Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

kasus:
Seorang Laki – laki Tn. S, umur: 69 Tahun, Jenis Kelamin: Laki – laki, Pekerjaan supir
angkot, Alamat: Gading Rejo. Pasien datang ke RSU dengan keluhan nyeri pada dada
sebelah kanan. Nyeri dirasakan menjalar sampai ke perut sebelah kiri atas. Pasien juga
merasa nyeri setiap kali pasien menarik napas. Napas dirasakan agak sesak. Keluhan ini
dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu dan mulai memberat dalam beberapa
minggu ini. Pasien sudah berobat namun, belum ada perbaikan. Pasien juga mengeluh
mual dan muntah, susah makan, BAB dan BAK masih lancar. Riwayat penyakit dahulu:
pasien belum pernah menderita gejala serupa, seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit
jantung dan paru – paru disangkal. Riwayat darah tinggi dan penyakit gula juga
disangkal. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada anggota keluarga yang menderita gejala
serupa dengan pasien Pemeriksaan fisik: keadaan umum: sedang, tampak sesak napas.
Kesadaran: compos mentis, vital sign: Tekanan darah: 100/70 mmHg, Nadi: 88x/menit,
suhu: 36,8 C, respirasi: 28x/menit.
A. Pengkajian
anamnesa
1. Identitas
Nama : Tn. S
Usia : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
2. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan. Nyeri dirasakan menjalar sampai
ke perut sebelah kiri atas. Pasien juga merasa nyeri setiap kali pasien menarik napas.
Napas dirasakan agak sesak. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang
lalu dan mulai memberat dalam beberapa minggu ini. Pasien sudah berobat namun,
belum ada perbaikan. Pasien juga mengeluh mual dan muntah, susah makan, BAB
dan BAK masih lancar.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kanan. Nyeri dirasakan menjalar sampai
ke perut sebelah kiri atas. Pasien juga merasa nyeri setiap kali pasien menarik napas.
Napas dirasakan agak sesak.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu:
Pasien mengatakan belum pernah menderita gejala serupa, seperti ini sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita gejala serupa dengan pasien.

Pemeriksaan fisik
Kesadaran : komposmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 28 x/m
Dada/Paru – paru:
Inspeksi : simetris, tidak tampak deformitas, tidak terdapat retraksi, tidak tampak jejas
Palpasi : terdapat ketinggalan gerak, vocal freitus kiri lebih teraba daripada yang kanan
Perkusi : sonor pada region pulmo sinistra dan redup pada region pulmo dextra
Auskultasi: SD Vesikuler menurun pada pulmo dextra, ronkhi kasar (+/+).

Data Penunjang
CT Scan paru Kesan:
1. Massa tumor pada mediastrinum inferior posterior dextra (cenderung malignancy)
2. Pendesakan paru dextra oleh massa tumor
3. Bronchiectasis pada lap bawah paru dextra
4. Pembesaran Lyphonodi parahiler dextra
5. Destruksi costa IX posterior dan corpus Vth IX
Analisa Data
Data Fokus Masalah Etiologi
Keperawatan
DS: ketidakefektifan Penurunan
a. Pasien mengatakan agak pola nafas ekspansi paru.
sesak saat bernafas.
b. Pasien mengatakan keluhan
ini dirasakan sejak kurang
lebih 3 bulan yang lalu dan
mulai memberat dalam
beberapa minggu ini.
c. Pasien mengatakan sudah
berobat namun, belum ada
perbaikan.
DO:
a. Keadaan umum: sedang,
tampak sesak napas.
Kesadaran: compos mentis,
Vital Sign: Tekanan darah:
100/70 mmHg, Nadi:
88x/menit, suhu: 36,8 C,
respirasi: 28x/menit.
Terpasang oksigen 2
liter/menit.
b. Pemeriksaan dada/Paru –
paru:
Inspeksi: simetris, tidak
tampak deformitas, tidak
terdapat retraksi, tidak
tampak jejas
Palpasi: terdapat ketinggalan
gerak, vocal freitus kiri
lebih teraba daripada yang
kanan
d. CT Scan paru Kesan:
1) Massa tumor pada
mediastrinum inferior
posterior dextra (cenderung
malignancy)
2) Pendesakan paru dextra
oleh massa tumor
3) Bronchiectasis pada lap
bawah paru dextra
4) Pembesaran Lyphonodi
parahiler dextra
5) Destruksi costa IX
posterior dan corpus Vth IX
DS: Ketidakefektifan kehilangan
- bersihan jalan fungsi silia jalan
nafas nafas,
DO: Peningkatan
Perkusi: sonor pada region jumlah/
pulmo sinistra dan redup viskositas sekret
pada region pulmo dextra paru,
Auskultasi: SD Vesikuler meningkatnya
menurun pada pulmo dextra, tahanan jalan
ronkhi kasar (+/+). nafas
DS: Nyeri Akut Agen cidera biologis
(karsinoma)
a. Pasien mengatakannyeri
pada dada sebelah kanan.
b. Pasien mengatakan yeri
dirasakan menjalar sampai
ke perut sebelah kiri atas,
nyeri dirasakan setiap kali
menarik napas.
DO:
a. Pasien terpasang Infus D
5% + Tramadol
Pasien di berikan terapi
Renadinac 3x250 mg.
b. CT Scan paru Kesan:
1) Massa tumor pada
mediastrinum inferior
posterior dextra
(cenderung
malignancy)
2) Pendesakan paru
dextra oleh massa
tumor
3) Bronchiectasis pada
lap bawah paru dextra
4) Pembesaran
Lyphonodi parahiler
dextra
5) Destruksi costa IX
posterior dan corpus
Vth IX
Diagnosa Keperawatan
1. ketidakefektifan bersihan jalan berhubungn dengan kehilangan fungsi silia jalan
nafas, peningkatan jumlah/ viskositas sekret paru, meningkatnya tahanan jalan nafas.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
3. Nyeri akut berhubungan dengan lesi dan infasi kanker pleura.

Intervensi keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungn dengan kehilangan fungsi silia jalan
nafas, Peningkatan jumlah/ viskositas sekret paru, meningkatnya tahanan jalan nafas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak ada penumpuka
secret dan ronkhi -/-
Kriteria Hasil:
a. Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
b. Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih
c. Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
d. Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersiahn jalan nafas.

Intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Untuk mengetahui frekuensi & kedalan
pernafasan dan ekspansi dada. pernafasan karena kedalamam pernafasan
2. Auskultasi bunyi nafas, dan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.
catat adanya bunyi nafas 2. Perubahan bunyi nafas menunjukan
tambahan. obstruksi sekunder
3. Observasi pola batuk dan 3. Kongesti alveolar mengakibatkan batuk
karakter secret kering/iritatif
4. Berikan pada klien posisi semi 4. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi
fowler paru dan menurunkan upaya pernafasan
5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Memaksimalkan pernafasan dan
oksigen tambahan. menurunkan kerja nafas.
6. Berikan humidifikasi 6. Memberikan kelembaban pada membran
tambahan mukosa dan membantu pengenceran secret.
1.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola nafas pasien
efektif
Kriteria Hasil:
a. Sesak berkurang/ tidak sesak.
b. Respirasi dalam batas normal.
c. Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Intervensi Rasional

1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Untuk mengetahui frekuensi


pernafasan dan ekspansi dada. & kedalan pernafasan karena
2. Auskultasi bunyi nafas, dan kedalamam pernafasan
catat adanya bunyi nafas bervariasi tergantung derajat
tambahan. gagal nafas.
3. Observasi pola batuk dan 2. Perubahan bunyi nafas
karakter secret menunjukan obstruksi
4. Berikan pada klien posisi sekunder
semi fowler 3. Kongesti alveolar
5. Kolaborasi dalam mengakibatkan batuk
pemberian oksigen tambahan. kering/iritatif
6. Berikan humidifikasi 4. Posisi membantu
tambahan memaksimalkan ekspansi paru
dan menurunkan upaya
pernafasan
5. Memaksimalkan pernafasan
dan menurunkan kerja nafas.
6. Memberikan kelembaban
pada membran mukosa dan
membantu pengenceran secret
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (karsinoma)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri
hilang
Kriteria Hasil: Nyeri berkurang/hilang
Intervensi Rasional

1. Tanyakan pasien tentang 1. Membantu dalam evaluasi


nyeri. Tentukan karakteristik gejala nyeri karena kanker.
nyeri. Buat rentang intensitas Penggunaan skala rentang
pada skala 0 – 10. membantu pasien dalam
2. Kaji pernyataan verbal dan mengkaji tingkat nyeri dan
non-verbal nyeri pasien. memberikan alat untuk evaluasi
3. Catat kemungkinan penyebab keefektifan analgesik,
nyeri patofisologi dan meningkatkan kontrol nyeri.
psikologi. 2. Ketidaksesuaian antar
4. Dorong menyatakan perasaan petunjuk verbal/ non verbal
tentang nyeri. dapat memberikan petunjuk
5. Berikan tindakan derajat nyeri, kebutuhan/
kenyamanan. Dorong dan keefektifan intervensi.
ajarkan penggunaan teknik 3. nsisi posterolateral lebih tidak
relaksasi nyaman untuk pasien dari pada
6. Kolaborasi pemberian obat insisi anterolateral. Selain itu
analgesic takut, distress, ansietas dan
kehilangan sesuai diagnosa
kanker dapat mengganggu
kemampuan mengatasinya.
4. Takut/ masalah dapat
meningkatkan tegangan otot dan
menurunkan ambang persepsi
nyeri.
5. Meningkatkan relaksasi dan
pengalihan perhatian.
6. Obat diberikan untuk
menghilangkan/menurunkan
nyeri. Memerlukan perubahan
dosis/ pilihan obat.

Anda mungkin juga menyukai