Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN MENGENAI

“ HALUSINASI ”

Disusun oleh :
Kelompok 2
Fatwa Luthfia (2021002)
Handini Salma Rusdiani (2021037)
Lilis Nurintan (2021030)
Rahmanda Putri (2021020)
Said Agil (2021006)
Tarisa Nur’awalia (2021016)

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA


YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN
CISARUA-BOGOR
2021/2022
A. Kasus (Masalah Utama)
Halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
1) Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejla gaggguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa adanya stimulus yang nyata
(Keliat, 2014). Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau
gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rasangan dari luar yang
dapat meliputi semua system penginderaan (Dalami, Ermawati dkk 2014).
2) Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan, tugas perkembanganklien terganggu misalnya
rendahnya control dan kehangatan keluarga menyebarkan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentah
terhadap stress.
b. Faktor sosiokultural, seorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya
sejak bayi akan merasa disigkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkunganya.
c. Faktor biologis, mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami seorang maka di dalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
d. Faktor psikologis, tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif.
e. Faktor genetic dan pola asuh, penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang
diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizorenia.
3) Faktor presipitasi
a. Perilaku, respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,
perasaantidak aman, gelisah, binggung, perilaku menarik diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan
keadaanyang nyata dan tidak nyata.
C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendri dan orang lain

Perubahan persepsi sensori Halusinasi

Isolasi sosial (Menarik diri)


(Budi ana dkk;2011;148)
D. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi berhubungan dengan menarik
diri

E. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Intervensi


Tuk 1 Pasien dapat 1. Sapa pasien dengan ramah baik
membina verbal maupun non verbal
hubungan saling 2. Perkenalkan nama perawat
percaya 3. Tanya nama lengkap dan panggilan
pasien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Tunjukan sikap empati dan

menerima klien apa adanya


6. Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
Tuk 2 Pasien dapat 1. Adakan kontak sering dan singkat
mengenali secara bertahap
halusinasinya 2. Observasi tingkah laku klien terkait
dengan halusinasinya
3. Bantu klien mengenali
halusinasinya
4. Diskusikan dengan klien situasi
yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasinya,waktu
dan frekuensi terjadinya halusinasi
5. Tanyakan kepada klien apa yang
diraskan saat halusinasi
(Marah,takut,sedih atau senang)
Tuk 3 Pasien dapat 1. Identifikasi bersama klien cara
mengontrol tindakn yang dilakukan jika terjadi
halusinasinya halusinasi(tidur,marah,menyibukkan
diri dll
2. Diskusikan manfaat cara yang
dilakukan klien jika bermanfaat beri
pujian
3. Diskusikan cara baru untuk
memutus atau mengontrol halusinasi
4. Bantu klien memilih dan melatih
cara memutus halusinasi secara
bertahap
Tuk 4 Pasien dapat 1.Anjurkan klien untuk memberi tahu
dukungan dari keluarga jika mengalami halusinasi
keluarga dalm 2.Diskusikan dengan keluarga pada
mengontrol saat kunjungan rumah
halusinasinya
Tuk 5 Pasien dapat 1.Diskusikan dengan klien dan
memanfaatkan obat keluarga tentang dosis,frekuensi dan
dengan baik manfaat obat
2.Anjurkan klien minta sendiri obat
pada perawat dan merasakan
manfaatnya
3.Anjurkan klien bicara dengan dokter
tentang manfaat dan efek samping
obat yang dirasakan
4.Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
5.Bantu klien menggunakan obat
dengan prinsip benar
STRATEGI PELAKSANANN (SP)
TINDAKAN KEPERAWARAN DENGAN “HALUSINASI”

Disusun oleh :
Kelompok 2
Fatwa Luthfia (2021002)
Handini Salma Rusdiani (2021037)
Lilis Nurintan (2021030)
Rahmanda Putri (2021020)
Said Agil (2021006)
Tarisa Nur’awalia (2021016)

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA


YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN
CISARUA-BOGOR
2021/2022
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 TINDAKAN KEPERAWATAN
Pada pasien dengan halusinasi
A. Kondisi klien
Data subjektif
- Klien mengatatakan sering mendengar suara-suara yang membisikan
yang isinya tidak jelas
- Klien mengatakan sering melihat setan

Data objektif
- klien tampak sering menyendiri di kamar
- Klien tampak sering ketawa dan tersenyum sendiri

B. Diagnose keperawatanan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
C. Tujuan khusus
a. Klien mengidentifikasi jenis,isi,waktu, frekuensi,situasi yang
menimbulkan halusinasi,perasaan dan respon klien terhadap halusinasi
b. .Klien mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. .Klien mmpu mempraktekn cara mengontrol halusinsi dengan cara
menghardi
d. .Klien mampu melatih dan menerapkan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardikdalam kegiatan harian
D. Tindakan keperawatan
a. Identifikasi halusinasi yang dialami klien : isi, jenis, frekuensi,situasi
yg menimbukulkan halusinasi, perasaan dan respons klien terhadap
halusinasi
b. .Informasikan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. .Latih klien cara mengontrol h alusinasi dengan cara menghardik
d. .memasukkan latihanmengontrol halusinasi dengan cara menghardik ke
dalam jadwal kegiatan harianklien
E. Proses pelaksanaan
a. Fase kerja
SP1:
- menidentifikasi jenis halusinasi pasien
- mengidentifikasi isi halusinasi pasien
- mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
- mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
- mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
- mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
- melatih pasien cara control halusinasi dengan menghardik
- membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP2:
- menvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
- menjelaskan cara control halusinasi dengan teratur minum obat
(prinsip 5 benar minum obat)
- membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP3:
- menvalidasi maslah dan latihan sebelumnya
- melatih pasien cara control halusinasi dengan berbincang dengan
orang lain
- membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP4:
- menvalidasi maslah dan latihan sebelumnya
- melatih pasien cara control halusinasi dengan kegiatan (yang biasa
dilakukan pasien)
- membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kgiatan harian.

b. Fase terminasi
- Evaluasi perasaan (subjektif)
- Evaluasi kemampuan klien (objektif)
- Rencana latihan klien
- Rencana tindakan keperawatan lanjutan

Strategi Komunikasi
1.Fase Orientasi
a.salam terapeutik :
“Selamat pagi ibu, saya mahasiswa al-ikhlas yang akan merawat ibu,nama
saya udin , senang dipanggil sarudin, nama ibu siapa?ibu senang dipanggil
apa?
b.Evaluasi/validasi :
Bagaimana perasaan ibu hari ini?tadi saya lihat ibu sering menyendiri!
c.Kontrak :
Bagaimana klo kita berbincang-bincang mengenai apa yang ibu
rasakan?dimana kita akan mulai?baiklah,kita akan buka selama 20 menit
disini.
2.Fase Kerja
Kita mulai ya bu, tadi ibu mengatakan kalau sering mendengar suara-suara,
atas ibu ceritakan apayang sebenarnya ibu dengar?apakah suara itu sering
muncul?kapan suara-suara itu paling seringterdengar?kira-kira pada saat
bagaimana suara-suara itu muncul?apa yang ibu rasakan ketikamendengar
suara-suara itu?apa yang ibu lakukan saat suara-suara itu muncul?apakah
dengan carayang ibu lakukan tadi suara-suara itu menghilang?baiklah ibu,
hal yang dialami oleh ibu tersebut dapatdikurangi dan dikontrol melalui
beberapa cara. Cara tersebut diantaranya yaitu dengan caramenghardik,
bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan kegiatan yang biasa ibu
lakukan danminum obat secra teratur. Bagaimana kalau kita belajar cara
mengontrol halusinasi yang pertamayaitu dengan cara
menghardik. Caranya sebagai berikut ya bu : saat suara-suara itu muncul,
langsungibu tutup telinga dan bilang, pergi saya tidak mau dengar,....saya
tidak mau dengar,.. kamu suarapalsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu
tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu,...Bagus! Coba lagi
bu! Ya bagus ibu sudah bisa.
3.FaseTerminasi
a.evaluasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan
mempraktekkan cara mengontrolhalusinasi yang pertama yaitu dengan
cara menghardik?
b.rencana tindak lanjut
Nanti, ibu bisa mempraktekkan kembali apa yang sudah kita pelajari tadi
ya bu! Ibu dapat berlatih lagi cara menghardik halusinasi tadi ketika ibu
mendengar suara-suara tersebut.
c.Kontrak yang akan datang
Baiklah saya rasa cukup untuk hari ini ya bu. Bagaimana kalau besok kita
belajar lagi caramengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara
bercakap-cakap? Besok saya akanmengajak teman saya untuk ikut
bercakap-cakap dengan ibu. Tempat dan waktunya seperti harini ya bu,
bagaimana bu? Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, selamat sor
DAFTAR PUSTKA

Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung :


Refika Aditama
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan
Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Andi.
Nurjanah. (2015). Pedoman Penanganan Pada Ganggun Jiwa. Edisi 2.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai