Nim : PO713201201027
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
A. MASALAH UTAMA
Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikansesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa adarangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melaluipanca indra tanpa stimulus eksternal (persepsi
palsu). Berbeda dengan ilusidimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus,
salah persepsipada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi.
Stimulusinternal dipersepsikan sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien. (Wahyudi,Oktaviani,
Dianesti dkk. 2018)
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal.
Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,khususnya dopamin, serotonin,
dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
neurotransmitter. Dopamin berlebihan,tidak seimbang dengan kadar serotonin. 2)
Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat menjadi faktor
predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi skizofrenia
antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yangpencemas, terlalu
melindungi, dingin, dan tak berperasaan,sementara ayah yang mengambil
jarak dengan anaknya.
2. Faktor Presipitasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
c. Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur, ketidakseimbangan
irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat sistem syaraf pusat, kurangnya
latihan, hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di rumah
tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas
sehari-hari, kesukaran dalam hubungan dengan orang lain, isolasi social,
kurangnya dukungansosial, tekanan kerja, kurang ketrampilan dalam bekerja,
stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
e. Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah,putus asa, tidak
percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri,merasa punya kekuatan
berlebihan, merasa malang, bertindak tidakseperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan, rendahnya kernampuan sosialisasi, perilaku agresif, ketidak
adekuatan pengobatan, ketidak adekuatan penanganan gejala.
4. Mekanisme Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapistressor: pada halusinasi
terdapat 3 mekanisme koping yaitu (Wahyudi, Oktaviani, Dianesti dkk. 2018) :
a. With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asik dengan pelamaninternalnya
b. Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yangmembingungkan
c. Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses masalahdan
mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.
5. Sumber Koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahan tentang pengaruh gangguan
otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi modal, seperti intelegensi atau kreativitas
yang tinggi.
Isolasi Sosial
7. Tindakan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
1) Isolasi sosial
2) Gangguan presepsi sensori: Halusinasi
3) Risiko perilaku kekerasan
mengontrol halusinasi
dengan menghardik
7. Melatih klien memasukkan
latihan menghardik dalam
jadi bual kegiatan harian
klien
2. Sp2 Sp2 1. Melatih keluarga
1. Evaluasi jadwal praktek merawat
kegiatan harian pasien pasien langsung
2. Jelaskan pentingnya dihadapan pasien
penggunaan obat pada 2. Berikan kesempatan kepada
gangguan jiwa keluarga untuk memperagakan
cara merawat pasien dengan
3. Jelaskan akibat bila halusinasi langsung di hadapan
obat tidak digunakan pasien
sesuai program
4. Jelaskan akibat bila
putus obat
5. Jelaskan cara
mendapatkan obat
6. Jelaskan cara
menggunakan obat
dengan prinsip 6
benar (benar obat,
benar pasien, benar
cara, benar waktu,
benar dosis dan
kontinuitas
3. Sp3 Sp3
1. Evaluasi ke jadwal 1. Membantu keluarga membuat
harian jadual aktivitas di rumah
2. Melatih pasien termasuk minum obat
mengendalikan
halusinasi dengan cara (discharge planning)
bercakap-cakap 2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
dengan orang lain
3. Menganjurkan kepada
klien agar
memasukkan kegiatan ke
jadwal kegiatan
harian klien.
4. Sp4
1. Evaluasi jadwal
kegiatan harian
2. Melatih pasien
mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan
kegiatan yang mampu
klien
lakukan
3. Menganjurkan klien
memasukan kegiatan ke
jadwal kegiatan
sehari-hari klien
TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi Intervensi
:
a. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat
dantopik)
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan keluarga/
kunjungan rumah)
c. Pengertian halusinasi
d. Tanda dan gejala halusinasi
e. Proses terjadinya halusinasi
f. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
g. Obat- obatan halusinasi
h. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah (beri
kegiatan,jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat-obatan, dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
i. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara
mencaribantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, A, I., Oktaviani, C., Dianesti, E, N., dkk..2018. Strategi Pelaksanaan dengan
Halusinasi. E-Journal Universitas Rustida Banyuwangi