Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 10 :
PENDIDIKAN NERS TK 3B
2023/2024
1.PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
b. Stimulus lingkungan
3. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Muhith 2015 dalam (Malfasari et al., 2020) tanda dan gejala
perilaku kekerasan meliputi tidak mampu mengontrol emosi, berteriak, menatap
dengan tatapan yang tajam, tampak tegang dan muka merah, mengepalkan tangan,
rahang mengatup dengan kuat, mencederai orang lain/ lingkungan, merusak benda-
benda sekitar, mengancam seseorang baik secara verbal atau fisik.
Dalam buku SDKI (PPNI, 2017) menyebutkan bahwa tanda dan gejala
perilaku kekerasan sebagai berikut:
a. Subjektif
b. Objektif
2) Menyerang
6) Mengepalkan tangan
9) Wajah memerah
1. KLASIFIKASI
Menurut Sutejo (2019) risiko perilaku kekerasan terbagi menjadi dua yaitu:
Stress, cemas, harga diri rendah, dan bermasalah dapat menimbulkan marah.
Respon terhadap marah dapat di ekspresikan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal ekspresi marah dapat berupa perilaku konstruktif maupun
destruktif. Mengekspresikan rasa marah dengan kata-kata yang dapat di mengerti
dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain. Selain memberikan rasa lega,
ketegangan akan menurun dan akhirnya perasaan marah dapat teratasi. Rasa
marah diekspresikan secara destrukrtif, misalnya dengan perilaku agresif,
menantang biasanya cara tersebut justru menjadikan masalah berkepanjangan dan
dapat menimbulkan amuk yang di tunjukan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan
Perilaku yang submisif seperti menekan perasaan marah karena merasa tidak
kuat, individu akan berpura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa
marahnya, sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan
menimbulkan rasa bermusuhan yang lama, pada suatu saat dapat menimbulkan
rasa bermusuhan yang lama, dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan
yang destruktif yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan .
PATHWAY
Stress
Cemas
Menantang
Menarik diri
Marah berkepanjangan
MK :HARGA DIRI
MK:RESIKO PERILAKU RENDAH
KEKERASAN
3. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Untuk pasien yang menderita gangguan emosi atau kemarahan, seringkali
ada beberapa pengobatan. Penatalaksanaan farmakologis menggunakan obat
antiansietas dan obat penenang hipnotik, seperti lorazepam dan clonazepam,
obat penenang ini sering digunakan untuk menenangkan perlawanan klien.
Ada juga golongan antidepresan yang termasuk dalam golongan obat ini,
seperti amitriptilin dan triazolon. Obat tersebut menghilangkan agresivitas
pasien dengan gangguan jiwa. (Muliani et al., 2019)
b. Penalaksanaan Keperawatan
Menurut (Nurhalimah, 2016) penatalaksanaan keperawatan untuk pasien
resiko perilaku kekerasan sebagai berikut:
1.) Strategi pelaksanaan pasien
A.PENGKAJIAN
1.Identitas Klien
Identitas klien yang perlu ditulis adalah nama klien, jenis kelamin, umur
(biasanya pada usia produktif), pendidikan (segala jenis/tingkat pendidikan
berisiko perilaku kekerasan), pekerjaan (tingkat keseriusan/tuntutan dalam
perkerjaannya dapat menimbulkan masalah), status (belum menikah, menikah
atau bercerai), alamat, kemudian nama perawat.
2. Alasan masuk rumah sakit
Faktor yang membuat klien melakukan perilaku kekerasan.
3. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang menyebabkan perubahan perilaku kekerasan klien, baik dari
pasien, keluarga, maupun lingkungan .
4. Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum : klien dengan resiko perilaku kekerasan
biasanya muka merah, pandangan tajam, sakit fisik, napas pendek, yang
menyebabkan perubahan memori, kognitif, alam perasaan dan kesadaran.
2 Tanda-tandavital
Tekanan darah : hipertensi/normal
Nadi :normal atau tidak
Suhu : meningkat/normal
Pernapasan : napas pendek
Berat badan : mengalami penurunan akibat nafsu makan menurun
Keluhan fisik : muka merah, pandangan tajam
5. Psikososial
Genogram
Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga.
Menjelaskan : seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan tertekan
dan ketertekanan itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya akibat
perilaku kekerasan, kondisi keluarga yang tidak baik itu adalah : keluarga
yang tidak utuh, orang tua meninggal, orang tua cerai dan lain-lain .
B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Faktor Risiko : Ancaman terhadap RESIKO
kebutuhan PERILAKU
Pemikiran KEKERASAN
waham/delusi. Stress
Curiga pada orang lain.
Halusinasi. Cemas
keluarga.
Kerusakan kognitif. Menantang
Disorientasi atau
Masalah tidak
konfusi.
selesai
Kerusakan kognitif.
Persepsi pada
Marah
lingkungan tidak
berkepanjangan
akurat.
Alam perasaan depresi.
Marah pada orang
Riwayat kekerasan
lain
pada hewan.
Kelainan neurologis.
Resiko perilaku
Lingkungan tidak
kekerasan
teratur.
Penganiayaan atau
pengabaian anak.
Riwayat atau ancaman
kekerasan terhadap diri
sendiri atau orang lain
atau destruksi properti
orang lain.
Impulsif
2. Gejala dan Tanda Mayor Ancaman terhadap HARGA DIRI
kebuthan RENDAH
Subjektif
Menilai diri negatif Stress
(mis.tidak berrguna,
tidak tertolong) Cemas
Merasa malu/bersalah
Merasa tidak mampu Merasa tidak kuat
melakukan apapun
Meremehkan Marah tidak
kemampuan terungkap
mengatassi masalah
Merasa tidak memiliki Marah pada diri
kemampuan posistif
Melebih-lebihkan Harga diri rendah
penilaian negatif
tentang diri sendiri
Menolak penilaian
positif tentang diri
sendiri
Objektif
Subjektif
Merasa sulit
konsentrasi
Sulit tidur
Mengungkapkan
keputusaan
Objektif
C. DIAGNOSA
D. INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Resiko Setelah dilakukan Observasi Observasi
perilaku intervensi
kekeraasan keperawatan selama Monitor adanya Benda yang
3 x 24 jam, maka benda yang berpotensi
kontrol diri berpotensi termonitor
Anjurkan terkontrol
Latih cara
mengungkapkan
perasaan secara
asertif
Latih mengurangi
kemarahan secara
verbal dan
nonverbal (mis:
relaksasi, bercerita
Harga Diri Setelah dilakukan Observasi Observasi
rendah intervensi
keperawatan selama 3 Identifikasi budaya, Budaya agam ras dan
x 24 jam, maka harga agama, ras, jenis jeniskelamin terhadap
diri meningkat, kelamin, dan usia harga dirir
dengan kriteria hasil: terhadap harga diri teridentifikasi
Monitor verbalisasi Verbalisasi yang
Penilaian diri yang merendahkan merendahkan diri
positif diri sendiri sendiri termonitor
meningkat Monitor tingkat Tingkat harga diri
Perasaan malu harga diri setiap termonitor
menurun waktu, sesuai Terapeutik
Perasaan tidak kebutuhan
mampu Terapeutik Verbalisasi positif
melakukan untuk diri sendiri
apapun Motivasi terlibat bertambah
menurun dalam verbalisasi Menerima tantangan
Perasaan positif untuk diri atau hal baru
memiliki sendiri bertambah
kelebihan atau Motivasi menerima Pernyataan harga
kemampuan tantangan atau hal diri teridntifikasi
positif baru Pengalaman yang
meningkat Diskusikan meningkatkan harga
Penerimaan pernyataan tentang diri termonitor
penilaian positif harga diri Persepsi negative
terhadap diri Diskusikan diri berkurang
sendiri kepercayaan Mengkritik diri atau
meningkat terhadap penilaian rasa berslah
Minat mencoba diri berkurang
hal baru Diskusikan Realitis untuk
meningkat pengalaman yang mencapai harga diri
Berjalan meningkatkan harga tercapai
menampakkan diri Harapan yang tinggi
wajah Diskusikan persepsi terdentifikasi
meningkat negatif diri Umpan balik positif
Postur tubuh Diskusikan alasan termonitor
menampakkan mengkritik diri atau Lingkungan dan
wajah rasa bersalah aktifitas yang
meningkat Diskusikan meningkatkan diri
penetapan tujuan termonitor
realistis untuk
mencapai harga diri
yang lebih tinggi Edukasi
Diskusikan
Bersama keluarga Dukungan dalam
untuk menetapkan perkembangan
harapan dan konsep positif
Batasan yang jelas termonitor
Berikan umpan Kekuaan yang
balik positif atas dimiliki
peningkatan teridentifikasi
mencapai tujuan Mempertahan
Fasilitasi kan kontak mata
lingkungan dan brkomunikasi
aktivitas yang termonitor
meningkatkan diri Membuka diri
Edukasi bertambah
Mengevaluasi
Jelaskan kepada perilaku
keluarga pentingnya termonitor
dukungan dalam
perkembangan
konsep positif diri
pasien
Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang
dimiliki
Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain
Anjurkan membuka
diri terhadap kritik
negatif
Anjurkan
mengevaluasi
perilaku
Ajarkan cara
mengatasi bullying
Latih peningkatan
tanggung jawab
untuk diri sendiri
Latih
pernyataan/kemamp
uan positif diri
Latih cara berfikir
dan berperilaku
positif
Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi