Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN KELOMPOK
KHUSUS : PSIKOTIK
GELANDANGAN, ANAK
DENGAN KEBUTUHAN
KHUSUS, KORBAN
PEMERKOSAAN
Dosen Pengampu : Zumrotul Choiriyyah, S.Kep., Ns., M.Kes.
Kelompok 8
01 02 03
Erlina Dwi Melinda Restu Septian Ayu
Susanti Sastiani V.E
011201024 011201025 011201026

04 05 06
Raditya Aulia
Fatmawati Alditra Vio A.W Ilfan Susila
011201072 011201046 010118A064
Konsep
Penyakit
Psikotik Gelandangan
1. Definisi
Psikotik adalah gangguan yang memiliki ciri hilangnya reality testing dari penderitanya yaitu fikiran yang
bertolak belakang dengan dunia nyata. Penderita ini memiliki ciri utama yakni mengalami delusi dan halusinasi.
Gelandangan adalah seseoang yang berkeliaran dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Dengan demikian
pengertian psikotik gelandangan adalah seseorang yang hidup mengembara, tidak memiliki tempat tinggal dan
pekerjaan yang tetap dan memiliki gangguan kejiwaan mengalami delusi dan halusinasi.

2. Faktor Penyebab Gangguan Psikotik


a. Faktor biologi
b. Faktor psikososial stress dan gangguan kognitif
c. Faktor lingkungan terdekat
d. Faktor kesulitan ekonomi dan social
3. Ciri-ciri paikotik gelandangan
• Tubuh kotor sekali
• Rambut seperti sapu ijuk
• Pakaian compang-camping
• Membawa bungkusan besar dan berisi macam-macam barang
• Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri dan sukar diajak berkomunikasi dan bermusuhan
• Pribadi tidak stabil
• Tidak memiliki kelompok

4. Layanan yang dibutuhkan oleh psikotik gelandangan


a. Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan kesehatan
b. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikatris, keperawatan dan psikologis
c. Kebutuhan social
d. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi keterampilan usaha, keterampilan kerja dan penempatan dalam
masyarakat
e. Kebutuhan rohani
Anak dengan Kebutuhan Khusus
1. Definisi
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-
rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam
dirinya.

2. Kategori anak dengan kebutuhan khusus


Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dikategorikan sebagai berikut (Mangunsong, 2009) :
a. Tunanetra
b. Tunarungu
c. Tunagrahita
d. Tunadaksa
e. Anak lamban belajar
f. Anak berkesulitan belajar
g. Anak berbakat
h. Tunalaras
i. Anak dengan gangguan komunikasi
j. Anak dengan ADHD
k. Anak dengan Autistic Spectrum Disorder
3. Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus
Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak,yaitu :
a. Sebelum kelahiran
• Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi
• Infeksi Kehamilan
• Usia Ibu Hamil (high risk group)
• Keracunan Saat Hamil
• Pengguguran
• Lahir Prematur
b. Selama proses kelahiran
• Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan oksigen
• Kelahiran dengan alat bantu : Vacum
• Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu
c. Setelah kelahiran
• Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus
• Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)
• Kecelakaan
• Keracunan
• Bencana alam
4. Dampak anak dengan kebutuhan khusus
Kondisi kelainan seseorang memberikan dampak yang kurang menguntungkan pada kondisi psikologi maupun
psikososial sehingga dapat menjadi hambatan yang berarti bagi penderita kelainan. Menurut Mohmad Efendi 2008
dampak kelainan di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Tahap I, pada tahap ini anak berkebutuhan khusus akan berkurang kemampuannya untuk memfungsikan anggota
tubuh yang mengalami kelainan misalnya, hilang funsi pendengaran, hilang penglihatan, dan hilangnya fungsi
organ tubuh.
b. Tahap II, pada tahap ini penderita akan terhambat dalam melakukan exploras sehingga ia akan mengalami hambatan
dalam melakukan aktifitas yangenggunskan alat sensoris dan motoris.
c. Tahap III, pada tahap ini penderita akan mengalami gsngguan emosi akibat ketidak berdayaannya.
Korban Pemerkosaan
1. Definisi
Perkosaan adalah tindakan kekerasan atau kejahatan seksual berupa hubungan seksual yang dilakukan oleh
laki-laki terhadap perempuan dengan kondisi atas kehendak atau persetujuan perempuan, dengan persetujuan
perempuan namun dibawah ancaman, dengan persetujuan perempuan namun melalui penipuan. Dalam KUHP pasal
285 disebutkan perkosaan adalah kekerasan atau ancaman kekrasan, memaksa seseorang perempuan bersetubuh
dengan dia (laki-laki) diluar pernikahan.
Perkosaan adalah hasil penetrasi penembusan penis ke vagina perempuan yang tidak tau apa-apa, tanpa
tujuan dan tindakan itu diikuti dengan pemaksaan baik fisik maupun mental.

