Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH

Disusun oleh kelompok IV:

1. Novita Indah W.N (116066) 7. Sofiani Rismawati (11680)

2. Priska Purwaningsih (116069) 8. Tria khairunisa (116082)

3. Ratna Kumala K.A (116071) 9. Vicky Yanuar R. (116084)

4. Rett Onezhfleshia. A (116073) 10. Wiji Yuni P. (116088)

5. Sholikhati (116078) 11. Yunita Diah L. (116091)

6. Siti Uly A. (116079)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan
tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak adalah seseorang yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak).
Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun
tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.
Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun
3. Usia remaja : 13 - 18 tahun

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada anak
usia sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan anak
usia sekolah.
b. Agar mahasiswa mampu mengangkat diagnosa keperawan pada keluarga
dengan anak usia sekolah.
c. Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi pada keluarga dan anak usia
sekolah.
d. Agar mahasiswa mampu melaksanakan implementasi pada keluarga dan anak
usia sekolah.
e. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada keluarga dan anak usia
sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga
lainnya.
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan.
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat
suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
2. Label yang digunakan pendidik/guru
a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang
dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu
ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa.
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh
teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui
oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku.
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi
konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar
karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain.
(Supartini Y. (2008). Hlm. 30)
B. Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak
Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust :
1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permaina umum.
2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat,
mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
6. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
7. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
8. Mencapai kebebasan pribadi
(Supartini Y. (2008). Hlm. 31)
C. Perkembangan Usia Sekolah ( Tugas Mandiri) Masalah Anak Usia Sekolah
1. Bahaya Fisik
a. Penyakit
1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan
kebersihan diri.
b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk keberhasilan social.
2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak
menjadi rendah diri
c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai
kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya
sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang
akan mempengaruhi hubungan social.
d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul
perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya
sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai
penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak.
(Mubarak. (2012). Hlm. 44)
2. Bahaya Psikologis
a. Bahaya Dalam Berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak- anak usia
sekolah yaitu :
- kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain.
- kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak
jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.
- anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan
sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa
bahwa ia berbeda.
- pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain,
membual akan ditentang oleh temannya.
b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat
sehingga kurang disenangi orang lain
c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota
kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan
bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
d. Bahaya Dalam Konsep Diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas
terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep
sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan
bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya
berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan
pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.
e. Bahaya Moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-
anak. :
1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku.
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan.
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga menjadi perilaku kebiasaan.
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.
f. Bahaya Yang Menyangkut Minat
Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman
sebaya.
2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai
bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah.
g. Bahaya Hubungan Keluarga
Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang
tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung
mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua
sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak
3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin
lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah
dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya
menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih
buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua
cenderung membenci hal itu
5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi
persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh
pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya
beban yang harus dilakukan di rumah.
6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan
idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang
tuanya dengan orang tua teman-temannya.
7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih
terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan
saudara yang dianggap kesayangan orang tua.
8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap
sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan
memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak.
9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua
kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas
dan perilaku yang sulit.
(Jhonson,. Leny.(2010). Hlm:103)
D. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep


keluarga).
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang
telah dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.
7) Lengkapi dengan pengkajian focus.
(Mubarak. (2012). Hlm : 48)

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai usia anak.
b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:
1) Masalah aktual/risiko.
a) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b) Menarik diri dari lingkungan social.
c) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
d) Mudah dan Sering marah.
e) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
f) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
g) Keengganan melakukan kewajiban agama.
h) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
i) Gangguan komunikasi verbal.
j) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain).
k) Nyeri (akut/kronis).
l) Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.
2) Potensial atau sejahtera
a) Meningkatnya kemandirian anak.
b) Peningkatan daya tahan tubuh.
c) Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
d) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
e) Pemeliharaan kesehatan yang optimal
(Mubarak. (2012). Hlm: 52)
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit

Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan


yang adekuat.

Intervensi :
1) Diskusikan tentang tugas keluarga.
2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit.
3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan
yang telah dilakukan.
5) Ajarkan cara merawat anak dirumah.
6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga.
1. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi :
a. Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
b. Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
c. Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
d. Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
e. Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah.
f. Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
g. Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternative.
2. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota
keluarga.
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
a. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
b. Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.
c. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia
sekolah).
d. Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah (Mubarak.(2012). Hlm: 53)

4. Evaluasi
Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria hasil
yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk
menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan
keluarga dibidang kesehatan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :

1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga Yang termasuk pada pengkajian
keluarga adalah :
a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural.
b. data lingkungan.
c. strukturdan fungsi keluarga.
d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga.
e. perkembangan keluarga sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu
sebagai anggota keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
3. Penyusunan perencanaan Perencanaan disusun dengan membuat prioritas, menetapkan
tujuan, identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan
memobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat dan pemerintah.
5. Evaluasi : Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan. (Jhonson.(2010). Hlm: 106)
A. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
1. wawancara keluarga.
2. observasi fasilitas rumah
3. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
4. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
1. Data Umum, meliputi :
a. Nama kepala keluarga (KK)
b. Alamat dan nomor telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala keluarga
e. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex, hubungan
dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I – IV, DPT I – III,
Hepatitis I – III dan campak).
f. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
h. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarg Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa
yang mengatur keuangan ?).
j. Aktifitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan
oleh anak tertua dari keluarga inti Contoh : Keluarga Tn. S mempunyai 4 orang
anak, anak pertama berusia 17 tahun dan anak bungsu berusia 7 tahun maka
keluarga Tn. S berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi
Contoh : Bayi berumur 6 bulan kepala belum bisa tegak, ibu tidak berani
mengangkat. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya, adaptif atau tidak ?
c. XI.Harapan Keluarga Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat
(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang
terjadi. (Jhonson &Leny. (2010). Hlm : 108)
B. Pengkajian Fokus
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh :
a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena
ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang).
b. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga
yang harus dilakukan.
c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda
1) Keluarga baru menikah Pengkajian data fokus meliputi :
a) Kapan pertemuan pasangan
b) Bagaimana hubungan sebelum menikah
c) Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah
d) Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)
e) Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan
f) Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi
keluarga dari kedua orangtua
g) Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan
h) Bagaimana hubungan dengan saudara ipar
i) Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan
orangtua setelah perkawinan
j) Bagaimana rencana mempunyai anak
k) Berapa lama waktu berkumpul setiap hari
l) Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah perkawinan
m) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
2) Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan) Pengkajian data fokus
meliputi :
a) Bagaimana riwayat kehamilan anak ini.
b) Bagaimana riwayat persalinan anak ini.
c) Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia dua minggu.
d) Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun.
e) Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa hubungannya.
f) Siapakan yang mengasuh anak setiap hari.
g) Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak.
h) Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak dalam rangka
pemenuhan tumbuh kembangnya.
i) Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki anak dicapai
pada usia berapa.
j) Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak.
k) Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan waktunya, berapa
lama, dan dirawat dirumah sakit atau tidak.
l) Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini.
m) Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
n) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
o) Gunakan skala DDST.
p) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
3) Keluarga dengan anak prasekolah
a) Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana
stimulasinya.
b) Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group.
c) Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
setiap hari.
d) Siapakah orang yang setiap hari bersama anak.
e) Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
f) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
g) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
4) Keluarga dengan anak sekolah
a) Bagaimana karakteristik teman bermain.
b) Bagaimana lingkungan bermain.
c) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
d) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya.
e) Bagaimana temperamen anak saat ini.
f) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
g) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
k) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.
l) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
n) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
o) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
5) Keluarga dengan anak usia remaja
a) Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah.
b) Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang.
c) Bagaimana perilaku anak selama di rumah.
d) Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah
atau bermain.
e) Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah.
f) Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh
anak.
g) Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama dan
dimana.
h) Apa kebiasaan anak dirumah.
i) Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri.
j) Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak.
k) Siapa yang menjadi figur bagi anak.
l) Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak.
m) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
(Jhonson.(2010). Hlm: 109)
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1) Pengelompokan Data
Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif setiap
kelompok diagnosis keperawatan.
2) Perumusan Diagnosa Keperawatan
a. Perumusan diarahkan pada individu dan atau keluarg
b. Komponennya terdiri dari P, E dan S
c. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah
disepakati, terdiri dari :
1). Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
2). Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga : mengenal masalah,
mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara/memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
3). Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung
masalah atau penyebab.
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan segera.
b) Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat
terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan.
c) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan
Contoh perumusan diagnosa keperawatan :
1. Diagnosa Aktual
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B
keluarga Bapak K berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk
istirahat dan tidur
b. Perubahan peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah peran orang tua tunggal setelah istrinya meninggal
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S
keluarga Bapak T berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk latihan
berjalan bagi anak S.
2. Diagnosa Risiko/risiko tinggi
a. Risiko terjadinya serangan berulang yang berbahaya
pada Lansia Ibu R keluarga Bapak M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) yang dekat
dengan tinggal keluarga
b. Risiko tinggi gangguan perkembangan balita D pada
keluarga Bapak N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada
balita
c. Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja
keluarga Bapak P berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
komunikasi yang tepat bagi anak remajanya
3. Diagnosa Potensial
a. Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu C yang sedang
hamil pada keluarga Bapak Q
b. Potensial peningkatan status kesehatan balita anak G
pada kelg. Bapak H
c. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak K
pada kelg.Bapak L.
(Jhonson &leny.(2010). Hlm:110)
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Mencakup tujuan umum dan khusus dilengkapi dengan kriteria dan standar yang
mengacu pada penyebab.
2. Rencana tindakan meliputi kegiatan yang bertujuan :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
1) Memberikan informasi yang tepat
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga
3) Mendiskusikan tentang kosekuensinya dari tiap tindakan
c. Memberi kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitarnya, dengan cara :
1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
f. Metode sederhana dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan Rencana asuhan keperawatan
Masalah (P) digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus
atau tupan-tupen
Penyebab (E) digunakan untuk merumuskan kriteria standar/hasil
yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan
Tanda (S) Selanjutnya merumuskan rencana tindakan kepera
watan keluarga
E. IMPLEMENTASI
1. perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang menjadi tim
perawatan kesehatan dirumah (home care)
2. Peran perawat sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai pelaksana asuhan
keperawatan
3. Melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan)
meliputi : waktu, topik, siapa pelaksananya, sasaran keluarga, peralatan
4. Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis
5. Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan
6. Materi : sesuai tujuan yang diharapkan
7. Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar
diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu :
a. Brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat
b. Buku
c. Poster
d. Rekaman audio atau video, dll
8. Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien
9. Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat derdasarkan rencana
tindakan yang telah dibuat
10. Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota tim kesehatan,
keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan keluarga.
F. EVALUASI
1. Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang
ditetapkan
2. Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru
3. Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga dengan waktu
yang sesuai dengan kondisi keluarga
4. Disusun menggunakan SOAP yaitu
a. S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga setelah
implementasi
b. O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan
pengamatan langsung setelah implementasi
c. A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan
pada rencana keperawatan
d. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
5. Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang bertujuan
untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan dan kontrak pelaksanaan sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk
menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan dengan
maksud apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan
perubahan intervensi atau dihentikan.
Format evaluasi formatif dan sumatif.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri aras kepala keluarga serta
beberaoa orang yangberkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.adapun pengkajian yang di lakukan pada keluarga dengan anak usia
sekolah meliuputi identitas riwayat tahap perkembangan keluarga lingkungan , stuktur
keluarga , fungsi keluarga, penyebab masalah keluarga dan koping yang di lakukan
keluarga., identitas anak riwayat kehamilan sampai kelahiran riwayat kesehatan bayi
sampai saat ini , kebiasaan saat ini (pola prilaku dan kegiatan sehari –hari) pertumbuhan
dan perkembangan saat ini termasuk kemampuan yang telah di capai dan pemeriksaan
fisik. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada anak usia sekolah adalah
bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anak dengan ISPA.RESIKO TINGGI TERHADAP GANGGUAN
PEMENUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA anak
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga khususnya
pada anak dengan maltunutrisi resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan pada
anak berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluargak
hususnya pada anak dengan diare.
DAFTAR PUSTAKA

Jhonson & Leny. (2010). Keperawatan keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika


Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. (2012). Ilmu keperawatan komunitas 2 : konsep dan
aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Supartini,Y. (2008). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai