Disusun Oleh:
Kelompok 10
2023
TINJAUAN KASUS
Ny. C usia 32 tahun datang ke Rumah Sakit Ngudi Waluyo bersama dengan kakak
kandungnya untuk memeriksakan kondisi kehamilan dan psikis Ny.C. Mengatakan kadang
tidak dapat mengontrol emosinya suka memecah mecah kan barang akibat marah kepada
suaminya yang tidak terluapkan dan untuk keadaan saat ini Ny.C tampak memar pada pipi
sebelah kiri, ia terlihat sering melamun,pada tanggal 6 September malam, Ny. C dan
suaminya bertengkar karena Ny.C pulang terlambat. Ny. C sudah mencoba menjelaskan
tentang alasan keterlambatannya, tetapi suaminya tidak percaya dan langsung marah dan
membentak Ny. C dengan suara yang kasar dan keras. Ny. C didorong oleh suaminya hingga
jatuh dan pipinya terbentur ujung meja. Karena khawatir dengan kondisnya, kakak Ny. C
membawanya ke RS. Ngudi Waluyo pada tanggal 10 September 2019 pukul 09.00 WIB. Ny.
C mengatakan takut jika didekati oleh laki-laki, dan ia sangat cemas terhadap kondisi
janinnya, Ny.Menurut kakaknya, Ny. C sedang hamil 4 minggu, suami Ny. C tidak bekerja
dan sering keluar malam untuk berjudi. Ny. C bekerja sebagai karyawan di bank swasta
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruang Perawatan :-
-No. MR/CM :-
Tgl masuk RS : 10 September 2019
Tgl Pengkajian :-
Pukul :-
I. BIODATA
a. Nama Pasien : Ny.C
Umur/Tgl Lahir : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pegawai BANK
Suku/Bangsa : Sunda/ Indonesia
Diagnosa Medis :-
Alamat :-
b. Nama Penanggung jawab
Umur : Tn.y
Agama :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Alamat :-
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
a. Keluhan Utama :
kondisi memar pada pipi sebelah kiri, terlihat sering melamun
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ny. C datang dibawa oleh kakak kandungnya karena, kakaknya mengat
akan bahwa ia khawatir atas kondisi janin dan kondisi kesehatan adikn
ya. Ny. C datang ke RS Ngudi Waluyo dengan kondisi memar pada
pipi sebelah kiri, terlihat sering melamun, psikis Ny.C. Mengatakan
kadang tidak dapat mengontrol emosinya suka memecah mecah kan
barang akibat marah kepada suaminya yang tidak terluapkan Ny.C menga
takan takut jika didekati oleh laki-laki, sangat cemas terhadap kon
disi janinnya.
IV. FISIK
1. TTV
TD : 120/90 mm/Hg
N : 90 x/mnt
S : 36,5 °C
RR: 19 x/mnt
2. Ukur :
TB : 157 cm
BB : 45 kg
3. Keluhan Keluhan fisik : Ya
Tidak Pasien mengatakan nyeri pada pipi sebelah kirinya.
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri: Pasien menganggap dirinya tidak becus menjaga bayi yang ada dal
am kandungannya
b. Identitas: Pasien adalah lulusan universitas ternama di daerah Jawa Tengah dan sek
arang ia bekerja di salah satu bank swasta.
c. Peran: Pasien bekerja sebagai karyawan di bank swasta dan pasien adalah tulang
punggung keluarga karena ia membiayai suaminya.
d. Ideal diri: Pasien berharap bisa menjadi istri yang baik dan berharap suaminya yan
g b berharap suaminya yang bekerja menggantikannya.
e. Harga diri: Setelah kejadian tersebut, pasien merasa tidak dihargai oleh suaminya k
arena selama ia bekerja sang suami sering keluar malam dan berjudi.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: Bayi yang dikandungnya
b. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain: Setelah kejadian yang dialami p
asien, pasien tidak lagi bekerja dan jarang keluar rumah. Pasien cenderung diam, dan
sering melamun sendiri.
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan : Rapi dan Bersih
Jelaskan: Pasien berpenampilan rapi dan bersih.
Masalah Keperawatan: Tidak ditemukan masalah keperawatan
2. Pembicaraan : Lambat
Jelaskan: Saat perawat Jelaskan: Saat perawat bertanya kepada pasien, pasi bertanya k
epada pasien, pasien menjawab en menjawab dengan lambat.
Masalah Keperawatan: Gangguan Komunik Gangguan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik : Gelisah
Jelaskan: Pasien tampak gelisah karena tidak tahu bagaimana kondisi janin yang dika
ndungnya.
Masalah Keperawatan: Ansietas
4. Alam perasaaan : Sedih dan Ketakutan
Jelaskan : Pasien tampak sedih dan ketakutan setelah mengalami mengalami kejadian
kekerasan oleh suaminya.
Masalah Keperawatan : Ansietas
5. Afek : Datar
Jelaskan : Pasien tampak datar saat berkomunikasi dengan perawat.
Masalah Keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
6. lnteraksi selama wawancara : kontak mata (-)
Jelaskan: Kontak mata pasien kurang saat diajak berbicara dengan perawat maupun k
akak kandungnya
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
7. Presepsi Halusinasi : Penglihatan
Jelaskan: Pasien mulai takut melihat-melihat laki-laki.
Masalah Keperawatan: Resiko Tinggi Perubahan Presepsi Sensori Halusinasi
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik (dukungan keluarga) Pasien adalah
seorang istri yang berkerja sebagai karyawan di bank swasta, swasta, sedangkan seda
ngkan suaminya suaminya tidak bekerja bekerja dan suka berjudi berjudi di malam ha
ri. Pasien merupakan korban kekerasan yang telah dilakukan oleh suaminya. Kakak N
y. C mengatakan bahwa pada tanggal 6 September terjadi pertengkaran suami istri kar
ena istri terlambat pulang pulang kerja. Tampak memar di pipi sebelah sebelah kirin
ya kirinya dan setelah setelah kejadian itu, Ny. C tampak sering melamun dan takut ak
an kondisi janinnya.
XIII. ANALISA DATA
Merasa kuat
Menantang
Marah berkepanjangan
Diagnosa keperawatan :
1. Resiko perilaku kekerasan b.d riwayat kekerasan
2. Harga diri rendah situasional b.d sindrom pasca trauma.
3. Sindrom pasca trauma b.d ketidakmampuan koping keluarga.
Edukasi
2. Harga Diri Rendah Si Harga Diri (L. 09069) Promosi Harga Diri (I. 09308)
tuasional (D.0087)
Setelah dilakukan pera Obeservasi
watan selama 3x24 ja
1. Monitoring tingkat harga dir
m pasien dapat Menin
i pasien setiap waktu.
gkatkan harga dirinya.
Kriteria hasil : Terapeutik
a. Penilaian diri positif 1. Diskusikan terkait pertanyaa
(5) n tentang harga diri.
2. Diskusikan pengalaman yan
b. Kontak mata (5)
g dapat meningkatkan harga
c. Perasaan malu (5) dirinya.
3. Diskusikan alasan mengkriti
d. Perasaan bersalah
k diri atau merasa bersalah.
(5)
4. Fasilitasi lingkungan dan akt
ivitas yang meningkatkan ha
rga diri pasien.
Edukasi
1. Jelaskan kepada keluarga p
entingnya dukungan dalam
perkembangan konsep posi
tif pada pasien.
2. Anjurkan mempertahankan
kontak mata saat berkomuni
kasi dengan orang lain.
3. Anjurkan untuk membuka di
ri.
4. Latih untuk meningkatkan k
epercayaan pada kemampua
n dalam mengatasi situasi.