TAHUN 2023/2024
DISUSUN OLEH :
NIM. 21048
B. Pengertian
yang maladatif, klien mengalami distorsi yang nyata dan responnya, namun dalam
rangsangan interna (pikiran) dan rangsangan eksterna (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal padahal tidak
panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun, dasarnya
C. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima oleh lingkungan nya sejak bayi
pada lingkungannya.
3) Faktor biokimia
3) Faktor psikologis
klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depan nya.
Klienlebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju
alam khayal.
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
b. Faktor Presipitasi
1) Dimensi Fisik
Halusinasi dapat timbul oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang
2) Dimensi Emosional
Perasaaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
3) Dimensi Intelektual
pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego itu sendiri untuk
4) Dimensi Sosial
Dalam dimensi sosial ini klien mengalami gangguan interaksi sosial dan
membahayakan.
5) Dimensi Spriritual
Secara spriritual klien dengan halusinasi dimulai dengan kehampaan
2017).
1. Tahap 1 (Comforting)
c. Bicara lambat
2. Tahap 2 (Condeming)
a. Cemas
b. Kosentrasi menurun
3. Tahap 3
4. Tahap 4 (Controlling)
Berisiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kosmita, 2017).
E. Patofisiologi
Klasifikasi halusinasi terbagi menjadi 5 menurut Yusuf (2015).
1) Halusinasi Pendengaran
Data objektif antara lain: bicara atau tertawa sendiri, marah tanpa
2) Halusinasi Penglihatan
sesuatu yang tidak jelas. Data subjektif anatar lain: melihat bayangan,
3) Halusinasi Penciuman
menyenagkan.
F. Pohon Masalah
G. Masalah Keperawatan dan Data Yang Dikaji
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Subjektif:
(pendengaran) 1. Klien mengatakan mendengar
sesuatu.
Objektif:
1. Klien terlihat bicara atau tertawa
sendiri saat dikaji.
2. Bersikap seperti mendengarkan
sesuatu.
3. Berhenti bicara di tengah- tengah
kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
4. Disorientasi.
5. Kosentrasi rendah.
6. Pikiran cepat berubah-ubah.
7. Kekacauan alur pikiran.
Isi Halusinaasi Data dikaji dengan menanyakan suara
siapa yang didengar,berkata apabila
halusinasi yang dialami adalah halusinas
dengar, atau apa bentuk bayangan yang
dilihat oleh klien bila jenis halusinasi
adalah halusinasi penglihatan, bau apa
yang tercium untuk halusinasi penghidu,
rasa apa yang dikecap untuk halusinasi
pengecapan, atau merasakan apa di
permukaan tubuh bila halusinasi perabaan.
Waktu dan Frekuensi Halusinasi Data yang dikaji dengan menanyakan
kepada klien kapan pengalaman halusinasi
muncul, berapa kali sehari, seminggu atau
bulan, pengalaman halusinasi itu muncul,
bila mungkin klien diminta menjelaskan
kapan persisnya waktu terjadi halusinasi
tersebut. Informasi ini penting untuk
mengidentifasi pencetus halusinasi dan
menentukan bilamana klien perlu
diperhatikan saat mengalami halusinasi.
Situasi Pencetus Halusinasi Perlu diidentifikasi situasi yang dialami
klien sebelum mengalami halusinasi. Data
dapat dikaji dengan menanyakan kepada
klien peristiwa atau kejadian yang dialami
sebelum halusinasi muncul. Selain itu,
juga bisa mengobservasi apa yang
dialamai klien menjelang muncul
halusinasi untuk memvalidasi klien.
Respon Klien Untuk menentukan sejauh mana halusinasi
telah mempengaruhi klien bisa dikaji
dengan menanyakan apa yang dilakukan
oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi. Apakah klien masih bisa
mengontrol stimulus halusinasi atau sudah
tidak berdaya lagi terhadap halusinasi.
H. Diagnosa Keperawatan
Kondisi Klinis
1. Gangguan Mental
Daftar Pustaka
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Indikator Diagnostik. Ed. 1.
Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriterian Hasil Keperawatan.
Ed. 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tibdakan Keperawatan.
Ed. 1. Jakarta : DPP PPNI.
Winurini (2020). Permasalahan Status Mental Akibat Covid-19. Journal Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI. Vol. XII No. 15
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-15-I-
P3DIAgustus-2020-217.pdf