Kelelahan (fatigue) pada pasien hemodialisa merupakan salah satu masalah dalam keperawatan yang
memerlukan asuhan keperawatan dan intervensi yang tepat, apabila kelelahan tidak segera ditangani akan
berdampak pada perubahan fisiologis dan psikologis, kualitas hidup yang negatif serta mengancam jiwa (Bai et
al, 2019). Salah satu terapi nonfarmakologi untuk mengatasi kelelahan pada pasien hemodialisa yaitu berupa
penerapan terapi pijat atau foot massage.
Salah satuterapi non farmakologi dalam menurunkan nyeri otot pada pasien GGK yang menjalani
terapi HD yaitu dengan metode foot massage. Foot massage dilakukan dengan cara 7 gerakan yaitu gerakan
melingkar pada pergelangan kaki, memijit daerah anatara tendon pada kaki dari jari kaki menuju pergelangan kaki,
meremas ujung jari kaki dengan gerakan melingkar dan gerakan menyapu dari atas dan bawah kaki. Sehingga perlu
dilakukan terapi foot massage yang dapat menurunkan nyeri otot pada pasien hemodialisa (Awanis, 2019).
No Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time Jurnal
1. Jumlah Pemberian Sebelum dilakukan foot massage kategori kelelahan ringan. Penelitian Pengaruh Foot
sampel Foot skor VASFF pada Ny. E adalah 8 Ny. E mengatakan dilakukan di Massage
dalam Massage yang termasuk dalam tubuhnya lebih segar wilayah PMI Terhadap
penelitian Terhadap kategori kelelahan berat. Namun terutama bagian kaki dan Kota Surakarta Kelelahan Pasien
ini Kelelahan setelah dilakukan foot massage 2 tidak terasa berat daripada Dengan Gagal Ginjal
sebanyak Pasien Gagal kali dalam 1 minggu selama 20 sebelum dilakukan foot pemberian Foot Kronik yang
2 Ginjal menit skor VASFF pada Ny. E massage. Ny. E juga Massege selama Menjalani
responden Kronik yang berkurang menjadi 3 mengatakansetelah 2 kali dalam 1 Hemodialisis
Menjalani dilakukan foot massage minggu selama
Hemodialisis Sebelum dilakukan foot massage atau pijat kaki, dirinya 20 menit pada Bangkit Bayu
merasa stresnya berkurang kategori
skor VASFF pada Ny. N adalah 6 Pamunkas,
dari pada saat sebelum kelelahan berat
yang termasuk dalam kategori Wachidah
kelelahan berat. Namun setelah dilakukan foot massage Yuniartika
dilakukan foot massage 2 kali
dalam 1 minggu selama 20 menit Ny. N juga mengatakan
skor VASFF pada Ny. E berkurang tubuhnya terutama bagian
menjadi 2 (Kelelahan ringan) kakinya lebih enak saat
digerakan dan kakinya
tidak terasa sakit daripada
sebelum dilakukan foot
massage.
No Populasi Intervens Comparasion Outcome Time Jurnal
i
2 Jumlah Pemberia Ny. W dari data fokus Penerapan foot
Didapatkan data subjek Tindakan
yaitu dengan data massage terhadap
sampel n subjektif pasien pasien mengatakan lelah keperawatan yang penurunan kelelahan
dalam Foot mengatakan capek pada pasien chronic
menurun,lesu menurun, dilakukan pada Ny.
penelitian Massage karena lamanya kidney disease di
ini waktu hemodialisa. energi sedikit meningkat. W dilakukan ruang hemodialisa di
pada Saat pengkajian rumah sakit tk iii
adal pasien didapatkan hasil
Data objektif didapatkan yaitu pengelolaan asuhan
04.06.04 slamet
ah1 CKD TD :180/95 mmHg, pasien tampak lebih rileks, keperawatan selama riyadi surakarta
responden. pada Suhu : 36,3⁰C, lebih tenang, tampak lesu 2 kali pertemuan di
ruang Pingky Amelia
RR : 20 x/menit,
menurun, tampak tenaga ruang Hemodialisa Pegiwati, Erlina
hemodial Nadi : 98 x/menit,
meningkat nilai FACIT Rumah Sakit TK Windyastuti
isa BB : 45 Kg,
BB kering : 44 Kg, fatigue scale 36. Dapat III 04.06.04 Slamet
QB : 270, disimpulkan masalah Riyadi Surakarta.
UFG : 3000, keletihan teratasi sebagian,
nilai FACIT fatigue
scale 29 maka perlu dilanjutkan
intervensi kolaborasi dengan
keluarga dalam pemberian
terapi foot massage.
No Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time Jurnal
1.Pasien pasca rawat inap dari Rumah Sakit yang mempunyai kondisi berat
dengan nyeri kronik seperti pasien stroke, hepatitis kronis, gagal ginjal,
Pasien Home
kanker stadium lanjut
care :
2.Pasien yang dinyatakan oleh ahli medis bahwa penyakitnya parah dan
secara medis tidak dapat disembuhkan lagi
3.Khusus untuk perawatan pasien kronis atau penyakit yang secara medis
tidak bisa disembuhkan lagi
Konsep Nusantara
Program
Sehat
Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan
tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu I ndonesia Sehat (KIS) yang
diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan.
Tujuan :
Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan
primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan
dengan berbasis pada tim dan melibatkan dokter, bidan, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya. Program ini merupakan program lintas Kemenkes yang fokus tidak hanya pada
kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan
masyarakat (public health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan Nawa
Cita, “Membangun dari Pinggiran”
Wilayah capaian: 44 Kabupaten di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
PENUT
Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan
UP dan meningkatkan kesehatan.
kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara
Homecare adalah perawatan pasien di rumah yang melibatkan anggota keluarga dalam proses perawatan dan
penyembuhan pasien. Perawatan ini dibantu oleh tim kesehatan profesional (dokter, perawat atau fisiotherapist)
yang bisa didatangkan ke rumah pasien sewaktu-waktu, jika diperlukan.
Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dicanangkan oleh
Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut.
Kesehatan pariwisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan,
sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan
tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya.
Terima
Kasih