DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
A. PENDAHULUAN
1. Pertama, penyederhanaan aspek penilaian siswa oleh guru. Pada K13 versi lawas,
seluruh guru wajib menilai aspek sosial dan spiritual (keagamaan) siswa. Sistem ini
yang lantas dikeluhkan banyak guru.
Dalam skema yang baru, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup
dilakukan oleh guru PPKn dan guru pendidikan agama-budi pekerti. Sementara guru
fisika dan mata pelajaran lainnya hanya menilai aspek akademik sesuai bidang yang
diajarkan saja. Guru mata pelajaran lain boleh menilai aspek sosial sewajarnya.
Seperti terkait kenakalan atau misalnya saat siswa ketahuan mencontek.
2. Kedua, proses berpikir siswa tidak dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku
sistem pembatasan. Yaitu, anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan SMA
mencipta.
3. Keempat, struktur mata pelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah.
Meski tidak banyak perubahan, Kemndikbud berharap para pelatih bisa
menyajikan unsur kebaruan dalam K13 versi revisi itu. K13 versi baru ini tetap
mendukung proses belajar di kelas yang menyenangkan.
B. STANDAR ISI
Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan
tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
2
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau
dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu dirumuskan
dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain
sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan
kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses
pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan
yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya
mempengaruhi Standar Isi.
1. Tingkat Kompetensi
Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria;
Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi terdapat pada SD/MI/SDLB/ PAKET
A, SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK.
6
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1), Pasal 77C ayat (1), dan Pasal 77K ayat (2), ayat
(4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai
berikut.
Muatan Fisika untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu alam pada
SMA/MA/SMALB/PAKET C.
tertulis.
Menganalisis konsep,
prinsip, dan hukum
kelistrikan, kemagnetan,
dan fisika modern
sertamenerapkan
metakognisi dalam
menjelaskan fenomena
alam dan penyelesaian
masalah kehidupan.
Menciptakan produk
sederhana berkaitan
dengan penerapan konsep
kelistrikan dan/atau
kemagnetan.
C. STANDAR PROSES
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
1) SD/MI : 35 menit
2) SMP/MTs : 40 menit
3) SMA/MA : 45 menit
4) SMK/MAK : 45 menit
b. Rombongan belajar
Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum
peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut:
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah
proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi
yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
12
2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam
domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar
dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu,
dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahanmasalah (project based
learning).
3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang
diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses
pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi
tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi
proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
D. STANDAR PENILAIAN
Beberapa Perubahan Penilaian dalam K13 yang akan diterapkan dalam tahun ini antara
lain :
1. Penilaian Sikap
2. Ketuntasan Belajar
14
4. Pengolahan
Tujuan penilaian adalah Formatif (membentuk karakter dan perilaku, menjadikan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat); diagnostik(melihat perkembangan peserta didik
dan feedback-koreksi pembelajaran), dan mengukur achievement/capaian agar dapat
dilakukan evaluasi hasil pembelajaran Ranah yang dinilai:
1. Pengetahuan
2. Keterampilan dan
3. Sikap dan perilaku (attitude and behavior pembiasaan dan pembudayaan)
Proses penilaian: lebih sederhana, terjangkau untuk dilakukan, tidak menjadi beban
bagi guru/siswa, tetapi tetap mengutamakan prinsip dan kaidah penilaian. Penilaian yang
dilakukan tidak hanya penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga
penilaian untuk pembelajaran (assessmet for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran
(assessment as learning).
Penilaian Untuk, Sebagai dan Atas Pembelajaran Pengertian Penilaian Autentik Penilaian
Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam
melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan terdiri dari
8 Bab dan 15 Pasal.
b. Pasal 7
1) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah.
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
3) Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan
hasil penilaian oleh pendidik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan.
4) Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan sebagai
mana yang dimaksud pada ayat (3), satuan pendidikan menetapkan kriteria
ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau kenaikan kelas peserta didik.
c. Pasal 8
1) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian
Nasional dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
2) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional
digunakan sebagai dasar untuk:
a) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b) pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; dan
c) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
6. Bab VI Mekanisme Penilaian
a. Pasal 9
1) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik:
a) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan
teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi
tanggungjawab wali kelas atau guru kelas;
c) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
d) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
e) peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus
mengikuti pembelajaran remedi; dan
f) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
2) Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme penilaian oleh pendidik diatur
dalam pedoman yang disusun oleh Direktorat Jenderal terkait berkoordinasi
dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian.
b. Pasal 10
18
E. KESIMPULAN
a. Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan.
c. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
21
Daftar Pustaka
Permendikbud No 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Kemdikbud
Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Kemdikbud
http://www.guru-id.com/2016/02/hasil-revisi-baru-kurikulum-2013-pada.html
(diakses pada tanggal 3 September 2016)
http://www.cafependidikan.com/2016/03/poin-penting-revisi-k-13-tahun.html
(diakses pada tanggal 3 September 2016)