Anda di halaman 1dari 3

Pada tahun 600-an SM, bangsa Yunani menemukan suatu material berwarna hitam

yang disebut lodestone di alam, yang mana benda tersebut dapat menarik besi serta
benda-benda logam lainnya. Thales, seorang filosof Yunani yang hidup pada abad VI
SM, adalah orang pertama yang menaruh perhatian pada sifat biji besi. Benda tersebut
ditemukan di wilayah yang bernama Magnesia, tempat ditemukannya banyak
endapan magnetik. Sesuai dengan tempat ditemukannya (Magnesia), benda tersebut
kemudian diberi nama magnetit. Sekarang kita mengenalnya sebagai magnet.

Gambar 1. Lodestone
Perkembangan Elektromagnet
Kemudian Pada tahun 1820, Hans Christian Oesterd menemukan bahwa kawat
yang dialiri arus listrik dapat menolak jarum kompas. Hal ini menunjukan bahwa di
sekitar kawat berarus timbul medan magnetik.
Kemudian pada tahun 1821, Michael Faraday membuat suatu penemuan penting.
Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa
dapat menyimpang jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Hal
ini membuat Michael Faraday menyimpulkan bahwa, jika magnet didekatkan, yang
akan bergerak adalah kawat yang dialiri listrik. Bekerja atas dasar dugaan ini, Michael
Faraday berhasil membuat suatu skema yang jelas dimana kawat akan terus-menerus
berputar berdekatan dengan magnit sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat.
Sesungguhnya penemuan ini Faraday merupakan motor listrik pertama, suatu skema
pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak. Meskipun
masih sangat primitif, penemuan Michael Faraday ini merupakan “nenek moyang”
dari semua motor listrik yang digunakan dunia saat ini.
Penemuannya berupa penggunaan arus listrik untuk membuat benda bergerak adalah
pembuka jalan yang luar biasa untuk penemuan-penemuan motor listrik selanjutnya.
Namun kegunaan praktisnya masih terbatas karena belum ada metode untuk
menggerakkan arus listrik selain dari baterei kimiawi sederhana yang ada pada saat
itu. Faraday yakin, pasti ada suatu cara penggunaan magnit untuk menggerakkan
listrik, dan beliau terus-menerus mencari jalan bagaimana menemukan metode
tersebut. Kini, magnit yang tak berpindah-pindah tidak mempengaruhi arus listrik
yang berdekatan dengan kawat. Tetapi di tahun 1831, Faraday menemukan bahwa
bilamana magnit dilalui lewat sepotong kawat, arus akan mengalir di kawat
sedangkan magnit bergerak. Keadaan ini disebut “pengaruh elektro magnetik,” dan
penemuan ini disebut “Hukum Faraday” dan pada umumnya dianggap penemuan
Faraday yang terpenting dan terbesar.Penemuan Faraday inilah yang menjadi cikal
bakal dari 70% pembangkit listrik di dunia saat ini.
Penemuan Gelombang Elektromagnet ( J.C Maxwell)
Keberadaan gelombang elektromagnetik didasarkan pada hipotesis Maxwell “James
Clark Maxwell ” dengan mengacu pada 3 fakta relasi antara listrik dan magnet yang
sudah ditemukan oleh para ilmuwan sebelumnya. Beberapa percobaan awal mngenai
hubungan antara listrik dan magnet adalah :
1. Percobaan Oersted yang berhasil membuktikan : arus listrik dalam konduktor
menghasilkan medan magnet disekitarnya (jarum kompas menyimpang bila di
dekatkan pada kawat yang dialiri arus listrik)
2. Percobaan Faraday yang berhasil mebuktikan batang konduktor yang menghasilkan
GGL induksi pada kedua ujungnya bila memotong medan magnet.
3. Percobaan Faraday yang menunjukkan perubahan fluks magnetik pada kumparan
menghasilkan arus induksi dalam kuparan tersebut
Didasarkan pada penemuan Faraday “Perubahan Fluks magnetik dapat menimbulkan
medan listrik” dan arus pergeseran yang sudah dihipotesakan Maxwell sebelumnya,
maka Maxwell mengajukan suatu hipotesa baru : “Jika perubahan fluks magnet dapat
menimbulkan medan listrik maka perubahan Fluks listrik juga harus dapat
menimbulkan medan magnet” .Hipotesa ini dikenal dengan sifat simetri medan listrik
dengan medan magnet.
Maxwell mengemukakan bahwa laju perubahan medan listrik sangat mempengaruhi
besar magnet yang dibangkitkan dan sebaliknya. Akan dibangkitkan suatu medan
magnet jika terjadi perubahan medan listrik. Perubahan medan listrik ini akan
menghasilkan medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dan demikian
seterusnya terjadi proses berantai pembentukan medan magnet dan medan listrik yang
merambat ke segala arah. Kemudian, Maxwell mengemukakan pula bahwa perubahan
medan listrik dan medan magnet akan menghasilkan suatu gelombang medan listrik
dan gelombang medan magnet yang dapat menyebar dan merambat dalam ruang
disebut sebagai gelombang elektro magnetik. Pembuktiannya dengan dua batang
konduktor dihubugkan dengan sebuah baterai melalui sebuah saklar. Setelah saklar
ditutup, batang atas segera bermuatan positif dan batang bawah bermuatan negative
serta garis medan listrik segera terbentuk selama muatan mengalir maka arus listrik
juga mengalir dengan arah sesuai dengan anak panah. Akibatnya, suatu medan
magnet (B) akan di hasilkan dengan arah tegak lurus bidang kertas.
Secara singkat penemuan-penemuan dan percobaan-percobaan penting tentang
gejala kemagnetan dilakukan oleh bangsa-bangsa di benua Eropa, misalnya tahun
1269, de Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya sepasang
kutub pada benda magnetik. Penemuan tentang magnet bumi oleh sarjana Inggris Dr.
William Gilbert tahun 1540-1603, medan magnet disekitar arus listrik oleh sarjana
Denmark Hans Christian Oersted (1771-1851), penemuan elektromagnetik oleh
sarjana Jerman Clerk Maxwell (1831-1879). Semua eksperimen dan penemuan
tersebut sangat penting artinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sampai era informasi dan komunikasi sekarang ini.
Atas jasa penemuan elektromagnetik oleh Maxwell maka peran fenomena
kemagnetan dan kelistrikan menjadi sangat dominan dalam kehidupan saat ini. Mulai
dari gunting, test-pen, jam tangan, radio, televisi, komputer hingga peralatan nuklir
terkait dengan magnet. Oleh karenanya pengetahuan tentang kemagnetan merupakan
pengetahuan dasar bagi masyarakat yang melek sains.

Anda mungkin juga menyukai