Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“INSAN MERDEKA PROFIL MANUSIA INDONESIA


SEUTUHNYA”

Dosen Pengampu: Dr.H.Fadlulah,S.A, M.Si..

Oleh: Kelompok 1

(Pendi Septiadi/7772200027)
(Sari Fajaryanti/7772200037)

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA UNTIRTA
SERANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah Filsafat Ilmu. Tidak lupa shawalat serta
salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan
kita nantikan kelak.

Makalah berjudul “Insan Merdeka Profil Manusia Indonesia Seutuhnya”


merupakan sedikit contoh gambaran yang dikaji dalam bidang filsafat. Sejak awal
kemerdekaan bangsa ini telah berikrar dan berkomitmen untuk membebaskan diri
dari segala bentuk penjajahan. Dalam pembukaan undang-undang dasar juga
tercantum dan mennyatakan kemerdekaan dan membebaskan dari interpensi
berbagai pihak. Bangsa indonesia berhak menentukan arah hidupnya sesuai
dengan kehendak bangsa. Para pendiri bangsa dan pahlawan yang telah berjuang
demi kemerdekaan bangsa ini banyak memberikan gambaran betapa pentingnya
makna “merdeka” dan begitu berartinya menjadi manusia yang seutuhnya.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu serta mengkaji lebih rinci tentang makna insan yang merdeka atau
menjadi manusia yang utuh yang sesuai dengan karakter atau profil manusia
Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan teman sejawat
yang selalu memberi dukungan dan arhan dalam penulisan makalah ini.
Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
menjadi pintu dalam memasuki istana kemegahan ilmu yang begitu luas untuk
dikaji dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerendahan hati,
penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Serang, 17 September 2020

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara konstitusional puncak perjuangan seluruh Rakyat Indonesia


melawan penjajahan yaitu ketika detik-detik Proklamasi dibacakan oleh
Proklamator Indonesia Ir.Soekarno dan Bung Hatta serta dikibarkannya
bendera pusaka sang saka merah putih yang berarti para pendiri bangsa dan
rakyat indonesia telah bebas dan merdeka. Rakyat Indonesia setiap 17
Agustus memperingati hari Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia, baik
bagi seluruh rakyat Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan
negara manapun di Indonesia itu sendiri. Warga Negara Indonesia dengan
gegap gempita kebahagiaan, menyelenggarakan hari itu sebagai hari keramat.
Hari itu mengandung makna bahwa setiap Rakyat Indonesia terlahir merdeka
dan hidup di dalam Negara yang merdeka yaitu Merdeka dalam segala hal.
Merdeka dalam makna yang berarti bertanggung jawab baik bagi sesama
rakyat dan menghargai sesama manusia di dunia.

Ulasan pada paragraf sebelumnya patut dipahami apakah makna dari


menjadi manusia atau insan dari setiap kita yang hidup di indonesia telah
sesuai dengan karakteristik atau profil bangsa ini. Belakangan ini banyak
kasus yang muncul. Contohnya dibidang politik dan budaya muncul kasus
merebaknya informasi palsu, fitnah antar kubu. Di bidang pendidikan
banyaknya kasus pelaporan guru oleh orang tua akibat tidak terima dengan
tindakan tegas yang diberikan guru terhadap muridnya, atau kasus
ketimpangan pendidikan yang masih terjadi baik dari segi kualitas maupun
dari kuantitas yang begitu miris. Belum lagi kasus kriminalitas dan tindakan
yang dinilai cenderung mencederai hukum serta banyak lagi permasalahan
yang muncul dan diduga telah menyimpang dan menyakiti harkat martabat
bangsa ini. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis
akan sedikit mengkaji makalah yang berjudul “Insan Merdeka Profil Manusia
Indonesia Seutuhnya”.

3
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas maka rumusan masalah


yang yang dapat kembangkan adalah sebagai berikut:

1. Apa makna dari manusia atau insan?


2. Apa makna merdeka menurut proklamator bangsa?
3. Bagaimana karakteristik atau profil manusia indonesia ?
4. Apa makna insan indonesia sudah merdeka secara utuh?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami makna insan atu manusia secara lebih dari dalam
2. Memahami pentingnya arti merdeka bagi manusia itu sendiri dan
dampaknya secara luas
3. Mengkaji lebih dalam tentang karakteristik bangsa indonesia dari perspektif
pendidikan.
4. Untuk mengetahui makna Insan Merdeka Profil Manusia Indonesia
Seutuhnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia atau Insan


1. Pengertian Manusia atau Insan Menurut Para Ahli
a. Menurut Ludwing Binswanger mendefinisikan bahwa Manusia adalah
makhluk yang mempunyai kemampuan untuk mengada, suatu
kesadaran bahwa ia ada dan mampu mempertahankan adanya di dunia
(Bagus Takwin, 2007:4).
b. Kemudian Thomas Aquinas mendefinisikan Manusia adalah suatu
substansi yang komplit yang terdiri dari badan dan jiwa (Hardono
Hadi, 1996:33).
c. Tokoh sosialisme barat abad pertengahan yaitu Karl Marx mengartikan
Manusia sebagai entitas yang dapat dikenali dan diketahui (Erich
Fromm, 2001:33).
d. Spinoza, Goethe, Hegel, dan Marx mendefinisikan Manusia adalah
makhluk hidup yang harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya
dengan tindakan mengekpresikan kekuasaan manusiawinya yang
khusus, dan menguasai dunia dengan kekuasaannya ini. Karena
manusia yang tidak produktif adalah manusia yang reseptif dan pasif,
dia tidak ada dan mati .
e. Betrand Russel: Manusia adalah maujud yang diciptakan dalam
keadaan bersifat mencari keuntungannya sendiri (Suparman Syukur,
2004:231).
2. Pengertian Secara Mendalam
a. Manusia Terdiri dari Jiwa dan Raga
Menurut Augustinus, bahwa badan dan jiwa adalah dua perkara yang
sangat berbeda satu sama lain, sebab kalau yang pertama (badan),
maka yang kedua (jiwa) sifatnya yang khas satu-satunya ialah berpikir.
Karena itu perasaan dan pengenalan terhadap jiwa bersifat langsung,
karena pikiran tidak memerlukan perantara dalam mengenal dirinya

5
sendiri. Selama jiwa itu berpikir, maka artinya ia ada, karena
pemikirannya sama benar dengan wujudnya. Seseorang bisa
melepaskan diri dari badannya, dan dari alam luar dengan segala
peristiwa-peristiwanya, serta mengingkari segala macam kebenaran,
dan meragukan segala sesuatu. Namun seseorang tidak bisa
melepaskan diri sama sekali dari jiwanya yang menjadi sumber
keraguan dan pemikirannya itu.
Ibnu Sina sependapat dengan Aristoteles, yaitu tentang
kesempurnaan tubuh organik yang memberi kekuatan hidup. Perkataan
sempurna disebut dalam bahasa latin dengan actus primus dan dalam
bahasa arab disebut dengan kamil. Aristotoeles mengatakan, bahwa
jiwa itu termasuk bentuk tubuh, akan tetapi Ibnu Sina membaginya
dengan tiga jenis, yaitu kekuatan, bentuk dan sempurna. Kalau jiwa itu
dipandang kepada tindakannya, ia bernama kekuatan, dan kalau jiwa
disebut sempurna, ia dipandang sebagai peri manusia. Untuk
memahamkan filsafat Ibnu Sina tentang ilmu jiwa, harus dirasakan
dalam pikiran, bahwa yang dikatakan sempurna, tidak sama dengan
sempurna yang dimaksudkan oleh Aristoteles sebagai actus primus.
Aristoteles membagi jiwa atas tiga jenis, yaitu jiwa tumbuh-
tumbuhan, jiwa hewan dan jiwa manusia. Jiwa tumbuh-tumbuhan
mempunyai tiga fungsi: makanan, tumbuh dan hasil. Fungsi jiwa
hewan adalah perasaan, yaitu penemuan perasaan khusus oleh berbagai
rasa dan gerakan yang ditimbulkan oleh kehendak atau kemauan. Jiwa
manusia yang disebutkan sebagai rational atau akal, adalah bekerja
dengan suatu rencana alam smesta, menghasilkan tujuan-tujuan dengan
pemilihan akal dan pemikiran. Kekuatan perasaan ada dua macam
pula, pertama, menerima perasaan dari luar. Kekuatan ini dinamakan
kekuatan panca indera.
Fadlullah (2018:7) mendefinisikan bahwa, manusia merupakan
persenyawaan totalitas ruh, jasad, dan akal. Tanpa ruh, manusia mati;
dan tanpa jasad, ruh – yang secara harfiah berarti hidup – tidak berarti.
Ruh adalah pangkal hayat ke manusiaan. Jasad, pelaksana hayat itu,

6
memiliki pula hayat biologi. Sedangkan akal merupakan unsur
pembeda manusia dengan makhluk lain. Dengan demikian manusia
adalah ruh yang berjalinkelindan dengan jasad; ia merupakan substansi
yang mempunyai daya hidup, yang berpikir dan mengetahui dengan
akalnya.
Dari segi agama, hakikat manusia adalah ruh – bukan materi.
Sedangkan jasad adalah materi dan ketika ruh berpisah dari jasad,
jasad akan hancur dan kembali menjadi materi, seperti asal mulanya,
yakni tanah. Ruh diciptakan jauh sebelum manusia dilahirkan, ia
berasal dari Tuhan – yang tidak terjadi melalui proses alami seperti
jasad – dan bersifat abadi, mempunyai daya hidup dan tetap hidup
setelah berpisah dengan raga (jasad). Ruh akan kembali (pulang) ke
alam Baqa, baik secara merdeka ataupun terpaksa, untuk
mempertanggung-jawabkan perbuatannya kepada Hadirat Ilahi.
Bahkan, Al-Qur’an dalam menyebutkan orang yang “gugur” dalam
medan jihad fi sabilillah, dalam rangka bela agama, bela negara, atau
bela diri dan kehormatan keluarga, dengan semangat lillahi ta’ala,
sebagai “hidup”. Tidak mati. (Qs. Al-Baqarah [2]: 154; dan Qs. Alu
Imran [3]: 169).

B. Pengertian Merdeka Berdasarkan Perspektif Proklamator Indonesia


Muhammad Hatta
Menurut Muhammad Hatta dalam (Andi Andri, 2017:138)
Merdeka memiliki arti (1) bebas dari perhambaan dan penjajahan, (2) tidak
terkena atau lepas dari tuntutan, (3) tidak terikat, tidak tergantung kepada
orang atau pihak tertentu. Sedangkan kemerdekaan memiliki arti keadaan
(hal) berdiri sendiri yakni bebas, lepas dan tidak terjajah lagi. Dalam arti
sebuah kebebasan, yang mana kebebasan adalah hak segala bangsa.
Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu, aturan, dan
kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan
bagi makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat
sekehendaknya. Dalam sebuah negara, merdeka berarti bebas dari

7
belenggu, kekuasaan dan aturan penjajah. Merdeka dapat dibagi menjadi
dua. Pertama adalah merdeka tanpa syarat dan kedua adalah merdeka
bersyarat. Merdeka Bersyarat Merdeka bersyarat adalah merdeka namun
masih dibatasi oleh syarat atau aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh
negara bekas penjajahnya. Negara yang merdeka bersyarat bebas
menentukan, memutuskan, ataupun melakukan apa saja asalkan tidak
melanggar aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh negara bekas
penjajahnya tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemerdekaan merupakan
sesuatu yang amat penting dalam suatu Negara, karena dengan
kemerdekaan tersebut dapat memberikan kebebasan baik dalam bertindak
yang sesuai dengan kehendaknya. Sehingga dengan kebebasan tersebut
dapat memberikan kebahagian bagi warga Negara yang telah merdeka
karena tidak lagi terbelenggu dan diperbudak oleh Negara maupun orang
lain lagi. Artinya kemerdekaan merupakan sesuatu yang teramat penting
bagi setiap insan dan juga suatu bangsa, karena dengan kemerdekaan
tersebut tidak akan ada penindasan, justru yang akan timbul adalah
kebahagiaan karna mereka telah memiliki sebuah kebebasan.

C. Karakteristik Bangsa Indonesia

Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa berasal dari teori-teori


pendidikan, psikologi pendidikan, nilai-nilai sosial budaya, ajaran agama,
Pancasila dan UUD 1945, dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, serta pengalaman terbaik dan praktek nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Kemendiknas mengidentifikasi ada 18 nilai untuk
pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini: Religius:
sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup
rukun dengan pemeluk agama lain., Jujur: perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan., Toleransi: sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan

8
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, Disiplin: tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan, Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, Kreatif: berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang
telah dimiliki, Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas, Demokratis: cara
berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain, Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar, Semangat Kebangsaan: cara
berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya, Cinta Tanah Air:
cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya, Menghargai
Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain, Bersahabat dan Komunikatif: tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan
orang lain, Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya,
Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya, Peduli
Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi,
Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan, Tanggung jawab: sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang

9
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

D. Insan Merdeka Profil Manusia Seutuhnya

Para ahli berpendapat tetang nature versus nurture yaitu sifat dasar
manusia baik atau buruk, bila dilahirkan dalam kondisi dengan potensi baik
ditambah pendidikan yang mumpuni maka akan menjadi baik terus, namun
bila dilahirkan dalam kondisi terbatas sekuat apa pun pendidikan akan sia-sia
dalam hasil pengajarannya. Anak di ibaratkan tanaman sebagai bibit unggul
anak memerlukan lahan yang subur (ibu atau almamater) petani (guru) dalam
proses pendidikan dan mengemburkan tanah tanah yang keras sehingga
mampu menyerap oksigen dan akar nya dapat meyerap pupuk dan gizi yang
baik dan dibutuhkan untuk pertumbuhan dirawat di jaga dari hama
pengganggu yang merugikan dan perhatian yang terus menerus sehingga
mampu berkembang makimal.

Pendidikan erat kaitanya dengan kemerdekaan. Pendidikan


menekankan atas dasar anak sebagai subjek sedang kan orang tua dan guru
berperan sebagai penyedia lingkungan pendukung aktualisasi diri dan
pengembangan keartivitas tanpa ada dinding pembatas sehinga anak mampu
menjadi insan merdeka dalam bereksperimen. Dalam tradisi filsafat klasik
ada 3 unsur yaitu mind – body – soul menurut Ki Hajar Dewantoro dalam diri
manusia terdapat cipta – rasa – karsa dengan bercermin pada filsafat Plato
yaitu “Trisakti Jiwa” yang menjelaskan cipta merupakan daya berpikir dan
mencita- citakan kebijaksanaan ,rasa merupakan kehendak hati didalam dada
mencita- cita kan keberanian sedangkan karsa merupakan hasrat nafsu yang
terletak di perut dan menghendaki kesopanan. Tertuang pada visi dan misi
Instansi Pendidikan yang mengutamakan pengendalian nafsu , pengembangan
keberanian, dan menuntun pada kebijaksanaan dan berlanjut pada
penembangan sikap dan berani menyuarakan kebenaran. Sesuai dengan
cabang fisafat ontologi dalam pendidikan yaitu hakekatnya harus ada dalam
pendidikan sebagai identitas. Karakter sopan berhubungan dengan itegritas
watak dan kepribadian yang menjadi asas kompetensi dan kematangan emosi.

10
Selain mengajarkan teori yang berstandar Oprational Prosedur dan harus
mampu untuk di pratekkan di saat siswa Praktek Kerja Lapangan guna
menunjang untuk menghadapi kelulusan dalam Uji Kompetensi. Secara
aksiologis dalam bahasa yunani berarti mafaat nilai nilai yang diperoleh
dalam ilmu pengetahuan. Faktor keahlian para Pengajar atau Guru juga harus
disesuaikan dengan masing-masing jurusan dan harus memiliki serifikasi baik
serifikasi pendidk maupun sertifikasi pekerjaan. Hal ini akan penting, karena
akan sulit bagi seorang pengajar mata pelajaran yang diampunya tapi guru itu
tidak pernah praktek atau bekerja dalam bidangnya. Sehingga diharapkan
terciptanya pendidikan yang dicita-citakan oleh bangsa, sesuai dengan
linkungan yang membutuhkan sumber daya manusia hasil dari pendidikan
SMK kejuruan Pariwisata khususnya, juga di daerah lingkungan yangg ada
sumber daya alam Pariwisatanya. Bila kita lihat samplenya pada SMK
Pariwisata sebab dunia pendidikan harus searah dengan dunia Industri yang
berkembang di daerah tersebut. Contoh di wilayah banten ini sendiri sangat
banyak spot wisata yang sudah diangkat jadi pagar budaya serta aset bagi
income (pemasukan) bagi kas potensi daerah yang harus dimanfaatkan
sebesar besarnya bagi kemakmuran ekonomi rakyat di sekitar wilayah
tersebut. Sesuai dengan ruang lingkup Filsafat Ilmu, hubungan ilmu
pendidikan dan kesejahteraan manusia. Misalnya daerah Lebak, selain Pantai
selatan yang masih tidak tersentuh juga suku asli pedalaman Baduy, daerah
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung denga pesonanya yang eksotik
pemandangan Gunung Krakatoa yang sudah melegenda di manca Negara
sebagai gunung purba yang masih aktif juga daerah lainnya. Contohh lainnya
seperti Tanggerang sebagai daerah penyanga Ibu kota dan daerah Serang
dengan situs Purba kala, Kraton Kaibonannya dan lain sebagainya yang
merupakan asset berharga daerah Banten. Hal ini patut kita manfaatkan
sebaik mungkin khususnya dalam bidang Peningkatan pendidikan
masyarakatnya. Prosesnya dalam memasukkan jurusan di masing-masing
mata pelajaran, siswa diberi kebebasan untuk menenukan jurusan apa yang
akan di tempuh selama di bangku SMK tanpa syarat. Misalnya bagi siswa-
siswi yang lebih senang menjahit membuat desain ataupun bagi siswa yang

11
menginginkan jurusan Perhotelan akan senang bila ditempatkan praktek kerja
lapangan. Sehingga tercipta suasana lingkungan penddikan yang kondusif
menyenangkan serta memaksimalkan hasil akhir dari masa pedidikan yaitu
menciptakan sumber daya manusia yang kopentensi di bidangnya dan mampu
berorientasi Internasional. Sebagai contoh di SMK Pariwisata mendorong
siswa lulusan untuk tetap mengikuti jenjang pendidikan yang lebih baik di
politeknik maupun sekolah Tinggi di bidang Pariwisata atau juga mendorong
siswa untuk terjun dalam Dunia Industry (DUDI) Pariwisata baik Perhotelan
maupun Desainer sehingga mampu mencapai jenjang karier di dunia
perhotelan baik di wilayah domestik dan Internasional juga memenagkan
kotrak desain tata busana di perusahaan asing.sesuai degan epistemologis
methode pencapaian pendidikan. Jadi, ada peningkatan orientasi yang lebih
luas serta adanya peningkatan skill bagi Tenaga Kerja Indonesia .Sebagai
Insan Merdeka mencerminkan profil manusia Indonesia seutuh nya yang terus
berkembang dinamis seiring dunia pendidikan pengajaran yang kemungkinan
akan terus bermutasi sesuai dengan perkembangan jaman. Sesuai dengan
Hakekat Pendidikan yaitu realitas eksistensi dan metafisika dengan
keberadaan ilmu pendidikan diterjang kondisi Pandemi Covid-19 hampir
seluruh dunia tidak siap akan hal ini. Sebagai Insan Indonesia yang
berpancasila kita meyakini akan ujian dari Sang Pencipta untuk kita lebih lagi
dari sebelumnya. Pepatah mengatakan bila kita slalu dalam ujian disitu
meyakinkan bahwa kita mampu untuk menjalankan ujian tersebut. Saat ini
kita dipaksakan pada keadaan pamdemi menjaga kesehatan diri, keluarga dan
lingkungan sangat lah utama selain itu kita harus mencari cara yang aman
sesuai petunjuk panduan protokol kesehatan yang membiasakan mencuci
tangan menggunkan masker social distancing ( menjaga jarak ) tertib dalam
kehidupan di New Normal. Situasi beralih kegiatan tatap muka beralih kepada
daring dan begitu juga pada sistem pendidikan perlahan tapi pasti jalan keluar
dari menghadapi masa pandemi ditempuh selangkah demi. Penggunaan
internet sangat dirasakan pada masa pandemik ini, seluruh kegiatan baik
ekonomi, pendidikan hampir 90 % beralih, ini menandakan lagi satu

12
lompatan besar yang di paksakan untuk berkembang berusaha dijalani. Sistem
semua berganti menjadi online.
Berbagai cara inoformasi ditempuh dengan menggunakan metode
pembelajaran secara daring yaitu bagi guru produktif mendorong guru
membuat video pembelajaran bahkan guru mencoba memanfaatkan kanal
video terbesar yaitu Youtube dalam menyampaikan bahan ajar sesuai masing-
masing mata pelajaran yang diampuh. Bukan tidak mungkin kita bisa
menyaingi youtuber luar negri yang kontennya berbasis gamers akan kita
saingi sebagai guru yuotuber dengan subcriber terbanyak didunia, sehigga
guru pun mampu mendapat penghasilan dari youtube. Pangsa pasar guru
dengan konten edukasinya di youtube adalah siapa saja yang mau belajar
termasuk murid. Konten pendidikan yang banyak tersedia di youtube tinggal
kedepannya kita mampu memasarkan youtube pembelajaran guru, sehingga
bisa diserap oleh semua siswa jurusan sesuai dengan ruang lingkup filosofi
pengembangan teori, model, dan paradigma keilmuan dalam ilmu pendidikan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Insan merdeka profil manusia seutuhnya memiliki makna yang
mendalam. Manusia atau insan sebagai kesatuan jiwa dan raga dalam
wujudnya memiliki hak-hak dan juga kewajiban. Hak yang dimiliki setiap
insan ialah hak untuk merdeka, bebas dalam menentukan kehidupannya.
Dalam hal ini insan merdeka profil manusia Indonesia seutuhnya ialah
berhak mandiri tanpa adanya tekanan dari pikah-pihak manapun serta arah
dan tujuannya dilandasi dari nilai-nilai yang tumbuh dari nilai historis
berdirinya bangsa Indonesia.
Merdeka adalah hak bagi setiap insan, namun tak lepas dari itu patutt
disadari setiap insan juga memiliki kewajiban kewajiban yang perlu
dijalankan. Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu, aturan,
dan kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa
kebebasan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat
sekehendaknya.

B. Saran

Kajian insan merdek profil manusia seutuhnya perlu dikaji lebih


dalam sehingga pembaca dan yang memperoleh informasinya dapat lebih
memaknai arti pentingnya merdeka yang sesuai dengan karakteristik
bangsa ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter


Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h.33

Andi Andri, 2017. Kemerdekaan dan Kedaulatan Rakyat dalam Perspektif


Mohammad Hatta dan Islam. Manthiq. Vol. 2, No. 2. hlm.138

Erich Fromm. 2001. Konsep Manusia Menurut Marx. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, hlm. 33 4 . Ibid., hlm. 39 5 .

Fadlullah, 2018. Pengantar Pendidikan. Untirta press, hlm. 7-9

Hardono Hadi. 1996. Jati Diri Manusia, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 33.

Lickona, Thomas. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter:


BagaimanaSekolah dapat Memberikan Pendidikan Sikap Hormat dan
Bertanggung Jawab. Penerjemah: Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi
Aksara, hlm. 81

Masnur Muslich. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara, hlm.84

Muchlas Samani & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm.43

Suparman Syukur. 2004. Etika Religius, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 231

15

Anda mungkin juga menyukai