Anda di halaman 1dari 11

Nama : Nining Anjarwati

Nim : PO713201201027

LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

A. MASALAH UTAMA
Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikansesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa adarangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melaluipanca indra tanpa stimulus eksternal (persepsi
palsu). Berbeda dengan ilusidimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus,
salah persepsipada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi.
Stimulusinternal dipersepsikan sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien. (Wahyudi,Oktaviani,
Dianesti dkk. 2018)

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu.
Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor penentu gangguan ini
sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Anak kembar identik memiliki
kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami
skizofrenia, sementara jika dizigote, peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang
salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang15% mengalami
skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluangnya
menjadi 35%.

b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal.
Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,khususnya dopamin, serotonin,
dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
neurotransmitter. Dopamin berlebihan,tidak seimbang dengan kadar serotonin. 2)
Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat menjadi faktor
predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi skizofrenia
antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yangpencemas, terlalu
melindungi, dingin, dan tak berperasaan,sementara ayah yang mengambil
jarak dengan anaknya.

2. Faktor Presipitasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
c. Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur, ketidakseimbangan
irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat sistem syaraf pusat, kurangnya
latihan, hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di rumah
tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas
sehari-hari, kesukaran dalam hubungan dengan orang lain, isolasi social,
kurangnya dukungansosial, tekanan kerja, kurang ketrampilan dalam bekerja,
stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
e. Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah,putus asa, tidak
percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri,merasa punya kekuatan
berlebihan, merasa malang, bertindak tidakseperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan, rendahnya kernampuan sosialisasi, perilaku agresif, ketidak
adekuatan pengobatan, ketidak adekuatan penanganan gejala.

3. Perilaku (Tanda dan Gejala)


Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut (Wahyudi,
Oktaviani, Dianesti dkk. 2018) :
1) Bicara,senyum dan tertawa sendiri
2) Mengatakan mendengar suara
3) Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
4) Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis
5) Tidak dapat memusatkan konsentrasi
6) Pembicaraan kacaw terkadang tidak masuk akal
7) Sikap curiga dan bermusuhan
8) Menarik diri, menghindar dari orang lain.
9) Sulit membuat keputusan
10) Ketakutan
11) Mudah tersinggung
12) Menyalahkan diri sendiri/orang lain
13) Tidak mampu memenuhu kebutuhan sendirin.
14) Muka merah kadang pucat
15) Ekspresi wajah tegang
16) Tekanan darah meningkat
17) Nadi cepat
18) Banyak keringat

4. Mekanisme Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapistressor: pada halusinasi
terdapat 3 mekanisme koping yaitu (Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk. 2018) :
a. With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asik dengan pelamaninternalnya
b. Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yangmembingungkan
c. Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses masalahdan
mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.

5. Sumber Koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahan tentang pengaruh gangguan
otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi modal, seperti intelegensi atau kreativitas
yang tinggi.

6. Pohon Masalah (Psikodinamika)

Risiko Perilaku Kekerasan


Gangguan Presepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial

Mekanisme Koping Tidak Efektif

7. Tindakan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
1) Isolasi sosial
2) Gangguan presepsi sensori: Halusinasi
3) Risiko perilaku kekerasan

- Rencana Asuhan Keperawatan


➢ SP Halusinasi Pasien dan Keluarga
NO SP PASIEN SP KELUARGA
1. Sp1 Sp1
1. Bina hubungan saling 1. Memberikan pendidikan
percaya dengan pasien kesehatanpada keluarga mengenai
2. Membantu pasien menyadari masalah pengertian halusinasi,
gangguan sensori persepsi 2. jenis halusinasi yang dialami pasien,
halusinasi 3. tanda dan gejala halusinasi, dan
3. Melatih pasien cara 4. cara-cara merawat pasien halusinasi.2
mengontrol halusinasi Sp 21.
4. Mengidentifikasi halusinasi :
isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan,
respon
5. Menjelaskan cara
mengontrol halusinasi:
menghardik, minumobat,
bercakap- cakap, melakukan
kegiatan
6. Melatih klien cara

mengontrol halusinasi
dengan menghardik
7. Melatih klien memasukkan
latihan menghardik dalam
jadi bual kegiatan harian
klien
2. Sp2 Sp2 1. Melatih keluarga
1. Evaluasi jadwal praktek merawat
kegiatan harian pasien pasien langsung
2. Jelaskan pentingnya dihadapan pasien
penggunaan obat pada 2. Berikan kesempatan kepada
gangguan jiwa keluarga untuk memperagakan
cara merawat pasien dengan
3. Jelaskan akibat bila halusinasi langsung di hadapan
obat tidak digunakan pasien
sesuai program
4. Jelaskan akibat bila
putus obat
5. Jelaskan cara
mendapatkan obat
6. Jelaskan cara
menggunakan obat
dengan prinsip 6
benar (benar obat,
benar pasien, benar
cara, benar waktu,
benar dosis dan
kontinuitas

3. Sp3 Sp3
1. Evaluasi ke jadwal 1. Membantu keluarga membuat
harian jadual aktivitas di rumah
2. Melatih pasien termasuk minum obat
mengendalikan
halusinasi dengan cara (discharge planning)
bercakap-cakap 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
dengan orang lain
3. Menganjurkan kepada
klien agar
memasukkan kegiatan ke
jadwal kegiatan
harian klien.
4. Sp4
1. Evaluasi jadwal
kegiatan harian
2. Melatih pasien
mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
kegiatan yang mampu
klien
lakukan
3. Menganjurkan klien
memasukan kegiatan ke
jadwal kegiatan
sehari-hari klien

➢ Diagnosa Utama : Gangguan Presepsi Sensori: Halusinasi


TUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
a. Membina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan
prinsipkomunikasi terapeutik
b. Menyapa dengan ramah klien
c. Mempererkenalkan diri dengan sopan
d. Bertanya nama lengkap klien
e. Buat kontrak yang jelas
f. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
g. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
h. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
i. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
j. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya
Intervensi :
a. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya
(dengar/lihat/penghidu/raba/kecap), jika menemukan klien yang
sedang halusinasi:
• Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi
dengar/lihat/ penghidu /raba/kecap)
• Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang
dialaminya
• Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal
tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya
(dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
• Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang
sama.
• Katakan bahwa perawat akan membantu klien
c. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :
• Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore, malam atau sering dan kadang-kadang
• Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
d. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
e. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi
perasaan tersebut.
f. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya

TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasi


Intervensi :
a. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika
terjadihalusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
b. Diskusikan cara yang digunakan klien,
c. Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
d. Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
tersebut
e. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya
halusinasi
f. Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak
mau dengar/ lihat/ penghidu/raba/kecap pada saat halusinasi
terjadi)
g. Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga)
untukmenceritakan tentang halusinasinya.
h. Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
telah disusun.
i. Meminta keluarga/teman/perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi.
j. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
k. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
l. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil
beri pujian
m. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi

TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi Intervensi
:
a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat
dantopik)
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/
kunjungan rumah)
c. Pengertian halusinasi
d. Tanda dan gejala halusinasi
e. Proses terjadinya halusinasi
f. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
g. Obat- obatan halusinasi
h. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri
kegiatan,jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat-obatan, dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
i. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara
mencaribantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah

TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik


Intervensi :
a. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak
minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek
samping penggunan obat
b. Pantau klien saat penggunaan obat
c. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter
e. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, A, I., Oktaviani, C., Dianesti, E, N., dkk..2018. Strategi Pelaksanaan dengan
Halusinasi. E-Journal Universitas Rustida Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai