Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn.M DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL


DI JERINGO UTARA

Nama Mahasiswa : SRI ASTUTI


NPM : 022.02.1067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN JIWA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Tanggal pengkajian : Senin,19 Desember 2022

RUANG RAWAT: TGL. DIRAWAT:

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.M ( L ) Tanggal Pengkajian : 19/12/2022
Umur : 40 Tahun RM No. : -
Informan : keluarga Tn.S (Adik)

II. ALASAN MASUK


Keluarga pasien mengatakan pasien suka marah2 tampa sebab,pasien suka mengurung
diri dikamar,pasien jarang berinteraksi denga keluarga maupun tentagga sekitar rumah.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil Tidak
Berhasil
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
3. Aniaya fisik
 Aniaya seksual
 Penolakan
 Kekerasan dalam keluarga
 Tindakan kriminal

Jelaskan nomor : 1,2,3 : keluarga mengatakan pasien pernah mengalami


gangguan jiwa ,melihat sesuatu yang aneh.
Masalah Keperawatan : halusinasi penglihatan .koping individu in efektif

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Ya Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
……………………. …………… …………………………………
……………………. …………… …………………………………
Masalah Keperawatan : ……………………………………………………
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Keluarga paasien mengatakan pasien pernah berkerja menjadi TKW di malasya
sejak tahun 2018 dan pulang dari sana mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 120/80 mmhg N: 85x/m S: 36,50c P: 21x/m
2. Ukur : TB: 170 BB: 61 Turun Naik:
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : …………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

----

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: laki-laki/perempuan yang telah meninggal dunia
: Hubungan perkawinan
: Tinggal serumah
: Pasien

Penjelasan : Klien mengatakan bahwa dirinya anak dari Tn S dank lien


merupakan anak kedua dari 3 bersaudara .ibu klien merupakan anak
terakhir dari 3 bersaudara dan ayah klien anak pertama dari dua
bersaudara.semua anggota keluarga masih hidup kecuali orang tua
perempuan dari ibu dan kedua orang tua dari ayah sudah meniggal
dunia.

2. Konsep diri :
a. Citra tubuh : pasien merasa tidak terganggu dengan anggota
keluarganya pasien bersyukur dan menerima keadaan
diri apa adanya .pasien mengakui keluarganya .
b. Identitas diri : pasien mengatakan mengenal dirinya sendiri sebagai
seseorang laki-laki, pasien mampu menyebutkan identitas
dirinya ,nama dan alamat.

c. Peran : pasien mengatakan dirinya sekarang seseorang anak dari


Tn.S

d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh.

e. Harga diri : Pasien mengatakan sudah tidak berharga lagi pasien


terlihat tidak taat saat diajak berbicara pasien tetap
menunduk dengan nada suara lemah

Masalah Keperawatan : isolasi sosial

3. Hubungan Sosial:
1. Orang yang berarti :
Pasien mengatakan orang yan berarti dalam hidupnya adalah kedua orang
tuanya .

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :


Keluarga pasien mengatakan pasien meraasa malas untuk bernteraksi dengan
orang lain ,dan merasa malas untuk berbicara dengan orang lain.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Keluarga Pasien mengatakan pasien kurang berinteraksi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan :
 Isolasi social
 Koping idividu in efektif
4. Spiritual:
1) Nilai dan Keyakinan :
Keluarga pasien mengatakan pasien meyakini allah swt adalah tuhannya

2) Kegiatan ibadah :
Keluarga mengatakan pasien tetap tetap menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

Masalah Keperawatan : tidak ada maslalah pasien tetap melaksanakan sholat 5


waktu
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian
tidakseperti
biasanya
Jelaskan: pasien terlihat tidak rapi ,rambut panjang ,kusam dan kotar ,kuku terlihat
panjang dan kotor.
Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri

 Pembicaraan :
Cepat Keras Gagap Inkoheheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : pasien terlihat saat diwawancara bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan akan tetapi lama untuk berbicara.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

 Aktivitas Motorik :
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : pasien terlihat lemas seperti ingin mengurung diri ,sering mondar –
mandir keluar masuk kamarnya dan suka marah-matah tanpa sebab.
Masalah Keperawatan : resiko prilaku kekerasa

4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan :pasien terlihat khawatir dan gelisa

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :saat pengkajian emosi pasien tampak stabil

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah


6. Interaksi Selama Wawancara :
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan : saat wawancara kontak mata pasien kurang akan tetapi saat melihat tatapan
pasien sangat tajam .

Masalah Keperawatan : isolasi sosial dan resiko prilaku kekerasan


7. Persepsi : tidak ada halusinasi.
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan
Penghidu
Jelaskan : pasien kadang-kadang melihat sesuatu yang membuatnya marah-marah
tanpa sebab saat menyendiri dan malam hari.frekuensi tidak tentu dan respon saat
melihat adalah ngamuk.

Masalah Keperawatan : halusinasi penglihatan


8. Proses Pikir :
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking Perseverasi
Jelaskan : pasien mendengarkan apa yang ditanyakan oleh perawat tetapi hanya
menjawab seperlunya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah


9. Isi pikir :
Obsesi Fobia Hipokrondri
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham :
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kntrol pikir
Jelaskan : ……………………………………………………………………………

Masalah Keperawatan : tidak ada maslah dalam pikir.

10. Tingkat Kesadaran : Compos mentis.


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : saat diajak bicara pasien terlihat bingung dan sering gelisa.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

11. Memori :
Gangguan daya ingat jangka panjang Ggn daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : pasien mampu menginggat kejadian yang pernah dirasakan seperrti
pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung :


Mudah beralih Tdk mampu berkonsentrasi
Tdk mampu berhitung sederhana
Jelaskan : pasien terlihat sulit untuk berkonsentarsi sangat banyak beban pikiran.

Masalah Keperawatan : depresi

13. Kemampuan Penilaian :


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : …………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan : tidak ada maslah dengan penilaian.

14. Daya Tilik Diri :


Mengingkari penyakit yg diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : pasien mengatakan mengetahui dirinya sedang sakit tetapi pasien tdk
mengetahuai tentang segala peyakitnya.

Masalah Keperawatan : defisit penegtahuan.


VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : mandiri
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/ BAK: mandiri
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi: mandiri
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/ berhias: mandiri
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan Tidur: mandiri
Tidur siang lama: 12.30s/d 14.00
Tidur malam lama:21.00s/d 04.30
Aktivitas sebelum/sesudah tidur: tidak adas/d tidak ada
6. Penggunaan obat :
Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan :
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan

9. Aktivitas di luar rumah : berbelanja, transportasi : bantuan minimal.


Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan : ………

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik Relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruksi Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ............................. Lainnya ...................................

Masalah Keperawatan : koping idividu in efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Keluarga Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Keluarga Pasien tidak pernah ikut dalam interaksi
Masalah dengan pendidikan, uraikan
Keluarga Pasien mengatakan sekolah sampai smp saja
Masalah dengan pekerjaan , uraikan
Keluarga Pasien mengatakan sudah tidak berkerja
Masalah dengan perumahan, uraikan
Keluarga pasien mengatakan tidak ada masalah dalam rumah
Masalah dengan ekonomi, uraikan
Pasien dirawat dan dibiayai oleh kedua orang tua dan adeknya
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Pelayana kesehatan cukup jauh dari rumahnya
Masalah lainnya, uraikan
Tidak ada naslah lainnya
Masalah Keperawatan : koping individu in efektif

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor predisposisi Penyakit Fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya ………………………………………………………
Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : gangguan apektif berpikir (skzoprenio paranoid)

Therapi Medik : -haloperidol 3x 5g anti psikotik


- trihexy penidil 3x 2g anti parkinson

XII. ANALISA DATA


No. Data Masalah Keperawatan
1. Subyektif : Isolasi sosial
 Keluarga Pasien mengatakan
pasien malas berinteraksi dengan
orang lain
Obyektif :
 Kontak mata pasien kurang
 Pasien lebih senang sendiri
 Verbal kurang
 Klien tidak mampun mengawali
interaksi hanya bicara pada saat
diajak bicara dan hanya
menjawab seperlunya.
TTV
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

2. Subyektif : Halusinasi
 Pasien mengatakan masih
melihat sesuatu yang muncul
pada saat sendiri
 Ketika terjadi halusinasi pasien
mengatakan gelisa

Obyektif :
 Klien terlihat sering menyendiri
dan terlihat gelisa
TTV
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

3. Subyektif : Defisit perawatan diri


 Pasien mengatakan jarang
memakai sampo
 Tidak mengosok badanya saat
mandi

Obyektif :

 Rabut panjang tidak terawat


 Pasien terlihat tidak rapi ,rambut
tdak terawatt dan kotor
 Kuku panjang dan kotor
TTV
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

XIII. POHON MASALAH :

DEFISIT PERAWATAN DIRI

ISOLASI SOSIAL

RPK

HALUSINA
SI

KOPING INDIVIDU INEFEKTIF

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS :

1. ISOLASI SOSIAL
2. HALUSINASI
3. DEFISIT PERAWATAN DIRI
B. RENCANA KEPERAWATAN

N NO DX KEP RENCANA KEPERAWATAN


DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
20 / 1 ISOLASI Dengan Kriteria hasil : Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
12/ SOSIAL Diharapkan setelah 1. minat terhadap pasien Isolasi Sosial adalah:
202 dilakukan tindakan aktivitas menigkat 1. Membina hubungan saling percaya,
2 keperawatan isolasi 2. perilaku menarik diri membantu pasien mengenal penyebab
sosial menurun menurun isolasi sosial, membantu pasien
3. verbalisasi isolasi mengenal keuntungan berhubungan dan
menurun kerugian tidak berhubungan dengan
4. Verbalisasi perasaan orang lain, dan mengajarkan pasien
berbeda dengan orang berkenalan.
lain 2. Mengajarkan pasien berinteraksi secara
5. perilaku sedih menurun bertahap (berkenalan dengan orang
6. kontak mata meningkat pertama (seorang perawat)
3. Melatih pasien berinteraksi secara
bertahap (berkenalan dengan orang
kedua-seorang pasien)

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk


keluarga pasien isolasi sosial adalah:

1. Memberikan pendidikan kesehatan kepada


keluarga mengenai masalah isolasi sosial,
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat
pasien isolasi sosial.
2. Melatih keluarga mempraktikkan cara
merawat pasien isolasi sosial langsung
dihadapan pasien.
3. Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga.
20/ 2 HALUSINASI setelah dilakukan Dengan Kriteria hasil : Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
12/ tindakan 3x 1. verbalisasi mendengar pasien halusinasi adalah:
bisikan menurun 1. Membantu pasien mengenal halusinasi,
202 keperawatan, klien menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,
2. perilaku halusinasi menurun
2 halusinasi membaik 3. melamun menurun mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
menarik niri menurun dengan cara pertama: menghardik halusinasi
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain
3. Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara ketiga: melaksanakan aktivitas
terjadwal
4. Melatih pasien menggunakan obat secara
teratur
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien halusinasi adalah:

1. Pendidikan Kesehatan tentang pengertian


halusinasi, jenis halusinasi yang dialami
pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-
cara merawat pasien halusinasi.
2. Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat
pasien langsung dihadapan pasien.
Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk memperagakan cara merawat pasien
dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
3. Menjelaskan perawatan lanjutan
20/ 3 DEFISIT Diharapkan setelah Dengan kriteria hasil : Tindakan keperawatan yang dapat diberikan
12/ PERAWATAN dilakukan tindakan penilaian diri positif untuk pasien defisit perawatabn diri adalah:
202 DIRI keperawatan defisit meningkat 1. Melatih pasien cara-cara perawatan
2 perawatan diri kebersihan diri
1. Pasien mampu
meningkat.
melakukan kebersihan 2. Melatih pasien berdandan/berhias
diri secara mandiri 3. Melatih pasien makan secara mandiri
2. Pasien mampu 4. Mengajarkan pasien melakukan
melakukan BAB/BAK secara mandiri
berhias/berdandan Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
secara baik keluarga pasien defisit perawatan diri adalah:

3. Pasien mampu 1. Diskusikan dengan keluarga tentang


melakukan makan
masalah yang dihadapi keluarga
dengan baik
dalam merawat pasien
4. Pasien mampu 2. Jelaskan pentingnya perawatan diri
melakukan BAB/BAK untuk mengurangi stigma
secara mandiri 3. Diskusikan dengan keluarga
tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh pasien untuk
menjaga perawatan diri pasien
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat
dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien
dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati)
5. Anjurkan keluarga untuk
memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri
6. Bantu keluarga melatih cara merawat
pasien defisit perawatan diri
C. IMPLEMENTASI & EVALUASI

TANGGAL 21/12/22

NO WAKTU DX TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI


KEPERAWATAN
1 21/12/22 ISOLASI SOSIAL Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S :
pasien Isolasi Sosial adalah: 1. Klien mengatakan tidur sendirian
10.00 1. Membina hubungan saling percaya, 2. Klien mengatakan paling dekat
membantu pasien mengenal penyebab dengan adik .
isolasi sosial, membantu pasien 3. klien mengatakan sebenarnya ingin
mengenal keuntungan berhubungan kembali seperti dulu untuk bekerja
dan kerugian tidak berhubungan 4. keluarga klien mengatakan bersedian
dengan orang lain, dan mengajarkan diberikan pendidikan kesehatan
pasien berkenalan. tentang isolasi social
2. Mengajarkan pasien berinteraksi secara
bertahap (berkenalan dengan orang O :
pertama (seorang perawat) 1. klien nampak hanya diam didalam
3. Melatih pasien berinteraksi secara rumah
bertahap (berkenalan dengan orang 2. klien nampak sering menunduk
kedua-seorang pasien) ketika diajak bicara
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk 3. klien belum mampu berkenalan
keluarga pasien isolasi sosial adalah: dengan 1 orang
1. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
4. kontak mata klien mulai bertambah
keluarga mengenai masalah isolasi sosial, kelurga pasien mendengarkan dengan
penyebab isolasi sosial, dan cara merawat sesama apa yang dijelaskan oleh
pasien isolasi sosial. perawta mengenai isolasi social yang
2. Melatih keluarga mempraktikkan cara dialami keluarganya
merawat pasien isolasi sosial langsung
dihadapan pasien.
5. keluarga pasien blm bisa merawat
3. Membuat perencanaan pulang bersama pasien isolasi social
keluarga.
TTV
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

2 21/12/22 HALUSINASI Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S:


pasien halusinasi adalah: 1. klien mengatakan halusinasya hadir
1. Membantu pasien mengenal halusinasi,
11.00 menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,
setiap hari, pada saat pagi siang, dan
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi malam
dengan cara pertama: menghardik halusinasi 2. klien mengatakan halusinasi itu akan
hadir apabila sendirian dan pada
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain saat akan tidur, melamun
3. Keluarga klien mengatakan paham
3. Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi mengenai tugas keluarga untuk
dengan cara ketiga: melaksanakan aktivitas
terjadwal merawat klien.
4. Melatih pasien menggunakan obat secara 4. Keluarga klien mengatakan klien
teratur sudah 1 tahun tidak minum obat lagi
5. Keluarga klien mengatakan obat
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien halusinasi adalah:
klien sudah habis
6. Keluarga klien mengatakan paham
1. Pendidikan Kesehatan tentang pengertian mengenai dampak ketika klien tidak
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami meminum obatnya
pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-
cara merawat pasien halusinasi.
O:
2. Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat 1. klien nampak berbicara sendiri
pasien langsung dihadapan pasien.
Memberikan kesempatan kepada keluarga 2. klien belum bisa mengulang kembali
untuk memperagakan cara merawat pasien cara menghardik Halusianasi yang
dengan halusinasi langsung dihadapan pasien. telah diajarkan
Menjelaskan perawatan lanjutan 3. Keluarga klien terlihat sudah paham
mengenai apa yang dijelaskan
4. keluarganya nampak bersedia akan
dilakukan kunjungan selanjutnya.
5. TTV
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
3 21/12/22 DEFISIT Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S:
PERAWATAN pasien defisit perawatan diri adalah: 1. klien mengatakan sudah mandi
12.00 DIRI 1. Melatih pasien cara-cara perawatan meskipun belum
kebersihan diri 2. keluarga klien mengatakan klien
jarang mandi
2. Melatih pasien berdandan/berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
O:
4. Mengajarkan pasien melakukan
1. klien nampak tidak rapi
BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk 2. rambut klien nampak kusam dan
keluarga pasien defisit perawatan diri adalah: kotor
3. kuku klien kotor dan tidak bersih
1. Diskusikan dengan keluarga 4. Keluarga klien terlihat sudah
paham mengenai apa yang
tentang masalah yang dihadapi
dijelaskan
keluarga dalam merawat pasien 5. keluarganya nampak bersedia
2. Jelaskan pentingnya perawatan diri akan dilakukan kunjungan
untuk mengurangi stigma selanjutnya.
3. Diskusikan dengan keluarga 6. TTV
tentang fasilitas kebersihan diri  TD : 120/90 MmHg
yang dibutuhkan oleh pasien  S : 36,7C
untuk menjaga perawatan diri  RR : 20X/m
pasien  N : 87x/M
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat
A : Masalah belum teratasi
dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien P : Lanjutkan Intervensi
dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati)
5. Anjurkan keluarga untuk
memberikan pujian atas
keberhasilan pasien dalam merawat
diri
6. Bantu keluarga melatih cara
merawat pasien defisit perawatan
diri
IMPLEMENTASI & EVALUASI

TANGGAL 22/12/22

NO WAKTU DX TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI


KEPERAWATAN
1 22/12/22 ISOLASI SOSIAL Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S :
pasien Isolasi Sosial adalah: 1. Klien mengatakan masih belum
15.30 1. Membina hubungan saling percaya, bisa berinteraksi dengan orang
membantu pasien mengenal lain
penyebab isolasi sosial, membantu 2. keluarga klien mengatakan
pasien mengenal keuntungan bersedian diberikan pendidikan
berhubungan dan kerugian tidak kesehatan tentang isolasi social
berhubungan dengan orang lain, dan
mengajarkan pasien berkenalan. O:
2. Mengajarkan pasien berinteraksi 1. klien nampak hanya diam
secara bertahap (berkenalan dengan 2. klien belum mampu berkenalan
orang pertama (seorang perawat) dengan 1 orang
3. Melatih pasien berinteraksi secara 3. kontak mata klien mulai
bertahap (berkenalan dengan orang bertambah dan mulai sesekali
kedua-seorang pasien) menatap mata perawat.
4. kelurga pasien mendengarkan
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien isolasi sosial adalah:
dengan sesama apa yang
dijelaskan oleh perawta mengenai
1. Memberikan pendidikan kesehatan isolasi social yang dialami
kepada keluarga mengenai masalah keluarganya
isolasi sosial, penyebab isolasi 5. keluarga pasien blm bisa merawat
sosial, dan cara merawat pasien pasien isolasi social
isolasi sosial.
2. Melatih keluarga mempraktikkan TTV
cara merawat pasien isolasi sosial  TD : 120/90 MmHg
langsung dihadapan pasien.  S : 36,7C
3. Membuat perencanaan pulang  RR : 20X/m
bersama keluarga.  N : 87x/M

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

2 22/12/22 HALUSINASI Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S:


pasien halusinasi adalah: 1. klien mengatakan kadang dia
16.00 1. Membantu pasien mengenal suka marah-marah
halusinasi, menjelaskan cara-cara 2. klien mengatakan halusinasi itu
mengontrol halusinasi, mengajarkan akan hadir apabila sendirian dan
pasien mengontrol halusinasi pada saat akan tidur, melamun
dengan cara pertama: menghardik 3. Keluarga klien mengatakan
halusinasi paham mengenai tugas keluarga
2. Melatih pasien mengontrol untuk merawat klien.
halusinasi dengan cara kedua: 4. Keluarga klien mengatakan
bercakap-cakap dengan orang lain paham mengenai dampak ketika
3. Pasien : Melatih pasien mengontrol klien tidak meminum obatnya
halusinasi dengan cara ketiga: 5. Keluarga pasien mengatakan
melaksanakan aktivitas terjadwal pasien suka marah-marah tanpa
4. Melatih pasien menggunakan obat
secara teratur sebab
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien halusinasi adalah: O:
1. klien nampak masih berbicara
1. Pendidikan Kesehatan tentang sendiri
pengertian halusinasi, jenis 2. klien masih belum bisa
halusinasi yang dialami pasien, mengulang kembali cara
tanda dan gejala halusinasi dan menghardik Halusianasi yang
cara-cara merawat pasien telah diajarkan
halusinasi. 3. Keluarga klien terlihat sudah
2. Keluarga: Melatih keluarga praktek paham mengenai apa yang
merawat pasien langsung dijelaskan
dihadapan pasien. Memberikan 4. keluarganya bersedia akan
kesempatan kepada keluarga untuk dilakukan kunjungan
memperagakan cara merawat selanjutnya.
pasien dengan halusinasi langsung 5. TTV
dihadapan pasien.  TD : 120/90 MmHg
3. Menjelaskan perawatan lanjutan  S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
3 22/12/22 DEFISIT Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S :
PERAWATAN pasien defisit perawatabn diri adalah: 1. klien mengatakan sudah mandi
16.30 DIRI 1. Melatih pasien cara-cara perawatan pada saat bertanya
kebersihan diri 2. keluarga klien mengatakan klien
2. Melatih pasien berdandan/berhias sudah bisa mandi secara mandiri
3. Melatih pasien makan secara
mandiri O:
1. klien nampak sedikit rapi
4. Mengajarkan pasien melakukan
2. rambut klien masih nampak
BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk kusam dan kotor
keluarga pasien defisit perawatan diri adalah: 3. kuku klien masih kotor dan
tidak bersih
1. Diskusikan dengan keluarga 4. Keluarga klien terlihat sudah
paham mengenai apa yang
tentang masalah yang dihadapi
dijelaskan
keluarga dalam merawat pasien 5. keluarganya nampak bersedia
2. Jelaskan pentingnya perawatan diri akan dilakukan kunjungan
untuk mengurangi stigma selanjutnya.
3. Diskusikan dengan keluarga 7. TTV
tentang fasilitas kebersihan diri  TD : 120/90 MmHg
yang dibutuhkan oleh pasien  S : 36,7C
untuk menjaga perawatan diri  RR : 20X/m
pasien  N : 87x/M
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat
A : Masalah teratasi sebagian
dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien P : Lanjutkan Intervensi
dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati)
5. Anjurkan keluarga untuk
memberikan pujian atas
keberhasilan pasien dalam
merawat diri
6. Bantu keluarga melatih cara
merawat pasien defisit perawatan
diri
IMPLEMENTASI & EVALUASI

TANGGAL 23/12/22

NO WAKTU DX TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI


KEPERAWATAN
1 23/12/22 ISOLASI SOSIAL Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S :
pasien Isolasi Sosial adalah: 1. Klien mengatakan masih belum
16.00 1. Membina hubungan saling percaya, bisa berinteraksi dengan orang
membantu pasien mengenal lain
penyebab isolasi sosial, membantu 2. Klien masih berdiam diri dikamar
pasien mengenal keuntungan 3. keluarga klien mengatakan
berhubungan dan kerugian tidak bersedian diberikan pendidikan
berhubungan dengan orang lain, kesehatan tentang isolasi social
dan mengajarkan pasien
berkenalan. O:
2. Mengajarkan pasien berinteraksi 1. klien nampak hanya diam diri
secara bertahap (berkenalan dengan dikamar
orang pertama (seorang perawat) 2. klien belum mampu berkenalan
3. Melatih pasien berinteraksi secara dengan 1 orang.
bertahap (berkenalan dengan orang 3. klien belum mampu berinteraksi
kedua-seorang pasien) dengan orang lain
4. kelurga pasien mendengarkan
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien isolasi sosial adalah:
dengan sesama apa yang
dijelaskan oleh perawta
1. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai isolasi social yang
kepada keluarga mengenai masalah dialami keluarganya
isolasi sosial, penyebab isolasi 5. keluarga pasien sudah mengerti
sosial, dan cara merawat pasien merawat pasien isolasi social
isolasi sosial.
2. Melatih keluarga mempraktikkan TTV
cara merawat pasien isolasi sosial  TD : 120/90 MmHg
langsung dihadapan pasien.  S : 36,7C
3. Membuat perencanaan pulang  RR : 20X/m
bersama keluarga.  N : 87x/M

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi

2 23/12/22 HALUSINASI Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S:


pasien halusinasi adalah: 1. klien mengatakan kadang dia
16.30 1. Membantu pasien mengenal suka marah-marah
halusinasi, menjelaskan cara-cara 2. klien masih mengalami halusinasi
mengontrol halusinasi, walaupun tidak terlalu sering
mengajarkan pasien mengontrol 3. Keluarga klien mengatakan
halusinasi dengan cara pertama: paham mengenai tugas keluarga
menghardik halusinasi untuk merawat klien.
2. Melatih pasien mengontrol 4. Keluarga klien mengatakan
halusinasi dengan cara kedua: paham mengenai dampak ketika
bercakap-cakap dengan orang lain klien tidak meminum obatnya
3. Pasien : Melatih pasien mengontrol 5. Keluarga pasien mengatakan
halusinasi dengan cara ketiga: pasien suka marah-marah tanpa
melaksanakan aktivitas terjadwal sebab
4. Melatih pasien menggunakan obat
secara teratur
O:
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk
keluarga pasien halusinasi adalah: 1. klien nampak masih berbicara
sendiri
1. Pendidikan Kesehatan tentang 2. klien masih belum bisa
pengertian halusinasi, jenis mengulang kembali cara
halusinasi yang dialami pasien, menghardik Halusianasi yang
tanda dan gejala halusinasi dan telah diajarkan
cara-cara merawat pasien 3. Keluarga klien terlihat sudah
halusinasi. paham mengenai apa yang
2. Keluarga: Melatih keluarga dijelaskan
praktek merawat pasien 4. keluarganya bersedia akan
langsung dihadapan pasien. dilakukan kunjungan
Memberikan kesempatan selanjutnya.
kepada keluarga untuk 5. TTV
memperagakan cara merawat  TD : 120/90 MmHg
pasien dengan halusinasi  S : 36,7C
langsung dihadapan pasien.  RR : 20X/m
3. Menjelaskan perawatan  N : 87x/M
lanjutan
A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
3 23/12/22 DEFISIT Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk S:
PERAWATAN pasien defisit perawatabn diri adalah: 1. keluarga klien mengatakan
17.00 DIRI 1. Melatih pasien cara-cara perawatan klien sudah bisa mandi secara
kebersihan diri mandiri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
3. Melatih pasien makan secara O:
mandiri 1. klien nampak s rapi
4. Mengajarkan pasien melakukan 2. rambut klien sudah bersih
3. Keluarga klien terlihat sudah
BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk paham mengenai apa yang
keluarga pasien defisit perawatan diri adalah: dijelaskan
4. keluarganya nampak bersedia
1. diskusikan dengan keluarga akan dilakukan kunjungan
selanjutnya.
tentang masalah yang dihadapi
8. TTV
keluarga dalam merawat pasien  TD : 120/90 MmHg
2. jelaskan pentingnya perawatan diri  S : 36,7C
untuk mengurangi stigma  RR : 20X/m
3. diskusikan dengan keluarga  N : 87x/M
tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh pasien A : Masalah teratasi
untuk menjaga perawatan diri
pasien P : Intervensi dihentikan
4. anjurkan keluarga untuk terlibat
dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien
dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati)
5. anjurkan keluarga untuk
memberikan pujian atas
keberhasilan pasien dalam
merawat diri
6. bantu keluarga melatih cara
merawat pasien defisit perawatan
diri
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah utama : Isolasi Sosial
Pertemuan ke :1
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 desember 2022

A.Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DO : Klien malas berinteraksi

DS :
o Kontak mata pata klien kurang
o Klien tampak lebih duduk sendiri dan berbaring di tempat tidur
o Klien tampak jarang berhubungan dengan orang lain
o Verbal kurang

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
4. Tindakan keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
3) Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
4) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
5) Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
6) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
B.Starategi Komunikasi Tindakan Keperawatan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Pak!” Perkenalkan nama saya sri astuti , biasa di panggil tuti,
saya mahasiswa STIKES Mataram. Saya praktek disini mulai dari hari ini
sampai tanggal 8 januari 2022 . Nama bapak siapa? Senang di panggil apa?
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
c. Kontrak
 Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan bapakhari ini, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus agar
bapak dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan
orang lain?
 Waktu
“ berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
 Tempat
“ di manabapak mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
ruangan ini saja kita berbincang-bincang...”
 Tujuan
“Agar bapak dengan saya dapat saling mengenal sekaligus bapak dapat
mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain.”
2. Fase Kerja
“Bapak”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan Bapak siapa?
Menurut Bapak apa keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain? Kalau Bapak tidak tahu saya akan memberitahukan
keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain yaitu bapak punya banyak teman,
saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian. Sekarang saya akan
mengajarkan Bapak berkenalan. Bagus... Bapak dapat mempraktekkan apa yang
saya ajarkan tadi.. bagaiman kalau kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
2) Evaluasi Objektif
“coba Bapak ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?”
b. Tindak Lanjut
“tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya harap Bapak dapat
mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang lain!“
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan
berbincang-bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan
mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain?
2) Waktu
“berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“ di mana Bapak mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya
sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di teras depan
saja?... Terminasi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

Masalah utama : Isolasi Sosial


Pertemuan ke :1
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 desember 2022

A.Proses Keperawatan
5. Kondisi Pasien dan keluarga
DO : Klien malas berinteraksi

DS :
o Kontak mata pata klien kurang
o Klien tampak lebih duduk sendiri dan berbaring di tempat tidur
o Klien tampak jarang berhubungan dengan orang lain
o Verbal pasien kurang

6. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
7. Tujuan Khusus
Keluarga Klien dapatb mengetahui mengenai isolasi social ,penyebab dan cara
merawata pasien isolasi social.
8. Tindakan keperawatan
1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai maslah
isolasi social ,penyebab isolasi social dan cara merawatat pasien isolasi
social
2) Melatih keluarga mempraktekan cara merawat psien isolasi social

B.Starategi Komunikasi Tindakan Keperawatan


4. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak! perkenalkan saya perawat H. Saya yang merawat anak
bapak, S, di
ruang mawar ini.”
“Nama bapak siapa? senang dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan S sekarang?”
“Bagaimana kalau kita berbicang-bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatannya?”
“Kita diskusikan disini ya? Berapa lama bapak punya waktu? Bagaimana kalau
setengah jam?”
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
c. Kontrak
 Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan bapak hari ini, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang anak bapak tentang isolasi social
yang sedang dihadapi anak bapak adapan tujuannya untuk lebih saling
mengenal sekaligus agar bapak dan keluarga dapat mengetahui
keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain?
 Waktu
“ berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
 Tempat
“ di manabapak mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
ruangan ini saja kita berbincang-bincang...”
 Tujuan
“Agar bapak dan keluarga saling mengenal sekaligus bapak dapat
mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain.”
5. Fase Kerja
“Bapak”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan anak Bapak siapa?
baik bapak kita akan berbicang-bincang mengenai masalah yang sedang anak bapak
alami yaitu yang namanya isolasi social ,sebelumnya apakah pernah mengetahui
apa itu isolasi sosial?klau begitu saya akan menjelaskan apa itu isolasi sosila yaitu
suatu kondisi dimana seseorang lebih suka menyendiri atau mengurung diri
dikamar dari pada berinteraksi dengan orang lain adapun cara merawtnya itu
pertama bapak apabila melihat anaknya yang sedang menglamun dan sendiri
dikamar itu harus di temanin agar pasien tidak mengkamun apabila ada orang yang
berbicara dengannya nnati anak bapak akan terbiasa berinteraksi dengan orang lain
baik dengan keluarga maupun orang lain.,nah maka dari itu sesudah bapak dan
keluarga mengetahui apa itu isolasi social dan cara merawat pasien dengan isolasi
social diharaokan bapak bisa menerapkknya kepada anak bapak
6. Fase Terminasi
a. Evaluasi
3) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
4) Evaluasi Objektif
“coba Bapak mengulang kembali apa yang saya jelaskan tadi ?”
b. Tindak Lanjut
“tadi saya sudah menjelaskan mengenai isolasi social . Saya harap Bapak
dapat mempraktekannya seperti apa yang telah saya jelaskan !“
c. Kontrak yang akan datang
4) Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan
berbincang-bincang lagi tentang anak bapak.
5) Waktu
“berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
6) Tempat
“ di mana Bapak mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya
sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di teras depan
saja?... Terminasi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Halusinasi

Pertemuan ke :1

Hari / Tanggal : 21/12/2022


A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Obyektif :
1. Klien mengatakan tidur sendirian
2. Klien mengatakan paling dekat dengan adik .
3. klien mengatakan sebenarnya ingin kembali seperti dulu untuk bekerja
4. keluarga klien mengatakan bersedian diberikan pendidikan kesehatan tentang
isolasi social

Data Subyektif :

1. klien nampak hanya diam didalam rumah


2. klien nampak sering menunduk ketika diajak bicara
3. klien belum mampu berkenalan dengan 1 orang
4. kontak mata klien mulai bertambah kelurga pasien mendengarkan dengan
sesama apa yang dijelaskan oleh perawta mengenai isolasi social yang dialami
keluarganya
5. keluarga pasien blm bisa merawat pasien isolasi social

6. TTV :
- TD : 110/80 MmHg
- R : 19 x/M
- S : 36.7 C
- N : 81x/M

2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi

3. Tujuan Khusus (TUK) :

1. Klien dapat membina dan mempertahankan hubungan saling percaya.


2. Klien dapat mengenal halusinasinya.
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Klien dapat memamfaatkan system pendukung atau keluarga.
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan keperawatan :
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien halusinasi adalah:
1. Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama:
menghardik halusinasi
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap
dengan orang lain
3. Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
4. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi


adalah:

1. Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang


dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien
halusinasi.
2. Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan
pasien. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
3. Menjelaskan perawatan lanjutan
B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam therapeutic
”Assalamualaikum ibu, selamat siang, mohon maa menggagu waktunya
ibu. perkenalkan nama saya sri astuti sari mahasiswa dari STIKES MATARAM
buk, sebelumnya boleh saya tau namanya buk ? Ooh ngih Ny.S , senangnya
dipanggil apa buk ? oh baiklah Ny.S aja yah buk ? ibu tujuan keadangan saya
disini adalah untuk melakukan pengkajian dan permeriksaan kesehatan pada ibu,.
Bagaimana perasaanya buk hari ini ? Allhamdulillah baik
b. Evaluasi/validasi
Ibu ini saya ulang kembali buk ngih , benar dengan Ny.S dari desa
Penimbung ? benar ibu ngih, ini kita sebaiknya menurut ibu dimana kita
duduk ? ooh disini saja ? baiklah ibu ibu, bagaimana perasaanya hari ini ibu ?
apa ibu mendengarkan suara itu hari ini ?

c. Kontrak waktu
Waktu yang dibutuhkan 1 jam ibu, apakah boleh saya bertanya buk ?
terimakasih ibu.

2. Fase Kerja
“ibu ini suara itu mungkin benar adanya buk ngih “ “Ibu, mohon maaf
sebelumnya, kalau suara itu hadir biasanya ibu akan berbicara dengan suara itu ?”
“ biasanya kalau suara itu muncul ibu akan melakukan apa buk? Mungkin seperti
membereskan rumah, menyuci pirang ?” “ kalau suara itu muncul biasanya pada
saat apa saja ? pagi, siang malam kah ibu ?” ibu ini ada kegiatan untuk mengusir
suara itu ibu, bagimana kalau ibu melakukan kegitatan ini ketika suara itu
muncul ? akan saya beritahu caranya. Apa ibu bersedia ?

TAK I
“Ibu, mohon maa sebelumnya ngih”Apakah ibu mendengar suara tanpa ada
ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?” ” Apakah terus-menerus terdengar atau
sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering dengar suara? Berapa kali sehari ibu
alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?” ” Apa
yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?” ”Apa yang ibu lakukan saat
mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana
kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul? ” ibu , ada
empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan
teratur.” ”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi
saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu,
… bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa”

TAK II
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan
ibu Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya adik ipar atau adek ibu
katakan: dek ayo ngobrol dengan saya.

TAK III
“Apa saja yang biasa ibu lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali ibu bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah
suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.

TAK IV
“Ibu adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang ibu dengar
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang ibu
minum ? 2 kali sehari sesuai dengan anjuran dokter, jam nya sama gunanya untuk
pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, ibu akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis ibu
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya ibu harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya ibu Jangan keliru dengan obat
milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya ibu juga
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10
gelas per hari” “Nah bagaimana ibu, apa ibu paham ? jangan lupa ibu lakukan ini
pada saat suara itu muncul, nah ibu bagus sekali, bisa ngih melakukan ini?
Allhamdulillah,
Pada Keluarganya
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat Ny.S Apa yang Ibu
lakukan?” “Ya, gejala yang dialami oleh ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya. ”Tanda-
tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab” “Jadi kalau
kakak ipar mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”
“Kalau Ny.S mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.” ”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.
Ada beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Ny.S, jangan membantah halusinasi
atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa Ny.S tersebut memang
mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau
melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan Ny.S melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya.
Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang
kegiatan, saya telah melatih Ny.S untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu Ny.S minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Ibu untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali minum obatnya 2 x sehari,
sesuai anjuran dokter Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi NY.S
dengan cara menepuk punggung Ny.S. Kemudian suruhlah Ny.S menghardik suara
tersebut. Ny.S sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi Ny.S. Sambil menepuk


punggung Ny.S katakan: Ny.S sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang
diajarkan mbak ika bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Ny.S Tutup
telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang-ulang,
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”

”Selamat siang buk ” ”Ny.S ini adek iparnya sangat ingin membantu Ny.S
mengendalikan suara-suara yang sering Ny.S dengar. Untuk itu siang ini adik ipar
Ny.S datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang Ny.S
dengar.Ny.S nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum
sendiri, maka Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu peragakan
cara memutus halusinasi yang sedang Ny.S alami seperti yang sudah kita pelajari
sebelumnya. Tepuk punggung Ny.S lalu suruh Ny.Smengusir suara dengan
menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang
dilakukan keluarga terhadap Ny.S)Bagus sekali!Bagaimana Ny.S ? Senang dibantu
Ibu? Nah ibu ingin melihat jadwal harian Ny.S.

“Ini jadwal kegiatan Ny.S yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan.
Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya” “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih
lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Ny.S selama di rumah.Misalnya kalau
Ny.S terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak
memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”

“ Ibu, ini sebagai keluarnya Ny.S sangat dibutuhkan peranya untuk membantu
kesembuhan Ny.S, ibu ini Ny.S mengalami halusinasi yang dimana halusianasi ini
adalah keadaan seeorang mendengarkan sesuatu yang tidak nyata, untuk merawat
pasien dengan ini tidak dianjurkan untuk sendirian, mohon untuk ditemani, dan
diajak bicara untuk dapat mengalihkan suara tersebut buk ngih, dan juga harus
dilakukan kontrol selalu buk ngih sesuai dengan jadwalnya, obatnya juga jangan
lupa untuk diberikan agar pasien tidak kambuh dan memburuk keadaanya, karna
obatnya kan memang baik untuk Ny.S nya. Semangat buk untuk mengurus Ny.S
peran keluar sangat penting untuk mendukung keadaan NY.S, ngih ada yang ingin
ibu tanyakan ? baik buk besok saya datang lagi ngih ? besok saya tanya soal untuk
mengusir suara, dna bagimana cara untuk merawat Ny.S bagaimana buk ?terima
kasih ibu, sekian dan wassalamualikum

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
1. Ny.S nampak berbicara sendiri
2. Ny.S nampak nampak nyaman namun masih sering menunduk
3. Ny.S belum bisa mengulang kembali cara menghardik Halusianasi yang
telah diajarkan
4. Ny.S nampak senang ketika diberikan pujian
5. Ny.S nampak tersenyum
6. Keluarga Ny.S terlihat sudah paham mengenai aoa yang dijelaskan
7. Ny.S beserta keluarganya nampak bersedia akan dilakukan kunjungan
selanjutnya.
8. TTV :
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

b. Evaluasi obyektif
1. Ny.s mengatakan halusinasya hadir setiap hari, pada saat pagi siang, dan
malam
2. Ny.s mengatakan suara itu tidak hadir apabila ny.s sedang duduk bersama
keluarga,
3. sedang mengerjakan urusan rumah, dan pada saat ny.s sholat
4. Ny mengatakan halusinasi itu akan hadir apabila ia sendirian dan pada
saat ia akan tidur, melamun
5. Ny.s mengatakan setuju untuk menyibukan diri apabila suara itu hadir
6. Keluarga ny.s mengatakan paham mengenai tugas keluarga untuk
merawat ny.s Keluarga ny.s mengatakan ny.s biasanya minum obat 2x
sehari Keluarga ny.s mengatakan obat ny.s sudah habis
7. Keluarga ny.s mengatakan paham mengenai dampak ketika ny.s tidak
meminum obatnya

c. Rencana tindak lanjut :


“Permisi buk, untuk selanjutnya kita akan kembali melakukan tindakan
seperti tadi buk ngih “
d. Kontrak yang akan dating :
“ ibu, boleh kita bertemu lagi ? kapan ibu maunya ? besok jam berapa buk?
Baiklah jam 12 seperti ini ? ngih klo begitu kami pamit buk ngih terimakasih
atas waktunya. Wassalamulaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah utama : defisit perawatan diri
Pertemuan ke :1
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 desember 2022

A.Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds :
1. klien mengatakan sudah mandi meskipun belum
2. keluarga klien mengatakan klien jarang mandi

Do :
1. klien nampak tidak rapi
2. rambut klien nampak kusam dan kotor
3. kuku klien kotor dan tidak bersih
4. Keluarga klien terlihat sudah paham mengenai apa yang dijelaskan
5. keluarganya nampak bersedia akan dilakukan kunjungan selanjutnya.
6. TTV
 TD : 120/90 MmHg
 S : 36,7C
 RR : 20X/m
 N : 87x/M

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan Khusus
Defisit perawatan diri meningkat
4. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien defisit perawatan diri adalah:
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
2. Melatih pasien berdandan/berhias
3. Melatih pasien makan secara mandiri
4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien defisit perawatan diri
adalah:

1. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam


merawat pasien
2. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual yang telah disepakati)
5. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam
merawat diri
6. Bantu keluarga melatih cara merawat pasien defisit perawatan diri

B.Starategi Komunikasi Tindakan Keperawatan


7. Fase Orentasi
d. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Pak!” Perkenalkan nama saya sri astuti , biasa di panggil tuti,
saya mahasiswa STIKES Mataram. Saya praktek disini mulai dari hari ini
sampai tanggal 8 januari 2022 . Nama bapak siapa? Senang di panggil apa?
e. Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
f. Kontrak
 Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan bapakhari ini, bagaimana kalau
kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus agar
bapak dapat mengetahui keuntungan menjaga kebersihan diri ?
 Waktu
“ berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
 Tempat
“ di manabapak mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
ruangan ini saja kita berbincang-bincang...”
 Tujuan
“Agar bapak dengan saya dapat saling mengenal sekaligus bapak dapat
mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain.”
8. Fase Kerja
“Berapa kali Tn.M mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Tn.M sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut Tn.M apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri
dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau
kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang Tn.M lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja
Tn.M menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau
tujuan sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali Tn.M cukuran dalam seminggu? Kapan Tn.M cukuran
terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya...
sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa
minta ke perawat ya
“Berapa kali Tn.M makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.
“Di mana biasanya Tn.M berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”.
Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini,
lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut Tn.M kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi
apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali.. Tn.M perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing
Tn.M melakukannya. Sekarang Tn.M siram seluruh tubuh T Tn.M
termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala Tn.M sampai
berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun,
gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai
bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah
atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Tn.M mulai dari depan sampai
belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh Tn.M sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Tn.M
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya Tn.M pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”

“Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“coba Bapak ceritakan apa manfaat menjaga kebersihan diri yang saya
jelaskan tadi?”
b. Tindak Lanjut
“tadi saya sudah menjelaskan keuntungan menjaga kebersihan diri . Saya
harap Bapak dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang lain!“
c. Kontrak yang akan datang
1. Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan
berbincang-bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat ?
2. Waktu
“berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3. Tempat
“ di mana Bapak mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya
sudah... bagaimana kalau besok kita melakukannya di teras depan
saja?... Terminasi
PROPOSAL HOME VISITE KEPERAWATAN JIWA

Nama Mahasiswa : sri astuti

NPM : 022.02.1067

Nama Klien : Tn.M

Ruangan :-

Alamat Rumah : desa jeringo utara

Nama KK : Musania

Diagnosa Keperawatan :
 isolasi social
 .Halusinasi
 Defisit perawatan diri

Tujuan Kunjungan Rumah :


1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, menjadi sistem pendukung yang efektif sesuai dengan kondisi
klien berdasarkan asuhan keperawatan yang ada
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien
selama dirumah sakit
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan data
sekunder ( Rekam Medik ) mengenai
1) Faktor predisposisi dan presipitasi
2) Genogram keluarga
3) Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien
4) Suport sistem keluarga

Pengkajian :
pengkajian dilakukan pada tanggal 19 desember 2022 dari hasil pengkajian klien tinggal
bersama kedua orang tuannya di desa jeringo utara ,klien mengalami gangguan jiwa sejak
5 tahun yang lalu ,didapatkan informasi dari keluarga klien sebelum berkerja di malasya
sebagai TKW dan sejak pulang kerja dari sana mengalami gangguan jiwa ,klien sering
menhurung diri dikamar, tidak mau berinteraksi dengan orang lain ,lebih suka sendiri dan
pasien suka marah-marah tanpa sebab .
Validasi data :
 Menanyakan susunan anggota keluarga
 Menanyakan factor penyebab dan pencetus sehingga
klien mengalami gangguan jiwa
 Menanyakan harapan keluarga terhadap kesembuhan
klien
 Menanyakan presepsi keluarga terhadap penyakit klien

Identifikasi Support Sistem :


klien dalam menjalani hidupnya selalu di support oleh keluarganya dan dalam
menghadapi penaykitnya ,teutama support kedua orang tuanya dan adeknya.

Pengetahuan keluarga tentang masalah pasien :


keluarga klien kurang mengetahui terkait penyakit yang diderita oleh klien .

Kemampuan keluarga dalam merawat pasien:


kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluaranya yaitu keluarga sudah pernah
membawa klien ke RS jiwa dan keluarga memberikan obat setiap hari pada klien sesuai
anjuran RS ,tetapi klien sudah 1 tahun terakhir tidak minum obat karena pasien tidak
mau lagi minum obat walaupun sudah dibujuk oleh anggota keluarganya .

Harapan keluarga terhadap pasien :


semoga klien cepat sembuh dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya .

Rencana implementasi diagnosa keperawatan yang terkait dengan kunjungan rumah

1. Kunjungan I ( Hari / Tgl / Waktu : 21,desember 2022 / 10.00)


Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa isolasi social

1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
Mahasiswa memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan
menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa dari STIKES MATARAM
Serang yang sedang menjalani praktek profesi di desa jeringo .Menjelaskan
tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa menerima kedatangan mahasiswa.
b. Validasi
Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: faktor predisposisi dan
presipitasi, genogram, psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga tentang
penyakit klien, sistem pendukung di keluarga, usaha-usaha yang telah dilakukan
keluarga, serta kendala keluarga dalam merawat klien dirumah dan
mendiskusikan dengan keluarga hal-hal yang dapat dilakukan dirumah
c. Kontrak
Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topic yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan “isolasi sosial ” pada Tn. M
dan perkembangan kondisi klien sewaktu di rumah dan waktu yang diperlukan
untuk membicarakan masalah klien serta memilih tempat yang nyaman bagi
keluarga dan perawat untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.
2. Fase kerja
Tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan Tn.M
Diagnosa isolasi sosial
Sp 1 keluarga
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai masalah
isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien isolasi sosial.
Sp 2 keluarga
 Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien isolasi sosial
langsung dihadapan pasien
Sp3 keluarga .
 Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon keluarga terhadap kunjungan.
Menanyakan bagaimana perasaan keluarga setelah berdiskusi dengan perawat
seputar masalah yang dialami Tn. M
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
Tn. M
1) Keluarga dapat menyebutkan apa yang bisa dilakukan dalam merawat Tn.
M, bersedia menjelaskan pentingnya keluarga dalam merawat dan dapat
menyebutkan cara merawat Tn. M dan mampu mendemonstrasikan cara
tersebut.
2) Keluarga memahami tanda, gejala serta akibat yang dapat terjadi jika isolasi
sosial Tn. M muncul.
3) Keluarga mampu melaksanakan perawatan Tn. M dengan baik, dengan
mengingatkan minum obat teratur.
4) Keluarga mampu menyebutkan tempat yang di tuju jika Tn. M kambuh dan
mampu mengambil keputusan tersebut
c. Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk melakukan hal hal yang didiskusikan untuk membantu
perawatan Tn. M selama di rumah.
d. Rencana pertemuan berikut.
Untuk saat ini meminta keluarga untuk menemani Tn.M

2. Kunjungan II ( Hari / Tgl / Waktu : 22,desember 2022,/15.30)


Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa halusinasi

1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
b. Mahasiswa memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan
menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa dari STIKES
MATARAM Serang yang sedang menjalani praktek profesi di desa
jeringo .Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa menerima
kedatangan mahasiswa.
c. Validasi
d. Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: faktor predisposisi
dan presipitasi, genogram, psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien, sistem pendukung di keluarga, usaha-usaha yang telah
dilakukan keluarga, serta kendala keluarga dalam merawat klien dirumah dan
mendiskusikan dengan keluarga hal-hal yang dapat dilakukan dirumah
e. Kontrak
f. Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topic yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan “isolasi sosial ” pada Tn. M
dan perkembangan kondisi klien sewaktu di rumah dan waktu yang
diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta memilih tempat yang
nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.
2. Fase kerja
Tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan Tn.M
Diagnosa isolasi sosial
Sp 1 keluarga
 Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien
halusinasi.

Sp 2 keluarga
 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan
pasien. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara
merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.

Sp3 keluarga .
 Menjelaskan perawatan lanjutan

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon keluarga terhadap kunjungan.
Menanyakan bagaimana perasaan keluarga setelah berdiskusi dengan
perawat seputar masalah yang dialami Tn. M
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada Tn. M
Keluarga dapat menyebutkan apa yang bisa dilakukan dalam merawat Tn.
M, bersedia menjelaskan pentingnya keluarga dalam merawat dan dapat
menyebutkan cara merawat Tn. M dan mampu mendemonstrasikan cara
tersebut.
c. Keluarga memahami tanda, gejala serta akibat yang dapat terjadi jika
halusinasi Tn. M muncul.
Keluarga mampu melaksanakan perawatan Tn. M dengan baik, dengan
mengingatkan minum obat teratur.
d. Keluarga mampu menyebutkan tempat yang di tuju jika Tn. M kambuh dan
mampu mengambil keputusan tersebut
e. Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk melakukan hal hal yang didiskusikan untuk
membantu perawatan Tn. M selama di rumah.
f. Rencana pertemuan berikut.
Untuk saat ini meminta keluarga untuk menemani Tn.M
3. Kunjungan III ( Hari / Tgl / Waktu : 23,desember 2022/16.00)
Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa defisit perawatan diri

1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
b. Mahasiswa memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan
menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa dari STIKES
MATARAM Serang yang sedang menjalani praktek profesi di desa
jeringo .Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa menerima
kedatangan mahasiswa.
c. Validasi
d. Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: faktor predisposisi
dan presipitasi, genogram, psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien, sistem pendukung di keluarga, usaha-usaha yang telah
dilakukan keluarga, serta kendala keluarga dalam merawat klien dirumah dan
mendiskusikan dengan keluarga hal-hal yang dapat dilakukan dirumah
e. Kontrak
f. Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topic yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan “defisit perawatan diri” pada
Tn. M dan perkembangan kondisi klien sewaktu di rumah dan waktu yang
diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta memilih tempat yang
nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang-bincang dan berdiskusi.
2. Fase kerja
Tindakan keperawatan sesuai diagnosa keperawatan Tn.M
Diagnosa defisit perawatan diri
Sp 1 keluarga
 Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
 Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
Sp 2 keluarga
 Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien
 Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati)
Sp3 keluarga .
 Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien
dalam merawat diri
 Bantu keluarga melatih cara merawat pasien defisit perawatan diri.

4. Fase terminasi
a. Evaluasi respon keluarga terhadap kunjungan.
Menanyakan bagaimana perasaan keluarga setelah berdiskusi dengan
perawat seputar masalah yang dialami Tn. M
b. Evaluasi kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada Tn. M
Keluarga dapat menyebutkan apa yang bisa dilakukan dalam merawat Tn.
M, bersedia menjelaskan pentingnya keluarga dalam merawat dan dapat
menyebutkan cara merawat Tn. M dan mampu mendemonstrasikan cara
tersebut.
c. Keluarga memahami tanda, gejala serta akibat yang dapat terjadi jika
halusinasi Tn. M muncul.
Keluarga mampu melaksanakan perawatan Tn. M dengan baik, dengan
mengingatkan minum obat teratur.
d. Keluarga mampu menyebutkan tempat yang di tuju jika Tn. M kambuh dan
mampu mengambil keputusan tersebut
e. Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk melakukan hal hal yang didiskusikan untuk
membantu perawatan Tn. M selama di rumah.
f. Rencana pertemuan berikut.
Untuk saat ini meminta keluarga untuk menemani Tn.M
LAPORAN HOME VISITE KEPERAWATAN JIWA

Nama Mahasiswa : sri astuti

NPM : 022.02.1067

Nama Klien : Tn.M

Ruangan :-

Alamat Rumah : desa jeringo utara

Nama KK : Musania

Diagnosa Keperawatan :
 isolasi social
 .Halusinasi
 Defisit perawatan diri
Hasil Kunjungan Rumah

Pengkajian : pengkajian dilakukan pada tanggal 19 desember 2022 dari hasil pengkajian
klien tinggal bersama kedua orang tuannya di desa jeringo utara ,klien mengalami
gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu ,didapatkan informasi dari keluarga klien sebelum
berkerja di malasya sebagai TKW dan sejak pulang kerja dari sana mengalami gangguan
jiwa ,klien sering menhurung diri dikamar, tidak mau berinteraksi dengan orang lain ,lebih
suka sendiri dan pasien suka marah-marah tanpa sebab .

Validasi data :
 Menanyakan susunan anggota keluarga
 Menanyakan factor penyebab dan pencetus sehingga
klien mengalami gangguan jiwa
 Menanyakan harapan keluarga terhadap kesembuhan
klien
 Menanyakan presepsi keluarga terhadap penyakit klien

Identifikasi Support Sistem : klien dalam menjalani hidupnya selalu di support oleh
keluarganya dan dalam menghadapi penaykitnya ,teutama support kedua orang tuanya dan
adeknya.

Pengetahuan keluarga tentang masalah pasien : keluarga klien kurang mengetahui terkait
penyakit yang diderita oleh klien .

Kemampuan keluarga dalam merawat pasien: kemampuan keluarga dalam merawat


anggota keluaranya yaitu keluarga sudah pernah membawa klien ke RS jiwa dan keluarga
memberikan obat setiap hari pada klien sesuai anjuran RS ,tetapi klien sudah 1 tahun
terakhir tidak minum obat karena pasien tidak mau lagi minum obat walaupun sudah
dibujuk oleh anggota keluarganya .
Harapan keluarga terhadap pasien : semoga klien cepat sembuh dan bisa menjalankan
aktivitas seperti biasanya .

Perubahan diagnosa keperawatan (jika ada) : tidak ada perubahan pada klien
BUKTI KUNJUNGAN RUMAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : sri astuti

NPM : 022.02.1067

Tempat Praktik : Desa jeringo utara

Telah melaksanakan kunjungan rumah :

Hari/Tanggal : senin, 19/12 /2022

Waktu : 11.30

Klien : Tn.M

Nama KK Penanggung :Masanusi

Alamat : Desa jeringo utara

Hasil kunjungan rumah : hasil kunjungan didapatkan pasien mengalami isolasi


sosial ,selalu mengurung diri dikamar ,marah-marah tanpa sebab dan tidak dapat merawat
diri.

Mahasiswa, Kepala Keluarga Penanggung Klien,

(.....................................................................) (.................................................................)

Mengetahui,
Kepala RT/RW/Lingkungan/Dusun,

(...........................................................................)

Anda mungkin juga menyukai