Anda di halaman 1dari 18

RESUME KEPERAWATAN PADA NY.

MS DENGAN DIAGNOSA MEDIS


OSTEOARTRITIS DENGAN INTERVENSI KEPERAWATAN KOMPRES
HANGAT REBUSAN JAHE MERAH

OLEH:
NI KADEK WAHYUDI
NIM. 229012999

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
RESUME KEPERAWATAN PADA NY.MS DENGAN DIAGNOSA MEDIS
OSTEOARTRITIS DENGAN INTERVENSI KEPERAWATAN KOMPRES
HANGAT REBUSAN JAHE MERAH

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Ny.MS
2. Umur : 68 th
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Dx. Medis : Osteoartritis
5. Alamat : Jl. Kebo Iwa Utara

B. KEADAAN UMUM
1. Keadaan Umum : baik
2. TTV
a) Tekanan Darah : 144/90 mmHg
b) Frekuensi Nadi : 90x/menit
c) Frekuensi Nafas : 20x/menit
d) Suhu : 36,6˚C
3. Kesadaran : compos mentis
4. GCS : E=4 V=5 M=6
C. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit pada kedua lututnya, kedua pergelangan kaki, dan
bahu
D. DATA FOKUS
1. Data subyekif pasien
Pasien mengatakan nyeri pada kedua sendi lutut, bahu, kedua
pergelangan kaki kurang lebih 1 bulan yang lalu dan kaku pada sendi
kedua lututnya setiap bangun tidur di pagi hari ± 10 menit. Nyeri
dirasakan tertusuk-tusuk dan sering muncul pada saat sedang dan setelah
beraktivitas berlebihan dikarenakan kesehariannya pasien bekerja
sebagai penuduk bunga sandat tiap pagi dan sore hari. Nyeri mulai
membaik apabila beristirahat (tidur, duduk) dan minum obat yang
didapatkan dari dokter umum yaitu meloxicam 7,5 mg. pasien
mengatakan jarang memeriksakan diri ke dokter. Pasien mengatakan jika
tidak minum obat tersebut nyerinya akan muncul dan mengganggu saat
melakukan aktivitas sehari-hari. Jika nyeri muncul kadang-kadang
pasien membuat boreh dengan menggunakan cengkeh dan menempelkan
pada bagian sendinya yang sakit.
P : sedang dan setelah beraktivitas berlebihan
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : sendi kedua lutut, bahu dan pergelangan kaki
S : skala 5 (0-10)
T : sering muncul pada saat sedang dan setelah beraktivitas berlebihan
2. Data obyektif pasien
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak memegangi kedua lutut, kedua pergelangan kaki dan
bahu
- Nadi 90x/ menit
- TD 144/90 mmHg
- RR 20x/menit
- S 36,6˚C

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri kronis berhubungkan dengan kondisi musculoskeletal kronis
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri sendi pada kedua lutut, pergelangan
kaki dan bahu. Nyeri sering muncul ssedang dan setelah beraktivitas serta
kaku pada sendi lutut saat bangun tidur di pagi hari ± 10 menit. Nyeri seperti
ditusuk-tusuk dan sering muncul jika tidak minu obat, skala nyeri 5, pasien
tampak meringis, pasien tampak memegangi kedua lutut, kedua pergelangan
kaki dan bahu, nadi 90x/ menit, TD 140/80 mmHg, RR 20x/menit, S 36,5˚C
F. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasioanal Nama/
Keperawatan kriteria Hasil Ttd
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen nyeri - Identifikasi D.wah
berhubungkan tindakan observasi karakteristik nyeri dan
dengan kondisi keperawatan 1x 45 - Identifikasi lokasi, faktor yang
musculoskeletal menit diharapkan karakteristik, durasi, berhubungan
kronis nyeri berkurang frekuensi, kualitas, merupakan suatu hal
atau hilang intensitas nyeri yang amat penting
dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri untuk memilih
hasil : - Identifikasi respon nyeri intervensi yang cocok
- Keluhan nyeri non verbal dan untuk
menurun - Monitor keberhasilan mengevaluasi
- Meringis komplementer yang telah keefektifan dari terapi
menurun diberikan yang diberikan
- Frekuensi nadi Terapeutik - Untuk mengetahui
membaik - Berikan terapi non tingkat
farmakalogis untuk ketidaknyamanan
mengurangi rasa nyeri dirasakan oleh pasien
(kompres hangat jahe - Keberhasilan terapi
merah) komplementer
- Fasilitasi istirahat dan tidur berpengaruh dalam
Edukasi mengurangi nyeri
- Jelaskan tanda, penyebab, - Tindakan ini
periode dan pemicu nyeri memungkinkan pasien
- Ajarkan teknik non untuk mendapatkan
farmakologi (kompres rasa kontrol terhadap
hangat jahe merah) untuk nyeri.
mengurangi rasa nyeri - untuk mengistirahatkan
kolaborasi bagian tubuh yang sakit
No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasioanal Nama/
Keperawatan kriteria Hasil Ttd
- Kolaborasi pemberian terapi - agar pasien memahami
konvensional (kompres tanda, penyebab,
hangat jahe merah) dan non periode dan pemicu
konvesional jika perlu nyeri D.Wah
Perawatan kenyamanan - agar pasien bisa
Observasi menggunakan teknik
- Identifikasi gejala yang non farmakologi untuk
tidak menyenangkan (nyeri) mengontrol nyeri
Terapeutik - membantu mengurangi
- Berikan posisi yang nyaman nyeri
- Ciptakan lingkungan yang - Untuk mengetahui
nyaman tingkat
- Berikan kompres hangat ketidaknyamanan
jahe merah - membantu mengurangi
- Dukung keluarga dan nyeri
pengasuh terlibat dalam - kombinasi terapi
terapi/ pengobatan pengobatan akan efektif
Edukasi jika disertai dukungan
- Jelaskan mnegenai kondisi keluarga
dan pilihan terapi/ - agar pasien dan
pengobatan keluarga paham
Kolaborasi tentang pengobatan
- Kolaborasi pemberian terapi - untuk membantu
konvensional (kompres mengurangi nyeri
hangat jahe merah) dan non
konvesional jika perlu
G. IMPLEMENTASI

No Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Respon Klien Nama


Keperawatan /Ttd
1 15 Nyeri kronis - Identifikasi lokasi, DS: D.wah
September behubungan karakteristik, pasien mengatakan nyeri
2023 pk dengan kondisi durasi, frekuensi, pada sendi kedua lutut,
16.00 musculoskeletal kualitas, intensitas, pergelangan kaki dan
WITA kronis - Identifikasi skala bahu
nyeri P : saat dan setelah
beraktivitas, bangun tidur
di pagi
Q : nyeri seperti
dintusuk-tusuk
R : nyeri di kedua lutut,
kedua pergelangan kaki
dan bahu,
S : skala nyeri 5
T : nyeri dirasakan sering
muncul jika tidak minum
obat dan kaku sendi ± 10
menit
DO:
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
memegangi kedua
lutut, kedua
pergelangan kaki dan
bahu
- Nadi = 90x/ menit
- TD 144/90 mmHg
- RR 20x/menit
- S 36,6˚C
- Fasilitasi istirahat DS :- D.wah
dan tidur DO :
Pasien tampak kooperatif
saat di suruh beristirahat
(tidur)

- Berikan terapi non DS :


farmakalogi untuk Pasien mengatakan
mengurangi rasa bersedia diberikan
nyeri (terapi kompres hangat jahe
komplementer merah pada bagian yang
kompres hangat nyeri
rebusan jahe
merah)
No Tgl/ Jam Diagnosa Implementasi Respon Klien Nama
Keperawatan /Ttd
DO :
Pasien tampak kooperatif
saat diberikan kompres D.Wah
hangat jahe merah

- Monitor DS :
keberhasilan Pasien mengatakan
komplementer setelah diberi kompres
yang telah hangat jahe merah nyeri
diberikan sendi pada kedua lutut,
pergelangan kaki dan
bahu sudah mulai
berkurang, skala nyeri
DO :
- Pasien tampak tenang
dan tidak meringis
- Nadi 82 x/ menit
- TD 130/70 mmHg
- RR 20x/menit
- S 36,3˚C
H. EVALUASI
No Tgl/ Jam Nomor Diagnosa Evaluasi Nama/
Keperawatan TTD
1 15 1 S: D.Wah
September Pasien mengatakan nyeri sendi pada lutut,
2023 pk pergelangan kaki dan bahu sudah mulai
17.00
berkurang
WITA
skala nyeri 3
O:
- Pasien tampak tenang dan tidak
meringis
- Nadi 82 x/ menit
- TD 132/74 mmHg
- RR 20x/menit
- S 36,3˚C
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- pemberian terapi non farmakologis
(kompres hangat jahe merah) bila nyeri
muncul
- kolaborasi pemberian obat analgetik
jika perlu
I. LAMPIRAN ANALISA JURNAL
1. Hasil Riview Artikel
Peneliti P I C O
Kompres Jahe Merah Populasi dalam Teknik pengambilan rerata skala nyeri Hasil analisis rerata skala nyeri
Berpengaruh penelitian ini sampel dengan teknik osteoartritis sebelum diberi osteoartritis menunjukkan rerata skala
Terhadap Penurunan adalah seluruh purposive sampling. kompres jahe lebih tinggi nyeri osteoartritis sebelum diberi
Skala Nyeri lanjut usia yang Penelitian ini dibanding rerata skala nyeri kompres jahe sebesar 4,50 + 1,254
Osteoartritis Pada mengalami nyeri menggunakan desain osteoartrtitis sesudah diberi sedangkan rerata skala nyeri
Lanjut Usia Di osteoartritis di pre-eksperimental kompres jahe. Rerata skala osteoartritis sesudah diberi kompres
Wilayah Kerja Wilayah Kerja dengan rancangan one- nyeri osteoartritis sebelum jahe sebesar 2,78 + 1,551. Perbedaan
Puskesmas Kampung Puskesmas group pre-post test. diberi kompres jahe sebesar rerata skala nyeri osteoartritis
Delima Tahun 2016 Kampung Delima Peneliti memberikan 4,50 + 1,254 sebelum dan sesudah diberi kompres
Jon Farizal, Leli Tahun 2016 yang intervensi kompres jahe jahe sebesar 1,72 + 0,741. Hasil uji t-
(2018) berjumlah 57 kepada responden dependent didapatkan nilai ρ=0,000
orang. Sampel selama + 20 menit dan (ρ<0,05) dapat disimpulkan bahwa
penelitian membandingkan ada perbedaan skala nyeri osteoartritis
berjumlah 36 sebelum dan sesudah pada lanjut usia yang signifikan antara
responden. dilakukan intervensi sebelum dan sesudah diberi kompres
untuk mengetahui ada jahe merah.
tidaknya pengaruh
Peneliti P I C O
pemberian kompres jahe Sejalan dengan hasil penelitian
terhadap penurunan Masyhurrosyidi (2013), dari 20 orang
skala nyeri osteoartritis penderita osteoartritis menunjukkan
pada lanjut usia di bahwa kompres hangat rebusan jahe
Wilayah Kerja selama 4 hari berturut-turut selama
Puskesmas Kampung
20 menit mampu menurunkan skala
Delima Tahun 2016.
nyeri osteoartritis dengan rerata
skala nyeri sebelum diberikan
kompres hangat rebusan jahe
sebesar 2,20 dengan standar deviasi
0,523. Rerata skala nyeri setelah
diberikan kompres hangat rebusan
jahe sebesar 1,25 dengan standar
deviasi 0,444.
Pengaruh Kompres Populasi dalam Teknik sampling yang Sebelum diberikan terapi Sebelum diberikan terapi kompres
Jahe Merah Terhadap penelitian ini digunakan dalam kompres mengalami mengalami intensitas nyeri ringan dan
Penurunan Nyeri adalah lansia penelitian ini adalah intensitas nyeri ringan dan sedang masing-masing 5 orang (50%)
dengan purposive sampling. sedang masing-masing 5 dan pada kelompok kontrol sebelum
Peneliti P I C O
Osteoartritis Pada osteoarthritis Metode penelitian yang orang (50%) dan pada diberikan terapi kompres mengalami
Lansia dengan besar digunakan dalam kelompok kontrol sebelum intensitas nyeri ringan berjumlah 60
Wahyuningsih Safi tri sampel adalah : 20 penelitian ini adalah diberikan terapi kompres orang (60%) dan sesudah diberikan
(2019) orang rancangan rancangan mengalami intensitas nyeri terapi pada kelompok perlakuan
Pre– Eksperiment ringan berjumlah 60 orang mengalami penurunan nyeri menjadi
dengan menggunakan (60%). Hasil uji Mann- nyeri ringan berjumlah 9 orang (90%)
rancangan One Group Whitney didapatkan p value dan pada kelompok kontrol nyeri
Pra – Post Tes with 0,000 rata-rata penurunan ringan berjumlah 8 orang (80%).
control Design. Analisa nyeri pada kelompok kontrol Hasil menunjukkan ada pengaruh
data dengan Paired- 1,16. pemberian kompres jahe merah
Sample T Test karena terhadap penurunan nyeri osteoartritis
data berdistribusi pada lansia dengan p value 0,006 dan
normal. Uji Mann- rata-rata penurunan skala nyeri 3,16.
Whitney untuk Hasil uji Mann-Whitney didapatkan p
mengetahui perbedaan value 0,000 rata-rata penurunan nyeri
pemberian kompres jahe pada kelompok intervensi 2,26 dan
merah terhadap kelompok kontrol 1,16, artinya ada
penurunan nyeri perbedaan pemberian kompres jahe
osteoartritis pada lansia.
Peneliti P I C O
Penelitian yang merah terhadap penurunan nyeri
dilakukan peneliti osteoartritis pada lansia.
mnggunakan kompres
jahe merah sebanyak 20
gr, dengan cara jahe
segar dikupas dan
dibersihkan kemudian
diparut dan dikompres
pada daerah sendi yang
sakit selama 20 menit
lalu ukur intensitas nyeri
setelah 20 menit
intervensi.
Perbandingan Populasi dari Peneliti menggunakan Hasil penelitian tingkat Intensitas nyeri pada lansia setelah
Kompres Hangat Dan penelitisn ini desaim pra eksperimen intentitas nyeri sebagian diberi kompres jahe merah sebagian
Kompres Jahe Merah adalah semua with comparative responden sebelum adalah tidak nyeri (50%) sedangkan
Terhadap Penurunan lansia dengan design. dilakukan terapi kompres intensitas nyeri hamper sebagian
Nyeri Sendi Pada nyeri sendi di jahe merah dan kompres responden sesudah dilakukan terapi
Lansia Di Posyandu dusun Canggon hangat adalah nyeri sedang
Peneliti P I C O
Dusun Canggon Desa desa Ngudirejo yaitu sebanyak 12 orang kompres hangat adalah tidak nyeri
Ngudirejo, Kec. Kec. Diwek Kab. (54%). yaitu sebanyak 10 orang (46%).
Diwek Kabupaten Jombang. Sampel Hasil terapi berupa penurunan nyeri
Jombang penelitian ini pada kelompok terapi kompres jahe
A.Syamsu Dhukha adalah lansia merah dibandingkan dengan
(2017) dengan nyeri kelompok kompres hangat ternyata
sendi sebanyak 44 memiliki perbedaan yang signifikasn,
lansia jika dianalisisi secara teliti maka
akan didapatkan nilai mean rank jahe
merah sebesar 26.25 dan mean
kompres hangat 18.75 dengan P
value = 0.042 maka P < 0,05sehingga
kompres jahe merah lebih efektif
menurunkan nyeri sendi karena jahe
merah mengandung zat seperti
gliserol yang dapat membantu proses
penurunan nyeri sendi
2. Pembahasan
a. Analisis masalah keperawatan dengan konsep Evidance Based Practice
dan konsep kasus terkait
Pada tahun 2014, jumlah lanjut usia di Indonesia meningkat menjadi
18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025 mencapai 36 juta jiwa.
Peningkatan jumlah lansia di Provinsi Bali pada tahun 2011 sebanyak 300
ribu jiwa dari 1,5 juta jumlah penduduk keseluruhan. Meningkatnya jumlah
penduduk lansia berdampak terhadap meningkatnya permasalahan khusus
yang terjadi pada lansia. Secara biologis penduduk lansia yang mengalami
proses penuaan secara terus menerus ditandai dengan menurunnya daya tahan
fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit dan cenderung ke
arah penyakit degenerative (Prihandhani, 2016).
Penyakit degeneratif yang lebih sering dikeluhkan oleh lansia adalah
Osteoatritis (Nugroho, 2008). Osteoartritis dapat mengakibatkan gangguan
gerak atau aktivitas karena rasa nyeri (Junaidi, 2012). Manifestasi klinis dari
osteoartritis ini adalah keluhan pada persendian, gangguan linu-linu yang
diakibatkan oleh penumpukan kristalmonosodium urat dalam sendi sehingga
mengakibatkan nyeri sendi (Damayanti, 2012). Penyakit sendi yang dialami
merupakan proses degeneratif dan menimbulkan nyeri sendi pada lansia.
Angka insidensi nyeri sendi ini banyak terjadi pada wanita lansia karena
perubahan hormonal secara signifikan (Smeltzer et al., 2010).
Nyeri pada sendi tersebut disebabkan karena degenerasi dari proteoglikan,
dan sendi rawan, pelepasan mediator inflamasi serta pembentukan osteofit.
Pada fase awal terjadi degenerasi rawan sendi yang nantinya akan membentuk
produk inflamasi. Pada fase inflamasi mekanisme tubuh berupaya dengan
mengeluarkan prostaglandin dan interleukin sebagai reseptor nyeri. Bila
terjadi inflamasi akan menyebabkan sel kurang sensitif. Nyeri juga
disebabkan karena Iskemik dan nekrosis jaringan serta osteofit yang menekan
periosteum dan radiks syaraf. Pada tahap yang lebih lanjut akan terjadi
disfungsi pada sendi dan otot sehingga nyeri yang dirasakan semakin berat
dan intens (Sudoyo et. al, 2007). Nyeri akan menyebabkan keterbatasan
gerak, penurunan kekuatan dan keseimbangan otot, kesulitan dan
keterbatasan dalam beraktifitas.
b. Analisis salah satu intervensi dengan konsep Evidance Based Practice
Strategi penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis dalam menurunkan nyeri
dapat dilakukan dengan cara massage, teknik distraksi teknik relaksasi dan
kompres (Soeroso, 2006). Potter (2005) mengatakan kompres merupakan
salah satu teknik yang dapat diterapkan untuk mengurangi nyeri, baik itu
kompres dingin dan kompres hangat. Menurut Indah, Nurhayati, Setiyajati
(2013). Penerapan kompres hangat yang telah sering dilakukan dapat
dikolaborasi dengan beberapa tanaman herbal salah satunya dengan tanaman
jahe (Prihandhani, 2016). Produk utama tanaman jahe adalah rimpang jahe,
yang mengandung oleoresin (gingerol, shogaol). Minyak atsiri (sineol,
linaloal limonene, zingiberol, zingiberen kamfena), caprylic acid, capsaicin,
chlorogenic acid, farnesal, farnesense, farnesol, dan unsure pati seperti tepung
kanji (Aan Tri Ervina, 2010). Terutama gingerol untuk meredakan nyeri
sendi.
c. Konsep masalah keperawatan dan Intervensi yang dipilih sesuai hasil
review Jurnal
Penggunaan terapi farmakologi pada lansia dengan osteoarthritis dalam
waktu yang lama terutama pada orang tua ternyata dilaporkan banyak
menimbulkan efek samping, seperti gangguan saluran cerna, gangguan fungsi
hati, gangguan fungsi ginjal dan sebagainya. Sehingga terapi alternatif (non-
farmakologis) untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyeri osteoartritis sangat
diperlukan salah satu nya kompres hangat menggunakan jahe. Karena jahe
mudah didapatkan dan salah satu tanaman obat keluarga (Farizal et al., 2018)
Menurut Puspaningtyas & Utami (2013) dalam Syarifatul Izza, jahe sering
sekali digunakan sebagai obat nyeri sendi karena kandungan gingerol dan rasa
hangat yang ditimbulkannya membuat pembuluh darah terbuka dan
memperlancar sirkulasi darah. Alhasil, suplai makanan dan oksigen menjadi
lebih baik sehingga nyeri sendi akan berkurang. Ekstrak jahe diserap oleh
jaringan epitel dan menghambat Cyclooxygenase (COX-2). (Mingetti et al,
2007), selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan
pedas dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku dan spasme
otot serta terjadinya vasodilatasi pembuluh darah (Syamsu, 2017).
Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoartritis karena
jahe memiliki sifat hangat, pedas, pahit dan aromatik dari oleoresin seperti
zingeron, gingerol dan shogaol. Oleoresin memiliki potensi anti inflamasi dan
anti oksidan yang kuat. Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe
berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin
menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi
perifer (Swarbrick & Boylan, 2002). Phan, Sohrabi, Polotsky (2005)
komponen jahe mampu menekan inflamasi dan mampu mengatur proses
biokimia yang mengaktifkan inflamasi akut dan kronis seperti osteoartritis
dengan menekan pro- inflamasi sitokinin dan cemokin yang diproduksi oleh
sinoviosit, kondrosit, leukosit, dan jahe ditemukan secara efektif menghambat
ekspresi cemokin (Farizal et al., 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Farizal, J., et.al. (2018). Kompres Jahe Merah Berpengaruh Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Osteoartritis Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kampung Delima Tahun 2016. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan,
Volume 5(Edisi 2) : 193–200. https://doi.org/10.32668/jitek.v5i2.27

Prihandhani, I. S. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Rebusan Parutan


Jahe Terhadap Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoartritis Di Pejeng Kangin
Kabupaten Gianyar. Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 (Edisi 2) : 1-4

Safitri, W.,et.al. (2019). Pengaruh Kompres Jahe Merah Terhadap Penurunan


Nyeri Osteoartritis Pada Lansia. Jurnal Kesehatan Kusuma Husama : 115–
119.

Syamsu, A. dhuk. (2017). Perbandingan Kompres Jahe Merah dan Kompres


Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan,
Volume 7 (Edisi 2) : 1–6.

Anda mungkin juga menyukai