Anda di halaman 1dari 24

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. M
Umur : 55 tahun
No.CM :
Tanggal MRS : 25 November 2023
Ruang I : IGD
Ruang II :Alfa
Ruang III : Shinta
Tanggal Pengkajian : 04 Desember 2023
Alamaat : Pangkal Duri, Tanjabtim

B. ALASAN MASUK / FAKTOR PRESIPITASI


Diantar keluarga ke IGD dengan keluhan gelisah, bicara sendiri, emosi labil,
sulit tidur, kelayapan, mengalami perubahan perilaku sejak 6 bulan lalu,
pasien banyak bicara tentang keagamaan, seminggu sebelum masuk RS
meninju tetangga karena diejek memakai sarung, dan sehari sebleum masuk
RS pasien juga meninju keponakan, pasien suka menyegil cewek dan
meresahkan warga.
Kondisi Kesehatan saat ini :
Pada saat dikaji, pasien masih mengeluh sulit tidur, gelisah, mudah
tersinggung dan sering mengejek orang lain, pasien memiliki emosi yang
labil sering marah-marah dan menggerutu,sering menyinggung perasaan
orang lain, sering berdebat, dan sering mengatakan kesal dengan orang lain,
dan memukul orang yang mengganggu ketenangannya, pada saat dikaji
pasien sering mengalihkan pembicaraan dan cenderung mendominasi
pembicaraan, sering meminta rokok, dan mengatakan kesal dengan
makanan yang diberikan yang rendah garam.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

 Ya
Tidak

2. Pengobatan sebelumnya ?
Berhasil Tidak berhasil

 Kurang berhasil

3. Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik ........... ........... ........... ...........
Aniaya seksual ........... ........... ........... ...........
Penolakan ........... ........... ........... ...........
Kekerasan dalam ........... ........... ........... ...........
Keluarga
Tindakan criminal ........... ........... ........... ...........
Jelaskan:
Tidak ada trauma
Maslah keperawatan : Tidak ada

4. Anggota Keluarga dengan gangguan jiwa?


Ya

 Tidak

Masalah Keperawatan : Tidak Ada


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Jelaskan :
Pada saat dikaji pasien mengatakan dulu bekerja sebagai petani, mempunyai
banyak ladang, hidup bersama orang tua. Pasien mengalami perubahan perilaku
sejak 20 tahun yang lalu dimana sejak pasien mengalami putus cinta. Pasien
pernah di rawat di Rumah sakit pada tahun 2015.
Masalah Keperawatan: Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
TD : 135/84 mmHg
HR : 90 kali / menit
S: 36 oC
RR: 20 kali / menit
2. Ukur
BB : 75 Kg
TB : 162 cm
3. Keluhan Fisik
Tekanan darah tinggi
Mempunyai Riwayat hipertensi
Masalah Keperawatan : Hipertensi
E. PSIKOSOIAL
1. Genogram

Jelaskan :
Dari data diatas , pasien bisa menyebutkan silsilah keluarganya sampai dua
tiga generasi, pasien mengatakan anak ketiga dari emapt bersaudara, ayah
dan ibu pasien telah meninggal dunia, pasien tinggal bersama abangnya.
Pasien mengatakan keluarga baik namun pasien mengatakan setelah dirawat
di RS keluarga tega sekali belum pernah menjengguk sama sekali.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga inefektif: gangguan koping

Konsep diri :
a. Citra Tubuh :
Pasien tampak obesitas. Pasien menyadari bahwa dirinya kelebihan
berat badan, namun pasien tetap bangga terhadap tubuhnya sendiri.
Pasien mengatakan, “Biarlah badan saya gemuk dan perut saya besar
tapi saya sehat dan tidak sakit”.
b. Identitas :
Pada saat dikaji pasien dapat menyebutkan namanya “Muslimin, berusia
55 Tahun, belum menikah berjenis kelamin laki-laki dan tidak bekerja”
c. Peran :
Pasien berperan sebagai anak ketiga dari empat bersaudara.
d. Ideal Diri :
Saat dikaji pasien diberi pertanyaan “Nanti setelah bapak diperbolehkan
pulang, bapak punya keinginan apa? Pasien menjawab “ saya ingin
pulang kampung, nanti ketemu dengan kenalan-kenalan saya”
e. Harga Diri :
Pasien mengatakan malu berhungan dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional

2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan saudara kandung pasien terutama adek pasien
karena mereka yang merawat dan mengurus pasien saat dirumah.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien mengatakan tidak mempunyai kesibukan apa-apa, tidak
pernah terlibat dalam kegiatan masyarakat dan pengangguran
semenjak sakit.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan malu berhubungan dengan orang lain, malas
berinteraksi dengan orang lain.
Maslah Keperawatan : Kerusakan Interaksi sosial

3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam dan menjalankan ibadah, Pasien sering
berbicara tentang keagamaan, pasien menjalankan ibdah sholat
5 waktu
b. Kegiatan ibadah
Pasien melakukan sholat 5 waktu
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Bagaimna penampilan klien dalam hal berpakaian, mandi, toileting, dan
pemakaian sarana / prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakah klien:
Tidak Rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan :

Pasien tampak berpakaian rapi, baju pasien tampak bersih, pasien


mengatakan mandi dan sikat gigi 2 kali sehari, Pasien meminta kumisnya
untuk dicukur.

Tidak ada masalah keperawatan.

2. Pembicaraan

 Cepat

 keras
Gagap
Inkoherensi

Jelaskan :
Pasien berbicara dengan nada tinggi dan kasar, sering mengatakan
benci/kesal dengan orang lain, gampang beralih topik, sering mengejek
temannya, pasien juga banyak mendominasi pembicaraan.

3. Aktivitas Motorik
Lesu

 gelisah
tegang
 agitasi
TIK
Grimasem

 Tremor


 Kompulsif

Jelaskan :
Pasien tampak gemetar pada tangan dan gelisah serta mondar mandir.
Masalah keperawatan : risiko tinggi terhadap cedera

4. Alam Perasaan

 Sedih  Khawatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa

Jelaskan :
Pasien mengatakan sedih karena dimasukkan ke rumah sakit, merasa
khawatir dan ingin cepat pulang.
Masalah Keperawatan : Ansietas

5. Afek
Datar  Labil
Tumpul Tidak sesuai

Jelaskan:
Pasien tampak mudah berubah perasaan kadang tiba-tiba sedih, dan
kemudian marah-marah serta menggerutu.

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan  kontak mata kurang
 Tidak koperatif curiga
 Mudah tersinggung

Jelaskan :
Saat pengkajian pasien sering tidak konsekuen dengan apa yang
diucapkankan, gampang tersinggung dan mendominasi pembicaran.
Masalah keperawatan : Risiko tinggi kekerasan

7. Persepsi- Sensorik.
Halusinasi/Ilusi?
Ada/Tidak?
Pendengaran Pengecapan
penglihatan Penghidu
Perabaan

Jelaskan :
Tidak ada halusinasi atau ilusi

8. Isi pikir ;
Obesi Depersonalisasi
Phobia Ide yang terkait
Hipokondria Pikiran magis
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar pikir
Curiga Kontrol pikir

Tidak ada masalah

9. Proses Pikir :
Flight of idea
Jelaskan :
Pada saat pengkajian pembicaraan pasien yang meloncat dari satu topik ke
topik lainnya.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir.

10. Tingkat kesadaran


Orientasi waktu, tempat dan orang cukup jelas. Pasien mengatakan berada
di rumah sakit sudah 2 minggu .

11. Memori
Pasien mampu mengingat dengan baik dan dapat menceritakan runtutan
masalah dengan baik.

12. Tingkat konsentrasi :


Pasien mudah beralih dari satu objek ke objek lainnya, kadang tidak mau
menjawab pertanyaan, dan menggati topik pembicaran.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

13. Kemampuan penilaian


Pasien mampu mengambil keputusan dengan baik.

14. Daya Tilik diri


Pasien mengingkari penyakit yang diderita mengatakan bahwa tidak tahu
kenapa dibawa ke rumah sakit, pasien mengatakan bahwa penyakit
hipertensi yang diderita tidak perlu diobati , pasien mengatakan bahwa apa
yang dialami sekarang merupakam ulah adik iparnya.
Masalah keperawatan : Risiko tinggi ketidak patuhan.
G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Pasien mampu mengambil makanan yang telah disediakan, namun
mengatakan tidak suka dengan diet yang diberikan karena membuat rasa
makanannya menjadi hambar. Pasien mengatakan tidak selera makan.
Pasien mampu menggunakan pakaian sendiri.
Masalah keperawatan : perilaku mencari bantuan Kesehatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari, pasien tampak mampu menjaga
keberseihan dirinya, makan dengan baik, dan kebutuhan eliminasi juga
terpenuhi.
a. Nutrisi
Pasien mengatakanmakan 3 kali sehari, namun pasien kurang puas dengan
makanannya, nafsu makan menurun karena makanannya terasa hambar.
Pasien tampak obesitas.
Masalah keperawatan : perubahan nutrisi : Lenih dari kebutuhan tubuh
b. Tidur
Pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun, pasien mengatakan
tidak bisa tidur dengan nyenyak, pasien mengatakan “jika mata saya bisa
terpejam sebentar atau sejam-an itu sudah sangat berarti untuk saya”. Pasien
tampak tidur sinag 1 jam.
Masalah keperawatan : gangguan pola tidur.
ANALISA DATA
NO. Analisa Data Masalah Keperawatan
1. DS: Risiko Perilaku
Pasien mengatakan kesal dengan orang yang kekerasan
sudah memasukkannya ke RSJ, pasien
mengatakan tidak senang dengan adik
iparnya, pasien mengatakan sudah pernah
memukul beberapa orang karena kesal, dan
sering menyalahkan orang lain.
DO:
Pasien tampak mudah tersinggung, pasien
tampak mengepalkan tangannya jika sedang
kesal, pasien tampak sering mengejek
temannya, pasien tampak mendominasi
pembicaraan, dan gelisah, pasien berbicara
dengan nada tinggi dan seing bicara kasar
dan kotor, pasien memiliki emosi yang labil
sering tiba -tiba marah.
2. DS: Ansietas
Pasien Sering mengeluh tidak nafsu makan,
merasa lemas dan tidak bisa tidur dengan
nyenyak, pasien mengatakan tidak nyaman di
RS dan ingin pulang
D0:
Pasien tampak gemetar, gelisah, tampak sulit
tidur dan tidak lelap, pasien memiliki emosi
yang labil, tiba-tiba marah-marah..
Masalah Keperawatan :

1. Risiko perilaku kekerasan


2. Ansietas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.M Nama Mahasiswa : Eva Daya Nababan


Ruang : Shinta NIM : G1B1223026
No.M.R :
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Keperawatan
Risiko Klien dapat membina Ketika di evaluasi klien mampu 1. Membina hubungan saling percaya dengan cara
Perilaku hubungan saling percaya. membalas salam, tersenyum, ada menjelaskan maksud dan tujuan interaksi,
Kekerasan kontak mata serta menyediakan jelaskan tentang kontrak yang akan di buat,
waktu untuk kunjungan berikutnya. beri rasa aman dan sikap empati.
2. Diskusi bersama klien tentang perilaku
kekerasan, penyebab, tanda dan gejala perilaku
yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut.
Klien dapat Klien mampu menyebutan dan Sp 1 :
mengendalikan- menrekomendasikan cara
Latihan Melakukan cara mengontrol amarah :
mengendalikan perilaku mengontrol perilaku kekerasan
a) Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam.
kekerasan dengan cara dengan cara relaksasi nafas dalam
relaksi nafas dalam dan dan pukul bantal. b) Pukul bantal.
pukul bantal/kasur.
Klien paham dan mampu Klien paham dan mampu Sp 2 :
mengendalikan risiko menyampaikan amarah dengan cara Bantu klien mengontrol risiko perilaku kekerasan
perilaku kekerasan dengan berbicara dengan baik. dengan menganjurkan klien berbicara yang baik bila
cara berbicara dengan sedang marah, dengan tiga cara :
baik. a) Meminta sesuatu dengan baik tanpa marah.

b) Menolak sesuatu dengan baik.

c) Mengungkapkan perasaan kesal.


Klien paham dan mampu Klien paham dan mamu Sp 3 :
mengendalikan risiko mengendalikan risiko perilaku Klien risiko perilaku kekerasan : Diskusikan bersama
perilaku kekerasan dengan kekerasan dengna cara beribadah klien cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara mempraktikan cara sesuai agama yang di anut klien cara beribadah.
spritual.
Klien dapat Klien mampu mengendalikan Sp 4:
mengendalikan perilaku perilaku kekerasan dengan minum
Bantu klien mengotrol perilaku kekerasan dengan
kekerasan dengan minum obat Risperidon (RSP) dengan
minum obar secara teratur 2x1 hari.
obat secara teratur. teratur.
Ansietas TUM Setelah diberikan asuhan SP 1
Pasien dapat mengontrol keperawatan 1. Ucapkan salam terapeutik
bahkan bebas dari ansietas selama 1 x 15 menit dalam 1 x 2. Berjabat tangan
TUK 1 pertemuan diharapkan pasien 3. Perkenalkan identitas diri (nama lengkap,
Pasien dapat menjalin dan menunjukkan tanda-tanda percaya nama panggilan)
membina hubungan saling dengan perawat dengan kriteria hasil 4. Tanyakan nama lengkap pasien dan nama
percaya : panggilan yang disukai
a. Menjawab salam 5. Jelaskan tujuan pertemuan
b. Mau Berjabat tangan 6. Dengarkan pernyataan pasien dengan sikap
c. Mau menyebutkan nama sabar empati dan lebih banyak memakai
(identitas diri) bahasa non verbal. Misalnya: sentuhan,
d. Ekspresi wajah tenang dan anggukan.
tersenyum kepada perawat.
e. Ada kontak mata
f. Mau mengutarakan masalah yang
sedang dihadapi
Ansietas TUK 2 Setelah diberikan asuhan SP 2
Pasien dapat mengenal keperawatan selama 1 x 20 menit 1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
dan memperluas dalam 1 x pertemuan diharapkan mengutarakan perasaannya \
kesadarannya mengenai pasien mengetahui ansietasnya 2. Bantu pasien untuk menjelaskan kondisi dan
perkembangan sendiri dengankriteria hasil: situasi yangmenimbulkan ansietas bagi dirinya
ansietasnya a. Pasien mampu mengatakan 3. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas dan
kondisinya saat sedang cemas jelaskan pada pasien mengenai penyakitnya
b. Mampu mengidentifikasi atau 4. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan
mengetahui penyebab pengalaman masa lalu yang relevan
kecemasannya 5. Bantu pasien untuk menyadari perilaku akibat
c. Pasien mengetahui tentang ansietas
perjalanan penyakitnya
d. Pasien mampu menganalisis
pengalaman masa lalu terhadap
ansietas dan mengetahui akibat
dari ansietas
Ansietas TUK 3 Pasien dapat Setelah diberikan asuhan SP 3
menunjukan strategi keperawatan selama 1 x 15 menit 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi atau distraksi
koping efektif dalam dalam 1 x pertemuan diharapkan untuk meningkatkan kontrol ansietas dan rasa
menghadapi ansietasnya menggunakan teknik relaksasi dan percaya diri
dengan menggunakan distraksi dengan kriteria hasil: 2. Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi
teknik relaksasi atau 1. Tingkat ansietas pasien atau distraksi dalam menurunkan tingkat
teknik distraksi berkurang ansietas
2. Pasien mampu mengulangi
teknik relaksasi dan mampu
menggunakan teknik
distraksi yang telah
diajarkan perawat
Ansietas TUK 4 Setelah diberikan asuhan SP 4
Pasien dapat dukungan keperawatanselama 1 x 15 menit 1. Diskusikan dengan keluarga pasiententang
dari keluarga untuk dalam 1 x pertemuan diharapkan kecemasan yang dialami oleh pasien.
mengontrol rasa cemasnya pasien dapat memanfaatkan obat 2. Menjelaskan pada keluarga pasien tentang apa
dengan baik dengan kriteria hasil : itu kecemasan
1. Keluarga pasien memahami apa 3. Menjelaskan pada keluarga pasien tentang tanda
itu cemas. dan gejala kecemasan.
2. Keluarga pasien mengetahui 4. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
tanda dan gejala cemas. cara memmgontrol rasa cemas pasien.
3. Keluarga pasien dapat
membantu pasien mengontrol
rasa cemasnya
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/Tgl Implementasi Evaluasi
DS: S:
Kamis, 07
• Klien mengatakan senang.
Desember 2023
Pasien mengatakan kesal dengan orang yang sudah • Klien mengatakan memahami tindakan yang perlu
dilakukan saat mulai marah.
memasukkannya ke RSJ, pasien mengatakan tidak O :
senang dengan adik iparnya, pasien mengatakan sudah • Klien mampu melakukan latihan fisik tarik nafas
pernah memukul beberapa orang karena kesal, dan dalam dengan mandiri
sering menyalahkan orang lain. • Klien mampu pukul kasur bantal dengan mandiri
DO:
A : Risiko Perilaku kekerasan (+)
Pasien tampak mudah tersinggung, pasien tampak
mengepalkan tangannya jika sedang kesal, pasien
P : Latihan fisik :
tampak sering mengejek temannya, pasien tampak
• Tarik nafas dalam 1x/ hari
mendominasi pembicaraan, dan gelisah, pasien berbicara
• Pukul kasur bantal 1x/ hari
dengan nada tinggi dan seing bicara kasar dan kotor,
pasien memiliki emosi yang labil sering tiba -tiba marah.

1. Diagnosa Keperawatan :
a. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Tindakan Keperawatan :
Sp1 : Risiko Perilaku Kekerasan :
• Mengidentifikasi penyebab risiko perilaku
kekerasan yaitu jika kemauan klien tidak
dituruti.
• Mengidentifikasi tanda dan gejala risiko
perilaku kekerasan yaitu klien marah,
mengamuk tanpa jelas, merusak barang-
barang, dan cenderung melukai orang lain.
• Menyebutkan cara mengontrol risiko perilaku
kekerasan adalah dengan latihan fisik : Tarik
napas dalam latihan dan pukul kasur bantal
• Membantu klien latihan tarik napas dalam dan
pukul kasur bantal.

4. RTL :

Sp2 : Risiko perilaku kekerasan.

• Komunikasi secara verbal : asertif/bicara


baik-baik
1. Data : S:
Jumat, 08
Desember 2023 DS: Bahagia dan bersemangat

Pasien mengatakan kesal dengan orang yang sudah


memasukkannya ke RSJ, pasien mengatakan tidak O :
senang dengan adik iparnya, pasien mengatakan sudah • Klien mampu melakukan tarik nafas dalam
dengan mandiri
pernah memukul beberapa orang karena kesal, dan • Klien mampu pukul kasur bantal secara mandiri
sering menyalahkan orang lain. • Klien melakukan komunikasi secara verbal :
asertif/bicara baik-baik
DO:

Pasien tampak mudah tersinggung, pasien tampak


mengepalkan tangannya jika sedang kesal, pasien
tampak sering mengejek temannya, pasien tampak
mendominasi pembicaraan, dan gelisah, pasien
berbicara dengan nada tinggi dan seing bicara kasar
dan kotor, pasien memiliki emosi yang labil sering tiba
-tiba marah2. Diagnosa Keperawatan :
a. Risiko perilaku kekerasan
3. Tindakan keperawatan
Sp2 : Risiko Perilaku Kekerasan.
• Mengevaluasi kemampuan klien tarik nafas
dalam dan pukul kasur.
Komunikasi secara verbal : asertif/bicara baik-baik
4. RTL :
Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan :
Spritual : Beribadah

1. Data : S : antusias
Senin, 11
Desember 2023 DS:
O:
Pasien mengatakan kesal dengan orang yang sudah Klien mampu melaksanakan kegiatan ibadah dengan baik,
memasukkannya ke RSJ, pasien mengatakan tidak misalnya berdoa dan mengikuti kegiatan ibadah
senang dengan adik iparnya, pasien mengatakan sudah A : Perilaku kekerasan (+)
pernah memukul beberapa orang karena kesal, dan
sering menyalahkan orang lain. P:
• Latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal
DO:
2x/hari
Pasien tampak mudah tersinggung, pasien tampak
• Latihan melakukan komunikasi secara verbal :
mengepalkan tangannya jika sedang kesal, pasien
asertif/bicara baik-baik
tampak sering mengejek temannya, pasien tampak
mendominasi pembicaraan, dan pasien Latihan
gelisah, klien untuk melaksanakan kegiatan
spiritual yang sudah diatur.
berbicara dengan nada tinggi dan seing bicara kasar
dan kotor, pasien memiliki emosi yang labil sering tiba
-tiba marah
2. Diagnosa Keperawatan :
a. Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tindakan keperawatan :
Sp 3
Risiko Perilaku Kekerasan
Mengevaluasi kemampuan klien dalam
bicara baik-baik
melatih klien untuk melaksanakan kegiatan
spiritual yang sudah diatur.
SP 4 : Risiko perilaku kekerasan.
Mengontrol risiko perilaku kekerasan dengan minum
obat secara teratur
1.Data : S:
Selasa, 12
Bahagia dan bersemangat
Desember 2023 DS:
O:
Pasien mengatakan kesal dengan orang yang sudah • Klien mampu melakukan tarik nafas dalam dengan
memasukkannya ke RSJ, pasien mengatakan tidak mandiri
• Klien mampu pukul kasur bantal secara mandiri
senang dengan adik iparnya, pasien mengatakan sudah • Klien meminum obat secara teratur dengan bantuan
pernah memukul beberapa orang karena kesal, dan perawat

sering menyalahkan orang lain. A : Perilaku kekerasan (+)

DO:
P:
Pasien tampak mudah tersinggung, pasien tampak
• Latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal
mengepalkan tangannya jika sedang kesal, pasien
2x/hari
tampak sering mengejek temannya, pasien tampak
• Latihan melakukan komunikasi secara verbal :
mendominasi pembicaraan, dan gelisah, pasien
asertif/bicara baik-baik
berbicara dengan nada tinggi dan seing bicara kasar
dan kotor, pasien memiliki emosi yang labil sering tiba • Latihan klien untuk melaksanakan
-tiba marah2. Diagnosa Keperawatan : kegiatan spiritual yang sudah diatur.
a. Risiko Perilaku Kekerasan
• Latihan minum obat
3.Tindakan keperawatan :
Sp 4
Risiko Perilaku Kekerasan
Mengevaluasi kemampuan klien dalam Tarik
nafas dalam dan pukul kasur bantal, melatih klien
untuk melaksanakan kegiatan spiritual yang sudah
diatur minum obat secara teratur dan bicara baik-
baik

Anda mungkin juga menyukai