Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN

TENTANG INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA IBU


PENGAJIAN RANTING AISYIYAH KECAMATAN MEDAN DENAI
SEMINAR HASIL

Oleh :
ANGGIE YURIKO
1608260103
Dosen Pembimbing :
dr. Nelli Murlina, MKT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat

Distribusi Data Demografi Responden


Karakteristik Demografi Frekuensi Presentase (%)
(n)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 0 0
Perempuan 30 100
Pendidikan Terakhir
SMP 2 6.7
SMA 13 43.3
Akademik (D3/Sarjana) 15 50.0
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan Tingkat Pengetahuan Responden Total


Terakhir Baik Cukup Kurang
n % N % N % N %
SMP 0 0 0 0 2 6.7 2 6.7
SMA 2 5.27 9 32.75 2 5.27 13 43.3
Akademik 4 14.45 11 35.55 0 0 15
50.0
(D3/S1)
Total 6 19.72 20 68.3 4 11.97 30 100
Analisis Bivariat

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden berdasarkan


Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan Responden


Pendidikan
Terakhir Baik Cukup Kurang P Value
N % N % N %
SMP 0 0 0 0 2 6.6
SMA 2 5 9 32.85 2 5
Akademik 4 15 11 35.55 0 0 .004
(D3/S1)
Total 6 20 20 68.4 4 11.65
Pembahasan
Pada penelitian ini subjek penelitian berjumlah 30 orang pada ibu pengajian
ranting Aisyiyah Kecamatan Medan Denai. Dimana didapatkan hasil uji analisis
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan
tentang infeksi Soil Transmitted Helminths (P=0.004), tingkat pendidikan terakhir
D3/Sarjana dimana memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang
(14.45%), dan tingkat pengetahuan cukup 11 orang (35.55%). Dimana penelitian
ini sejalan dengan penelitian Ded et al., dimana sesuai teori yang telah
dipaparkan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
terhadap infeksi kecacingan adalah tingkat pendidikan responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Trisnawawi, bahwa ibu dengan
pengetahuan yang cukup baik tentang infeksi cacing STH dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam menjaga kesehatan anggota
dirumahnya, dimna teori menyatakan bahwa pengetahuan dan kognitif
merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang
Dimana penelitian ini sejalan dengan penelitian Ded et al., dimana sesuai
teori yang telah dipaparkan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang terhadap infeksi kecacingan adalah tingkat
pendidikan responden. Sejalan dengan penelitian Trisnawawi, bahwa ibu
dengan pengetahuan yang cukup baik tentang infeksi cacing STH dapat
mempengaruhi perilaku ibu dalam menjaga kesehatan anggota
dirumahnya, dimna teori menyatakan bahwa pengetahuan dan kognitif
merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang.
Pada penelitian Rattu et al. tingkat pendidikan ibu dengan
infeksi cacing ditemukan bahwa kategori ibu dengan
pendidikan dasar di temukan anak positif kecacingan sebayak
3 orang anak, sedangkan pada ibu yang dengan kategori
pendidikan lanjut/tinggi hanya ditemukan 2 orang yang positif
dengan nilai sinifikan 0.03 (p<0.05).
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ibu dengan tingkat pendidikan terakhir D3/Sarjana memiliki


pengetahuan baik sebanyak 4 orang (14.45%), dan cukup 11 orang
(35.55%).
2. Ibu dengan tingkat pendidikan terakhir SMA memiliki pengetahuan
baik sebanyak 2 orang (5.27%), cukup sebanyak 9 orang (32.75%),
dan kurang sebanyak 2 orang ( 5.27%)
3. Ibu dengan tingkat pendidikan terakhir SMP sebanyak 2 orang (6.7%)
memiliki pengetahuan kurang
4. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan
tentang infeksi STH pada ibu pengajian ranting aisyiyah.
SARAN

Untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan


wawancara lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang
mendalam mengenai perihal apasaja yang belum diketahui
mengenai infeksi STH.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Soil-transmitted helminth infections. https://www.who.int/health-
topics/soil-transmitted-helminthiases#tab=tab_1 (2019).
2. Natadisastra, D. & Agoes, R. parasitologi kedokteran : ditinjau dari organ tubuh yang diserang. (EGC,
2009).
3.Centers for Disease Control. parasites - soil transmitted helminths.
https://www.cdc.gov/parasites/sth/index.html (2013).
4. Ghassani, A. Hubungan Infeksi Cacing Usus STH dengan Kebiasaan Bermain Tanah pada SDN 09 Pagi
Paseban. (universitas indonesia, 2010).
5. Arfina, D. Hubungan Menyiram Menggunakan Air Sumur dengan Kontaminasi Soil Transmitted
Helminths pada Tanaman Kubis di Desa Seribu Dolok Simalungan Sumatera Utara. (Universitas Sumatera
Utara, 2011).
6. Prabandari, A. S. Prevalensi Soil Transmitted Helminthiasis pada Siswa Sekolah Dasar di Kota
Semarang. J. Heal. Res. 3, 1–10 (2020).
7. Lubis, I. D. Hubungan Higienitas Pribadi siswa-siswi Sekolah Dasar dengan Infeksi Kecacingan. J. Ilm.
Simantek 3, 55–61 (2019).
DAFTAR PUSTAKA
8. Wandra, T. et al. Soil-transmitted helminth infections and taeniasis on Samosir Island, Indonesia. Acta Trop.
202, 105250 (2020).
9. Artika, S. prevalensi infeksi soil transmitted helminths pada murid sekolah dasar kecamatan medan denai.
(universitas muhammadiyah sumatera utara, 2014).
10. Widjaja, Junus Leonardo Tarok Lobo, Okativiani, P. The prevalence and types of soil-transmitted helmint
eggs ( STH ) in basil vegetable of grilled fish traders in Palu Prevalensi. 5, 61–66 (2014).
11. Khuroo, M. S. ASCARIASIS. Gastroenterol. Clin. North Am. 25, 553–577 (2005).
12. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, J. Parasitologi Kedokteran edisi ketiga. (1998).
13. Shah, J. & Shahidullah, A. Ascaris lumbricoides : A Startling Discovery during Screening Colonoscopy.
11581, 224–229 (2018).
14. Rahmalia, A. . Efek Antihelmintik Infusa Biji Kedelai Putih ( Glycine max ( L ) Merril ) terhadap Waktu
Kematian Cacing Gelang Babi ( Ascaris suum , Goeze ) In vitro. (universitas sebelas maret surakarta,
2010).
DAFTAR PUSTAKA
15. Centers for Disease Control. Siklus Hidup Ascaris lumbricoides. https://www.cdc.gov/dpdx/ascariasis/index.html (2019).
16. Aru W Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, M Simadibrata, S. S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
(InternalPublishing, 2006).
17. Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K Sjarifuddin, S. S. Parasitologi Kedokteran. (Balai Penerbit FKUI, 2008).
18. Zaman, V. atlas parasitologi kedokteran : atlas protozoa, cacing, dan artropoda penting. (1997).
19. Avinash Viswanath , Siva Naga S. Yarrarapu, M. W. Trichuris Trichiura (Whipworm, Roundworm). StatPearls (2020).
20. Tjahjani, S. Penyakit parasit yang ditularkan melalui makanan dan minuman. (EGC, 2016).
21. Centers for Disease Control. Siklus Hidup Trichuris trichiura. https://www.cdc.gov/dpdx/trichuriasis/index.html (2017).
22. Onggowaluyo, jangkung samidjo. parasitologi medik I ( helmintologi ) : pendekatan aspek identifikasi, diagnosis, dan
klinik. (EGC, 2001).
23. Sumarmo S Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S Hadinegoro, H. I. S. Buku Ajar lnfeksi & Pediatri Tropis.
(2008).
24. Centers for Disease Control. Siklus Hidup Cacing Tambang.
DAFTAR PUSTAKA
25. Imas Masturoh, SKM., M. K. (Epid) & Nauri Anggita T, SKM, M. K. Metodologi Penelitian Kesehatan.
(2003). doi:10.16309/j.cnki.issn.1007-1776.2003.03.004.
26. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: rineka cipta 16, 15–49 (2003).
27. Ded et al., Hubungan antara status ekonomi, tingkat pendidikan, dan pengetahuan ibu tentang penyaki
kecacingan dengan infeksi cacing pada siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 47 Kota Manado. fkmunsrat.
2019. 2;1:132-137
28. Trisnawati R. Hubungan antara pengetahuan dan personal hygiene dengan angka kejadian kecacingan usus
pada pemulung anak-anak usia Sekolah Dasar di TPA Sukawinatan Palembang. Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2018. 2:4;120-126
29. Sekartini R, Wawolumaya C, Kesume W, Memy YD, Yulianty, Syihabul S dan Prasetyo TH.
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Memiliki Anak Usia SD tentang Penyakit Kecacingan di Kelurahan
Pisangan Baru. Jakarta Timur.2017. 3(1);120-130
30. Ratu. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak Serta Lingkungan Rumah dan Sekolah dengan Kejadian
Infeksi Kecacingan Anak Sekolah Dasar (Studi di Kecamatan Prembun Kabupaten
Kebumen).2019.2(3);145-47
31. Quihui et al. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan kejadian dan Intensitas Kecacingan pada Murid
Sekolah Dasar di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Tahun. 2018. 1(2);133-137
DAFTAR PUSTAKA
32. Sastroasmoro et al.Parasit-parasit Intestinal yang ditemukan pada Murid SD pada daerah Pusat kota daerah Pertanian dan
daerah Nelayan Padang Sumbar. Prosiding Seminar Parasitologi V. Sumbar. 2017. 2(1);122-125

33. Rahayu. Hubungan Higiene Perseorangan Anak Sekolah Dasar dan Kondisi Kesehatan Lingkungan Rumah dengan Kejadian
Penyakit Kecacingan di Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu. 2018. 2(1);233-238

34. Sink, W. Pengaruh pendidikan ibu terhadap tingkat pengetahuan kecacingan di sekitar rumahnya. 2018. 3(1);100-109

35. Chadijah D, Supardi S, Sumarni S. Peranan Pendidikan Kesehatan pada Ibu terhadap Reinfeksi Penyakit Cacing pada Anak
Usia Sekolah Dasar. Sains Kesehatan.2017. 2(1); 120-126

36. Lily et al. Pengetahuan ibu tentang infeksi cacing Ascaris lumbricoides pada anak usia pra sekolah di desa batu merah kota
Ambon. Molluca medica. Jurnal kedokteran dan kesehatan program studi pendidikan dokter Universitas pattimura. 2017. 2(4); 222-
224

37. Sumanto. Tingkat pendidikan dan Sosial Ekonomi seseorang dalam pencegahan infeksi STH di lingkungan sekitarnya. 2017. 4(2);212-
218
DOKUMENTASI
LINK PENELITIAN :
https://forms.gle/ERrk3bewjP9WMKkYA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai