dan implementasi


Terdapat persamaan yaitu setiap Sp yang dilaksanakan sesuai dengan teori yang dikemukakan

 Evaluasi
Persamaan kedua jurnal Sp 1 sampai Sp 4 terlaksana dengan baik
elebihan Penelitian  Kata kata yang peniliti gunakan mudah dipahami

 Data disajikan dalam bentuk tabel sehingga mempermudah pembaca

 Peneliti menjelaskan persamaan dan perbedaan dari masing masing artikel


ekurangan Penelitian  Peneliti menggunakan metode literatur review sehingga memungkinkan data yang didapatkan bukan merupakan data terbaru
esimpulan Berdasarkan hasil pengkajian keluhan utama pasien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi adalah dimana data subjektif: klien
mengatakan sering mendengar suara bisikan dan mengatakan sulit tidur. Sedangkan pada data objektif : Klien nampak melamun, sedih, dan
jarang kontak mata dengan orang disekitarnya. Dengan tanda dan gejala yaitu : sering mendengarkan suara- suara. Rencana asuhan
keperawatan yang ditetapkan sesuai perkembangan klien berdasarkan respon subjektif dan objektif pasien dengan menggunakan teknik
komunikasi teraupetik dan evaluasi menunjukkan bahwa implementasi dengan menggunakan proses keperawatan jiwa sangat efektif.
0
4 JURNAL
TELAAH
‘Penerapan Psikoreligius Dzikir untuk
Mengontrol Halusinasi pada Pasien
Gangguan Sensori Presepsi Halusinasi
Pendengaran di RSJD Provinsi Lampung’’
udul Penerapan Psikoreligius Dzikir untuk Mengontrol Halusinasi pada Pasien Gangguan Sensori Presepsi Halusinasi Pendengaran di
RSJD Provinsi Lampung
urnal Jurnal Cendekia Muda
Volume dan Halaman Volume 2, Nomor 2. Halaman 210-219
ahun 2022
enulis Indah Permata Sari, Nia Risa Dewi, Nury Lutfiyatil Fitri
Reviewer Kelompok 3
anggal 21 Februari 2023
ujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan psikoreligius dzikir untuk mengontrol halusinasi
pada pasien dengan gangguan sensori halusinasi pendengaran di RSJD Provinsi Lampung
ubjek Penelitian 2 orang pasien yang memiliki masalah keperawatan halusinasi pendengaran dan beragama Islam
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dengan teknik yang digunakan adalah wawancara dan observasi
menggunakan 5 tahap keperawatan.
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari kedua subjek penelitian jenis kelamin, usia, pekerjaan, faktor presipitasi dan
predisposisi adalah faktor utama kedua subjek mengalami gangguan halusinasi.
Penerapan terapi dzikir juga mengurangi tanda dan gejala halusinasi yang terjadi pada ke dua pasien, dari 7 tanda yang dinilai,
maka pasien sudah berada pada tanda dan gejala halusinasi ringan
Sebelum penerapan terapi psikososial dzikir kedua subjek berada dalam kategori halusinasi berat, sedangkan setelah dilakukan
terapi dzikir selama 6 hari kedua subjek berada dalam kategori halusinasi ringan.
Kekuatan Penelitian  Data yang disajikan dalam bentuk tabel mempermudah pembaca mengetahui isi dari jurnal

 Hasil dari penelitian juga sesuai dengan tujuan yang dituliskan pada abstrak
 Pada jurnal dilengkapi dengan email penulis sehingga pembaca jurnal bias menghubungi peneliti apabila ada hal yang
dirasa kurang dimengerti
 Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian menggunakan sedikit sekali sample, hanya 2 sample penelitian, sehingga bisa saja penelitian menunjukkan
hasil yang berbeda pada sample lain.
Kesimpulan Hasil dari penelitian penerapan terapi dzikir pada pasien yang mengalami halusinasi pendengaran menunjukkan bahwa terapi
dzikir membawa pengaruh yang baik bagi penderita halusinasi pendengaran. Penderita yang awalnya mengalami halusinasi berat,
setelah terapi dilakukan selama 6 hari menunjukan perubahan positif menjadi halusinasi ringan, serta pasien memiliki kemampuan
mengontrol halusinasi.
0
5 JURNAL
TELAAH
‘Aplikasi Asuhan Keperawatan Generalis
dan Psikoreligius Pada Klien Gangguan
Sensori Persepsi : Halusinasi Penglihatan
dan Pendengaran’’
Judul Aplikasi Asuhan Keperawatan Generalis dan Psikoreligius Pada Klien Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Penglihatan dan Pendengaran

Jurnal Jurnal Riset Kesehatan Nasional


Volume dan Halaman Volume 2 (2), 114-123
Tahun 2018
Penulis Irma Erviana dan Giur Hargiana
Reviewer Kelompok 3
Tanggal 21 Februari 2023
Tujuan Penelitian Menganalisis efektifitas aplikasi asuhan keperawatan generalis dan psikoreligius terhadap pasien halusinasi dengan
early psikosis

Subjek Penelitian Nn. S (19 tahun)


Metode Penelitian Analisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien halusinasi dengan early psikosis yang dilaksanakan di ruang
Abimanyu sejak tanggal 2-11 Mei 2018 dengan menggunakan teknik Auditory Hallucination Symptom
Management (AHSM) dan terapi modalitas (teknik psikoreligius)
Hasil Penelitian  Klien diajarkan menghardik halusinasi dengancara menutup telinga, didalam hati meyakinkan dan mengusir halusinasi dengan mengatakan
“pergi….pergi….kamu suara palsu” dan menganjurkan klien untuk beristighfar dan berdzikir mengingat Allah. Berdasarkan hasil evaluasi yang
didapatkan klien mampu memperagakan teknik menghardik halusinasi namun membutuhkan optimalisasi kemampuan klien dalam
menghardik, pada pertemuan berikutnya.
 Mengontrol halusinasi dilakukan dengan menjelaskan fungsi dan manfaat obat yang klien konsumsi setiap hari. Menumbuhkan pentingnya
arti obat yang dikonsumsi setiap hari bertujuan agar klien selanjutnya akan mengkonsumsi obat bukan kareana terpaksa namun memang
karena merasa membutuhkan, dengan harapan ketika klien kembali kerumah tidak menjadi beban keluarga karena harus susah payah
memaksa klien minum obat serta tidak akan ada lagi keluhan yang muncul karena putus obat. Respon yang didapatkan dari klien setelah
berdiskusi mengenai obat-obatan yang klien konsumsi saat ini klien mampak tenang, klien mengatakan jadi mengerti pentingnya obat.
 Tindakan keperawatan berikutnya yang dilakukan yaitu melatih dan menganjurkan klien melakukan tehnik bercakap-cakap bila halusinasi
muncul, memberikan contoh cara meminta perawat atau teman bercakapcakap bila sedang berhalusinasi dan berdasarkan evaluasi yang
dilakukan didapatkan hasil setelah klien melakukan teknik bercakap-cakap klien lebih mampu mengontrol halusinasi yang timbul, dan klien
mengatakan akan melakukan kembali teknik yang diajarkan, dan klien juga mengatakan mampu melakukan kembali teknik bercakap-cakap
yang diajarkan
 Mengajak klien membuat jadwal kegiatan agar klien mampu mengontrol diri dari gangguan halusinasi, menanyakan pada klien hal apa yang
paling disukai dan dapat dilakukan selama berada dirumah sakit, ajak klien memasukan kegiatan yang disukai kedalam jadwal kegiatan
harian. Respon yang didapat yaitu klien mengatakan sangat senang menghabiskan waktu untuk berdoa, sholat, dan mengaji, klien
mengatakan bila melakukan aktivitas tersebut hatinya terasa tenang
 Klien mengatakan saat ini dirinya sudah tidak lagi mendengar suara-suara yang mengejeknya, menertawainya namun klien masih menemui
bayangan hitam yang muncul ketika klien dalam kondisi sendiri atau ketika sedang tidak melakukan kegiatan apa pun. Teknik menghardik
yang penulis ajarkan cukup efektif, klien mengatakan sering melakukan tehnik menghardik yang diajarkan untuk mengontrol halusinasi
sambil berdzikir mengingat Allah SWT serta penulis menganjurkan klien untuk melakukan sholat sunah dan membaca Al-Qur’an ketika klien
sedang sendiri atau ketika sedang tidak ada teman yang akan diajak berbinc
Kelebihan Penelitian  Penelitian ini memberikan paparan yang lengkap
 
Kekurangan Penelitian  Penulis langsung memberikan contoh-contoh kegiatan dari metode yang dijelaskan, tanpa menjelaskan secara spesifik mengenai metode
tersebut sebelumnya Ditemui beberapa ejaan yang salah dalam penulisannya
Kesimpulan  Proses pemberian asuhan keperawatan dilakuan sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis menggunakan teknik Auditory
Hallucination Symptom Management (AHSM) yang digabungkan dengan terapi modalitas (teknik psikoreligius). Mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik pada Nn. S dirasa lebih efektif bila dikombinasi dengan menutup telinga dan didalam hati beristigfar serta berdzikir mengingat
Allah SWT, cara ini efektif bagi klien dan terlihat adanya penurunan tanda serta gejala halusinasi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien halusinasi, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga
perlu dilakukan pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang dapat menciptakan suasana
terapeutik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan.
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan halusinasi, pasien sangat membutuhkan
kehadiran keluarga sebagai sistem pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu
perawat / petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan
membina kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran
serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan klien.
 
A. Saran
Sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus halusinasi yang terjadi dan kita harus
mampu membedakan resiko halusinasi tersebut dan bagaimana cara penanganannya.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai