“HALUSINASI”
C. Pohon masalah
Isolasi sosial
2. PSP halusinasi
DS : Klien mengatakan ada suara
DO : Menutup telinga
Untuk keluarga
Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-
cara merawat pasien halusinasi
Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien.
Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
Membuat perencanaan pulang Bersama keluarga
3. Isolasi sosial
Rencana tindakan :
Untuk pasien
Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian jika tidak berinteraksi
dengan orang lain
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan Latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
Untuk keluarga
Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi
sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Menjelaskan perawatan lanjutan
G. Sumber koping
Sumber koping meliputi aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan, teknik
pertahanan, dukungan sosial, serta motivasi.
H. Mekanisme Koping
Koping mekanisme adalah suatu usaha langsung dalam manajemen stres. Ada tiga
tipe mekanisme koping, yaitu sebagai berikut.
1. Mekanisme koping problem focus Mekanisme ini terdiri atas tugas dan usaha
langsung untuk mengatasi ancaman diri.
Contoh: negosiasi, konfrontasi, dan mencari nasihat.
2. Mekanisme koping cognitively focus Mekanisme ini berupa seseorang dapat
mengontrol masalah dan menetralisasinya.
Contoh: perbandingan positif, selective ignorance, substitution of reward, dan
devaluation of desired objects.
3. Mekanisme koping emotion focus Pasien menyesuaikan diri terhadap distres
emosional secara tidak berlebihan.
Contoh: menggunakan mekanisme pertahanan ego seperti denial, supresi, atau
proyeksi.
Mekanisme koping dapat bersifat konstruktif dan destruktif.
Mekanisme konstruktif terjadi ketika kecemasan diperlakukan sebagai sinyal
peringatan dan individu menerima sebagai tantangan untuk menyelesaikan
masalah. Mekanisme koping destruktif menghindari kecemasan tanpa
menyelasaikan konflik.
Selain dapat dikategorikan dalam tiga tipe di atas, mekanisme koping
dapat dikategorikan sebagai task oriented reaction dan ego oriented reaction.
Task oriented reaction adalah berpikir serta mencoba berhati-hati untuk
menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflik, dan memberikan kepuasan.
Task oriented reaction berorientasi dengan kesadaran secara langsung dan
tindakan. Sementara, ego ariented reaction sering digunakan untuk melindungi
diri. Reaksi ini sering disebut sebagai mekanisme pertahanan. Setiap orang
menggunakan mekanisme pertahanan dan membantu seseorang mengatasi
kecemasan dalam tingkat ringan sampai dengan sedang. Ego oriented reaction
dilakukan pada tingkat tidak sadar.
I. Psikopatologi
Efektif Selesai
Tdk Efektif
Kehilangan Pengangguran
Halusinasi Ansietas
HDR Situasional
Keputusasaan Ketidakberdayaan
RPK HDR Kronik
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ...
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Nn R, 35 tahun, asal Sukabumi, dirawat di RSMM sejak 2 minggu lalu. Ini
adalah ketiga kalinya klien di rawat; pertama tahun 2000, kedua tahun 2005.
Klien masuk pada tanggal 12 Maret 2011 lalu dengan gejala : marah-marah,
bicara dan tertawa sendiri, mengganggu lingkungan, suka telanjang, sulit tidur,
dan bicara ngawur/tidak nyambung.
Klien sakit sejak tahun 1999, sepulang menjadi TKW di Singapura. Ketika
menjadi TKW klien mengalami perlakuan kasar dari majikannya sehingga
klien memutuskan untuk pulang setelah 3 tahun bekerja. Dirumah ayahnya
sering memarahi dan memukul karena klien tidak bekerja sehingga menambah
beban keluarga. Klien pernah diperkosa saat usia klien 23 tahun dan
diputuskan oleh pacarnya karena klien bekerja di LN. Keluarga membawa
klien ke orang pintar sebelum dirawat tahun 2000, namun tidak ada perbaikan
sehingga klien dibawa berobat jalan di RSJ. Klien sempat putus obat karena
keluarga tidak membawa kontrol ke RS degan alasan jarak jauh dan faktor
ekonomi. Paman klien pernah mengalami gangguan jiwa dengan gejala
menyendiri dan bicara sendiri, namun sekarang sudah mengalami perbaikan
karena berobat teratur ke puskesmas.
Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya tetapi ibunya meninggal sejak
5 tahun lalu. Klien mengatakan sedih dan terkadang menangis jika teringat
ibunya. Saat ini tidak ada orang yang terdekat dengannya hanya adik
bungsunya yang sering memberi perhatian dan menjenguk. Klien adalah anak
kedua dari 4 orang bersaudara dan belum menikah. Kakak dan adiknya yang
laki – laki sudah menikah dan jarang memperhatikannya.
Saat ditanya klien mengatakan sering mendengar bisikan perempuan seperti
suara ibunya yang mengatakan “jangan bandel ya” atau suara laki – laki yang
mengejeknya. Suara itu timbul jika klien sedang melamun atau menyendiri,
dengan frekuensi yang tidak menentu. Kadang – kadang klien terlihat
menyendiri dan bicara sendiri. Klien tampak cukup rapih tetapi rambut dan
kuku panjang dan kotor. Saat sedang berhalusinasi klien sering melihat ke atas
dan menangis atau ngomel – ngomel tanpa alasan. Saat di tanya klien hanya
menjawab tidak apa – apa. Klien tidak mempunyai teman dekat di RS ini
tetapi menurut klien ada 2 orang pasien yang dianggap baik karena tidak
pernah marah – marah.
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi