Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN

PEMBIDAIAN PADA FRAKTUR EKSTERMITAS BAWAH

Disusun oleh:

YUDHI AGUNG NUGROHO

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
TA 2021/2022
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke IGD RS Karima Utama pada tanggal 12 Agustus 2022 dengan
keluhan kaki nyeri dan tidak bisa digerakkan.
B. Diagnosa Medis
Close fraktur tibia fibula sin
C. Diagnosa Keperawatan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletas
D. Data yang mendukung
Ds : klien mengatakan kaki nyeri dan tidak bisa digerakkan
Do : terdapat krepitasi pada kaki kiri
- Terdapat edema di kaki kiri

- Nyeri skala 8

- Kaki kiri tidak bisa digerakan

E. Dasar Pemikiran Tindakan


Pembidaian merupakan suatu alat imobilisasi eksternal yang bersifat kaku
dan bidai ini dipasang dengan menyesuaikan kontur tubuh namun tidak
dianjurkan pada fraktur terbuka (Asikin, Nasir, Podding, dkk,
2016).Sedangkan menurut Insani dan Risnanto (2014) bidai merupakan
suatu alat yang di gunakan dalam melakukan imobilisasi pada fraktur atau
tulang yang patah. Tujuan Pembidaian yaitu sebagai sarana imobilisasi
danfiksasi eksternal yang berfungsi mencegah terjadinya kecacatan, dan
mengurangi rasa nyeri (Asikin, Nasir, Podding, dkk, 2016). Menurut Schneider
(2011) bidai digunakan betujuan sebagai proteksi luka guna
meminimalisir keparahan pada luka, mengurangi rasa sakit, dan sebagai
penopang bagian badan yang terluka.
F. Prosedur Tindakan
Prosedur pemberian pembidaian menurut Dewi (2021) adalah sebagai berikut :
1. Persiapan :
Siapkan alat dan bahan :
a. Bidai atau Spalk 3 buah
b. Pengikat bidai/ spalk
2. Pelaksanaan :
a. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (metode yang
digunakan dan flow rate oksigen)
b. Cuci tangan
c. Beri salam dan panggil nama pasien dengan namanya serta
memperkenalkan diri
d. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien atau
keluarga
e. Berikan kesempatan bertanya kepada pasien sebelum kegiatan
dilakukan
f. Menanyakan keluhan utama pasien
g. Jaga privacy pasien8.Memeriksa bagian tubuh yang akan dibidai
h. Memilihdan mempersiapkan bidai yang sudah dibalut dengan
pembalut
i. Melakukan pembidaian melalui dua sendi
j. Hasil pembidaian :
Harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas,bagian bawah dan
sisi kanan kiri tempat yang patah
Tidak kendor dan tidak keras
k. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
l. Beri reinforcement positif pada pasien
m. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
n. Rapikan alat-alat
o. Cuci tangan
p. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
G. Analisis Tindakan
Prinsip pembidaian menurut AGD 119 adalah Bahan pada bidai merupakan
bahan yang tidak mudah patah dan tidak lentur, Panjang bidai minimal mampu
melewati dua sendi.dan Pemasangan bidai tidak boleh dipasang diatas luka
atau fraktur. Schottke (2016) menjelaskan bahwa tipe dasar dari pembidaian
meliputi: Rigid splints, Soft splints dan Traction splints. Komplikasi dari
tindakan pembidaian menurut Asikin dkk (2016) adalah sindrom
kompartemen dimana terjadi akibatpeningkatan tekanan jaringan dalam
rongga yang terbatas sehingga peredaran darah dan fungsi jaringan yang
berada didalam rongga tertutup, luka tekan dimana dapat terjadi
anoreksia jaringan dan ulkus yang memiliki lokasi rentan pada daerah tumit,
malleolus, punggung kaki, caput fibula, dan permukaan anterior patella, serta
disuse syndrome.

H. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan


No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan Manajemen Nyeri (I. 08238)
berhubungan keperawatan 1x8 jam, Observasi
dengan agen memperlihatkan pengontrolan - Identifikasi lokasi,
pencedera fisik nyeri yang dibuktikan oleh karakteristik, durasi,
(D.0077) indikator sebagai berikut frekuensi, kualitas,
(L.08066) : intensitas nyeri
Menurun (5) : - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri - Identifikasi respon nyeri
2. Meringis non verbal
3. Sikap protektif - Identifikasi faktor yang
4. Gelisah memperberat dan
5. Kesulitan tidur memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan
Membaik (5) : dan keyakinan tentang
1. Frekuensi nadi nyeri
- Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
- Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

I. Hasil Yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan


S: klien mengatakan kaki kiri posisinya nyaman
O: bidai terpasang dikaki kiri
A: Masalah belum teratasi
P: program operasi ORIF

J. Daftar Pustaka
Asikin, M,. Nasir, M,. Podding, I Takko. (2016).Keperawatan Medikal. Bedah:
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Schottke, David. (2016). Emergency Medical Responder : Your First Response
in. Emergency Care, Sixth Edition. Amerika
Schneider (2011). Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Bali : Yayasan IDEP

Anda mungkin juga menyukai