2. Perempuan yang rentan terhadap korban pemerkosaan


Tindak perkosaan membawa dampak emosial dan fisik pada korbannya. Secara emosional, korban perkosaan bisa
mengalami :
• Perasaan mudah marah
• Takut, cemas dan gelisah
• Rasa bersalah
• Malu, reaksi-reaksi dengan orang lain yang bercampur aduk
• Merasa menyalahkan diri sendiri
• Menangis bila mengingat peristiwa tersebut
• Ingin melupakan peristiwa yang terjadi
• Merasa takut berhubungan intim
Secara fisik, korban mengalami hal-hal berikut :
• Penurunan nafsu makan
• Merasa lelah, tidak ada gairah, sulit tidur dan sakit kepala
• Selalu ingin muntah
• Perut dan vagina selalu merasa sakit
• Berisiko tertular PMS
• Luka ditubuh akibat perkosaan dengan kekerasan atau lainnya

3. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan korban pemerkosaan


• Panic attack (serangan panic)
• Perilaku menghindari
• Depresi
• Membunuh pikiran dan perasaan
• Merasa disisihkan dan sendiri
• Merasa tidak percaya dan dihianati
• Mudah marah
• Gangguan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari
• Persepsi dan kepercayaan yang aneh
ASUHAN
KEPERAW
ATAN
Diagnosa Keperawatan

Psikotik Korban
Gelandangan Pemerkosaan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Harga Diri Rendah Situasional
(D. 0085) (D. 0087)

Anak dengan
Kebutuhan Khusus
Gangguan Identitas Diri
(D. 0084)
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Strategi Pelaksanaan
o Keperawatan
1 Gangguan Persepsi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Halusinasi (I.09288) SP 1
Sensori : Halusinasi keperawatan diharapkan Observasi 1.Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi,
(D. 0085) persepsi sensori membaik 1. Monitor isi halusinasi (mis. waktu terjadi, situasi pencetus,
dengan kriteria hasil : Kekerasan atau perasaan, respon
• Verbalisasi mendengar membahayakan diri 2.Jelaskan cara mengontrol halusinasi:
bisikan menurun Terapeutik hardik, obat, bercakap-cakap,
• Verbalisasi melihat 2. Diskusikan perasaan dan melakukan kegiatan
bayangan menurun respon terhadap halusinasi 3. Latih cara mengontrol halusinasi dg
• Verbalisasi merasakan Edukasi menghardik
sesuatu melalui indra 3. Anjurkan melakukan distraksi 4. Masukan pada jadual kegiatan untuk
perabaan menurun (mis. Mendengarkan music, latihan menghardik
• Verbalisasi merasakan melakukan aktivitas dan  
sesuatu melalui indra teknik relaksasi) SP 2
penciuman menurun 4. Ajarkan pasien dan keluarga 1.Evaluasi kegiatan menghardik. Beri
• Perilaku halusinasi cara mengontrol halusinasi pujian
menurun Kolaborasi 2. Latih cara mengontrol halusinasi
  5. Kolaborasi pemberia obat dengan obat (jelaskan 6 benar: jenis,
Persepsi Sensori antipsikotik dan antiansieas, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
(L. 09083) jika perlu minum obat)
3. Masukkan pada jadual kegiatan untuk
latihan menghardik dan minum obat
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Strategi Pelaksanaan
o Keperawatan
SP 3
1.Evaluasi kegiatan latihan menghardik
& obat. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol halusinasi dg
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk
latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap
 
SP 4
1.Evaluasi kegiatan latihan menghardik
& obat & bercakap-cakap. Beri pujian
2.Latih cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan saat terjadi
halusinasi
3.Masukkan pada jadual kegiatan untuk
latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan harian
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Strategi Pelaksanaan
o Keperawatan
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Orientasi Realita (I. 09297)
Identitas Diri keperawatan diharapkan Tindakan
(D. 0084) identitas diri membaik Observasi
dengan kriteria hasil : 1. Monitor perubahan orientasi
• Hubungan yang efektif 2. Monitor perubahan kognitif
meningkat dan perilaku
• Strategi koping efektif Terapeutik
meningkat 3. Perkenalkan nama saat
• Penampilan peran efektif memulai interaksi
meningkat 4. orientasi orang, tempat, dan
• Kebingungan dengan nilai waktu
budaya menurun 5. Hadirkan realita (mis. Beri
• Kebingungan dengan penjelasan alternatif, hindari
tujuan hidup menurun perdebatan)
• Kebingungan dengan jenis 6. sediakan lingkungan dan
kelamin menurun rutinitas secara konsisten
• Kebingungan dengan nilai 7. Atur stimulus sensorik dan
ideal menurun lingkungan (mis. Kunjungan,
pemandangan, suara,
Identitas Diri pencahayaan, bau, dan
(L.09070) sentuhan)
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Strategi Pelaksanaan
o Keperawatan
6. Atur stimulus sensorik dan
lingkungan (mis. Kunjungan,
pemandangan, suara,
pencahayaan, bau, dan sentuhan)
7. Gunakan simbol dalam
mengorientasikan lingkungan
(mis. Tanda, gambar, warna)
8. libatkan dalam terapi kelompok
orientasi
9. berikan waktu istirahat tidur yang
cukup, sesuai kebutuhan
10. fasilitasi akses informasi (mis.
Televisi, surat kabar, radio), jika
perlu
Edukasi
11. anjurkan perawatan diri secara
mandiri
12. anjurkan penggunaan alat bantu
(mis. Kacamata, alat bantu
dengar, gigi palsu)
13. ajarkan keluarga dalam perawatan
orientasi relita.
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Strategi Pelaksanaan
o Keperawatan Hasil
3 Harga Diri Rendah Setelah dilakukan Promosi Harga Diri (I.09308) SP 1
Situasional tindakan keperawatan Observasi 1.Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan
(D. 0087) diharapkan harga diri  Monitor verbalisasi yang dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)
klien meningkat merendahkan diri sendiri 2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat
dengan kriteria hasil :  Monitor tingkah harga diri dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) : buat
• Penilaian diri setiap waktu, sesuai daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
positif meningkat kebutuhan 3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang
• Kontak mata Terapeutik dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
meningkat  Motivasi terlibat dalam 4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara
• Percaya diri verbalisasi positif untuk diri melakukannya)
berbicara 5. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan dua
sendiri
meningkat kali per hari
 Diskusikan persepsi
• Perasaan malu
menurun negative diri  SP 2
   Diskusikan alasan 1.Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan
Harga Diri mengkritik atau rasa berikan pujian
(L. 09069) bersalah 2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang
Eduaksi akan dilatih
 Jelaskan kepada keluarga 3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
pentingnya dukungan dalam 4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan:
perkembangan konsep dua kegiatan masing-masing dua kali per hari
positif diri pasien
 Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
 
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Strategi Pelaksanaan
o Keperawatan Hasil
  SP 3
1.Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang
telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang
akan dilatih
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk
latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua kali
per hari
 
SP 4
1.Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian 2.
Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang
akan dilatih
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk
latihan: empat kegiatan masing-masing dua
kali per hari.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai