Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI CERVICAL CANCER LITERACY PADA

WANITA USIA SUBUR


Nunung Nurayati 1*, Astri Mutiar 1, Dewi Marfuah 1, Gina Nurdina 1, Aprilia Sucianti 2

1. Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan PPNI Perguruan Tinggi Keperawatan Bandung – Jawa
Barat – Indonesia
2. Mahasiswa Keperawatan Jurusan Ilmu Keperawatan PPNI Sekolah Tinggi Keperawatan
Bandung – Jawa Barat – Indonesia
*Korespondensi ditujukan kepada Nunung Nurayati, Jurusan Ilmu Keperawatan, PPNI
Sekolah Tinggi Keperawatan Bandung, Jl . Ahmad 4 Bandung – Jawa Barat – Indonesia. Email:
nunky_adzra@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Di dunia kanker serviks merupakan kanker yang menempati urutan keempat.
Tingkat literasi kanker serviks yang terbatas pada wanita usia subur mengakibatkan wanita usia
subur tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengendalikan kanker dan tidak memiliki
pemahaman tentang upaya pencegahan kanker.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi literasi kanker serviks pada wanita usia subur.
Metode: penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Sample pada penelitian ini 175 wanita usia subur di Indonesia. Pengumpulan
data menggunakan google form. Pengambilan data pada literasi kanker serviks menggunakan
kuesioner C-CLAT (Cevical Cancer Literasi Assesment Tool). Analisa data menggunakan
pearson, spearman, dan linear regression. Hasil: hasil uji statistic menggunakan pearson
didapatkan hasil bahwa pengetahuan, dukungan social, dan akses infromasi memiliki hubungan
yang signifikan terhadap literasi kanker serviks pada wanita usia subur dengan (p<0.05). faktor-
faktor yang dominan menggunakan analisa linear regresi yaitu pengetahuan dengan nilai p-value
0.000 (p<0.05). Dan tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, usia, budaya tidak memiliki
hubungan yang signifikan (p>0.05).

Kata Kunci : Literasi kesehatan, Kanker serviks, wanita usia subur.


1. Latar Belakang

Di dunia kanker serviks merupakan kanker yang menempati urutan keempat dengan
jumlah mencapai 570.000 kasus kanker serviks terjadi pada setiap tahunnya, dan kasus
kematian mencapai 311.000 (Bray et al., 2018). Kasus kanker serviks di Indonesia mencapai
32.469, dengan sekitar 26 wanita meninggal setiap harinya (WHO, 2018). Menurut data dari
kemenkes RI 2018 kanker serviks diindonesia menempati urutan kedua yang menyerang pada
wanita usia 15-44 tahun.

Literasi kesehatan merupakan salah satu tingkat kemampuan seseorang dalam


mendapatkan, memproses dan memahami suatu informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan segala keputusan yang menyangkut pada
kesehatannya, tingkat literasi yang rendah berkaitan dengan pengetahuan yang kurang seperti
tindakan pencegahan, perawatan diri atau pengobatan. (Sahroni, Anshari, & Krianto, 2019).

Penelitian tentang literasi di Indonesia masih terbatas, namun di luar negri sudah
ditemukan hubungan antara literasi kesehatan yang rendah dengan pengetahuan. Penelitian
yang dilakukan di Iran menunjukan hasil bahwa 47,2% masyarakatnya memiliki literasi yang
rendah, terdapat beberapa faktor seperti pendidikan, pendapatan, pencarian (menjelajahi
internet), konseling ibu dan teman, dan waktu belajar. Terdapat hubungan yang signifikan
antara pendapatan, pencarian (menjelajahi internet), waktu belajar dan konseling. Namun
dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan literasi kanker
serviks (Bazaz et al., 2019). Menurut penelitian yang dilakukan di Uganda Timur faktor yang
mempengaruhi literasi kanker serviks adalah social budaya dan tingkat pendidikan (Jatho et
al., 2020). 

2. Metode

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survey analitik dengan pendekatan


“Cross-Sectional”

Populasi Dan Sample


Populasi dalam penelitian ini adala wanita usia subur (WUS) dengan rentang usia 15 -
49 tahun. Estimasi sample pengukuran menggunakan G-Power software versi 3.1.9.4
menggunakan f-test linear multiple regression: fixed model, R2 deviation from zero dengan
effect aize 0,15, a err prob 0,05 , power 0,95, total minimum sampel 160 dengan attrition rate
10-15% maka t total sampel size adalah 175 responden.

3. Riset

Instrument

1. Instrumen Litersi Kanker

C-CLAT (Cevical Cancer Literasi Assesment Tool) yang dikembangkan oleh Karen
Patricia Williams dan Thomas N.Templin yang sudah digunakan dalam bahasa Inggris,
Spanyol dan Arab. C-CLAT merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengukur
tingkat literasi kanker serviks yang terdiri dari 16 item dan memiliki 3 domain yaitu
kesadaran (2 item), keandalan/pengetahuan (4 item). dan pencegahan (9 item). Kuesioner
ini memiliki skala reabilitas 0,72 dengan presentasi total benar 70,6%.

2. Instrumen Pengetauan

Kuesioner untuk mengukur pengetahuan ini dikembangkan oleh Romli, Dkk (2020) dari
Universitas Sains Malaysia, Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Malaysia.
Kuesioner ini untuk mengukur pengetahuan kanker serviks dan deteksi dini dengan
menggunakan 30 item. Dimana terdapat 18 item untuk pengetahuan kanker serviks
diantaranya gejala, faktor resiko, dan pengobatan. Kuesioner memiliki pilihan respon
yaitu “Benar”, “Salah”, dan “Tidak Tahu”.

3. Instrumen Dukungan Sosial

Dukungan social diukur menggunakan SSRS (Social Support Rating Scale) yang di
kembangkan oleh Xiao. Skala ini berisi 10 item dan memiliki 3 dimensi .Skor yang tinggi
menunjukan dukungan social yang lebih tinggi. Skala ini memiliki koefisien cronbach
0,89 dan reabilitas tes ulang 0,92.

4. Instrument Akses Informasi


Health information and communication technologies (ICTs) merupakan kuesioner untuk
mengukur paparan terhadap informasi kesehatan yang di kembangkan oleh Shen, dkk
(2018). Memiliki 4 item paparan informasi kesehatan dari sumber tradisional (Televisi,
radio,Koran,majalah), situs internet, situs media social dan WhatsApp. dengan jawaban
“4= Sering”, “3= Kadang-Kadang”, “2= Jarang”,”1= Tidak Pernah” dengan hasil skor
lebih tinggi skor lebih tinggi parasan informasi.

5. Instrumen Budaya

Multigroup Ethnic Identity Measure (MEIM) merupakan alat ukur identitas ethnic yang
dikembangkan oleh Pinney (1992) dalam bahasa inggris. Pada kuesioner ini
menggunakan 13 item yang dikategorisasi berdasarkan etnis dengan skor rata rata yaitu
13 item untuk skor keseluruhan, dan 5 item untuk pencarian dan 8 item untuk afimasi
dengan rentang skor 1 sampai 4. Uji reabilitas masing masing berkisar antara 0,82 sampai
0,91.

Analisa Data

1. Univariat

Analisis univariate digunakan untuk statistic deskriptif, frekuensi dan presentase untuk
kategorikal data, mean, standar deviasi, minimum maximum digunakan untuk jenis data
numerikal.

2. Bivariat dan Multivariat

Analisis ini menggunakan uji korelasi seperti chi-square, person, atau spearman untuk
mengetahui hubungan antara usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetauan,
akses informasi, dukungan social, budaya teradap literasi kanker serviks .Analisis
multivariate menggunakan linier regression.

Hasil

1. Karakteristik Responden

Table 1 Gambaran karakteristik demografi pada wanita usia subur (n 175)

Variable Kategori F (%)


Tingkat SD 1 0,6
pendidikan SMP 18 10,3
SMA 57 32.6
Perguruan Tinggi 99 56,6
Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 101 57,7
PNS 4 2,3
Guru 5 2,9
Ibu Rumah Tangga 49 28,0
Lain-lain 16 9,1
Pendapatan 1. Sangat Tinggi 91 52,0
2. Tinggi 47 26,9
3. Sedang 19 10,9
4. Rendah 18 10,3
Mean Min-
(SD) Max
Usia 24.11 14-47
(6.540)

Tabel 1 menunjukan data karaktaristik demografi didapatkan hasil bahwa


sebagian besar tingkat pendidikan responden pada perguruan tinggi sebanyak 99
orang (56,6%), dan pada hasil pekerjaan sebagian besar responden adalah
Pelajar/Mahasiswa sebanyak 101 orang (57,7%), dan pada hasil pendapatan
menunjukan sebagian besar responden memiliki pendapatan pendapatan pada
golongan sangat tinggi sebanyak 91 orang (52%).

Tabel 2 Analisis deskriptif berdasarkan Gambaran Literasi, Pengetahuan, Budaya,


Dukungan social, Akses Informasi pada wanita usia subur (n 175)

Variabel Mean Min –Max


(Std.Deviation)
Literasi 9.36 (1.954) 4-16
Pengetahuan 10.30 (3.643) 0 – 15
Budaya 38.60 (5.897) 13 – 48
Dukungan Sosial 26.84 (4.024) 12- 33
Akses Informasi 13.92 (2.343) 4 – 16
Domain Kesadaran 1.73 (0.472) 0–2
Domain screening 1.50 (0.994) 0–5
Domain Pencegahan 6.13 (1.512) 2–9

Berdasarkan table 4.2 menunjukan hasil bahwa rata-rata total literasi yaitu
9.36 (SD= 1.954 ; range 4 - 16), dan rata-rata total pengetahuan yaitu 10.30 (SD=
3.643 ; range 0 - 15), dan rata-rata total budaya yaitu 38.60 (SD= 5.897 ; range 13 –
48), rata-rata total dukungan social 26.84 (SD= 4.024 ; range 12 – 33), rata-rata total
akses informasi 13.92 (SD= 2.343 ; range 4 – 16), rata-rata total domain kesadaran
1.73 (SD= 0.472 ; range 0-2), rata-rata total domain screening 1.50 (SD= 0.994 ;
range 0-5), dan rata-rata total domain pencegahan 6.13 (SD=1.512 ; range 2-9).

2. Hubungan variabel independent teradap literasi kanker serviks pada wanita usia
subur

Tabel 3 Hubungan variabel independent teradap literasi kanker serviks pada wanita
usia subur

Variabel Total skor Literasi Kesadaran Screening Pencegahan


T P-value T P-value T P-value T P-value
Usiaa 0.121 0.109 0.114 0.134 0.038 0.614 0.096 0.206
Tingkat -0.037 0.626 0.064 0.398 0.028 0.715 - 0.306
Pendidikanb 0.078
Pekerjaanb b
0.071 0.350 0.001 0.985 0.074 0.330 0.030 0.690
Pendapatan b
0.122 0.108 0.077 0.312 0.025 0.739 0.096 0.207
Pengetahuana 0.216 0.004 0.099 0.194 -0.036 0.637 0.272 0.000
Budaya a
0.146 0.053 0.136 0.073 0.176 0.020 0.031 0.683
Akses 0.195 0.010 0.131 0.085 0.084 0.269 0.155 0.040
Informasia
Dukungan 0.150 0.048 0.131 0.085 0.122 0.107 0.071 0.354
Sosial a

Note: a=pearson, b=Spearman

Berdasarkan table di atas hasil analisis bivariate pada variabel pengetahuan


menggunakan pearson correlation didapatkan hasil koefisien korelasi 0.216 dengan nilai
p-value 0.004 (p<0.05) menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan total skor literasi. Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan
terhadap domain pencegahan dengan nilai koefisien 0.272 dan nilai p-value 0.000
(p<0.05) didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
domain pencegahan. Dan pada variabel akses informasi menggunakan pearson
correlation didapatkan nilai koefisien korelasi 0.195 dan nilai p-value 0.010 (<0.05)
menunjukan hasil adanya hubungan yang signifikan antara akses informasi dengan total
skor literasi, hasil penelitian berdasarkan akses informasi terhadap domain pencegahan
dengan nilai koefisien korelasi 0.155 dan nilai p-value 0.040 (<0.05) menunjukan
adanya hubungan yang signifikan antara akses informasi terhadap domain pencegahan.
Pada variabel dukungan social menggunakan pearson correlation dengan nilai koefisien
korelasi 0.150 dengan nilai p-value 0.048 (p<0.05) menunjukan hasil yang signifikan
antara dukungan social dengan total skor literasi. Pada penelitian berdasarkan budaya
terhadap domain screening dengan nilai koefisien korelasi 0.176 dengan nilai p-value
0.020 (p<0.05) menunjukan hasil adanya hubungan yang signifikan antara budaya
terhadap domain screening.

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,


pendapatan,dan budaya menunjukan hasil tidak adanya huungan yang signifikan
terhadap total skor literasi.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi kanker serviks pada wanita usia
subur

Tabel 4 Faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi kanker serviks pada


wanita usia subur

T p-vaelue
Pengetahuan 2.674 0.008
Dukungan Sosial 1.300 0.195
Akses informasi 1.895 0.060
Berdasarkan table di atas uji statistic menggunakan linear regression didapatkan
hasil bahwa variabel pengetahuan memiliki nilai yang signifikan dengan p-value 0.000
(p<0.05) yang menunjukan adanya pengaruh antara pengetahuan terhadap literasi
dengan pengetahuan yang tinggi memiliki tingkat literasi 2,6 kali lebih tinggi. Dan
untuk variabel dukungan social dan akses informasi tidak adanya pengaruh yang
signifikan (p>0.05).
Diskusi

1. Analisis Univariat

1. Gambaran Karakteristik demografi responden

a. Usia

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil usia responden rata rata berusia 22 tahun.
Pada rentang usia 22 tahun seseorang memiliki tingkat literasi yang baik hal ini di
karenakan pada usia muda seseorang bisa menerima dan mencari informasi tentang
kesehatan dari internet ataupun dari media masa lainnya, hal ini sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh (Wardani & Jalan, 2020) pada rentang usia 22 tahun
tingkat literasinya baik dikarenakan pada usia 22 tahun memiliki kemampuan untuk
menyerap informasi lebih baik dan memiliki motivasi yang baik dalam mencari
informasi kesehatan

b. Tingkat pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden


memiliki tingkat pendidikan pada perguruan tinggi, seseorang dengan pendidikan
lebih tinggi akan memiliki tingkat literasi baik karena mampu mendapatkan dan
memahami informasi tentang kesehatan lebih baik. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh (Ulfiana & Lakhmudien, 2020) yang menyatakan
bahwa sebagian besar respondennya memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi,
tingkat pendidikan dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung
terhadap literasi kesehatan, dan kemampuan seseorang untuk memahami suatu bidang
keilmuan.

Menurut penelitian (Wardani & Jalan, 2020) literasi pada seseorang yang
memiliki pendidikan lebih tinggi literasinya akan lebih baik dibandingkan dengan
seseorang yang pendidikannya lebih rendah. Seseorang dengan pendidikan lebih tinggi
memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan memahami suatu informasi. Pendidikan
juga mempengaruhi pengetahuan seseorang dan juga dapat meningkatkan kemampuan
seseorang dalam menghadapi masalah kesehatan (Nazmi, Rudolfo, Restila, & Emytri,
2015).

c. Pekerjaan

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian responden adalah


pelajar/mahasiswa. Hasil ini sejalan dengan penelitian (J. Lee & Kunda, 2020) literasi
kesehatan pada pelajar/mahasiswa memiliki tingkat literasi yang baik. kemungkinan
karena pelajar/mahasiswa sudah terbiasa dalam mencari informasi melalui internet
ataupun buku, sehingga bisa meningkatkan tingkat literasi dan keputusan terhadap
kesehatannya sehingga memiliki tingkat literasi yang baik.

Literasi kesehatan sangat berperan dalam meningkatkan sumber daya manusia


yang seharusnya dikenalkan sejak usia dini. Pelajara/mahasiswa akan mengahadapi
banyak rintangan seperti harus hidup mandiri, tinggal jauh dari orangtua menghadapi
teman baru, sehingga literasi nya akan baik karena akan meningkatkan capaian
akademiknya (Emilia & Wahjuni, 2020).

d. Pendapatan

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden


memiliki pendapatan lebih dari Rp.3.000.000. Seseorang yang memiliki tingkat
pendapatan yang tinggi akan memiliki tingkat literasi yang baik daripada seseorang
yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Tingkat ekonomi akan mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan
sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi literasi kesehatannya.
2. Gambaran Literasi

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa responden memiliki tingkat literasi


yang baik, mendekati nilai maximum. Dengan literasi baik dapat mudah meningkatkan
kesehatannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Edyawati,
Asmaningrum, & Nur, 2021) seseorang dengan literasi kesehatan yang baik akan
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan, kemudia seseorang yang
memiliki literasi yang baik dapat mengetahui cara pencegahan, bagaimana cara penularan
penyakit, bagaimana cara pengobatan penyakit.

3. Gambaran pengetahuan

Dalam penelitian ini sebagian responden memiliki pengetahuan yang baik, mendekati
nilai maximum. Seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentu saja akan
memiliki tingkat literasi yang baik juga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di
lakukan oleh (Ayamolowo et al., 2020) yang menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki
pengetahuan yang baik akan memiliki tingkat literasi yang baik juga terhadap informasi
kesehatan.

4. Gambaran Dukungan social

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa dukungan social responden baik


mendekati nilai maximum. Dukungan sosial/ Social support adalah sumber-sumber yang
disediakan orang lain terhadap individu yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis
individu bersangkutan (Cohen & Syme dalam Apollo & Cahyadi, 2012). Seseorang yang
memiliki dukungan social yang baik maka akan memiliki teman dekat untuk diajak
berdiskusi terhadap keputusan untuk melakukan tes pap smear (Seow, A., Huang, J. &
Straughan, 2000).

5. Gambaran akses informasi

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa akses informasi responden baik


mendekati nilai maximum. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Santosa & Pratomo,
2021) yang menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki akses informasi kesehatan yang
tinggi mendapat peluang untuk memiliki tingkat literasi kesehatan yang tinggi tujuh kali
lebih besar di banding seseorang yang memiliki akses informasi kesehatan yang rendah.

6. Gambaran budaya

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa keterikatan budayanya baik mendekati


nilai maximum.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Handayani,
2019) dalam penelitiannya menunjukan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki
tingkat budaya yang tinggi.

Budaya memiliki keterikatan pada tingkat pengetahuan seseorang dan keyakinan


yang pada akhirnya akan mempengaruhi literasi kesehatan seseorang. Nilai-nilai budaya
tradisional akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam mengambil keputusan tentang
kesehatannya.

2. Analisis bivariat

1. Hubungan usia terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara usia dengan literasi kesehatan. Sedangkan hasil berbeda pada penelitian
(Wahyuningsih, 2019) menunjukan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
usia terhadap literasi kesehatan, namun pada penelitiannya sebagian besar responden
berada pada kategori usia 30-45 tahun. Hal ini kemungkinan karena sebagian responden
berada pada rentang usia 21-23 yang kemungkinan tingkat literasinya baik karena pada
usia 21-23 kemampuan mencari infromasi kesehatannya baik. hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh ( Rahmaniah et al., 2021) yang menyatakan bahwa rata-
rata usia responden berada pada rentang usia 20-23 tahun yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara usia terhadap literasi kesehtaan.

2. Hubungan tingkat pendidikan terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan terhadap literasi kanker serviks. Sedangkan hasil yang berbeda
pada penelitian (Wahyuningsih, 2019) menunjukan hasil adanya hubungan pada tingkat
pendidikan terhadap literasi kesehatan.
Hal ini kemungkinan karena akses informasi yang tinggi diluar pendidikan formal
dimiliki oleh responden. Hasil penelitian sebelumnya mengatakan bahwa, membaca atau
mendapatkan informasi setiap hari dapat memberikan efek positif pada literasi kesehatan,
menunjukan bahwa kebiasaan yang berhubungan dengan literasi dalam kehidupan sehari-
hari dapat berkontribusi pada literasi kesehatan dan mengimbangi level pendidikan (van
der Heide et,al..2013).

3. Hubungan pekerjaan terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian di dapatkan hasil bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan
antara pekerjaan terhadap literasi kanker serviks. Penelitian lain dengan hasil yang
berbeda oleh (Wahyuningsih, 2019) yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan
antara pekerjaan terhadap literasi kanker serviks. Hal ini kemungkinan karena sebagian
besar responden pelajar/mahasiswa yang menyebabkan pekerjaan pada penelitian ini
tidak merata.

4. Hubungan pendapatan terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan
antara pendapatan terhadap literasi kanker serviks. Penelitian lain dengan hasil yang
berbeda yang dilakukan oleh (Wahyuningsih, 2019) yang menyatakan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara pendapatan terhadap literasi kanker serviks. Hal ini
kemungkinan karena sebagian besar responden memiliki akses informasi yang baik
meskipun memiliki level pendapatan yang berbeda. Semakin tinggi akses informasi
semakin banyaknya informasi yang mungkin di dapatkan oleh responden untuk
meningkatkan literasi.

5. Hubungan pengetahuan terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
pengetahuan terhadap literasi kanker serviks. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Ayamolowo et al., 2020) yang menyatakan bahwa adanya hubungan
yang signifikan antara pengetahuan terhadap literasi kesehatan dimana seseorang yang
memiliki pengtahuan yang baik maka akan meningkatkan tingkat literasi kesehatannya.
al ini kemungkinan karena tingkat literasi responden tinggi sehingga pengetahuan bisa
signifikan karena semakin tinggi tingkat literasi maka akan semakin tinggi juga tingkat
pengetahuan seseorang.

6. Hubungan budaya terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan
antara budaya terhadap literasi kanker serviks. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Toar, 2020) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang
signifikan antara budaya terhadap literasi kesehatan Namun dalam penelitian ini
didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara budaya terhadap
domain screening literasi kanker serviks. Budaya akan mempengaruhi seseorang untuk
mengikuti pola prilaku tertentu yang telah dibuat oleh seseorang. Setiap kelompok
masyarakat memiliki tradisi dan budaya yang unik dan akan berpengatuh kepada cara
berfikir, cara memandang, dan cara bersikap pada pengetahuan dalam menghadapi
masalah kesehatan. Kebiasaan wanita Indonesia enggan melakukan screening Papsmear
karena merasa malu, takut dan faktor biaya. Sehingga mau melakukan screening ketikan
sudah ada keluhan.

7. Hubungan dukungan social terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
dukungan social terhadap literasi kanker serviks. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang di lakukan (Liu et al., 2020) yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara dukungan social terhadap literasi kesehatan. Penelitian menunjukan
adanya hubungan yang signifikan antara dukungan social terhadap literasi kanker
serviks kemungkinan jika seseorang memiliki dukungan social yang tinggi maka akan
lebih aktif untuk mengambil keputusan terhadap kesehatannya. Seseorang dengan
dukungan social tinggi akan memiliki motivasi untuk meningkatkan kesehatnnya.

8. Hubungan akses informasi terhadap literasi kanker serviks

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
akses informasi terhadap literasi kanker serviks. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Santosa & Pratomo, 2021) yang menyatakan bahwa akses
informasi menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap literasi kesehatan adanya
hubungan yang signifikan antara akses informasi terhadap literasi kesehatan. Penelitian
ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara akses informasi terhadap
literasi kanker serviks kemungkinan karena semakin banyak seseorang mengakses
informasi tentang kesehatan maka semakin luas juga pengetahuannya tentang
kesehatan/kanker serviks. Seseorang dengan akses informasi yang baik maka dapat
meningkatkan jumlah informasi yang diperoleh dan akan berpengaruh pada pengetahuan
dan pemahaman seseorang dalam mengambil keputusan dan menilai informasi
kesehatannya.

3. Analisis Multivariat

Berdasarkan penelitian uji statistic multivariate menggunakan linear regression di


dapatkan hasil bahwa faktor pengetahuan menjadi faktor yang paling dominan diantara
variabel lainnya. Hasil pengetahuan menunjukan adanya pengaruh terhadap literasi
kanker serviks. Hal ini sejalan dengan penelitian (Hicks, Barragán, Franco-Paredes,
Williams, & Del Rio, 2006) yang menyatakan bahwa pengetahuan menjadi faktor yang
paling berpengaruh terhadap literasi kesehatan. Hal ini kemungkinan terjadi karena
seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka akan meningkatkan tingkat literasi
kesehatan dalam membuat keputusan kesehatannya.

Uji Etik

Penelitian ini layak secara etik—pelaksanaan etik dari Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
(STIKep) PPNI Jawa Barat dengan No. III/035/KEPK-SLE/STIKEP/PPNI/JABAR/VII/2022

Kesimpulan

1. Gambaran karakteristik demografi pada wanita usia subur menunjukan rata-rata responden
berusia 24.11 (SD=6.540), sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi
(56,6%), sebagian besar responden pelajar/mahasiswa (57,7%), sebagian besar responden
berpendapatan lebih dari Rp.3.000.000 (39,4%). Gambaran literasi kanker serviks pada wanita
usia subur yaitu nilai maximum dan dikategorikan tingkat literasinya baik dengan rata-rata nilai
9.36 (SD=1.954 ; range 4-16). Gambaran pengetahuan kanker serviks pada wanita usia subur
yaitu nilai maximum dan dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 10.30 (SD=3.643 ; range 0-
15).Gambaran budaya pada wanita usia subur yaitu nilai maximum dan dikategorikan baik
dengan nilai rata-rata 38.60 (SD=5.897 ; range 13-48), dan pada budaya sebagian besar
responden berbudaya sunda (80,1%). Gambaran dukungan social pada wanita usia subur yaitu
nilai maximum dan dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 26.84 (SD=4.024 ; range 12-
33).Gambaran akses informasi kesehatan pada wanita usia subur yaitu nilai maximum dan
dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 13.92 (SD= 2.343 ; range 4-16).

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap literasi kanker serviks pada
wanita usia subur dengan nilai koefisien korelasi 0.216 dan p-value 0.004 (<0.05). Dan terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan domain pencegahan kanker serviks dengan
nilai koefisien korelasi 0.272 dan p-value 0.000 (<0,05) Terdapat hubungan yang signifikan
antara akses informasi terhadap literasi kanker serviks pada wanita usia subur dengan nilai
koefisien korelasi 0.195 dan p-value 0.010 (<0,05), terdapat hubungan yang signifikan antara
akses informasi terhadap domain pencegahan dengan nilai koefisien korelasi 0.155 dan p-value
0.040 (<0,05).Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan social terhadap literasi kanker
serviks pada wanita usia subur dengan nilai koefisien korelasi 0.150 dan p-value 0.048 (<0,05),
Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya terhadap domain screening literasi kanker
serviks pada wanita usia subur dengan nilai koefisien korelasi 0.176 dan p-value 0.020 (<0,05).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi kanker serviks pada wanita usia subur
menggunakan linear regresi menunjukan bahwa pengetahuan menjadi faktor yang dominan
berpengaruh terhadap literasi kanker serviks dengan nilai koefisien korelasi 4. dan p-value 0.000
(<0,05) yang menunjukan pengetahuan yang tinggi memiliki tingkat literasi kanker serviks 4,5
kali lebih tinggi.

Referensi
Agustian, I., Saputra, H. E., & Imanda, A. (2019). Pengaruh Sistem Informasi Manajamen
Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Di Pt. Jasaraharja Putra Cabang Bengkulu.
Profesional: Jurnal Komunikasi Dan Administrasi Publik, 6(1), 42–60.
https://doi.org/10.37676/professional.v6i1.837
Amirullah. (2015). Populasi Dan Sampel (pemahaman, jenis dan teknik). Wood Science and
Technology, 16(4), 293–303.
Anwar, M., Kurniawan, A. W., & Yudasmara, D. S. (2020). Studi Cross Sectional
Antropometri Anak Usia 7-12 Tahun Dataran Rendah. Gelanggang Pendidikan Jasmani
Indonesia, 3(2), 91. https://doi.org/10.17977/um040v3i2p91-96
Ariani, S. (2015). Stop kanker. yogyakarta: istana media.
Arsitasari, R. (2019). Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Iud Di Gunungbutak
Gunungkidul 2019.
Ayamolowo, S. J., Oginni, M. O., Akinrinde, L. F., & Ayamolowo, L. B. (2020). The
influence of health literacy on knowledge of cervical cancer prevention and screening
practices among female undergraduates at a university in southwest Nigeria. Africa Journal of
Nursing and Midwifery, 22(1). https://doi.org/10.25159/2520-5293/6615
Baker, D. W., Gazmararian, J. A., Sudano, J., & Patterson, M. (2000). The Association
Between Age and Health Literacy Among Elderly Persons. Journal of Gerontology: Social
Sciences, 55(6), 368–374.
Bayrami, R., Taghipour, A., & Ebrahimipour, H. (2015). Personal and socio-cultural barriers
to cervical cancer screening in Iran, patient and provider perceptions: A qualitative study.
Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 16(9), 3729–3734.
https://doi.org/10.7314/APJCP.2015.16.9.3729
Bazaz, M., Shahry, P., Latifi, S. M., & Araban, M. (2019). Cervical Cancer Literacy in
Women of Reproductive Age and Its Related Factors. Journal of Cancer Education, 34(1), 82–
89. https://doi.org/10.1007/s13187-017-1270-z
Bray, F., Ferlay, J., Soerjomataram, I., Siegel, L., Torre, L. A., & Jemal, A. (2018). Statistik
Kanker Global 2018 : Estimasi GLOBOCAN Insiden dan Kematian di Seluruh Dunia untuk
36 Kanker di 185 Negara. 394–424. https://doi.org/10.3322/caac.21492.
Burden, G., & Study, C. (2020). Ini Jenis Kanker yang Paling Banyak Diderita Penduduk
Indonesia.
Edyawati, E., Asmaningrum, N., & Nur, K. R. M. (2021). Hubungan Tingkat Literasi
Kesehatan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Kabupaten
Ponorogo. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 8(2), 50–59.
https://doi.org/10.32539/jks.v8i2.15302
Jatho, A., Bikaitwoha, M. E., & Mugisha, N. M. (2020). Socio-culturally mediated factors
and lower level of education are the main influencers of functional cervical cancer literacy
among women in Mayuge, Eastern Uganda. Ecancermedicalscience, 14.
https://doi.org/10.3332/ECANCER.2020.1004
Kemenkes RI. (2018). pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana kanker serviks.
Ridho, M., Burhanto, & et al. (2019). Hubungan antara Sosial Budaya dengan Kualitas
Hidup Penderita Hipertensi pada Etnis Dayak di Desa Pampang Samarinda. Borneo Student
Research Hubungan, 36, 32–37.
Sahroni, S., Anshari, D., & Krianto, T. (2019). Determinan Sosial Terhadap Tingkat Literasi
Kesehatan Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota Cilegon. Faletehan Health Journal, 6(3),
111–117. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i3.94
Santosa, K. S., & Pratomo, H. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Literasi Kesehatan Pasien Pelayanan Kedokteran Keluarga. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(2), 681–692. https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i2.1798

Anda mungkin juga menyukai