PEMBAHASAN
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit
akan tetapi meliputi seluruh aspek kebutuhan manusia yang meliputi aspek fisik,
emosi, social, dan spiritual. Sehat menurut batasan World Health Organization
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Dalam pengertian yang paling luas. Sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal
(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Dalam UU No.23,1992. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
Dalam pengertian ini, maka kesehatan harus di lihat sebagai satu kesatuan yang
utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan social dan di dalamnya kesehatan
jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani dan sosial sehingga umat
manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Dalam Islam dikatakan sehat apabila memenuhi tiga unsur , yaitu kesehatan
jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial. Kesehatan jasmani merupakan
bentuk dari keseimbangan manusia dengan alam. Kesehatan rohani di mana ada
keseimbangan dan hubungan yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta
yang di wujudkan dari aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang
khalik. Yang terakhir adalah kesehatan sosial, dimana kesehatan yang bersifat
psikilogis. Di mana ada ada keharmonisan antara sebuah individu dengan individu
lain maupun dengan sistem yang berlaku pada sebuah tatanan masyarakat. Bila
ketiga unsur ini terpenuhi maka akan tercipta sebuah keadaan baik fisik, mental,
maupun spiritual yang produktif dan sempurna untuk menjalankan aktivitas
kemakhlukan.
Islam dan seluruh ajarannya, memberikan sebuah pandangan yang tegas
mengenai kesehatan. Kesehatan bukan hanya sebuah anjuran tetapi juga
merupakan juga kewajiban. Semua ibadah-ibadah dalam Islam mengandung ajaran
tentang pentingnya menjaga kesehatan. Karena penelitian terbaru mengungkapkan
bahwa sebuah kondisi akan dikatakan sehat bila lingkungan di sekitarnya bersih.
Oleh karena itu, Nabi mengatakan “kebersihan sebagian dari pada iman”.
1
2.2. Cara Menjaga Kesehatan Dalam Konteks Islam
Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita mengenai kesehatan, tidak sedikit dari
ucapannya mengandung unsur medis yang mutakhir. Dari ajaran beliau mengenai
perihal orang sakit ialah:
1. Perintah untu k berobat. Kewajiban bagi setiap muslim yang sakit untuk
berobat.
2. Setiap penyakit ada obatnya Seperti:
a. Karantina penyakit, Nabi bersabda “jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua
tombak dari orang yang berpenyakit lepra.
b. Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar dalam penanggulangan
berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat. Sabda Nabi
yang berbunyi “jangan engkaulah masuk ke dalam suatu daerah yang
sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi
meninggalkannya”
c. Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar)
dari berbagai penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
Oleh karena itu dibutuhkanlah metode untuk menjaga kesehatan manusia. Allah
memberikan petunjuk melalui perantara Nabi dengan segala aktivitas dan
ucapan Nabi yang telah di rancang sedemikian rupa untuk bisa diikuti manusiawi
secara utuh. Beberapa bentuk menjaga kesehatan antara lain:
a. Kesehatan jasmani
2
Islam untuk menjaga kesehatan fisik terlihat dalam beberapa perintah Allah,
seperti shalat yang mampu meregangkan otot. Karena setiap gerakan shalat
seperti mempunyai kunci tubuh, sehingga sendi-sendi bisa lentur dan
menyehatkan. Wudhu yang menurut penelitian bisa merangsang saraf-saraf
pada daerah yang terusap air wudhu, puasa yang menyehatkan, ibadah haji
yang merupakan puncak dari ibadah yang membuat tubuh kuat, karena
rukun-rukunnya yang melatih kondisi stamina tubuh.
Islam yang sangat mementingkan kesehatan jasmani dan fisik yang
dilakukan dengan cara menjaga kebersihan, olahraga, menjaga asupan
makanan. Dan semuanya terintegrasi dalam setiap aktivitas ibadah. Hal ini
agar menjadi kebiasaan yang tidak disadari untuk umat Islam dan
merupakan bentuk pendidikan dari Allah.
b. Kesehatan rohani
3
Hidup sehat merupakan salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang
bahagia, berkah, bermanfaat dan tentram sejahtera. Maka dari itu Islam
menerapkan cara hidup sehat sesuai dengan syariat Islam. Menerapkan pola hidup
sehat adalah suatu kebagian yang mutlak bagi seluruh umat Musim. Cara hidup
sehat yang dicontohkan oleh Rasulullah yag patut untuk ditiru dan dicoba, di
antaranya sebagai berikut:
a. Tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang
b. Ketika makan dan minum hendaknya duduk
c. Makan dengan menggunakan tangan kanan
d. Mengucapkan basmalah ketika hendak makan dan minum
e. Sering melaksanakan puasa-puasa sunnah
f. Sedikit tidur dan cepat bangun
4
mendatatangkan keburukan dan kemaslahatan. Seperti mengkonsumsi
makanan yang baik dan halal serta bermanfaat bagi tubuh dan
kesehatan dan menghindari makanan yang membahayakan bagi tubuh
dan kesehatan.
Pada hakikatnya agama sangat menganjurkan pola hidup sehat karena
semua kegiatan-kegiatan untuk kelangsungan hidup seseorang akan
lebih baik jika seseorang tersebut dalam keadaan sehat daripada apa
yang dilakukan dan kerjakan dalam keadaan sakit. Tujuannya untuk
menegakkan kebenaran dan terwujudnya kehidupan bahagia,
bermanfaat dan sejahtera.
4.Meditasi
Meditasi menenangkan pikiran dan menenangkan jiwa Anda. Ketenangan sendiri
sangat bermanfaat untuk kesehatan karena dapat menjauhkan kita dari stress
yang menjadi sumber dari banyak penyakit dan gangguan kesehatan.
5
5.Berolahraga Teratur
Penelitian telah menunjukkan bahwa berolahraga setiap hari membawa
manfaat luar biasa bagi kesehatan kita, termasuk peningkatan rentang
hidup, menurunkan risiko penyakit, kepadatan tulang yang lebih tinggi dan
penurunan berat badan. Jika Anda tidak punya waktu untuk berolahraga
atau pergi ke pusat kebugaran, berjalan kaki atau aktifitas sehari-hari
seperti memilih untuk naik tangga dan buka lift akan menjadi aktifitas
pengganti olahraga yang mudah dan murah.
11. Bersihkan diri Anda Sendiri juga dari Hal yang Negatif
6
Menjadi sehat adalah pilihan, selain Anda menolak faktor eksternal Anda
juga harus mampu untuk menetralisir segala pikiran kontra produktif atau
negatif yang dapat menjadikan Anda tidak bahagia dan stres.
2.4.2.Keluarga
1. Orang Tua Harus Menjadi Panutan
Orang tua merupakan panutan anak-anaknya. Perilaku orang tua akan
dicontoh oleh anaknya. Anak tidak perlu jauh-jauh mencari sosok yang
menerapkan pola hidup sehat, jika di rumah ia bisa menemukannya.
Orang tua dapat memberikan contoh seperti mengonsumsi makanan yang
layak dan baik untuk dikonsumsi.
2. Kebiasaan Makan Bersama
Mengalokasikan waktu untuk menikmati makan bersama dengan seluruh
anggota keluarga akan dapat menambah kehangatan keluarga.
Kebersamaan lewat makan bersama tidak hanya akan membuat tubuh
sehat, tetapi juga membangun komunikasi yang lebih akrab selama
makan.
3. Bereaksi Bersama Keluarga
Rekreasi dengan keluarga sangat penting untuk meningkatkan kesehatan
diri kita. Agar otak kita bisa merasakan udara segar setelah padatnya
aktivitas yang kita jalani.
4. Kebiasaan Olahraga
Kegiatan olahraga yang dilakukan bersama keluarga dapat menciptakan
kebersamaan. Manfaat yang diperoleh antara lain tubuh menjadi bugar,
menumbuhkan jiwa sportif, dan dapat membangun mental yang kuat.
2.4.3.Masyarakat
1. Memunculkan kesadaran
pada diri kita sendiri maupun warga masyarakat yang lain tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kita tidak harus mengajak
dengan cara menyuruh orang lain untuk melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut, tapi kita bisa menjadi contoh yang baik sehingga orang lain
terinspirasi dan melakukannya.
2. Mempermudah akses membuang sampah bagi seluruh warga masyarakat
Hal ini bisa diwujudkan dengan menyediakan banyak tempat sampah di
lingkungan kita sehingga orang-orang tidak membuang sampah secara
sembarangan.
3. Melakukan kerja bakti
Dilakukan setiap hari libur bersama seluruh warga masyarakat secara
rutin. Agar menumbuhkan rasa kenyamanan berada di lingkungan rumah.
7
a. Disiplin
Disiplin adalah tindakan yang me-nunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai aturan dan ketentuan. Tingkat ke-disiplinan setiap orang berbeda-beda.
Ada orang yang disiplin terhadap kegiatan apa-pun yang diikuti, tetapi banyak
orang yang menganggap remeh terhadap kegiatan yang harus dikerjakan. Disiplin
diri harus dilatih atau dibiasakan. Jika sese-orang tidak memiliki disiplin, ia tidak
akan memiliki apa-apa dan jika seseorang di-siplin dalam menjalankan rencana-
renca-nanya, rencana tersebut akan terwujud. Mengatur pola makan tidak mudah
karena selain memperhatikan jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh juga harus
mem-perhatikan kapan makanan itu harus di-konsumsi. Di Indonesia, makanan
pokok adalah nasi, maka jika belum makan nasi maka akan terasa belum lengkap.
Nasi me-rupakan sumber karbohidrat tinggi. Oleh karena itu, jika berlebih dalam
mengon-sumsi nasi akan disimpan dalam bentuk lemak sehingga dapat
menyebabkan kege-mukan. Sebaliknya, mengonsumsi nasi terlalu sedikit (susah
makan) akan menyebabkan tubuh kurang gizi, badan menjadi kurus sehinga juga
kurang sehat. Yang baik adalah makan nasi secukupnya dengan di-lengkapi lauk,
sayur dan buah. Selain itu,sedapat mungkin hindari minum manis dan perbanyak
minum air putih. Makan yang baik dalam sehari terbagi menjadi tiga waktu, yaitu
pagi, siang, dan sore. Sarapan pagi merupakan keharusan karena makan pagi
merupakan sumber energi yang diperlukan untuk bekerja di sekolah atau di
kantor. Banyak anak atau pekerja kantor tidak sempat sarapan pagi dengan
alasan terburu-buru, tidak sempat, atau belum ada makanan yang disiapkan.
Kebia-saan tidak sarapan pagi tidak baik untuk kesehatan. Karena itu, kebiasaan
sarapan pagi harus ditanamkan sejak anak-anak. Jika sarapan pagi ini menjadi
kebiasaan, tidak sarapan pagi akan terasa lapar. Makan siang yang baik dilakukan
pada pukul 12.00-13.00 agar tenaga bisa pulih kembali, sedangkan makan sore
sebaiknya dilakukan Jika makan sore dilaku-kan semakin malam, akan semakin
kurang baik karena orang akan segera tidur, dan tidur tidak perlu tenaga banyak.
Makan yang baik juga harus menghindari makan-an berlemak. Sebagian orang
susah meng-hindarkan diri dari mengonsumsi lemak,terutama dalam pesta-pesta
atau rapat-rapat yang biasanya menyuguhkan makanan yang beraneka ragam
bentuk maupun sajian yang sangat menggoda selera makan. Anak-anak
sebaiknya hindari jajanan di sekolah yang kurang sehat karena jajanan di sekolah
kemungkinan disajikan dalam kemasan dengan tambahan bahan pewarna dan
pengawet yang dapat me-rusak kesehatan tubuh.
b. Rasa Percaya Diri
Setiap orang memimpikan selalu tam-pil dengan rasa percaya diri dalam
berba-gai kegiatan, baik dalam pekerjaan rutin maupun insidental. Untuk
keperluan ini,setiap orang akan menjaga penampilannya seperti menjaga kondisi
fisik, cara berpakaian sampai pada cara berbicara. Untuk mencapai penampilan
yang baik, diperlukan latihan yang teratur sehingga di setiap penampilan akan
memiliki rasa percaya diri yang kuat. Dengan rasa percaya diri yang dimiliki,
seseorang akan mengembangkan perasaan bahwa dirinya akan mampu
8
mengatasi segala hambatan karena sudah memiliki segala yang dibutuhkan
dalam penampilan. Rasa percaya diri ditentukan oleh be-berapa faktor.
(1) Penampilan yang berhasil. Penampilan yang berhasil, artinya jika
seseorang dapat merasakan dan mengha-yati penampilan yang terbaik
sesuai kemampuan yang dimiliki atau dengan kata lain memunyai perasaan
berhasil. Agar perasaan berhasil ini dapat dicapai seseorang sebaiknya
mengembangkan harapan yang tidak terlalu berlebihan, dan mendekati
realitas kemampuan yang dimilikinya, namun harapan ini secara bertahap
hendaklah senantiasa semakin meningkat.
(2) Pengalaman yang membanggakan, yaitu pemberi-an apresiasi atas apa
yang dilakukan seseorang secara wajar.
(3) Persuasi verbal, merupakan pernyataan yang membesarkan hati
seseorang, bisa berasal dari orang tua.
Orang yang membiasakan dengan pola hidup sehat akan memiliki fisik yang
kuat dan sehat sehingga dapat tampil penuh percaya diri. Kebiasaan
berpakaian yang rapi juga akan membuat penampilan menjadi lebih pecaya
diri. Kebiasan mem-bersihkan gigi dan mulut secara teratur akan membuat
mulut tidak berbahu dan gigi menjadi sehat dan bersih. Jika seseorang
memiliki memunyai gigi yang rapi dan mulut tidak berbau, itu akan
menambah rasa percaya diri. Merokok selain da-pat menyebabkan
menurunnya kesehatan juga dapat menyebabkan bau rokok pada mulutnya.
Orang yang tidak merokok akan terasa nyaman dalam bergaul dan
berkumpul dengan orang lain karena mulutnya tidak berbau rokok sehingga
membuat rasa percaya diri menjadi meningkat, komunikasi menjadi tidak
canggung dan berbicara dengan orang lain tidak terganggu. Orang-orang
yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan memudahkan meraih
sukses.
c. Mengendalikan Diri
Meskipun kasus gizi buruk sering di-beritakan di media massa, kenyataan
yang lain juga muncul kasus-kasus obesitas, baik pada anak-anak, remaja,
maupun orang dewasa. Kedua kasus ini merupakan pertanda buruknya pola
makan sebagian ma-syarakat Indonesia. Kasus kegemukan lebih disebabkan
penderita tidak mampu me-ngendalikan diri dalam menahan nafsu makan,
sementara di sisi lain orang yang tidak aktif berolahraga energi yang berlebih
tidak dapat dibakar. Namun, bagi orang yang punya prinsip kesehatan dalam
hidupnya, pola makan sehat pasti akan selalu dijaga. Orang yang telah
terbiasa dengan pola makan sehat, meskipun ada makanan yang serba enak,
pasti akan mengonsumsi sesuai dengan kebutuhan. Orang yang dapat
mengendalikan diri akan menjauhkan dari kebiasaan merokok, minum
alkohol, atau-pun obat-obat terlarang. Kebiasaan merokok, minum alkohol
lebih banyak karena pengaruh lingkungan. Jika orang-orang disekitar
hidupnya biasa dengan merokok dan minum alkohol, sulit seseorang untuk
9
menghindari. Orang yang punya prinsip hidup sehat yang mampu
mengendalikan diri dari pengaruh lingkungan untuk me-nahan diri
menghindari keinginan merokok tau minum alkohol.
d. Rasa Syukur
Kesehatan jasmani, makanan, dan jiwa yang sehat adalah pemberian Allah
yang Maha Pengasih. Nikmat yang diberi-kan Allah pada manusia tidak ada
batas-nya karena itu manusia harus bersyukur dalam hidup. Syukur adalah
rasa terima kasih kepada Allah yang telah menganu-gerahi kehidupan ini.
Dengan rasa syukur, berarti kesuksesan pada esensinya sudah tercapai dan
tidak perlu lagi dicari. Terkadang masih ada seseorang yang berkata, sudah
bersyukur, tetapi hidupnya tetap begini saja. Inilah ungkapan orang yang
tidak mau bersyukur. Bersyukur adalah sebuah rasa terima kasih yang
mendalam akan pemberian Allah SWT, apa pun yang diberikan, berapa pun
jumlahnya, dan da-lam kondisi apa pun, baik dalam keadaan hujan,
kekeringan, sakit, sedih, maupun senang. Orang yang dapat menjalankan
peri-laku hidup sehat pasti akan bersyukur atas pemberian nikmat tersebut.
Rasa syukur dapat berwujud doa yang dipanjatkan pada Allah SWT, ataupun
dapat berwujud membagi rizki kepada orang lain. Orang yang beperlaku
hidup sehat akan selalu berdoa sebelum menjalankan berbagai akti-vitas,
baik berdoa sebelum makan maupun sesaat sebelum berolahraga. Dalam Al-
Quran dikatakan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur
“ikatlah nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu dengan rasa
terima kasih kepada-Nya. Se-sungguhnya, perilaku syukur adalah simpul
pengikat nikmat yang kukuh dan kunci utama penambahan nikmat-Nya.”
Sebaliknya, nikmat yang ada di tangan para hamba, pelan tapi pasti, akan
lenyap jika tidak dibentengi dengan perilaku syukur. Nikmat yang tidak
dibarengi rasa syukur akan menimbulkan
niqmah(bencana). Bahkan, setiap tindak kemaksiatan yang dilakukan
seorang hamba akan mengurangi nikmat Allah yang telah ditulis bagi hamba
tersebut
(Q.S Ali Imran, 3:144)
10
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang
merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar
terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut
adalah hak dan martabat manusia. Untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat,
diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan
msyarakat, yaitu sebagai berikut :
a. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman
pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat, dalam melaksankan pengabdian di bidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan
masyarakat.
c. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga,
dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat, menjalin hubungan kerja sama dengan individu, kelurga, dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat
2.6.2. Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga,
dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika
diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum
yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/lien dalm
melaksankan tugas keperawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan
tanggung jawab yang ada hubunganya dengan keperawatan.
11
12