Guru Mata Pelajaran dan hasil rapat pleno penetapan kurikulum sekolah,
maka Buku II Kurikulum 2013 MTs Al-Furqon Rawi ditetapkan, disahkan dan
diberlakukan pada tahun pelajaran 2023/ 2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
Guru Mata Pelajaran dan hasil rapat pleno penetapan kurikulum sekolah, maka Kurikulum
2013 ,MTs Al-Furqon Rawi ditetapkan, disahkan dan diberlakukan pada tahun pelajaran
2023/ 2024
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa MTs Al-Furqon
Rawi dengan dukungan Guru Mata Pelajaran dan Tim Pengembang Kurikulum MTs Al-
Furqon Rawi berhasil menyusun Buku II Kurikulum MTs Al-Furqon Rawi Tahun Pelajaran
2023/ 2024 , meskipun kami akui masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan lebih
lanjut.
Buku II Kurikulum MTs Al-Furqon Rawi Tahun Pelajaran 2023/ 2024 ini adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh Guru Mata Pelajaran dan Tim Pengembang
Kurikulum MTs Al-Furqon Rawi dan dilaksanakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, daerah dan sekolah yang
sudah disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan kurikulum ini ,
kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dedikasi dan
sumbangan pemikiran dan tenaganya. Kami juga masih mengharap bantuan semua pihak
untuk memberikan kritik, koreksi, saran dan pendapat terhadap kurikulum ini sebagai bahan
bagi kami untuk mengadakan koreksi dan revisi terhadap kurikulum ini.
Semoga kurikulum ini dapat menjadi pedoman dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 di MTs Al-Furqon Rawi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia khususnya di MTs Al-Furqon Rawi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung
pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk
merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan
masa mendatang.
2. Pengertian KTSP
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa:
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk melakukan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi
yang ada di daerah serta peserta didik;
Kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan pada tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan
pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan
oleh Kementrian Agama pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
3. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajianmata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi
4
Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
B. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 Tentang KTSP
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2016 tentang Standar Kelulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 tahun
2016 tentang Standar Isi
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun
2016 tentang Standar Proses
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun
2016 tentang Standar Penilaian
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata
10. Keputusan Bersama Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 01/KB/2020; 516 Tahun 2020; HK.03.01/Menkes/363/2020;
440-882 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran
2020/2021 dan Tahun Akademik Baru 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19)
11. Keputusan Bersama Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor : 03/KB/2021; 384 Tahun 2021; HK.01.08/Menkes/4242/2021;
440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada di Masa
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
12. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disesase ( Covid-19 )
13. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor
018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum
5
2013 Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus
14. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud No 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
15. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/2010 Tahun 2010 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Muatan Lokal ( Bahasa Jawa ) untuk Jenjang SD/SDLB/MI dan
SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta
16. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995
tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk
jenjang pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/M.Ts, SMA/SMALB/MA, dan
SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
17. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah No.424/13242 tgl 23 Juli
2013 tentang Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
18. Instruksi Bupati Cilacap Nomor 15 Tahun 2021 tentang ….
6
BAB II
PENGEMBANGAN SILABUS MTs Al-Furqon Rawi
A. Komponen Silabus
Komponen silabus setiap mata pelajaran di MTs Al-Furqon Rawi terdiri dari
identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetensi, materi pokok, karakter yang akan ditanamkan, pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
B. Pengelola Silabus
Silabus disusun oleh pemerintah dan dikembangakan serta dikelola langsung oleh
guru mata pelajaran atau kelompok guru mata pelajaran. Pengelolaan silabus dikoordinasi
oleh Tim Pengembang Kurikulum.
BAB III
SILABUS
A. Mata Pelajaran
1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama
1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Rasional
7
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang
secara mendasar menumbuhkembangkan akhlak siswa melalui pembiasaan dan
pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Oleh karena itu,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai suatu mata pelajaran diberikan
pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK, baik yang bersifat
kokurikuler maupun ekstrakurikuler.
Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara
damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran
dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk
mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang
menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan
sikap siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak
hanya berupa hafalan atau verbal.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berlandaskan pada aqidah
Islam yang berisi tentang keesaan Allah Swt. sebagai sumber utama nilai-nilai
kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang
merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian,
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang ditujukan
untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman,
Islam, dan ihsan yang diwujudkan dalam:
Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
Swt. serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur (Hubungan manusia dengan
Allah Swt.)
Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang
berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan (Hubungan manusia
dengan diri sendiri).
Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat
beragama serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur
(Hubungan manusia dengan sesama).
Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial
(Hubungan manusia dengan lingkungan alam).
Berdasarkan pada prinsip di atas, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai Islam rahmatan
8
lilalamin yang mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang humanis, toleran,
demokratis, dan multikultural.
9
terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta
tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain,
dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah
dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan
bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran
agar siswa mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari. Upaya peningkatan keimanana dan
ketakwaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai Islam rahmatan
lilalamin yang mengedepankan prinsip-prinsip Islam yang humanis, toleran,
demokratis, dan multikultural.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta
mengakomodasi keunggulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan
kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus
merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran
tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan
berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.
Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tingkat perkembangan kemampuan kemampuan siswa.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah
1) menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman siswa tentang Agama Islam sehingga menjadi muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt; dan
2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan
secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
kehidupan sebagai warga
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
10
Kompetensi yang Diharapkan setelah siswa mempelajari Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel Peta
Kompetensi yang memberikan gambaran umum tentang capaian kompetensi
SMP/MTs.
11
Ketentuan bersuci dari hadas Tata cara salat sunah Ketentuan zakat
besar berjamaah dan munfarid. Ketentuan ibadah haji dan
Ketentuan salat berjamaah Tata cara sujud syukur, sujud umrah
Ketentuan salat Jum’at sahwi, dan sujud tilawah Ketentuan penyembelihan
Ketentuan salat jamak qasar Tata cara puasa wajib dan hewan dalam Islam
sunah. Ketentuan kurban dan akikah
Ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan
haram berdasarkan al-Qur’ān
dan hadis
1.2
12
2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn)
a. Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
memiliki visi dan misi mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik
yang memiliki rasa kebanggaan terhadap Negara Indonesia, cinta tanah air, jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi di
lingkungan rumah, sekolah, dan sekitarnya serta berbangsa dan bernegara. Untuk
itu dikembangkan substansi pembelajaran yang dijiwai oleh 4 (empat) konsensus
kebangsaan yaitu (1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan
pandangan hidup bangsa; (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (3) Bhinneka Tunggal Ika,
sebagai wujud filosofi kesatuan dalam keberagaman yang melandasi dan
mewarnai harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (4) dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk negara
Republik Indonesia.
Pembelajaran PPKn dirancang sebagai wahana untuk mengembangkan
keterampilan abad ke-21 (The 21st Century Skills) agar para guru PPKn menjadi
lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola dan mengembangkan
pembelajarannya. Silabus PPKn di SMA/MA/SMK/MAK disusun dengan format
dan penyajian/penulisan yang sederhana agar mudah dipahami dan dilaksanakan
guru dengan tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan
kompetensinya. Prinsip penyusunan silabus antara lain mudah diajarkan/dikelola
oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur
pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to
learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn) di Pendidikan Dasar dan Menengah
1) Mata Pelajaran PPKn diharapkan dapat berfungsi sebagai wahana bagi siswa
untuk menumbuhkembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kewarganegaraan dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan tidak langsung untuk
penguasaan kompetensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya. Kompetensi setelah mempelajari mata pelajaran PPKn di
Pendidikan Dasar dan Menengah adalah
13
2) Bertanggungjawab pada setiap keputusan bersama berdasar nilai-nilai
Pancasila sebagai Dasar Negara dan penghargaan atas kewajiban dan hak
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
3) Melaksanakan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga negara
yang mendukung pelindungan dan penegakkan hukum dalam menjamin
keadilan dan kedamaian berdasar Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,
4) Bertoleransi terhadap masalah-masalah dalam bidang sosial, budaya, ekonomi,
dan gender, serta mengantisipasi pengaruh positif dan negatif kemajuan iptek
terhadap negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,
5) Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai wujud rasa cinta dan
bangga dalam upaya menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
SMP
Berintegritas sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
Bernegara
Berperan serta dalam menjaga kedaulatan Negara sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Repulbik Indonesia tahun 1945
Mendukung persatuan dan kesatuan dalam menyelesaikan masalah nasional
Mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan membela kebenaran,
persatuan dan kesatuan di lingkungannya
14
3) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan dalam keberagaman
yang melandasi dan mewarnai harmoni kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk negara
Republik Indonesia.
