Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

MENGHARDIK UNTUK MENGONTROL HALUSINASI

NANDA SABILA ISKARIN

520078

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG

2021
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

MENGHARDIK UNTUK MENGONTROL HALUSINASI

1. Tindakan Keperawatan yang Menghardik


dilakukan

Nama pasien : Ny. N Menurut Yudi Hartono & Farida


Dx medis : Halusinasi Pendengaran (2010).Halusinasi merupakan keadaan
hilangnya kemampuan individu dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran)
dan rangsangan eksternal (dunia luar).Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa objek atau rangsangan
yang nyata.Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak
ada yang berbicara. Gejala gangguan jiwa
dimana klien mengalami perubahan
persepsi sensori : merasakan sensori palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan dan
penghiduan

Menghardik halusinasi adalah upaya


mengendalikan diri terhadap
halusinasidengan cara menolak halusinasi
yang muncul. Pasien dilatih untuk
mengatakantidak terhadap halusinasi yang
muncul atau tidak mempedulikan
halusinasinya.Kalau ini bisa dilakukan,
pasien akan mampu mengendalikan diri
dan tidakmengikuti halusinasi yang
muncul. Mungkin halusinasi tetap ada
namun dengankemampuan ini pasien tidak
akan larut untuk menuruti apa yang ada
dalamhalusinasinya.
2. Diagnosis Keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori :

Halusinasi pendengaran

2. Gangguan komunikasi verbal b.d

hambatan psikologis d.d komunikasi

sulit dipahami, bicara tidak jelas


3. Tujuan Tindakan agar pasien mampu mengenali
jenishalusinasi yang terjadi dan dapat
mengontrol setiap kali pemicu
halusinasimuncul dan pada akhirnya
pasien mampu melakukan aktivitasnya
secaraoptimal

4. Prinsip-prinsip tindakan dan  Identifikasi Halusinasi : dengan


rasional mendiskusikan isi, frekuensi, waktu
terjadi situasi pencetus, perasaan dan
respon.
 Jelaskan cara mengontrol halusinasi :
hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan terjadwal.
 Latih cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
 Masukan pada jadwal kegiatan harian
untuk latihan menghardik.
5. Analisa tindakan a. Tahap Pre Interaksi
1) Memberitahu pasien dan keluarga
mengenai tindakan yang akan
dilakukan

b. Tahap Orientasi
1) Salam terapeutik dan
memperkenalkan diri
Rasional : Mengenalkan diri
membantu menumbuhkan rasa percaya
pasien.pada perawat
2) Mengidentifikasi pasien dengan
benar
Rasional : Mencegah kekeliruan
terjadinya kesalahan tindakan
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
Rasional : Menjaga pasien tetap
nyaman dan menumbuhkan trust
pasien.

4) Melakukan evaluasi dan validasi


data (Perasaan pasien pada hari ini)
Rasional : agar pasien dapat
mengekspresikan perasaannya

5) Menanyakan kesiapan pasien


Rasional : agar pasien merasa nyaman
dan tidak terganggu
6) Menjaga privasi
Rasional : menjaga keamanan pasien

7) Melakukan kontrak waktu


Rasional : agar jelas

c. Fase kerja
1) Identifikasi pasien dengan
benar yaitu menyebutkan nama
dan tanggal lahir
Rasional : agar tervalidasi

2) Mengkaji penyebab halusinasi, isi,


frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan dan respon
Rasional : agar pasien dapat
diajak berdiskusi tentang
halusinasi yang dialami
3) Menjelaskan cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, obat
bercakap-cakap, dan melakukan
kegiattan
Rasional : agar pasien
mengetahui cara apa saja untuk
mengontrol halusinasi
4) Melatih cara mengontrol

halusinasi dengan

menghardik (Menutup mata

dan telinga, Mengatakan dalam


hati : ”Pergi...pergi saya tidak mau
melihat (atau mendengar).”
Rasional : agar pasien dapat
mengerti dan dapat mengulangi
5) Mendemonstrasikan cara
mngahardik halusnasi sambil
mendorong klien melakukannya
langkah demi langkah
Rasional : agar pasien dapat
memahami
6) Masukkan dalam jadwal kegiatan
harian untuk latih cara
menghardik
Rasional : agar pasien dapat
mengevaluasi kemampuannya
7) Memberikan reinforcement positif
Rasional : agar pasien termotivasi

a. Tahap Terminasi
1) Merapikan pasien
Rasional : Menjaga kenyamanan
pasien
2) Melakukan evaluasi tindakan
Rasional : untuk mengetahui tindakan
yang sudah dilakukan berpengaruh
atau tidak
3) Membereskan dan membersihkan alat
Rasional : menjaga kerapian tindakan
4) Berpamitan
Rasional : agar pasien nyaman
5) Mencuci tangan
Rasional : menjaga kebersihan tangan
sebelum melakukan tindakan lainnya
6) Dokumentasi
- Tanggal, jam dan nama terang
- Respons klien terhadap prosedur
Rasional : Mencegah terjadinya
kesalahan atau kelalaian tindakan, dan
sebagai acuan untuk melakukan
intervensi yang berikutnya
b. Dokumentasi
1) Tanggal, jam dan nama terang
2) Respon pasien terhadap prosedur

6. Bahaya yang mungkin terjadi - Pasien merasa tidak nyaman dan mulai
akibat tindakan tersebut dan melakukan perilaku yang maladaptif
cara pencegahannya

7. Hasil yang didapat dan makna


Pasien mengikuti cara yang di anjurkan
oleh perawat untuk mengontrol atau
menghardik halusinasi

8. Identifikasi tindakan Kolaborasi : Kolaborasi pemberian


keperawatan lainnya yang obat-obatan sesuai terapi dari dokter.
dapat digunakan untuk  HLP 3x5 gr
mengatasi masalah atau  THP 3x5 gr
diagnosis tersebut
-

9. Evaluasi diri tentang - selain kondisi adalah posisi serta tempat


pelaksanaan tindakan tersebut yang nyaman dan sesuai dengan
kesepakatan antara pasien dan perawat
- Jika sebelumnya sudah dilakukan kontrak
dengan pasien untukmenemuinya, maka
segera menepati janji tersebut agar pasien
menjadi percayadan lebih terbuka dengan
perawat

10. Jurnal terkait a. Berdasarkan jurnal keperawatan oleh


(Asni Kala , Dahrianis, 2014)
mengatakan bahwa Dari hasil peneltian
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara terapi mengenal halusinasi
dengan kemampuan mengontrol
halusinasi. Hal ini digambarkan bahwa
berdasarkan tabel 5.5,dari hasil
penelitian di RSKD Provinsi Sul-sel
responden mengenal halusinasi
menunjukkan bahwa yang mampu
mengenal halusinasi sebanyak 12 ( 60,0
% ) responden dan yang kurang mampu
mengenal halusinasi sebanyak 8 ( 40,0
% ) responden. Uji Chi-square
didapatkan bahwa nilai p= 0,001 lebih
kecil dari nilai α=0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna antara terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi melalui
kemampuan pasien mengenal halusinasi
dengan kemampuan mengontrol
halusinasi pendengaran pada pasien
masalah utama halusinasi pendengaran
yang dirawat diruang kenari RSKD
Provinsi Sul-sel. Pengaruh terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi
melalui kemampuan pasien dalam
menghardik dengan kemampuan
mengontrol halusinasi pendegaran.
Menghardik halusinasi adalah upaya
mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang
muncul. Pasien dilatih untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi
yang muncul atau tidak memperdulikan
halusinasinya. Kalau bias dilakukan
asien akan mampu mengendalikan diri
dan tidak mengikuti halusinasi yang
muncul. Mungkin halusinasi tetap ada
namun dengan kemampuan ini pasien
tidak akan larut untuk menuruti apa
yang ada dalam halusinasinya. Terapi
aktivitas kelompok yang diberikan
stimulus pada klien bisa mengontrol
halusinasi yang bertujuan agar klien
dapat menjelaskan cara yang selama ini
dilakukan untuk mengalami halusinasi.
Klien juga dapat memahami dinamika
halusinasi, cara menghardik halusinasi
dan dapat memperagakan cara
mengharidk halusinasi ( Sheila, 2008 ).

Berdasarkan tabel 5.6,dari hasil


penelitian di RSKD Provinsi Sul-sel
responden dalam menghardik
menunjukkan bahwa yang mampu
menghardik sebanyak 11( 55,5 % )
responden dan yang kurang mampu
menghardik sebanyak 9 (45,0 %)
responden. Uji Chi-square didapatkan
bahwa nilai p= 0,000 lebih kecil dari
nilai α=0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna antara terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi melalui
kemampuan pasien dalam menghardik
dengan kemampuan mengontrol
halusinasi pendengaran pada pasien
masalah utama halusinasi pendengaran
yang dirawat diruang kenari RSKD
Provinsi Sul-sel. Dengan hasil
kesimpulan ada pengaruh TAK
stimulasi persepi dalam menghardik
dengan kemampuan mengontrol
halusinasi
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, & Ma’rifatul, L (2016) . Buku Ajar Keperawatan Kesehatan.


Jiwa.Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Damaiyati (2014), Asuhan Keperawatan jiwa, Pt Refika Aditama: Bandung.
Dalami E ,dkk. (2014) . Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Ellina, A. (2012). Pengaruh Terapi Aktifitaa Kelompok (TAK) Stimulus Persepsi
Sessi 1- 3 Terhadap Kemampuan Mengendalikan Halusinasi Pada
pasien Skizofrenia Hebefrenik. Stada Jurnal Ilmiah Kesehatan, I (1),
56- 62. https://sjik.org/index.php/sjik/article/view/22.
Fadli, S. M., & Mitra, M. (2013). Pengetahuan dan Ekspresi Emosi Keluarga serta
Frekuensi Kekambuhan Penderita Skizofrenia. Kesmas: National Public Health Journal,
7(10), 466-470.doi:http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v7i10.6
Febrianty, S., & Ismahmudi, R. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
pada Pasien Halusinasi dengan Teknik Tought Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi di Ruang Elang RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1030.
Ilham, T. V. (2017). Asuhan Keperawatan pada Klien Halusinasi di Kelurahan
Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun
2017.https://pustaka.poltekkespdg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4390&keywords
Keliat, B. A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Bandung.
EGC.
Kusumawati, Farida & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Maharani, Y., & Noviekayati, I. (2019). Permainan Catur Sebagai Media
Perubahan Perilaku untuk Penderita Skizofrenia Hebefrenik. Prosiding Seminar Nasional
Multidisiplin, 2(1), 265-271. Retrievedfrom
http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/snami/article/view/700
Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori Dan Aplikasi.
Yogyakarta : CV Andi Offset.
Patricia, H., Rahayuningrum, D. C., & Nofia, V. R. (2019). Hubungan Beban
Keluarga Dengan Kemampuan Caregiver Dalam Merawat Klien

Anda mungkin juga menyukai