Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA


DI PUSKESMAS JATINOM KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

Agus Muda Asmara


NIM : B 2001002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ALIH JALUR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN
AGUSTUS, 2022
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA


DI PUSKESMAS JATINOM KLATEN

Disusun oleh :
Agus Muda Asmara
NIM : B 2001002

Manuskrip ini telah dipertahankan didepan dewan penguji


dan diterima sebagai persyaratan untuk mendapatkan
gelar Sarjana Keperawatan

Klaten, …………………………

Penguji I Penguji II Penguji III

Retno Yuli H, M.Kep., Ns., Sp.Kep.Jiwa. Nurcholis A.Bi, S.Kep., Ns., M.Kep. Arlina Dhian S, S.Kep., Ns., M.Kep.
NPP. 129.114 NPP. 129.164 NPP. 129.174

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Istianna Nurhidayati, M.Kep.,Ns, Sp.Kom.


NPP. 129.117
NASKAH PUBLIKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN 2022

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA


DI PUSKESMAS JATINOM KLATEN

Agus Muda Asmara1*, Retno Yuli Hastuti2, Nurcholis Arif Budiman 3


1)
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammdiyah Klaten
2)
Dosen Keperawatan Universitas Muhammdiyah Klaten
3)
Dosen Keperawatan Universitas Muhammdiyah Klaten
e-mail: a.mudaasmara@yahoo.com

Abstrak
Keywords: Dispepsia merupakan penyakit atau suatu kondisi medis yang
Pola Makan, ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
Dispepsia atau ulu hati Dispepsia menempati urutan ke -15 pada kategori pasien
rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3% dari 50 daftar
penyakit terbesar, dan menempati urutan ke -35 dari 50 penyakit yang
mengakibatkan kematian dengan PMR 0,6%. Data yang diperoleh dari
Dinas Kesehaten Kabupaten Klaten Tahun 2018, angka kejadian
dispepsia meningkat menjadi 40% Data dispepsia di Puskesmas Jatinom
sebanyak 384 orang periode bulan Oktober sampai dengan Desember
tahun 2021
Tujuan. Mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian dispepsia di
Puskesmas Jatinom Klaten.
Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini pasien dispepsia di Puskesmas Jatinom.
Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Instrumen
menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan chi square.
Hasil. Karakteristik umur dengan rerata 52,21 tahun, jenis kelamin
sebagian besar perempuan 58%, pendidikan SMP 38%, tidak bekerja
50%, pendapatan kurang dari Rp. 1000.000 50% dan agama Islam 83%.
Pola makan sebagian besaa teratur yitu 71% dan sebagian besaa tidak
mengalami dispepsia sebanyak 60%.
Kesimpulan. Ada hubungan pola makan dengan kejadian dispepsia
di Puskesmas Jatinom Klaten.
.

1. PENDAHULUAN salah satu jenis penyakit yang tidak


Dispepsia merupakan penyakit atau menular namun akibat paparan penyakit
suatu kondisi medis yang ditandai dengan tersebut dapat menyebabkan mortalitas
nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut yang sangat tinggi (4).
bagian atas atau ulu hati (1) Fithriyana, Penyakit dispepsia ini termasuk
2018). Dispepsia adalah suatu masalah salah satu penyakit yang paling umum di
kesehatan yang ditemui dalam kehidupan temukan (Octaviana dan Anam, 2018).
sehari‐hari dengan keluhan kesehatan yang Kasus dispepsia di dunia mencapai 13-
berhubungan dengan makan dan gangguan 40% dari total populasi dalam setiap
saluran cerna (3). Dispepsia termasuk Negara (WHO, 2018). Hasil studi di
Eropa, Amerika Serikat dan Oseania, (Soewardji, 2014). Kebiasaan makan yang
prevalensi dispepsia antara 5-43% dan tidak teratur sering menjadi masalah yang
sangat bervariasi Dispepsia menempati sering terjadi pada remaja putri. Kegiatan
urutan ke sepuluh dalam kategori jenis di dalam dan di luar kampus yang sering
penyakit terbesar untuk pasien rawat jalan menyebabkan ketidakteraturan pola
di semua rumah sakit di Indonesia dengan makan. Hal ini sesuai dengan hipotesis
proporsi sebanyak 1,5%. Dispepsia penelitian sebelumnya. Di Puskesmas Biak
menempati urutan ke -15 pada kategori Muli di Kecamatan Bambel, Kabupaten
pasien rawat inap terbanyak di Indonesia Aceh, pusat tersebut mencatat hubungan
dengan proporsi 1,3% dari 50 penyakit antara diet dan kejadian dispepsia, dengan
terbesar dana menempati urutan ke -35 dari nilai P 0,008, menunjukkan bahwa jika
50 penyakit yang mengakibatkan kematian kejadian tidak ditanggapi dengan serius,
dengan PMR 0,6% (5) pasien dispepsia akan terus berada pada
Berdasarkan penelitian terdahulu risiko yang bperlu di waspadai . Pola
yang dilakukan di Universitas Kristen Duta makan yang benar dan sehat adalah pola
Wacana Salatiga terdapat kejadian makan yang teratur setiap hari (Sumarni
dispepsia pada 70 responden (6). Pasien dan Andrian, 2018). Penelitian Herman
dispepsia yang berobat ke dokter praktik (2020) menunjukkan hubungan yang
sebagian besar adalah dengan usia 45—64 signifikan antara diet dan faktor risiko
tahun,dan yang berpendidikan tamat gangguan pencernaan. Ada dua faktor
perguruan tinggi, pekerjaan wiraswasta, risiko yang mempengaruhi kejadian
berobat pada fasyankes klinik, berada di dispepsia yaitu pengetahuan dan kebiasaan
provinsi Jawa Tengah (7). Dinas makan yang tidak teratur
Kesehaten Kabupaten Klaten Tahun 2021, Hasil penelitian Marliyana (2020)
menunjukkan bahwa peningkatan angka menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
kejadian dispepsia adalah 40% (8) Data pola makan menunjukkan sebagian besar
dispepsia di Puskesmas Jatinom dari bulan responden mengalami perilaku tidak
Oktober sampai Desember sebanyak 384 teratur, yaitu sebanyak 67 responden
orang (9) (80,7%). Di Puskesmas Blambangan di
Kasus dispepsia sering terjadi pada Blambangan Pagar, Kabupaten Lampung
orang dewasa. (10) dalam penelitiannya Utara, ada hubungan antara pola makan
menyatakan kasus syndrom dispepsia dan gangguan pencernaan. Hasil penelitian
paling banyak terjadi pada umur lebih dari (Sumarni dan Andrian, 2018)
50 tahun. Kelompok umur tertinggi yang menunjukkan bahwa pola makan
terjadi pada penderita dispepsia di RS berhubungan dengan kejadian dispepsia di
Martha Friska Medan yaitu >50 tahun wilayah kerja Puskesmas Biak Muli,
sebesar 33,0% (11) Karakteristik Kabupaten Bambel, Provinsi Aceh
responden menurut usia mayoritas berusia Tenggara pada tahun 2019.
41 – 60 tahun (5). Kondisi ini sesuai Hasil penelitian yang dilakukan
dengan faktor yang mempengaruhi (Priantika, 2016) menunjukkan adanya
dispepsia, adalah kecenderungan semakin hubungan (p<0,005) antara kebiasaan
bertambahnya usia sehingga prevalensi makan dengan sindrom dispepsia, yaitu
dispepsia fungsional semakin meningkat. sebanyak 62,65% siswa memiliki
Pengaruh faktor ketahanan tubuh, yang kebiasaan makan yang buruk, hingga
berarti semakin tua umur semakin rentan 49,4% mengalami dispepsia aktif dan jenis
terhadap kejadian penyakit (12). dispepsia yang paling umum. gejala.
Faktor penyebab dispepsia adalah Banyak yang mengeluh cepat kenyang,
faktor makanan dan lingkungan, sekresi total 30,1%. Temuan (Susilawati, Palar, S.,
asam lambung, motilitas lambung, persepsi & Waleleng, B. J., 2013) menunjukkan
visceral lambung, psikologi, dan infeksi hubungan positif antara pola makan yang
Helicobacter pylori (Sorangan, 2018). tidak teratur dengan kejadian sindrom
Kebiasaan makan yang tidak teratur dapat dispepsia pada siswa Madrasah Aliyah
menyebabkan gangguan pencernaan Manado. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa remaja makan dua kali sehari, jenis aktifitas sehari–hari (14) Penanganan yang
makanan yang paling sering dimakan terlambat akan menimbulkan gejala yang
adalah makanan pedas, dan gejala yang lainnya seperti stress yang meningkat,
paling banyak dikeluhkan adalah nyeri penurunan imunitas seseorang, gangguan
epigastrium. metabolisme, dan penyakit bertambah
Fithriyana (2018), Orang berisiko parah (15)
mengalami gangguan pencernaan karena Upaya yang dilakukan untuk
kebiasaan makan yang buruk dan mencegah atau penanganan dispepsia yaitu
konsumsi berlebihan makanan pedas, dengan menerapkan pola makan yang
asam, teh, kopi, dan minuman teratur. Makanan beranekaragam yang
berkarbonasi. Menurut (Putri, 2018), diterapkan terdiri dari makanan pokok,
kebiasaan makan yang buruk tersebut lauk pauk, sayuran, buah-buahan,
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan minuman kebiasaan sarapan, kebiasaan
dan budaya. Dilihat dari jenis makanan mencuci tangan sebelum makan, membaca
yang dimakan, kebiasaan makan yang label kemasan makanan dan rutinitas
buruk dapat menyebabkan gangguan olahraga (Kemenkes RI, 2019)
pencernaan, dan pola makan yang tidak Berdasarkan data Oktober sampai
teratur seperti kebiasaan makan yang dengan Desember 2021 di Puskesmas
buruk, terburu-buru, serta pekerjaan dan Jatinom diketahui bahwa penyakit
istirahat yang tidak teratur dapat dispepsia fungsional termasuk penyakit
menyebabkan gangguan pencernaan. yang sering dialami oleh masyarakat di
Faktor diet juga dapat berkontribusi wilayah kerja Puskesmas Jatinom
terhadap gangguan pencernaan sebanyak 384 pasien ( Pcare Puskesmas
((Almatsier, 2018) Jatinom 2021) . Berdasarkan hasil
(13) beberapa gejala penyakit wawancara pada 10 orang yang ditemui
dispepsia yaitu seperti nyeri epigastrik, peneliti pada tanggal 13 Desember 2021
rasa penuh pada bagian epigastrik, dan didapatkan 6 orang mengatakan perut sakit
perut terasa penuh saat makan (cepat apabila makan, sering mual dan muntah
kenyang), mual dan muntah. Gejala yang dan 4 orang mengatakan merasakan gejala
dialami pasien syndrom dispepsia terdiri perut besesek kayak mau muntah. Data
dari nyeri ulu hati sebanyak 10% mual, pola makan 6 orang mengatakan makan
sebanyak 15% kembung sebanyak 8%, tidak teratur dan 4 orang mengatakan
muntah sebanyak 27%, rasa penuh makan 3 kali sehari.
sebanyak 10%, atau cepat kenyang, Data uraian diatas menjadi alasan
sebanyak 5% dan sendawa sebanyak 25%. penulis tertarik untuk meneliti tentang
Keluhan ini sangat bervariasi, baik dalam “hubungan pola makan dengan kejadian
jenis gejala maupun intensitas gejala dispepsia fungsional di wilayah kerja
tersebut dari waktu ke waktu (10). Puskesmas Kecamatan Jatinom”
Dispepsia yang tidak segera
ditangani akan berdampak buruk bagi 2. METODE
terjadi pendarahan lambung dan Metode penelitian ini adalah deskriptif
menyebabkan kematian. Dispepsia korelasional dengan pendekatan cross
merupakan penyakit degeneratif yang sectional. Penelitian ini dilaksanakan di
mematikan, sehingga sangat berisiko bagi Puskesmas Jatinom Klaten. pengambilan
penderitanya apabila tidak diatasi secara data dilakukan pada tanggal 16 Juni
dini (Herman, 2020). Dispepsia berdampak sampai dengan 4 Juli 2022.
pada kualitas hidup karena perjalanan Populasi dalam penelitian ini
alamiah penyakit dispepsia berjalan kronis sebanyak 398 pasien di puskesmas Jatiom
dan sering kambuh. Pemberian terapi yang Klaten . Teknik pengambilan sampel
kurang efektif dapat mengganggu aktifitas diambil secara purposive sampling yaitu
sehari-hari dan meningkatan biaya suatu teknik penentuan sampel berdasarkan
pengobatan. Pasien merasakan nyeri kebetulan (17). Perolehan jumlah sampel
abdomen sehingga harus menghentikan dalam penelitian sebanyak 100 responden.
Instrumen yang digunakan untuk PNS 3 3
mengumpulkan data dalam penelitian ini Jumlah 100 100
yaitu kuesioner A: Data demografi Pendapatan
responden, Kuesioner B: Pola Makan C: < Rp. 1.000.000 50 50
Kuesioner Dispepsia. Rp. 1.000.000- 47 47
2.000.000 3 3
Prosedur untuk memperoleh data
>Rp. 2.000.000
dilakukan melalui pemberian kuesioner Jumlah 100 100
kepada responden untuk menilai Agama
pengetahuan dan kecemasan. Kuesioner Islam 86 86
diisi sendiri oleh responden dengan Kristen 5 5
didampingi peneliti. Kuesioner yang telah Katolik 9 9
selesai diisi selanjutnya dikembalikan ke Hindu 0 0
peneliti kembali kemudian peneliti Jumlah 100 100
melakukan pemeriksasaan kelengkapanya. Sumber : Data Diolah Tahun 2022
Analisis data yang di gunakan adalah Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa
uji chi square. Uji ini menggunakan sebagian besar responden dengan jenis
signifikan 95% dengan probabilitas 0,05. kelamin perempuan sebanyak 58%.
Pendidikan responden paling banyak adalah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN SMP sebanyak 38%. Pekerjaan responden
3.1. Analisis Univariat paling banyak tidak bekerja sebanyak 50%.
a. Karakteristik Respoden Pendapatan responden paling banyak adalah
Tabel 4.1 Rerata Umur Responden di kurang dari Rp. 1.000.000 sebanyak 50%.
Puskesmas Jatinom Klaten Tahun 2022 Agama responden paling banyak adalah
(n=100) agama islam sebanyak 86%.
Variabel N Min Maks Mean SD b. Pola Makan
Umur 100 41 60 52,21 6,1 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pola
Sumber : Data Diolah Tahun 2022 Makan di Puskesmas Jatinom Klaten
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan rata-rata Tahun 2022 (n=100)
umur 52,21 tahun. Pola Makan Frekuensi (f) Persentase (%)
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Teratur 71 71
Tidak Teratur 29 29
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jumlah 100 100
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Sumber : Data Diolah 2022
Pendapatan dan Agama Responden di
Puskesmas Jatinom Klaten Tahun 2022 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan sebagian
(n=100) besar pola makan responden adalah teratur
Karakteristik Frekuensi Persentase sebanyak 71%.
(f) (%) c. Kejadian Dispepesia
Jenis Kelamin Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Perempuan 58 58 Kejadian Dispepsia di Puskesmas
Laki-laki 42 42 Jatinom Klaten Tahun 2022 (n=100)
Jumlah 100 100 Kejadian Frekuensi (f) Persentase
Dispepsia (%)
Pendidikan Ya 40 40
SD Tidak 60 60
SMP 31 31 Jumlah 100 100
SMA 38 38
Perguruan 24 24 Sumber : Data Diolah 2022
Tinggi (PT) 7 7 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa
Jumlah 100 100 paling banyak responden tidak mengalami
Pekerjaan
kejadian dispepsia sebanyak 60%.
Tidak Bekerja 50 50
Swasta 29 29 3.2 Analisa Bivariat
Wiraswsta 18 18
Analisa bivariat adalah untuk menganalisis dispepsia. Oleh karena itu, untuk
hubungan pola makan dengan kejadian menghindari kejadian dispepsia pada pada
dispepsia. Hasil penelitian menunjukkan usia muda maka yang harus dilakukan
Tabel 4.5 Hubungan Pola Makan yaitu dengan menjaga gaya hidup yang
dengan kejadian Dispepsia di lebih baik.
Puskesmas Jatinom Klaten Tahun 2022 Hasil penelitian ini sesuai dengan
(n=100) Ulfa (2021) menunjukkan bahwa umur
Pola Makan Kejadian Dispepsia Total 2 responden sebagian besaraadalah umur
Ya Tidak
F % F % F % dewasa.Menurut asumsi peneliti pada
Teratur 19 26,8 52 73,2 71 100 17,881
Tidak Teratur
Jumlah
21
40
72,4
40
8
60
26,4
60
29
100
100
100
umur dewasa merupakan waktu yang
sangat rentan akan timbulnya berbagai
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan macam penyakit salah satunya adalah
bahwa responden dengan pola makan kejadian dispepsia. Bahkan, pada umur
teratur sebanyak 71 orang dengan kejadian seperti ini juga meruakan waktu yang
dispepsia sebanyak 26,8% dan yang tidak sangat tepat mendeteksi mendeteksi lebih
dispepsia sebanyak 73,2%. Hasil uji dini tentang kejadian dispepsia. Menurut
statistik menggunaknn chi square Muya dkk (2015), walaupun kejadian
didapatkan nilai p value = 0,000 (α≤ 0,05) dispepsia sangat rentan pada usia dewasa
sehingga Ha diterima dan Ho ditolak maka apabila tidak ditangani dengan serius maka
ada hubungan antara pola makan dengan seiring bertambahnya usia seseorang maka
kejadian dispepsia di Puskesmas Jatinom akan terus mengalami kejadian penyakit
Klaten. Nilai OR = 7,184 yang artinya nilai tersebut.
OR lebih dari 1 sehingga pola makan tidak 2. Jenis Kelamin
teratur cenderung berisiko 7,184 kali Berdasarkan hasil penelitian
mengalami kejadian dispepsia didapatkan responden paling banyak
dibandingkan responden dengan pola dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
makan teratur. 58%. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Berdasarkan arah hubungan dalam Ulfa (2021) menunjukkan karakteristik
penelitian ini adalah positif yaitu ada responden berdasarkan jenis kelamin
hubungan positif antara pola makan terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah
dengan kejadian dispepsia. Jadi hipotesis 94 responden (88,7%) dan jenis kelamin
dalam penelitian ini ada hubungan positif laki-laki dengan jumlah 12 orang (11,3%).
antara pola makan dengan kejadian Hasil penelitian menunjukkan
dispepsia. bahwa jumlah perempuan lebih banyak
PEMBAHASAN mengalami sindrom dispepsia
A. Karakteristik Responden dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini
1. Umur sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian menunjukkan oleh Tiana (2017) dan Irfan (2019)
bahwa rerata umur responden dalam menyatakan jumlah perempuan dengan
penelitian ini adalah 52,21 tahun. Umur sindrom dispepsia lebih banyak dari
responden dalam penelitian ini paling jumlah laki-laki.
muda 41 tahun dan paling tua 60 tahun. Hal ini sejalan dengan Djojoningrat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur (2019) yang mengatakan bahwa dalam
responden termasuk dalam kategori beberapa percobaan, hormon progesteron,
dewasa. estradiol, dan prolaktin dapat
Muya dkk (2015) kembali mempengaruhi kontraktilitas otot polos
menjelaskan bahwa, pertambahan umur dan memperlambat waktu transit
seseorang biasanya selalu berkaitan dengan gastrointestinal.
penurunan aktivitas olahraga rutin dan Salah satu penyebab kaum
penurunan aktivitas hormonal fisiologis perempuan lebih dominan mengalami
seseorang sehingga sangat berhubungan kejadan dispepsia adalah akibat faktor diet
dengan meningkatnya resiko kejadian yang tidak tepat. Perempuan yang
melakukan program diet yang tidak tepat
tentunya akan sangat berbahaya dan tidak rumah tangga juga rentan terhadap stres
dianjurkan karena sangat beresiko karena aktivitas yang monoton di rumah
mengalami kejadian penyakit yang dan memikirkan pekerjaan rumah tangga.
behubungan dengan gangguan pada usus. Pelajar dan mahasiswa dapat mengalami
Hal ini dudukung oleh pendapat Irwan stres karena dalam masa pendidikan juga
(2015) yang menyatakan bahwa salah satu memiliki beban dalam belajar. Pada
faktor menyebabkan kejadian dispepsia pensiunan, stres dapat terjadi karena
pada perempuan adalah faktor diet. Oleh sebelumnya bekerja dan sekarang tidak
karena itu, untuk menghindari resiko memiliki pekerjaan lagi sedangkan
kejadian dispepsia maka terutama kaum kebutuhan hidup harus terpenuhi. Pada
perempuan harus mengatur gaya hidup pengangguran juga dapat terjadi stres
dengan baik. karena tidak ada aktivitas yang dapat
Penelitian yang dilakukan oleh dilakukan sehari-hari sehingga
Sumarni dan Andriani di wilayah kerja menimbuikan rasa penat dan menyebabkan
Puskesmas Biak Muli Kabupaten Aceh stres (Mahadeva dan Goh, 2006)
Tenggara menunjukkan distribusi Hai ini didukung oleh Syafani
responden berdasarkan jenis kelamin (2015) yang menjelaskan seseorang yang
memiliki mayoritas responden dengan memiliki aktifitas padat lebih tinggi
sindroma Dispepsia dengan jenis kelamin beresiko menderita dispepsia. Hal ini
perempuan dengan persentase 74,2% dari disebakan seseorang yang lebih fokus pada
31 responden sedangkan responden dengan pekerjaannya cenderung lupa dengan
sindroma dispepsia berjenis kelamin Laki- jadwal makan
laki memiliki presentase 25,8% dari 31 5. Pendapatan
responden.
Hasil penelitian menunjukkan
3. Pendidikan
bahwa paling banyak responden dengan
Hasil penelitian menunjukkan pendapatan kurang dari Rp.1.000.000
bahwa pendidikan responden paling sebanyak 50%. Ekonomi keluarga
banyak adalah SMP sebanyak 38 %. mencukup pada meningkatnya peluang
Berdasarkan hasil penelitian responden untuk daya beli makanan dengan kuantitas
dalam penelitian ini semua sudah serta kualitas. (Sulistyoningsh, 2016)
menempuh pendidikan formal yaitu SD 6. Agama
sampai SMP.hasil penelitian ini sesuai
B. Pola Makan
dengan Maresa (2019) responden paling
banyak dengan penddikan SMP. Berdasarkan hasil penelitian
Pendidikan sangat mempengaruhi didapatkan bahwa sebanyak 71%
pola makan dan kejadian dispepsia. responden dengan pola makan teratur. Pola
Semakin tinggi pendidikan seseorang, makan teratur dalam penelitian ini
maka akan memudahkan seseorang responden makan setiap hari tiga kali,
menerima inforoasi sehingga setiap pagi melakukan sarapan, sarapan
meningkatkan kualitas hidup dan pagi antara jam 07.00-09.00 pagi, makan
menambah luas pengetahuan (Puspita, siang setia hari, makan malam setiap hari,
2016). lama jeda makan setiap hari 4-5 jam, lama
4. Pekerjaan jeda makan selalu sama pagi, siang dan
malam hari. Hal ini menunjukan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian
sebagian besar responden mengetahui
didapatkan sebagian besar responden tidak
pentingnya pola makan teratur untuk
bekerja atau setengah dari responden yaitu
kesehatan.
50%. Salah satu faktor risiko dispepsia
Hal tersebut dapat menyebabkan
adalah faktor stres. Pekerjaan yang berat
rasa perih dan mual. Gejala tersebut bias
dapat memicu timbulnya stres. Pada
naik ke korongkongan yang menimbulkan
pekerjaan TNI, pegawai negeri sipil dan
rasa panas terbakar (Firman dalam Astri
wiraswasta memiliki beban yang berat
Dewi, 2017)
dalam melaksanakan pekerjaannya. Ibu
Hasil penelitian menunjukkan memilki karkteristik pendidikan SMP,
bahwa dari 11 itemsoal yang paling banyak jenis kelamin perempuan dan pendapatan
jawaban sangat setuju pada pertanyaan kurang dari Rp.1.000.000. Hal ini bisa
saya senang makan larut malam. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
dikarenakan responden sering bgadang dan pada penelitian Susanti (2019) yang
merasa lapar pada malam hari. Hasil ini menunujukan bahwa sindroma dispepsia
sesuai dengan Dewi (2017) bahwa juga dipengaruhi oleh kebiasaan minum
pertanyaan terbanyak sangat setuju pada minuman berkarbonasi dan mengonsumsi
pertanyaan saya sangat senang makanlarut makanan asam.
malam. Pola makan teratur pada kuesioner
C. Kejadian Dispepsia soalnomer 3, 7 dan 8 yaitu saya sarapan
pagi antara jam 07.00-09.00 WIB, lama
Hasil penelitian menunjukkan paling
jeda waktu makan saya selalu sama
banyak responden tidak mengalami
diantara waktu makan setiap hari. Saya
kejadian disepsia sebanyak 60%. Dari data
sering mengkonsumsi makanan tambahan
dketahui dispepsia terjadi karena
atau cemilan setiap harinya. Hasil
responden merasakan merasakan sakit atau
penelitian menunjukkan responden dengan
rasa tidak enak di ulu hati / bagian perut
pola makan teratur namun tidak
selama beberapa kali dalam seminggu
mengalami dispepsia sebanyak 73,2%. Hal
dalam dua bulan terakhir. dispepsia
ini menunjukkan bahwa pola makan yang
memiliki variasi dari segi jenis keluhan,
teratur tidak mengalami dispepsia.
yaitu nyeri uluhati, sering sendawa, mual
Kebiasaan makan yang teratur sangat
hingga muntah, cepat kenyang, dan nyeri
penting bagi sekresi asam lambung karena
terbakar didaerah dada. Dari hasil
kondisi tersebut memudahkan lambung
penelitian, responden lebih banyak yang
mengenali waktu makan sehingga produksi
mengeluhkan nyeri uluhati, dan 45 keluhan
asam lambung terkontrol. Kebiasaan
yang paling sedikit adalah nyeri terbakar
makan tidak teratur akan membuat
didaerah dada.
lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal
Variasi keluhan ini serupa dengan
ini berlangsung lama, produksi asam
hasil penelitian yang dilakukan oleh
lambung akan berlebihan sehingga dapat
susilawati pada Madrasah Aliyah Model
mengiritasi dinding mukosa pada lambung
Manado Tahun 2013 dimana didapatkan
sehingga timbul gastritis dan dapat
keluhan terbanyak adalah nyeri
berlanjut menjadi tukak peptik. Menurut
epigastrium sebanyak 80% dan muntah
Fithriyana (2018) juga menambahkan
sebagai keluhan yang paling sedikit yakni
bahwa, kejadian dispepsia ini dapat
40%.20 Dan terdapat penelitian lain yang
disebabkan oleh kurangnya pemahaman
dilakukan Annisa(2019), didapatkan jenis
seseorang tentang pola makan ataupun
keluhan terbanyak yaitu nyeri epigastrium
pola konsumsi makanan serta perilaku
sebanyak 50,1% dan muntah adalah
sehari-hari yang tidak terkontrol. Frekuensi
keluhan yang paling sedikit sebanyak 6,8%
makan yang tidak sesuai mengakibatkan
D. Hubungan Pola Makan dengan
jeda waktu makan yang lama sehingga
Kejadian Dispepsia
produksi asam lambung yang berlebihan
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan
dapat mengakibatkan terjadinya sindroma
bahwa responden dengan pola makan
dispepsia. Hal ini sesuai dengan penelitian,
teratur sebanyak 71 orang dengan kejadian
dimana frekuensi makan 2 kali dalam
dispepsia sebanyak 26,8%. Hal ini
sehari dan sebagian responden makan tidak
dikarenakan kejadian dispepsia tidak hanya
teratur, atau hanya makan 1 kali dalam
dipengaruhi oleh pola makan melainkan
sehari sebanyak 4%
faktor agama, umur, pendidikan,
Temuan dalam penelitian ini
pekerjaan, jenis kelamin, sosial budaya dan
didapatkan dari 29 responden dengan pola
aktivitas (Sulistyaningsih, 2016).
makan tidak teratur sebanyak 27,6% tidak
Hasil ini setelah dianalisis lebih
mengalmai dispepsia. Hal ini dikarenakan
lanjutoleh peneliti karena pada responden
faktor yang mempengaruhi kejadian
dispepsia yaitu umur, pendidikan, jenis sindroma dispepsia karena dalam ilmu gizi,
kelamin dan pekerjaan serta pendapatan. tidak dianjurkan diet ketat dengan
Data penelitian menunjukkan dari mengurangi frekuensi makan. Frekuensi
29 responden dengan pola makan tidak makan tetap 3 kali sehari dengan diselingi
teratur sebanyak 72,4% mengalami makanan ringan diantaranya (Martini,
dispepsia. Hal ini menunjukkan bahwa 2016). Hal ini juga didukung oleh
pola makan tidak teratur cendrung Djojodiningrat (2019) bahwa satu faktor
mengalami dispepsia. Kejadian dispepsia yang berperan pada kejadian dispepsia
ini memang sangat erat hubungannya adalah pola makan. Makan yang tidak
dengan pola makan yang tidak teratur. teratur, kebiasaan makan yang tergesa-
Menurut Andre dkk (2013), gesa dan jadwal yang tidak teratur dapat
ketidakteraturan makan seperti kebiasaan menyebabkan dispepsia. Menurut asumsi
makan yang buruk, tergesa-gesa, dan peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa
jadwal yang tidak teratur dapat faktor yang paling beresiko terhadap
menyebabkan dispepsia.Terdapat resiko kejadian dispepsia adalah pola makan
kejadian dispepsia pada seseorang akibat karena penderita dispepsia yang sangat
pola makan yang tidak baik seperti halnya tidak memperhatikan kesehatan dirinya
kebiasaan berlebihan memakan makanan termasuk pola makannya yang menjadi
pedas, asam, minum teh, kopi, dan tidak teratur tersebut yang akan
minuman berkarbonasi. Selain jenis – jenis menyebabkan kejadian dispepsia.
makanan yang dikonsumsi oleh
mahasiswa, pola makan yang tidak teratur 3.2. Keterbatasan Penelitian
seperti jadwal makan yang tidak sesuai Keterbatasan penelitian dalam
serta kebiasaan yang dilakukan dapat penelitian ini dipengaruhi oleh bias
berpengaruh sehingga dapat menyebabkan mengingat kembali (recall bias), karena
sindroma dyspepsia mengingat pola makan responden. Untuk
Hasil uji statistik menggunaknn chi meminimalisasi bias ini, peneliti
square didapatkan nilai p value = 0,000 membantu responden untuk mengingat
(α≤ 0,05) sehingga Ha diterima dan Ho secara lebih detail yang dibantu dengan
ditolak maka ada hubungan antara pola bertanya lebih jelas mengenai seberapa
makan dengan kejadian dispepsia di sering bahan makanan dan minuman yang
Puskesmas Jatinom Klaten. Nilai OR = dikonsumsi tersebut
7,184 yang artinya nilai OR lebih dari 1 4. KESIMPULAN
sehingga pola makan tidak teratur a. Karakteristik responden meliputi
cenderung berisiko 7,184 kali mengalami rerata umur responden adalah 52,21
kejadian dispepsia dibandingkan tahun, jenis kelamin responden
responden dengan pola makan teratur. sebagian besar adalah perempuan
Hasil ini sesuai dengan penelitian sebanyak 56%, pendidikan responden
Sumarni (2019) menunjukkan ada sebagian besar SMP sebanyak 38%,
hubungan antara pola makan dengan pekerjaan responden paling banyak
kejadian dispepsia di wilayah kerja tidak bekerja sebanyak 56%,
Puskesmas Biak Muli Kecamatan Bambel pendapatan responden sebagian besar
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2019. kurang dari Rp. 1.000.000 sebanyak
Hasil penelitian Rumorolas (2019) 50% dan agama responden paling
menunjukkan pola makan yang tidak banyak islam sebanyak 83%.
teratur dengan sindroma dispepsia b. Pola makan responden paling banyak
diperoleh nilai signifikasi p 0.000 < 0,05 adalah teratur sebanyak 71%.
terdapat hubungan pola makan yang tidak c. Kejadian dispepsia sebagian besar
teratur dengan sindroma dispepsia pada adalah tidak terjadi sebanyak 60%.
remaja di SMP Negeri 13 Makassar. d. Ada hubungan pola makan dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian kejadian dispepsia di puskesmas
Annisa (2019) bahwa terdapat hubungan Jatinom Klaten dengan nilai p value =
antara ketidakteraturan makan dengan 0,000.
UCAPAN TERIMAKASIH Dispepsia Pada Pasien Di Wilayah
1. Sri Sat Titi Hamranani, S.Kep., Ns., Kerja Puskesmas Bangkinang Kota.
M.Kep, Rektor Universitas Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.2
Muhammadiyah Klaten. No. 2 Oktober 2018 Hal. 43-54. 2018;
2. Istianna Nurhidayati, M. Kep.,Ns, 3. Pardiansyah.R. Y. Upaya Pengelolaan
Sp.Kom., selaku Ketua Prodi Ilmu Dispepsia dengan Pendekatan
Keperawatan Universitas Pelayanan Dokter Keluaraga. Fakultas
Muhammadiyah Klaten yang telah Dokter. Universitas Lampung. Vol.5,
memberikan banyak bimbingan, arahan No.2. 2016;
dan masukan dalam penyusunan Skripsi 4. Octaviana ESL& KA. FAKTOR-
ini. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
3. Retno Yuli Hastuti, M.Kep., Ns., DENGAN UPAYA KELUARGA
Sp.Kep.Jiwa, selaku pembimbing I yang DALAM PENCEGAHAN
telah memberikan banyak PENYAKIT DISPEPSIA DI
bimbingan,arahan dan masukan dalam WILAYAH KERJA PUSKESMAS
penyusunan Skripsi ini. MANGKATIP KABUPATEN
4. Nurcholis Arif Budiman, S.Kep., Ns., BARITO SELATAN. JURNAL
M.Kes., selaku Pembimbing II yang telah LANGSAT. Vol, 5(1). 2018;
memberikan pengarahan dalam 5. Marliana. Hubungan Tingkat Stres dan
penyusunan Skripsi ini. Keteraturan Pola Makan dengan
5. Arlina Dhian S, S.Kep., Ns., M.Kep., Terjadinya Dispepsia pada Usia
selaku Dosen Penguji yang telah Produktif di Puskesmas Depok III
meluangkan waktu untuk menguji serta Sleman Yogyakarta. Skripsi. Fakultas
memberikan masukan dan saran dalam Ilmu Kesehatan, Ilmu Keperawatan,
penyusunan Skripsi ini. Universitas Aisyiyah, Yogyakarta.
6. Staff Dosen Program Studi S1 2020;
Keperawatan Universitas Muhammadiyah 6. Wijaya. Hubungan antara diet gluten
Klaten yang telah memberikan arahan dan free casein free (GFCF) dengan asupan
bimbingan. makanan dan aktivitas fisik anak autis
7. Kepala Puskesmas Jatinom Klaten yang di SLB Insan Madani dan Pusat
telah memberikan izin kepada penulis Layanan Autis kota Metro tahun 2016.
dalam pelaksanaan studi pendahuluan dan JK Unila, 1(3), 553–557. 2017;
penelitian. 7. Wahyuni. Hubungan Aktivitas Fisik
8. Responden yang bersedia menjadi subyek dengan Kejadian Kegemukan pada
dalam penelitian ini sehingga Skripsi ini Remaja di Jurusan Gizi Politeknik
dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Kesehatan Mataram. Jurnal AcTion.
9. Orang tua, istri serta anak-anak dan Vol 4(2): 163-167. 2020;
keluarga yang telah memberikan 8. Dinas Kesehatan Klaten. Dinas
semangat, doa, dan dorongan baik moral Kesehatan Kabupaten Klaten. Klaten.
maupun material selama ini. 2021;
10. Teman – teman dan semua pihak yang 9. Puskesas Jatinom. Profil Puskesmas
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Jatinom. 2020;
yang telah banyak membantu penulis 10. Amalia. Pengaruh Edukasi Gizi
mengikuti pendidikan dan melakukan Terhadap Pengetahuan Dan Praktik
penelitian. Calon Ibu Dalam Pencegahan Kurang
Energi Kronik Ibu Hamil (Studi Pada
REFERENSI Pengantin Baru Wanita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren, Bandungan,
1. Irianto. Memahami Berbagai Macam
Semarang) . Volume 6, Nomor 5,
Penyakit. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Oktober 2018 , 370-377. 2018;
2015;
11. Harahap. Gambaran Pola Makan
2. Fithriyana. Faktor-Faktor Yang
dengan Kejadian Stunting Pada Anak
Berhubungan Dengan Kejadian
Baduta di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandala Medan. 2019;
12. Ratnadewi, N. K., & Lesmana CBJ.
Hubungan strategi coping dengan
dispepsia fungsional pada pasien di
poliklinik penyakit dalam rumah sakit
umum daerah wangaya denpasar.
APNIC, 1–10. 2018;
13. Arsyad, R.P, Irmaini D. &
Hidayaturrami.Arsyad, R.P ID& H.
HUBUNGAN SINDROMA
DISPEPSIA DENGAN PRESTASI
BELAJAR PADA SISWA KELAS XI
SMAN 4 BANDA ACEH. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kedokteran
Biomedis. Vol, 4 (1), 36-42. 2018;
14. Pardiansyah R% MY. UPAYA
PENGELOLAAN DISPEPSIA
DENGAN PENDEKATAN
PELAYANAN DOKTER
KELUARGA. Jurnal Medula Unila.
Vol. 5 (2). 2016;
15. Laili. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Dispepsia Pada Pasien
dengan Keluhan Nyeri Abdomen di RS
Amelia Pare Kab. Kediri. Jurnal
Nusantara Medika. Vol. 4. No.1. 2020;
16. RI K. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2018. 2019;
17. Sugiyono. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta; 2016.

Anda mungkin juga menyukai