e. Silabus
15
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Rasional
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan
agar siswa mampu mendengarkan, membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan
menulis. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal lingkup materi
yang saling berhubungan dan saling mendukung pengembangan kompetensi
pengetahuan kebahasaan dan kompetensi keterampilan berbahasa (mendengarkan,
membaca, memirsa, berbicara, dan menulis) siswa. Kompetensi sikap secara
terpadu dikembangkan melalui kompetensi pengetahuan kebahasaan dan
kompetensi keterampilan berbahasa. Ketiga hal lingkup materi tersebut adalah
bahasa (pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra (pemahaman, apresiasi,
tanggapan, analisis, dan penciptaan karya sastra); dan literasi (perluasan
kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan, khususnya yang berkaitan
dengan membaca dan menulis).
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format
dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun
lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata
urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan
dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur
pencapainnya (measurable); bermakna (meaningfull); dan bermanfaat untuk
dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan
pendidikan siswa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran
Bahasa Indonesia agar siswa mampu mengembangkan kepercayaan diri sebagai
komunikator, pemikir (termasuk pemikir imajinatif), dan menjadi warga negara
Indonesia yang melek literasi dan informasi. Silabus ini bersifat fleksibel. Guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia secara leluasa dapat membina dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berkomunikasi yang
diperlukan siswa dalam menempuh pendidikan, hidup di lingkungan sosial, dan
berkecakapan di dunia kerja.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Pendidikan Dasar dan Menengah
Setelah mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah diharapkan siswa mampu:
1) berbahasa Indonesia dengan penekanan pada kemampuan mendengarkan,
membaca, memirsa (viewing), berbicara, dan menulis;
16
2) mengembangkan kemampuan mendengarkan, membaca, memirsa (viewing),
berbicara, dan menulis melalui media teks. Teks merupakan perwujudan
kegiatan sosial dan memiliki tujuan sosial. Pencapaian tujuan ini diwadahi
oleh karakteristik: cara pengungkapan tujuan sosial (yang disebut struktur
retorika), pilihan kata yang sesuai dengan tujuan, dan tata bahasa yang sesuai
dengan tujuan komunikasi; dan
3) berkomunikasi dalam bentuk tulisan, lisan, atau multimodal (yakni teks yang
menggabungkan bahasa dan cara/media komunikasi lainnya seperti visual,
bunyi, atau lisan sebagaimana disajikan dalam film atau penyajian komputer).
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Bahasa Indonesia di
Sekolah Menengah Pertama
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Bahasa
Indonesia di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kompetensi yang diharapkan adalah siswa mampu:
SMP/MTs
(Kelas VII – IX)
menjadi insan yang memiliki kemampuan berbahasa dan bersastra untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan
17
e. Silabus
18
4. Mata Pelajaran Matematika
a. Rasional
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran agar siswa memiliki kecakapan atau kemahiran matematika
sebagai bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa yang mencakup
kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, terutama
dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah (problem
solving) yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan proses
pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa.
Silabus mata pelajaran Matematika SMP/MTs disusun dengan format dan
penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak
terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan
silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan
kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta
didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan bermakna untuk dipelajari
(worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta
didik.
b. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Mata Pelajaran
Matematika di Pendidikan Dasar dan Menengah
Pendidikan matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi
dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah melalui pengalaman belajar, agar mampu:
1) memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan
sehari- hari;
2) melakukan operasi matematika untuk penyederhanaan, dan analisis komponen
yang ada;
3) melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi
berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan dan
memverifikasinya;
4) memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5) menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak
mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
19
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Matematika di Sekolah
Menengah Pertama
Kompetensi setelah belajar matematika di SMP/MTs tertuang dalam peta
kompetensi pada setiap jenjang pendidikan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Aspek SMP
e. Silabus
20
5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
a. Rasional
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
II Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dan menghadapi tantangan abad
21 yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat, ilmu pengetahuan alam
menjadi salah satu landasan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam diharapkan dapat menghantarkan siswa
memenuhi kemampuan berikut ini:
Keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi berpikir kritis dan mampu
menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif, serta mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi.
Terampil untuk menggunakan media, teknologi, informasi dan komunikasi
(TIK).
Kemampuan untuk menjalani kehidupan dan karir, meliputi kemampuan
beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri, memiliki kemampuan
sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa kepemimpinan, dan
tanggungjawab.
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia, misi
dan orientasi Kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan
khusus agar siswa memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat
di masa kini dan di masa mendatang, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.
Kompetensi yang dimaksud yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial
yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2) menguasai
pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan
dalam rangka melakukan penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan
karya kreatif yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
21
Gambar 1. Aspek Kompetensi
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah upaya sistematis untuk
menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam.
Upaya ini berawal dari sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu ini kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan yang paling sederhana namun akurat dan konsisten untuk menjelaskan dan
memprediksi gejala-gejala alam.
Hasil dari penyelidikan ini umumnya membawa ke pertanyaan lanjutan yang
lebih rinci dan lebih kompleks. Kegiatan penyelidikan ini memerlukan teknologi yang
tersedia yang pada akhirnya akan mengasilkan teknologi terbaru. Di lain pihak, dari
kegiatan penyelidikan pada akhirnya dihasilkan teknologi yang lebih baru. Dengan
demikian, Ilmu Pengetahuan Alam layak dijadikan sebagai wahana untuk
menumbuhkan dan menguatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terus-
menerus pada diri siswa di berbagai jenjang pendidikan.
22
Setelah mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam akan
memperoleh kecakapan untuk:
1) Menjalani kehidupan dengan sikap positif, jujur dan terbuka; dengan
daya pikir kritis, kreatif, dan inovatif; serta berkolaborasi, berdasarkan
hakekat ilmu alam
2) Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran
ilmu alam melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika, Kimia dan
Biologi
3) Mengevaluasi produk pemikiran yang ada di tengah masyarakat
berdasarkan prinsip-prinsip ilmu alam dan etika
4) Menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan
berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah dan etika
23
5) Mengenali dan berperan dalam upaya memecahkan permasalahan umat
manusia, seperti permasalahan ketersediaan pangan, kesehatan, krisis energi,
dan lingkungan hidup .
6) Memahami dampak dari perkembangan ilmu alam secara terpadu terhadap
perkembangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, masa kini
maupun potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan
lingkungannya.
24
e. Silabus
1
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Rasional
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perubahan masyarakat pada
tataran lokal, nasional, dan internasional menjadi landasan utama dalam
pengembangan Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013, Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki kontribusi terhadap pembentukan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan serta penguasaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
peserta didik untuk menghadapi tantangan global pada abad 21. Sebagai bagian dari
masyarakat dunia, peserta didik harus memahami lingkungan dan masyarakat secara
lokal, nasional dan global, menyadari keragaman budaya (multikultur),
mengembangkan keterampilan sosial dan menguasai perkembangan teknologi.
Mata Pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib di SMP/MTs
yang memadukan (integrated) konsep geografi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah. Mata
Pelajaran IPS menggunakan geografi sebagai titik tolak (platform) kajian dengan
pertimbangan semua tempat, benda, sumber daya dan peristiwa terikat dengan lokasi.
Tujuannya adalah untuk menekankan pentingnya ruang sebagai tempat hidup dan
sumberdaya bagi manusia, mengenal potensi dan keterbatasan ruang, karena itulah
ruang selalu saling berhubungan (konektivitas antarruang) untuk saling melengkapi.
Akibat dari interaksi antara alam dan manusia, serta konektivitas antarruang, kondisi
ruang senantiasa berubah menurut waktu dan perkembangan teknologi yang
digunakan oleh manusia.
Pembelajaran IPS diorganisasikan dengan pendekatan interdisipliner,
multidisipliner atau transdisipliner dari Ilmu-ilmu Sosial, Humaniora, dan Psikologi
sesuai perkembangan peserta didik. Dalam kontek pembelajaran IPS, ruang dimaknai
sebagai ruang kehidupan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air,
memperkokoh kesatuan dan persatuan NKRI. Adapun dalam konteks pembentukan
manusia Indonesia, pembelajaran IPS di SMP/MTs diharapkan dapat memberi
pemahaman tentang lingkungan dan masyarakat dalam lingkup nasional dan
internasional sehingga dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, berpikir logis,
sistematis, kritis, analitis, dan berketerampilan sosial. Semua itu, pada akhirnya dapat
meningkatkan pemahaman potensi wilayah Indonesia, juga mengembangkan
nasionalisme, memperkokoh sikap kebangsaan, dan mampu bekerja sama dalam
masyarakat majemuk selaku warga masyarakat, warga negara dan warga dunia.
Silabus ini merupakan hasil perbaikan dokumen sebelumnya (Lampiran
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014). Perbaikan dilakukan atas dasar masukan
publik (masyarakat sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan sekolah) terhadap ide,
dokumen, dan implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan
2
evaluasi dari berbagai media. Silabus perbaikan ini disusun dengan format dan
penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak
terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan
silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan
kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta
didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari
(worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta
didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi
keunggulan- keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus
mencakup kompetensi dasar, materi pokok, alternatif pembelajaran dan penilaiannya.
Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang
dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif
sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini, guru
diharapkan bertindak kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses
pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
3
4) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
serta bangga menjadi warga negara Indonesia; dan
5) berkomunikasi, bekerja sama, dan berdaya saing dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, global.
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Menengah Pertama
Berikut adalah kompetensi yang diharapkan setelah peserta didik mempelajari
mata pelajaran IPS SMP/MTs.
Khusus dalam pembelajaran IPS SMP/MTS sebagaimana gambar di atas,
kompetensi itu dicapai secara bertahap dalam tingkat perkembangannya mulai
dari kelas VII sampai dengan IX. Pada Kelas VII-IX, kompetensi mata pelajaran
IPS SMP/MTs dirumuskan sebagai berikut:
1) peserta didik pada kelas VII dan VIII diharapkan memahami konsep ruang dan
interaksi antarruang dalam lingkup nasional dan ASEAN serta pengaruhnya
terhadap kehidupan, dinamika interaksi sosial budaya dan kegiatan ekonomi
dalam mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat, perubahan dan
kesinambungan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara sampai
masa pergerakan kebangsaan;
2) peserta didik pada kelas IX diharapkan memahami konsep ruang dan interaksi
antarruang pada lingkup global, perubahan sosial, budaya, dan ketergantungan
ekonomi dalam menghadapi arus globalisasi, perubahan dan kesinambungan
kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kemerdekaan sampai masa
reformasi.
3) Ruang Lingkup IPS Pendidikan Dasar adalah organisasi sosial, warisan
budaya, lingkungan, ruang, waktu, keberlanjutan, perubahan, sumber daya dan
kegiatan ekonomi. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di SMP/MTs, meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
4) keruangan dan interaksi antarruang dalam lingkup nasional, ASEAN,dan
Internasional;
5) dinamika interaksi sosial;
6) kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan bangsa; dan
7) perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia sejak zaman praaksara
hingga masa sekarang.
5
7. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a. Rasional
Pengajaran bahasa Inggris berfokus pada peningkatan kompetensi siswa untuk
mampu menggunakan bahasa tersebut dalam mencapai tujuan komunikasi di berbagai
konteks, baik lisan maupun tulis. Salah satu pendekatan yang berfokus pada
peningkatan kompetensi siswa untuk menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam
berbagai tujuan komunikasi adalah pengajaran berbasis teks. Pembelajaran ini adalah
pembelajaran yang mengacu pada fungsi bahasa dan penggunaannya, yang
merupakan satu kesatuan makna baik lisan maupun tulis. Adapun yang dimaksud
dengan teks adalah kesatuan makna yang dapat terdiri atas satu kata seperti kata ‘stop’
dipinggir jalan, satu frase ‘no smoking’, satu kalimat berupa pengumuman sampai
satu buku. Dengan demikian, pembelajaran berbasis genre sangat relevan untuk
diterapkan.
Teks dipelajari bukan sebagai sasaran akhir, tetapi sebagai alat untuk
melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan nyata. Pada tingkat dasar ini, materi
ajar terdiri atas teks-teks pendek dan sederhana. Pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman dalam menggunakan teks-teks berbahasa Inggris untuk
memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural terkait
fenomena dan kejadian tampak mata, melalui kegiatan berbicara, menyimak,
membaca, dan menulis dalam ranah konkret. Penggunaan teks juga bertujuan untuk
mengembangkan sikap menghargai dan menghayati nilai-nilai agama dan sosial,
termasuk perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Pembelajaran bahasa Inggris berbasis teks mendukung pembelajaran pada
mata pelajaran lain dalam kurikulum. Misalnya, pembelajaran teks deskriptif akan
mengembangkan kemampuan siswa antara lain pada mata pelajaran Seni Budaya
untuk mempromosikan wisata di Indonesia. Selain itu, pembelajaran jenis teks lain
akan membantu siswa dalam memperluas wawasan keilmuannya tentang materi
dalam mata pelajaran lain dalam skala internasional.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format
dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,tidak terlalu banyak halaman namun
lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan
(sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan
oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya
6
(measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus inimerupakan acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keunggulan-
keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup
kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian
pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang
dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif
sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru
diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran,
penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.
e. Silabus
8
8. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a. Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan salah satu
mata pelajaran pada Kurikulum 2013. PJOK merupakan bagian integral dari
program pendidikan nasional, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui pembekalan pengalaman belajar menggunakan aktivitas
jasmani terpilih yang dilakukan secara sistematis yang dilandasi nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran
agar siswa mampu mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih
sesuai dengan tujuan.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkannya lagi sesuai kebutuhan dan
mengakomodasi keungulan- keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut,
komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan
alternatif kegiatan yang dirancang untuk mencapai kompetensi dasar yang
diharapkan. Kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam silabus ini merupakan
alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa.
9
c. Kompetensi yag Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama
Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa Mempelajari PJOK di
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiah
Pengembangan kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan pada
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan siswa. Khusus untuk
pengembangan kompetensi pada ranah fisik dan motorik, pengembangan
kompetensi mata pelajaran PJOK didasarkan pada prinsip pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan gerak.
Tercapainya kompetensi pengembangan gerak spesifik dan pengembangan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui permainan bola besar,
permainan bola kecil, atletik, beladiri, senam, gerak berirama, aktivitas air, dan
materi Kesehatan.
e. Silabus
10
9. Mata Pelajaran Seni Budaya
a. Rasional
Seni Budaya berperan penting dalam perkembangan dan kebutuhan siswa
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya. Pembelajaran Seni
Budaya dilakukan dengan memberikan pengalaman estetik yang mencakup
konsepsi, apresiasi, kreasi dan koneksi. Keempat hal tersebut selaras dengan
Kompetensi Inti yang ada pada Kurikulum 2013.
Mata pelajaran Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional,
dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai keterpaduannya. Multidimensional
bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan
secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural
mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan
kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya. Hal ini merupakan wujud
pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara
beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Di sekolah menengah mata pelajaran Seni Budaya memiliki kekhasan
tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing yaitu bidang seni rupa,
musik, tari, dan teater. Dalam seni budaya, aktivitas berkesenian harus
menampung kekhasan tersebut, sehingga sekolah wajib melaksanakan minimal
dua aspek seni yang dapat disesuaikan dengan minat siswa, kondisi sekolah dan
budaya masyarakatnya.
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran
agar siswa mampu memiliki pengetahuan apresiasi dan kreasi melalui berkarya
seni rupa, musik, tari dan teater. Selain itu juga harus memperhatikan prinsip
keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum, mudah diajarkan oleh
guru (teachable), mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya
(measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta
mengakomodasi keungulan- keunggulan local. Uraian pembelajaran yang terdapat
dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas.
Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat
mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
11
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tingkat perkembangan kemampuan siswa.
e. Silabus
12
10. Mata Pelajaran Prakarya
a. Rasional
Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi, dalam rangka
mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif.
Mata pelajaran Prakarya secara umum dirancang untuk membekali insan
Indonesia agar mampu:
menemukan, membuat, merancang ulang dan mengembangkan produk
prakarya berupa: kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan melalui kegiatan
mengidentifikasi, memecahkan masalah, merancang, membuat, memanfaatkan,
menguji, mengevaluasi, dan mengembangkan produk yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang dikembangkan pada mata pelajaran ini
adalah: kemampuan pada tingkat meniru, memanipulasi (memodifikasi),
mengembangkan, dan menciptakan serta merekonstruksi karya yang ada, baik
karya sendiri maupun karya orang lain;
1) menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang mampu
memunculkan bakat siswa, terutama pada jenjang pendidikan dasar;
2) mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang, memodifikasi, dan
merekonstruksi berdasarkan pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan
kearifan lokal,
3) melatih kepekaan siswa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni untuk menjadi inovator dengan mengembangkan: rasa ingin tahu,
rasa kepedulian, rasa keindahan;
4) membangun jiwa mandiri dan inovatif siswa yang berkarakter: jujur,
bertanggungjawab, disiplin, peduli dan toleransi; dan
5) menumbuhkembangkan pola pikir teknologis dan estetis: cekatan, ekonomis
dan praktis.
Silabus mata pelajaran Prakarya SMP/MTs disusun dengan penulisan
format yang sederhana dan efisien. sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan
oleh guru. Namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain,
dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah
dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan
bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan siswa.
13
Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran,
agar siswa mampu membuat produk prakarya yang presisi serta
menumbuhkembangkan kreatifitas dengan menganalisis berbagai desain karya,
mengidentifikasi dan mendeskripsikan proses pembuatan karya, membuat dan
memodifikasi karya dalam konteks kearifan lokal. Silabus ini bersifat fleksibel,
kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan
dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan
lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar,
materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang
terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis
aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru
dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-
masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif
dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan
metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.
14
(guided response) yaitu meniru gerakan secara terbimbing, dan manipulatif
(membiasakan atau mekanisme) produk prakarya yang dibutuhkan sehari-hari
dengan tahapan belajar mulai dari mencontoh produk yang telah ada (multi
contoh) dan memodifikasi dan mengembangan produk (multi desain) dengan
menekankan pada penumbuhan kreatifitas dan mencintai budaya lokal.
15
pengawetan. Manfaat edukatif teknologi pengolahan bahan pangan bagi
pengembangan kepribadian siswa adalah menambah keanekaragaman
makanan, member nilai ekonomis dan timbul kesadaran pentingnya
melakukan penanganan, pengolahan dan pengawetan bahan pangan agar tidak
cepat rusak.
e. Silabus
16