Anda di halaman 1dari 57

PBL 2 – GANGGUAN GIZI PADA ANAK

KELOMPOK 4
Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Alauddin Makassar
2019
Seorang anak perempuan 5 tahun,
SKENARIO 2 tanggal lahir 7 juli 2015 diantar oleh
orang tuanya ke klinik keluarga
dengan keluhan batuk sejak 1 minggu
yang lalu disertai demam yang naik
turun. Anak juga malas makan ataupun
minum sejak keluhan muncul. TD
120/70 mmHg, P18x/I, N 56x/I, S =
38,3 ᵒC dengan BB 17 dan TB 121 cm
keyword

Anak Tanggal lahir 7 Batuk sejak 1 Demam naik


perempuan Juli 2015 (52 minggu lalu turun
5 tahun Bulan)

TD 120/70 mmHg
Malas makan P 18x/I, BB 17 Kg dan
dan minum. N 56x/I, TB 121cm
S = 38,3°C7.
Learning Outcome
• Mahasiswa mampu menginterpretasikan status gizi
pasien
• Mahasiswa mampu menjelaskan definisi gangguan gizi
• Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya
gangguan gizi
• Mahasiswa mampu menjelaskan faktor resiko
gangguan gizi
• Mahasiswa mampu menjelaskan aspek biomedik dasar
pada organ yang terkait dengan skenario
• Mahasiswa mampu menjelaskan patomekanisme gejala
pada skenario
Learning Outcome (Cont..)
• Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan gangguan
gizi dengan gejala pada skenario
• Mahasiswa mampu menjelaskan penegakan diagnosa
gangguan gizi
• Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan awal
pada keluhan utama di skenario
• Mahasiswa mampu menjelaskan upaya preventif
terhadap gangguan gizi
• Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa banding
terkait skenario
• Mahasiswa mampu menjelaskan integrasi keislaman
terkait skenario
P
R
O
B
L
E
M
T
R
E
E
Definisi gangguan gizi
Menurut ASPEN (American Society for parenteral and
enteral nutrition) malnutrisi pada anak didefinisikan sebagai
ketidak seimbangan antara kebutuhan nutrien dan asupan
sebagai hasil defisiensi kumulatif dari protein energi dan
micronutrient yang berdampak negative terhadap pertum
buhan. Pada referensi lain disebutkan malnutrisi atau gang
guan gizi adalah kekurangan atau kelebihan relative arah
absolute satu atau beberapa zat gizi essensial dalam wak
tu lama sehingga menimbulkan keadaan patologik.

Referensi Liansya Menawati T.2015.Malnutrisi Pada Anak Balita. Vol.2.No. 1. Syam Fahrial A. 2009. Malnutrisi. Jakarta Interna pubishing
Interpretasi status gizi pasien pada skenario

Status gizi pasien berdasarkan


indeks antropometri BB/TB di
kategorikan sangat kurus.
( ambang batas < - 3 SD ).

Kemenkes RI.2010.Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak


Etiologic gangguan gizi

primer sekunder

Referensi Liansya Menawati T.2015.Malnutrisi Pada Anak Balita. Vol.2.No. 1.


Faktor Resiko Gangguan Gizi

Status Pendidikan Penyakit Kelengkapan


sosial ibu penyerta ASI BBLR imunisasi
ekonomi

Referensi Novitasari D.2012. Faktor – Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk Pada Balita Yang Dirawat Di Rsup Dr. Kariadi Semarang.
Anatomi organ terkait skenario

Sumber : https://www.biology.co.id/mikroskopi-anatomi-sistem-digesti-pencernaan/
Histologi organ terkait skenario

Sumber : Sherwood, L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem..Edisi 8. Jakarta: EGC. 2014.
Metabolisme KH, Lemak, Protein & Energi
Patomekanisme gejala pada skenario
Batuk

Hall JE.Guyton and Hall textbook of medical physiology


Patomekanisme gejala penyerta (Cont..)
Demam
infeksi  reaksi imunologis tubuh  monosit, makrofag,
sel endotel, dan lain-lain pirogen endogen berupa IL-1,
IL-6, IFN, TNFα.  sirkulasi  merangsang hipotalamus
 asam arakhidonat  sintesis Prostaglandin  pening
katan set point termostat di hipotalamus  demam

Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran


Patomekanisme gejala penyerta (Cont..)
Malas makan dan minum
Neuron proopiomelanokortin (POMC) melepaskan α -MSH, yang merangsang reseptor mela
nokortin (MCR-3 dan MCR-4)  nuclei paraventrikular (PVN)  mengaktifkan jaras neuron
yang menjulur ke nukleus traktus solitarius (NTS) dan meningkatkan aktivitas simpatis dan pe
makaian energi  Insulin dan kotesistokinin (CCK) akan menghambat neuron-neuron AGRP-
NPY dan merangsang neuron-neuron POMC-CART yang berdekatan  menurunkan asupan
makanan.
peradangan saluran cerna  sitokin inflamasi berupa IL-1 & TNF-α pameningkatkan ekpre
si leptin oleh sel adiposa  Peningkatan leptin pada sirkulasi  negative feedback ke hipot
alamus ventromedial (pusat kenyang)  mengurangi intake makanan.

N. Vergnolle. Postinflammatory visceral sensitivity and pain Mechanisms. Neurogastroenterol Motil. 2008.
Hubungan gejala utama dan gejala penyerta

Produksi asam
arakhidonat
Penegakan Diagnosis
A. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbu
han anak yang kurang, anak kurus, atau berat ba
dan yang kurang dibandingkan anak lain (yang
sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang
tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas
serta menjadi lebih pendiam, dan sering menderi
ta sakit yang berulang. Selain itu sering dijumpai
edema pada kedua tungkai, kadang sampai selu
ruh tubuh.
Pudjiadi, Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.
Penegakan Diagnosis (Cont..)
B. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (sesuai
dengan jenis malnutris energi – protein) :
MEP ringan, sering ditemukan gangguan pertumbuhan :
1. Anak tampak kurus
2. Pertumbuhan linier berkurang atau terhenti
3. Berat badan tidak bertambah, adakalanya bahkan turun
4. Ukuran lingkar lengan atas lebih kecil dari normal
5. Maturasi tulang terlambat
6. Rasio berat badan terhadap tinggi badan normal/menurun
7. Anemia ringan
8. Aktivitas dan perhatian berkurang jika dengan anak sehat

Pudjiadi, Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.
Penegakan Diagnosis (Cont..)
MEP berat, terdiri dari :
1. KWASHIORKOR
• Perubahan mental sampai apatis
• Anemia
• Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut / rontok
• Gangguan sistem gastrointestinal
• Pembesaran hati
• Perubahan kulit (crazy pavement dermatosis)
• Atrofi otot
• Edema simetris pada kedua punggung kaki, dapat samapi seluruh
tubuh
2. MARASMUS
• Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus

Pudjiadi, Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.
Penegakan Diagnosis (Cont..)

• Perubahan mental, cengeng


• Kulit kering, dingin dan mengendor, keriput
• Lemak subkutan menghilang sehingga turgor kulit berkurang
• Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas (iga gambang)
• Kadang terdapat bradikardi
• Tekanan darah lebih rendah dibanding anak sehat lainnya
3. MARASMUS – KWASHIORKOR
• Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan kwashiorkor
secara bersamaan

Pudjiadi, Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.
Penegakan Diagnosis (Cont..)

C. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin
lengkap, feses lengkap, elektrolit serum,
protein serum (albumin, globulin), ferritin.
2. Tes Mantoux
3. Radiologi (dada, AP dan lateral)
4. EKG

Pudjiadi, Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.
Penatalaksanaan awal

Penatalaksanaan yang akan diberikan kepada anak dengan mal


nutrisi :
• makanan yang mengandung banyak protein bernilai tinggi, ba
nyak cairan, cukup vitamin dan mineral, masing-masing masih m
udah dicerna dan diserap.
• Cara memberikan awal kepada balita dengan malnutrisi selam
a anak masih mau makan peroral diberikan secara berulang-ul
ang. Tetapi jika dilihat bahwa makanan selalu masih sisa lebih
dari setengahnya, lebih baik diberikan melalui sonde. Biasanya
bila telah 3-4 hari disonde berat badan sudah mulai naik dan
nafsu makan mulai timbul, pemberian makan secara bertahap s
eperti yang diterangkan diatas.

Ngastiyah. 2005. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi 1. Jakarta: EGC.


Upaya Preventif pada Gangguan Gizi

1. Pola makan
2. Pemantauan tumbuh kembang dan
penentuan status gizi secara berkala
(sebulan sekali pada tahun pertama)
3. Faktor sosial
4. Faktor ekonomi
5. Faktor infeksi

Pudjiadi, Antonius, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.
Differential diagnosis

Marasmus-
Marasmus kwashiorkor
kwashiorkor
Marasmus Definisi :

Marasmus adalah salah satu bentuk


gizi buruk yang sering ditemui pada
Balita. Marasmus disebabkan karena
kurang energi. Tanda-tanda anak
yang mengalami marasmus adalah
badan kurus kering, rambut rontok
dan flek hitam pada kulit.
Barnes Lewis, Curran John. Nutrisi. Dalam: Wahab S, editor. Nelson Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta: EGC. 2000.
Marasmus (Cont..)

Etiologi : Epidemiologi :

• Diet yang tidak cukup • Kesehatan Departemen Kesehatan RI


• Kebiasaan makan yang tidak tepat tahun 2005 dari 241.973.879 juta
• Kelainan metabolik atau malformasi penduduk Indonesia, 6% atau sekitar
kongenital 14,5 juta orang menderita gizi buruk.
• Infeksi • Penderita gizi buruk pada umumnya
• Kelainan bawaan saluran pencernaan anak-anak dibawah usia 5 tahun
atau jantung (balita).
• Malabsorpsi
• Menurut WHO sekitar 49% dari 10, 4
• Penyakit ginjal menahun
• Gangguan pada saraf pusat
juta kematian terjadi pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun di Negara ber
kembang
Barnes Lewis, Curran John. Nutrisi. Dalam: Wahab S, editor. Nelson Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta: EGC. 2000.
Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. 2004.
Marasmus (Cont..)

Patomekanisme :

Barnes Lewis, Curran John. Nutrisi. Dalam: Wahab S, editor. Nelson Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta: EGC. 2000.
Marasmus (Cont..)

Gejala klinis :

• Anak tampak sangat kurus


• Wajah seperti orang tua
• Iga gambang dan perut cekung
• Otot paha mengendor (baggy pant)
• Cenggeng dan rewel
• Mata besar dan dalam
• Pertumbuhan dan perkembangan terganggu

Staf Pengajar Ilmu Keperawatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI. 1985.
Ngastiyah. Perwatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. 2005.
Markum, A, H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1. Jakarta: FK UI. 1991.
Marasmus (Cont..)

Gejala klinis :
• Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang,
kulit keriput dan turgor kulit jelek
• Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus
yang jelas
• Nadi lambat dan metabolisme basal menurun
• Vena superfisialis nampak jelas
• Ubun-ubun besar cekung
• Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
• Anoreksia
• Sering bangun malam
Staf Pengajar Ilmu Keperawatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI. 1985.
Ngastiyah. Perwatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. 2005.
Markum, A, H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1. Jakarta: FK UI. 1991.
Marasmus Diagnosis : Pemeriksaan Fisik
• Mengukur TB dan BB
Anamnesis
(Cont..) 1. Keluhan Utama :
• Menghitung indeks massa tubuh
• Mengukur ketebalan lipatan kulit di
• Kurus (Perubahan BB) lengan atas sebelah belakang (lipa
• Tampak seperti orang tua tan trisep)
• Status gizi juga dapat diperoleh
2. Keluhan tambahan : dengan mengukur LLA untuk mem
• Riwayat makanan perkirakan jumlah otot rangka da
• Kebiasaan makan lam tubuh (lean body massa, massa
tubuh yang tidak berlemak).

Pemeriksaan penunjang
laboratorium :
albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, tran
sferin. Barnes Lewis, Curran John. Nutrisi. Dalam: Wahab S, editor. Nelson Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta: EGC. 2000.
Marasmus • Atasi atau cegah hipoglikemia
(Cont..) • Atasi atau cegah hipotermia
• Atasi atau cegah dehidrasi
• Koreksi gangguan keseimbang elektrolit Penambahan 20 ml
larutan pada 1 liter formula
• Obati / cegah infeksi dengan pemberian antibiotik
• Koreksi defisiensi nitrien mikro, yaitu dengan :
1. Tambahkan multivitamin
2. Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama)
penatalaksanaan : 3. Seng (Zn) 2 mg/KgBB/hari
4. Bila berat badan mulai naik berikan Fe (zat besi) 3 mg/
KgBB/hari
5. Berikan Vitamin A oral
• Mulai pemberian makanan

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Jakarta: Media Aescullapius. 2000.
Komplikasi :
Noma Hipotermia
Xeroftalmia Hipoglikemia
Tuberkulosis Sirosis hepatis
Penurunan kecerdasan Infeksi traktus urinarius
Marasmus
(Cont..)
Prognosis :
Prognosis pada penyakit ini buruk karena banyak menyebabkan
kematian dari penderitanya akibat infeksi yang menyertai penyak
it tersebut, tetapi prognosisnya dapat dikatakan baik apabila mal
nutrisi tipe marasmus ini ditangani secara cepat dan tepat.
Rudolph CD, AM. Rudolph. Marasmus in Rudolph’s Pediatrics. 2005; 1336-1350.
Rosli AW, Rauf S, Lisal JS, Albar H. Relationship Between Protein Energy Malnutrition and Social Maturity in Children Aged 1-2 Years in Paediatrica Indonesia, 42th volume, Desember, 2012.
kwashiorkor Definisi :

sindrom klinis yang diakibat


kan dari defisiensi protein berat
dan asupan kalori yang tidak
adekuat

Hidajat, Irawan dan Hidajati. Pedoman Diagnosis dan Terapi: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: RSU dr. Soetomo.
Kwashiorkor (Cont..)

Etiologi : Epidemiologi :

1. Kekurangan intake protein • Anak-anak 5-10 tahun


2. Gangguan penyerapan protein
pada diare kronik • Afrika
3. Kehilangan protein secara berlebi • Asia
han seperti pada proteinuria dan i • Amerika
nfeksi kronik
4. Gangguan sintesis protein seperti
pada penyakit hati kronis.

Behrman, L. Richard dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC
Rudolph, Abraham M. dkk. 2006. Buku Ajar Pediatrik Rudolph. Jakarta: EGC
Kwashiorkor (Cont..)

Patomekanisme :
Intake prote
in inadekuat

EDEMA

M. William. 2004. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC


Kwashiorkor (Cont..)

Gejala klinis :

Pudjiadi, Hegar, Handryastuti dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI
Kwashiorkor
Diagnosis :
(Cont..)
1. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan
yang kurang, anak kurus, atau berat badannya kurang
Selain itu ada keluhan anak kurang/tidak mau makan,
sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya
bengkak pada kedua kaki, kadang sampai seluruh
tubuh.

•Pudjiadi, Hegar, Handryastuti dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI
•Puone T, Sanders D, Chopra M,. 2001. Evaluating the Clinical Management of Severely Malnourished Children. A Study of Two Rural District Hospital. Afr Med J 22: 137-
141.
Kwashiorkor
Diagnosis :
(Cont..)
2. Pemeriksaan fisik
• Perubahan mental sampai apatis
• Anemia
• Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut / rontok
• Gangguan sistem gastrointestinal
• Pembesaran hati
• Perubahan kulit (dermatosis)
• Atrofi otot
• Edema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai selu
ruh tubuh

•Pudjiadi, Hegar, Handryastuti dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI
•Puone T, Sanders D, Chopra M,. 2001. Evaluating the Clinical Management of Severely Malnourished Children. A Study of Two Rural District Hospital. Afr Med J 22: 137-
141.
Kwashiorkor
Diagnosis :
(Cont..)
3. Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Radiologi
• Tes mantoux
• EKG

•Pudjiadi, Hegar, Handryastuti dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI
•Puone T, Sanders D, Chopra M,. 2001. Evaluating the Clinical Management of Severely Malnourished Children. A Study of Two Rural District Hospital. Afr Med J 22: 137-
141.
Kwashiorkor
(Cont..) penatalaksanaan :

Hidajat, Irawan dan Hidajati. Pedoman Diagnosis dan Terapi: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: RSU dr. Soetomo
Komplikasi :
• Defisiensi zat besi
Kwashiorkor • Hiperpigmentasi kulit
(Cont..) • Edema anasarka
• Imunitas menurun sehingga mudah infeksi
• Diare karena terjadi atrofi epitel usus
• Hipoglikemia, hipomagnesemia

Hidajat, Irawan dan Hidajati. Pedoman Diagnosis dan Terapi: Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: RSU dr. Soetomo
Marasmus- Definisi :
kwashiorkor
Marasmus-Kwashiorkor adalah salah satu kon
disi dari kurang gizi berat yang gejala klinisn
ya merupakan gabungan dari marasmus, yai
tu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya
asupan energy, dan kwashiorkor , yaitu kondi
si yang disebabkan oleh kurangnya asupan
protein sehingga gejalanya disertai edema

Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137
Marasmus-kwashiorkor(Cont..)

Etiologi : Epidemiologi :

• faktor diet Pravelensi penyebab utama kematian dianta


• faktor social ra anak di bawah umur 5 tahun sebanyak 60
% berhubungan erat dengan kejadian malnut
• kepadatan penduduk risi kekurangan energi dan protein
• Infeksi
• Kemiskinan

Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137
Marasmus-kwashiorkor(Cont..)

Patomekanisme :
Marasmus-kwashiorkor(Cont..)

Gejala klinis :

Marasmic-kwashiorkor gejala klinisnya merupakan campur


an dari beberapa gejala klinis antara kwashiorkor dan ma
rasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) < 60%
baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang ti
dak mencolok .

Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137
Marasmus-kwashiorkor(Cont..)

Diagnosis :
• Sering menderita sakit yang berulang
Anamnesis Riwayat keluarga :
Keluhan utama: • Lingkungan rumah
• Berat badan berkurang • Pendidikan dan pekerjaan anggota
• Kurus keluarga
• Tampak seperti orang tua • Hubungan anggota keluarga
Keluhan tambahan: • Perilaku yang dapat mempengaruhi
• Rambut tipis, pirang dan mudah kesehatan
dicabut • ditemukan adanya kelainan pada paru
• Anak tampak lemas dan menjadi
pendiam
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Bina Gizi 2011
Marasmus- Pemeriksaan fisik
• Pengukuran antoprometri (BB, TB, lingkaran kepala atas, dan lengan
kwashiorkor lipatan kulit)
(Cont..) • Malise
• Kulit keriput
• Asites
• Edema
• Pucat
• Moon face
• hiperpigmentasi
Diagnosis
(Cont..): Pemeriksaan penunjang
• Pada pemeriksaan laboraturium, anemia selalu ditemukan karena
asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan
absorbs.
• Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menemukan adanya kelai
nan pada paru
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Bina Gizi 2011
Marasmus-
kwashiorkor penatalaksanaan :
(Cont..) • Mencegah dan mengatasi hipoglikemi
• berikan segera cairan gula : 50 ml dektrosa 10% evalua
si Setelah 30 menit
• Mencegah dan mengatasi hipotermi
• Mencegah dan mengatasi dehidrasi
• Diberikan cairan resomal (rehydratio solution for malnutri
tion) 70-100 ml/kg BB dalam 12 jam
• Koreksi gangguan elektrolit
• Erikan ekstra kalium 150-300 mg/kg/BB/ hari dan rehid
rasi cairan rendah garam

Depkes RI, 2005. Petunjuk Teknis Tatalaksana Gizi Buruk. Jakarta: Departemen Kesehatan, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Hal: 1-5
Marasmus-
kwashiorkor penatalaksanaan :
(Cont..) -Mencegah dan mengatasi infeksi
• Jika ada komplikasi berikan kotrimoksazol 5 hari
• Amoksisilin 15 mg /kg/BB tiap 8 jam 5 hari jika ada kompli
kasi
-Mulai pemberian makan
• Untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein
-Koreksi kekurangan zat gizi mikro
• Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen multivitamin,
asam folat, zinc dan fe.
-Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
-Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

Depkes RI, 2005. Petunjuk Teknis Tatalaksana Gizi Buruk. Jakarta: Departemen Kesehatan, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Hal: 1-5
Marasmus- Penatalaksanaan (Cont..) :
kwashiorkor
(Cont..) Kebutuhan nutrisi pada anak:
1. Kebutuhan nutrisi pada anak Pemberian makanan tambahan
sebagai pendamping ASI dimulai saat anak berusia 6 bulan
dengan tetap memberikan ASI. Pemberian makanan tambah
an ASI dinaikkan bertahap dari segi jumlah, frekuensi pemb
erian, dan jenis dan konsistensi makanan yang diberikan.

Agostoni, C., Axelson, I., Colomb, V., Goulet, O., Koletzko, B., & Michaelsen, K. (2005). The need for nutrition support teams in pediatric units: A commentary by the ES
PGHAN committee on nutrition. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, 8-11.
Marasmus- Penatalaksanaan (Cont..) :
kwashiorkor
(Cont..) 2. Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu
makronutrien dan mikronutrien. Makronurien adalah
zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
besar untuk memberikan tenaga secara langsung yaitu
protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah 4 kkal
dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien adalah zat
yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi
hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam
tubuh seperti vitamin, fe, zinc dll

Wardlaw, G.M. et al, 2004. Perspectives in Nutrition. Sixth Edition. McGraw Hill, 383-386.
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Komplikasi :
• Perkembangan mental
• Noma atau stomatitis gangrenosa
• Xeroftalmia
Marasmus- • Kematian
kwashiorkor
(Cont..) Prognosis :
Prognosis pada penyakit ini buruk karena banyak menyebabkan kema
tian dari penderitanya akibat infeksi yang menyertai penyakit tersebut,
tetapi prognosisnya dapat dikatakan baik apabila malnutrisi ditangani
secara tepat dan cepat. Kematian dapat dihindarkan apabila dehidrasi
berat dan penyakit infeksi kronis lain seperti tuberkulosis atau hepatitis
yang menyebabkan terjadinya sirosis hepatis dapat dihindari.

Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi keempat. Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia. Jakarta. 2005 : 95-137.
Tabel differential diagnosis
Gejala Marasmus Kwashiorkor Marasmus-Kwashiorkor

Perempuan 5 tahun
+ + +
Tgl lahir 7 Juli 2015
+ + +
Batuk 1 minggu lalu
+ + +
Demam ↑↓
+ + +
Malas makan dan minum
+ + +

TD 120/70, P 18x/I, N 56x/I, S


+ + +
= 38,3°C

17 Kg/121 cm
(Sangat kurus) + - +/-
H.R. Bukhari, Ahmad, An-Nasa’i

Pemenuhan gizi merupakan kewajiban bagi setiap orang se


bagai bentuk pemeliharaan kesehatannya, seperti dalam sa
bda Rasulullah SAW. yang berbunyi :

Integrasi Artinya :
“...Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak yang harus
keislaman
kau penuhi...” (H.R. Al-Bukhari, Ahmad, An-Nasa’i)

Baqi A, Fuad M. Terjemahan Al-Lu’lu’uwalmarjan(kumpulan hadits shahih bukhari muslim),Semarang: PT. Pustaka Riski putra,2012.
Q.S. ‘Abasa: 8

Artinya :
Integrasi “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan
keislaman makanannya”
(Cont..)

Baihaqi ES. Gizi Buruk dalam Perspektif Islam. Vol.2. No.2. 2017.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai