Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT

PENGETAHUAN MASYARAKAT
DENGAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN MASKER UNTUK
PENCEGAHAN PENULARAN COVID
19 DI DUKUH TASITU SUKOHARJO

Wiwin Retno Winarsih


NIM. 2019122017
Gambaran Umum Tempat Penelitian
• Penelitian ini akan dilakukan pada warga Tasitu yang berada di dukuh Tasitu
Sukoharjo yang merupakan salah satu dukuh di kawasan Desa Mulur, Kecamatan
Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Dukuh yang terletak disebelah barat waduk
mulur, sebelah Utara berbatasan dengan dukuh Banjarsari, sebelah barat
berbatasan dengan dukuh Turen, dan sebelah selatan berbatasan dengan dukuh
cangkring. Dalam proses penelitian, peneliti meminta ijin kepada pemerintah desa
setempat untuk melakukan penelitian kepada warga yang bersedia menjadi
responden. Secara keseluruhan penelitian berjalan dengan lancar, pemerintah
desa dan warga setempat antusias dalam mendukung jalannya penelitian
dibuktikan dengan kooperatifnya responden. Hasil penelitian yang diperoleh
diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif bagi warga setempat. Dalam
proses penelitian, responden dipilih dari populasi warga dukuh Tasitu Sukoharjo
yang berusia 18-60 tahun
FREKUENSI UMUR FREKUENSI JENIS KELAMIN
Kategori umur Responden Frekuensi Persen Jenis Kelamin Frekuensi Persen
< 30 Tahun 4 5,4 laki-laki 32 43,2
30-39 Tahun 39 52,7
Perempuan 42 58,4
40-49 Tahun 22 29,7
>50 tshun 9 9
Total 74 100,0

FREKUENSI PENDIDIKAN FREKUENSI PEKERJAAN


  Frekuensi Persen   Frekuensi Persen
SD Tidak bekerja 10 13,5
9 12,2
Buruh 2 2,7
SMP 29 39,2
Pedagang 4 5,4
SMA 31 41,9 Petani 19 25,7
Perguruan tinggi 5 6,8 Swasta 37 50
Total 74 100,0 PNS 2 2,7
Total 74 100.0
Analisa Univariat
Frekuensi Pengetahuan Frekuensi kepatuhan
 Pengetahuan responden Frekuensi Persen Kepatuhan Responden  Frekuensi Persen
Baik 34 45,9 Patuh 45 60,8
Kurang baik 40 54,1 Tidak Patuh 29 39,2
Total 74 100,0 Total 74 100,0

Analisa Bivariat
    Kategori Kepatuhan
P value
Pengetahuan   Patuh Tidak Patuh Total
Baik Frekuensi 26 8 34 0,011
% 76,5% 23,5% 100,0%  
Kurang Baik Frekuensi 19 21 40  
% 47,5% 52,5% 100,0%  
  Count 45 29 74  
% within Kategori  
60.8% 39.2% 100.0%
Pengetahuan
Pembahasan
1. Frekuensi Umur 2. Frekuensi Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berjenis
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden kelamin perempuan dengan frekuensi 42 responden (58,4%). Pada
berumur 30-39 tahun dengan frekuensi 39 responden penelitian ini mayoritas jenis kelamin responden adalah
(52,7%). Menurut Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa perempuan dengan pekerjaan ibu rumah tangga sehingga
responden lebih banyak waktu untuk melihat dan membaca
usia merupakan hal yang dapat mempengaruhi tingkat informasi. Jenis kelamin termasuk faktor pemungkin atau faktor
pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya usia predisposisi yang memberi pengaruh terhadap perilaku kesehatan
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih seseorang (A. Sari, Rachman, & Dkk, 2020).
matang dalam berfikir dan bekerja sehingga informasi dan Hal ini menunjukkan secara umum responden perempuan memiliki
pengalaman yang di dapat lebih banyak. pengetahuan lebih baik dari pada laki-laki. Perempuan secara
Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang psikologis lebih termotivasi dan lebih rajin dalam hal belajar dan
dilakukan oleh Dharmawati (2016) yang mengungkapkan bekerja dari pada laki-laki. Pada hasil penelitian ini perempuan
cenderung memiliki pengetahuan lebih baik tentang pengetahuan
bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah COVID-19 daripada laki-laki. Selain itu, dengan aktivitas bekerja
umur, dimana dengan bertambahnya usia seseorang, akan laki-laki, waktu untuk mengakses informasi terbaru juga terbatas.
terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis ke arah Sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang informasi
yang lebih baik lagi kesehatan terbatu
3. Frekuensi Pendidikan 4. Frekuensi Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden
berpendidikan SMA dengan 31 responden (41,9%). Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden bekerja
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendorong sebagai pegawai swasta dengan frekuensi 37 responden (50%).
tingkat pengetahuan, responden dalam penelitian ini Menurut Ratna Wati (2019) Pekerjaan juga mempengaruhi
memiliki status pendidikan yang berbeda yaitu SD, SMP, pengetahuan seseorang, dimana orang yang bekerja lebih sering
berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih banyak
SMA/SMK dan Perguruan Tinggi. Menurut Notoatmodjo pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada
(2014) Pendidikan merupakan salah satu faktor yang interaksi dengan orang lain karena orang yang kurang berinteraksi
mempengaruhi pengetahuan, pendidikan diperlukan untuk kurang mendapatkan informasi ataupun saling bertukar informasi
mendapatkan informasi berupa hal-hal yang menunjang mengenai pencegahahan terhadap COVID-19
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup Menurut peneliti, pekerjaan berhubungan dengan tingkat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pengetahuan seseorang. Selain itu, pekerjaan juga dapat
dilakukan oleh Mujiburrahman (2020) dimana selain dari berhubungan dengan kepatuhan dalam penggunaan masker.
Dimasa pandemi, banyak perusahaan-perusahaan yang bekerja
pendidikan formal, pengetahuan dapat diperoleh melalui dengan menerapkan protokol kesehatan. Dengan kebiasan yang
orang lain maupun media massa antara lain majalah, dilakukan di tempat kerja maka kebiasaan tersebut menjadi
televisi, surat kabar, dan radio. Seseorang dengan perilaku yang dilakukan juga diluar tempat kerja.
pendidikan rendah bukan berarti mutlak memiliki
pengetahuan yang rendah pula
Analisa Univariat

Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian diperoleh mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dengan frekuensi
40 responden (54,1%). Menurut peneliti hasil tersebut di sebabkan karena covid-19 merupakan penyakit baru
yang berubah menjadi pandemic global yang dapat mengubah tatanan kehidupan bermasyarakat. Sehingga
pemahaman tentang penyakit ini untuk masyarakat di pedesaan masih tergolong kurang. Pengetahuan adalah
salah satu hal yang penting diperhatikan dalam rangka penanganan kasus COVID-19. Pengetahuan masyarakat
khususnya dalam mencegah transmisi penyebaran virus SARS-CoV-2 sangat berguna dalam menekan penularan
virus tersebut (Law, Leung, & Xu, 2020).
Pengetahuan merupakan suatu unsur dalam membentuk perilaku diri seseorang. Pada dasarnya, perilaku individu
ditentukan oleh pengetahuan individu itu sendiri. Pengetahuan adalah salah satu hal yang menjadi dasar untuk
menangani kasus COVID-19 dalam menekan angka penularan sehingga memberikan kesadaran dalam upaya
pencegahan COVID-19. Sumber informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber sehingga seseorang lebih mudah
untuk mengakses dan mempunyai pengetahuan yang luas. Pengetahuan tentang penyakit COVID-19 dan upaya
pencegahannya yang didapatkan oleh responden berasal dari berbagai sumber, seperti televisi, handphone,
penyuluhan atau pendidikan dan melalui kerabat. Adanya informasi baru mengenai suatu hal dari media massa
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
Kepatuhan Responden

Dari hasil penelitian diperoleh mayoritas memiliki tingkat kepatuhan patuh dengan frekuensi 45 responden
(60,8%). Menurut peneliti mayoritas patuh dapat disebabkan karena kebijakan-kebijakan yang sudah di terapkan
oleh pemerintah dan dalam penerapannya di bantu oleh berbagai pihak seperti pemerintah desa maupun pihak
kepolisian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yandi, dkk (2020) yang menggambarkan tingginya tingkat
kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan dalam masa pandemic COVID19. Hal
ini didukung oleh Sari, Nabila, dan Atiqoh (2020) dimana terdapat 74,19% masyarakat memiliki tingkat kepatuhan
yang tinggi dalam penggunaan masker
Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dapat mengurangi penyebaran covid sehingga akan
menekan angka morbilitas maupun mortalitas akibat covid 19. Kepatuhan masyarakat terhadap protokol
kesehatan harus bisa mengimbangi kebijakan terhadap penerapan new normal sehingga dapat meningkatkan
perilaku pencegahan COVID-19 agar tidak bertambah kasus baru. Proses Adaptasi Kebiasaan Baru harus konsisten
dilaksanakan mulai dari penggunaan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak melakukan kontak fisik,
meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan nutrisi dan olahraga
Analisa Bivariat
Hasil penelitian nilai p value 0.011 yang artinya tingkat pengetahuan berhubungan dengan tingkat kepatuhan penggunaan
masker. Menurut peneliti tingkat pengetahuan dapat berhubungan dengan kepatuhan penggunaan masker karena tingkat
pengetahuan tentang dampak penyakit covid-19 mendorong responden untuk patuh terhadap kebijaka yang sudah diterapkan
oleh pemerintah. Informasi dari media sosial maupun dari media massa televisi setiap hari semakin berkembang di isi oleh
informasi tentang covid-19, hal ini juga mendorong tingkat pengetahuan yang semakin baik dan secara sadar dapat
meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam memakai masker. Selain itu, harga masker di pasaran yang sudah ekonomis juga
menjadi salah satu faktor terbentuknya tingkat kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker.
Hasil penelitian diperoleh terdapat 34 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan 26 di antaranya memiliki
tingkat kepatuhan patuh dan 8 responden memiliki tingkat kepatuhan tidak patuh. Kemudian terdapat 40 responden yang
pengetahuan kurang baik 19 di antaranya memiliki tingkat kepatuhan patuh dan 21 responden memiliki tingkat kepatuhan tidak
patuh
Pengetahuan yang tinggi dari masyarakat diharapkan akan menciptakan kepatuhan yang maksimal. Mujiburahman (2020)
mengungkapkan bahwa pengetahuan semakin baik karena daya tangkap seseorang dan pola pikir seseorang akan semakin
berkembang dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
Corona virus disease atau disebut Covid-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus menyerang sistem pernafasan
menyebabkan penyakit ringan sampai berat merupakan keluarga dari virus penyebab SARS-COV (Severe acute respiratory
syndrome) dan MERS-COV (Middle east respiratory syndrome) yang sudah menyerang dan mewabah beberapa tahun yang lalu,
virus corona menular dari hewan kemanusia (zoonosis) dan menular manusia ke manusia penyebaran begitu masif (cepat)
sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan status virus corona menjadi pandemic melanda berbagai Negara dunia
termasuk Indonesia (Ditjen P2P KEMENKES, 2020
• Mayoritas responden memiliki tingkat
pengetahuan kurang baik dengan frekuensi
40 responden (54,1%)
1.Mayoritas memiliki tingkat kepatuhan patuh
dengan frekuensi 45 responden (60,8%).
simpulan
2.Hasil penelitian diperoleh nilai p value 0,011
yang artinya tingkat pengetahuan
berhubungan dengan tingkat kepatuhan
penggunaan masker

• Responden
• Pemerintah pengambil kebijakan
Saran
• Institusi Pendidikan
• peneliti
Dokumentasi
Matur Suwun

Anda mungkin juga menyukai