(JURNAL DIARE)
Oleh:
SUPRATMAN
NIM. 01.2015.173
PALOPO
2017
89
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI
MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI RSU PANCARAN
KASIH MANADO
ABSTRAK
Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia hal ini dikarenakan masih
tingginya angka kesakitan diare yang menyebabkan kematian terutama pada balita. Faktor sanitasi
makanan yang buruk dapat menyebabkan seorang anak terkena diare. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubunganengetahuan ibu tentang sanitasi makanan debgan kejadian diare
pada balita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden dengan pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Paviliun Ester RSU
Pancaran Kasih Manado. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016. Hasil analisa bivariat
pada hubungan pengetahuan ibu tentang sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita
dengan menggunakan uji Sperman Rho tersebut adalah sebesar 0,043 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 atau nilai sig p= 0,823>0,05. Dengan hasil analisa hubungan pengetahuan ibu tentang
sanitasi makanan dengan kejadian diare pada balita di RSU Pancaran Kasih Manado dengan uji
dengan uji statistik dengan taraf yang digunakan 0,05. Dengan demikian Ho di terima da Ha di
tolak atau tidak ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Makanan dengan Kejadian
Diare.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Makanan, Kejadian
Diare
Pendahuluan
Diare merupakan keadaan dimana tinjanya dan anak dapat menimbulkan dampak negatif,
encer, dan dapat bercampur darah dan lender. yaitu dapat menghambat proses tumbuh
Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan kembang anak yang pada akhirnya dapat
tubuh , maka hal ini dapat menyebabkan menurunkan kualitas hidup anak.
kematian (Ummuaulia, 2008). Menurut Widjaja (2002). Penyakit diare
Menurut Behrman, (2002) diare adalah merupakan masalah kesehatan masyarakat.
buang air besar yang tidak normal atau bentuk Penderita diare di wilayah Indonesia pada tahun
tinja yang encer dengan frekuensi tinja lebih 2013 yang tertinggi adalah di daerah
banyak dari biasanya. Penyakit diare pada bayi Kalimantan Selatan yakni sejumlah
1.744
89
orang, Bali 677 orang, Sulawesi Utara 310 lebih banyak dibandingkan kejadian diare pada
orang, Sulawesi Selatan 160 orang, Sulawesi seluruh golongan umur yakni sekitar 55 %. Saat
Tenggara 115 orang dan Jawa Tengah 88 ini jumlah penderita di Sulawesi Utara
orang.Menurut Depkes, (2005) banyak faktor menduduki urutan ke - 3. Ini merupakan
yang dapat menyebabkan diare, diantaranya masalah yang harus diatasi oleh tim kesehatan.
adalah : infeksi dari berbagai bakteri, infeksi Badan statistik menunjukan bahwa setiap tahun
berbagai macam virus, alergi makanan dan diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia
parasit yang masuk kedalam tubuh melalui dan 2/3nya adalah Balita dengan korban
makanan dan parasit yang masuk kedalam meninggal sekitar 600.000 jiwa (Widjaja, 2002).
tubuh melalui makanan dan minuman yang Dari hasil penelitian yang didapat di tahun
kotor. 2015 di lingkup kerja Rumah Sakit Pancaran
Berdasarkan hasil survey Program Kasih Manado diperoleh selama 2 tahun
Pemberantasan (P2) diare di Indonesia terakhir yaitu tahun 2014 jumlah balita yang
menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di menderita diaresebanyak 112 penderita, dan
Indonesia pada Tahun 2000 sebesar 301 per pada bulan Januari-Oktober 2015 adalah
1000 penduduk dengan episode diare balita sebanyak 125 penderita. Dalam hal ini, upaya
adalah 1,0-1,5 kali per tahun. Tahun 2003 yang dilakukan dalam menanggulangi diare
angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi adalah dengan penyuluhan kesehatan, adalah
374 per 1000 penduduk. Hasil survey salah satunya dalam sanitasi makanan yang
Departement Kesehatan (2003), penyakit diare meliputi kebersihan dan tempat pengolahan
menjadi penyebab kematian pada balita. makanan.
Kejadian diare pada balita secara proposional
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
31-40
tahun
20%
50% 20-25 tahun
30% 21-25
26-30 26-30 tahun
tahun
ta hun 31-40 tahun
Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan umur di paviliun ester RSU Pancaran Kasih Manado
Berdasarkan gambar 1 diatas dapat dilihat banyak responden adalah berumur 20-25 tahun
bahwa karakteristik responden berdasarkan sebanyak 15 orang dari 30 responden.
umur (50%) menunjukan bahwa yang
paling
90
3,3 %
SD
40 % SM P
56,7 %
SM A
Gambar 2. Distribusi Responen Berdasarkan Pendidikan Di Paviliun Ester Rumah Sakit Pancaran
Kasih Manado Januari 2016.
Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dilihat 17 orang 56,7% dan tidak mengalami kejadian
bahwa karakteristik dari responden berdasarkan diare ada 13 orang atau 43,3 % dari 30
tingkat pendidikan menunjukan bahwa yang Responden
paling banyak adalah berpendidikan SMA yaitu
13,3 % Baik
46,7 %
Cukup
40,0 % Kurang
Berdasarkan gambar 3 diatas, bahwa orang atau 46,7% dan yang paling sedikit
karakteristik berdasarkan pengetahuan yang berpengetahuan baik 4 orang atau 13,3% dari
paling banyak yaitu berpengetahuan cukup 14 30 responden.
Tidak Ada
56,7 %
43,3 % kejadia n Diare
Ada Kejadia n
Dia re
Gambar 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare pada Balita di Paviliun Ester
RSU Pancaran Kasih Manado Januari 2016.
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Makanan dengan Kejadian Diare pada
Balita di RSU Pancaran Kasih Manado.
Tentang sanitasi
N % N % %
Dari hasil tabel 2 karakteristik dengan hasil uji statistic sperman rho
responden berdasarkan pengetahuan tergolong didapatkan hasil nilai dengan demikian
dalam kategori cukup yakni 14 orang atau (p)=0,823 artinya lebih besar dari >0,05 Ho
46,7% dan yang paling sedikit yaitu diterima atau tidak ada hubungan pengetahuan
berpengetahuan baik yakni 4 orang atau 13,3% ibu tentang sanitasi makanan dengan kejadian
dan balita yang mengalami kejadian diare ada diare pada balita di RSU pncaran kasih
17 orang atau 56,7% dari 30 responden. Dari Manado.
hasil analisa kedua hubungan variabel diaatas
Pembahasan
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Makanan dengan Kejadian Diare pada Balita di
RSU Pancaran Kasih Manado.
Dari hasil analisa hubungan kedua variabel sebanyak 4 orang atau (13.3%) dan juga
menggunakan uji statistic sperman rho karateristik responden berdasarkan kerjadian
menunjukan nilai signifikan p= 0,823> 0,05 diare ada kejadian 17 orang atau (56.7%) dan
dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak tidak ada kejadian 13 orang atau (43.3%).
yang artinya tidak ada hubungan pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari
ibu tentang sanitasi makanan dengan kejadian manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan
diare pada balita di RSU Pancaran Kasih pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Manado sejalan dengan asumsi berikut : Pengindraan terjadi melalui panca indra
1. Tingkat Pengetahuan Ibu manusia yakni indra penglihatan, penciuman,
2. Kesehatan Lingkungan pendengaran, penawaran rasa,dan peraba.
Sebagian besar pengetahuan manusia
1. Tingkat Pengetahuan Ibu diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut asumsi peneliti, sesuai Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
pengamatan yang dilakukan, pengetahuan yang sangat penting dalam membentuk
ibu tentang sanitasi makanan di Paviliun tindakan seseorang over behavior
Ester RSU Pancaran Kasih Manado sudah (Notoatmodjo, 2007).
cukup tahu tentang pengolaan makanan
yang baik di rumah sehingga menurunkan
angka kejadian diare pada anak. 2. kesehatan lingkungan
Berdasarkan hasil univariate menunjukan Menurut asumsi peneliti, kesehatan
karateristik yang paling banyak responden lingkunga yang baik akan sangat
berdasarkan pengetahuan ibu berada pada berpengaruh pada kesehatan, contohnya
kategori cukup sebanyak 14 orang atau (46,7%) penggunaan sumber air minum yang
dan paling sedikit bereda pada kategori baik merupakan saran sanitasi yang berkaitan
92
dengan kejadian diare, selain penggunaan karateristik responden berdasarkan kerjadian
air minum, sikap dan perilaku ibu dalam diare ada kejadian 17 orang atau (56.7%) dan
menjaga kebersihan diri misalnya dengan tidak ada kejadian 13 orang atau (43.3%).
tidak mencuci tangan pada saat Menurut Depkes RI (2005), factor yang
memberikan makanan pada bayi. menyebabkan resiko terjadinya diare adalah
Berdasarkan hasil univariate menunjukan factor lingkungan praktik penyapihan yang
karateristik yang paling banyak responden buruk dan malnutrisi. Banyak factor yang
berdasarkan pengetahuan ibu berada pada menyebabkan diare diantaranya adalah: Infeksi
kategori cukup sebanyak 14 orang atau (46,7%) dari berbagai bakteri, infeksi dari berbagaio
dan paling sedikit bereda pada kategori macam virus, alergi makanan dan minuman
baik sebanyak 4 orang atau (13.3%) dan yang kotor.
juga
Simpulan
1. Pengetahuan ibu tentang sanitasi makanan 3. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu
sebagian besar dalam kategori cukup. tentang sanitasi makanan dengan kejadian
2. Kejadian diare pada balita di lingkup rumah diare pada balita di RSU pancaran kasih
sakit pancaran kasih Manado yakni Manado.
mangalami kejadian diare
Saran
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi,2006. Prosedur Penelitian Widjaya, 2003. Mengatasi diare dan keracunan
suatu pendekatan praktek. Jakarta Rineka pada balita. Jakarta: Kawan Pustaka.
Cipta. Wijaya, A. S & Putri, Y. M 2013. Keperawatan
Departement Kesehatan RI, 2005 Masalah medical bedah,. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kesehatan di Indonesua. Badan Litbankes Wiwin Puji Astuti (2011), Jurnal Penelitian
RI, Jakarta. HUbungan Pengetahuan IBu tentang
Skripsi Anda mustika (2012), Hubungan sanitasi makanan dengan kejadian diare.
Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
Kejadian Diare pada Balita
93