Anda di halaman 1dari 13

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

STUDI KASUS PADA ANAK “S” UMUR 15 BULAN YANG


MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG ANGGREK
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
MIFTAHUL JANNAH
12.2.05.01.0026

PRODI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2015

MIFTAHUL JANNAH|12.2.05.01.0026 simki.unpkediri.ac.id


FAKULTAS ILMU KESEHATAN – D3 Keperawatan || 1||
STUDI KASUS PADA ANAK “S” UMUR 15 BULAN YANG
MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIARE DI RUANG ANGGREK
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
MIFTAHUL
JANNAH
12.2.05.01.0026
Fakultas Ilmu Kesahatan – DIII Keperawatan
Micky.mifta@ymail.com
Pembimbing 1 : Siti Aizah, S.,Kep.,Ns.,M.Kes
Pembimbing 2 : Susi Ernawati, S.,Kep.,Ns.,M.Kes
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

STUDI KASUS PADA AN.S UMUR 15 pengkajian, intervensi, implementasi dan


BULAN YANG MENGALAMI MASALAH evaluasi keperawatan. Hasil: Setelah dilakukan
KEPERAWATAN GANGGUAN tindakan keperawatan selama 3x24 jam
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN didapatkan kebutuhan cairan dan elektrolit
ELEKTROLIT DENGAN DIAGNOSA terpenuhi, suhu tubuh dalam rentang normal,
MEDIS DIARE DI RUANG ANGGREK nutrisi pasien terpenuhi.
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI,
MIFTAHUL JANNAH (2015). Berdasarkan studi kasus pada An.S
PEMBIMBING 1 : SITI ditemukan diagnosa keperawatan utama yaitu
AIZAH,S.KEP.,NS,M.KES PEMBIMBING gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2 : SUSI ERNAWATI,S.KEP.,NS,M.KES. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu
memantau tanda dan gejala kekurangan cairan
Diare adalah pengeluaran tinja yang dan elektrolit memberikan intake dan
tidak normal dan cair frekuensinya lebih sering memantau output cairan, menganjurkan
dari biasanya (pada umumnya 3x atau lebih) keluarga untuk memberi minum pada klien
perhari dengan konsistensi cair dan sesuai dengan kebutuhan, dan berkolaborasi
berlangsung kurang dari 7 hari. Diare dengan tim medis pemberian cairan infus RL
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu infeksi, dan obat antibiotik.
alergi makanan, gangguan penyerapan Gangguan keseimbangan cairan dan
makanan, keracunan makanan atau sebagai elektrolit pada An.S dikarenakan bakteri yang
salah satu gejala dari penyakit yang menginfeksi saluran pencernaan yang dapat
menyebabkan gangguan sistem kekebalan berdampak pada An.S mengalami kehilangan
tubuh. cairan dan elektrolit yang berlebihan. Untuk itu
Tujuan penulisan studi kasus adalah maka perlu penanganan cairan dan elektrolit
untuk menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan diare cair akut meliputi
Kata kunci : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Diare
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I. LATAR BELAKANG

Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Diare akut adalah
buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3x atau
lebih) perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari (Depkes,
2009).

Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar di dunia (Amirudin, 2007). Bila ditinjau dari tingkat kegawatannya pada
umumnya menganggap bahwa diare merupakan penyakit biasa-biasa saja, pada
umumnya masyarakat kita menganggap remeh penyakit ini, sehingga seringkali
berakibat fatal dalam hal penanganan penderita, hal ini diakibatkan oleh kurang
pengetahuan penerapan prinsip-prinsip rehidrasi seawal mungkin belum dilakukan oleh
masyarakat sehingga terjadi keterlambatan tindakan rehidrasi yang dapat memperparah
kesakitan, bahkan dapat mengakibatkan kematian (Unik, 2005).

Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, secara
global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta
pertahun. Pada Negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata
mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan
kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan
penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO, 2009).

Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun
2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 anak dengan angka kematian
akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7%
dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 anak (Perwira, 2008). Data yang diperoleh
oleh Medikal Record dalam tiga tahun terakhir, yaitu tahun 2012 sampai tahun 2014
tercatat 271 anak yang dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri.

Secara umum, diare dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu infeksi, alergi
makanan, gangguan penyerapan makanan, keracunan makanan atau sebagai salah satu
gejala dari penyakit yang menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Infeksi
retrovirus menjadi penyebab utama diare di Indonesia, selain itu, bakteri dan parasit
juga bisa menjadi penyebab, hal ini tentu saja erat kaitannya dengan kebersihan yang
tidak terjaga. Kurangnya penanganan pada penyakit diare dapat menyebabkan anak

MIFTAHUL JANNAH|12.2.05.01.0026 simki.unpkediri.ac.id


FAKULTAS ILMU KESEHATAN – D3 Keperawatan || 2||
terkena dehidrasi yang disebabkan oleh hilangnya kandungan air dan elektrolit pada
tubuh(Saing, 2007).

Upaya dalam mengatasi anak yang mengalami diare dilakukan penyediaan terapi
rehidrasi oral dengan terus menyusui dari usia 0 sampai 2 tahun, penggunaan
antimikroba hanya untuk anak diare berdarah, kasus kolera yang parah, atau infeksi
non-usus serius. Para pengasuh anak-anak yang masih muda juga harus diajarkan
tentang cara pemberian makana bersih dan sehat serta keberhasilan yang dapat
mengurangi morbiditas diare.

Melihat uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas dan mempelajari
lebih dalam tentang masalah keperawatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan diagnosa medis diare pada anak

II. METODE
1. Dengan melakukan wawancara yaitu, melakukan pengkajian pada pasien dan
keluarga.
2. Dengan observasi langsung keadaan umum pasien dan melakukan pemeriksaan
fisik saat pengkajian.
3. Dengan studi dokumentasi rekam medis berupa hasil-hasil pemeriksaan dan
dokumentasi pasien selama dirawat di rumah sakit sampai pengkajian dilakukan.

III. HASIL DAN KESIMPULAN


A. PENGKAJIAN
Data diambil tanggal: 29 – 06 – 2015 Tanggal MRS : 29-06-2015
Jam : 08.30 WIB Jam MRS : 08.00 WIB
Ruang rawat/kelas : R. Anak
No. Rekam medik : 327846
Dx. Medis : GEA + Vomiting
I. IDENTITAS ANAK IDENTITAS ORANG TUA
Nama : An. S Nama ayah : Tn. Z
Tanggal lahir : 05 – 03 – 2014 (15 bln) Nama ibu : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan ayah/ibu: Wiraswasta
Alamat : Gondangrejo, Banyakan Pendidikan ayah/ibu: SMP/SMA
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia Agama: Islam
Diagnosa medis: GEA + Vomiting Alamat : Gondangrejo,Banyakan
Sumber Informasi: Ibu Px dan RM
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan sekarang
a. Keluhan Utama : Ibu Px mengatakan anaknya BAB encer ± 6x dalam sehari,
muntah 3x dan badannya panas
b. Riwayat Penyakit saat ini : Ibu Px mengatakan anaknya sejak tanggal 26–06–2015
BAB encer ± 6x dalam sehari, muntah 3x, makan dan minum susu menurun,
badjannya panas dan pada tanggal 27-06-2015 periksa di bidan puskesmas diberi
obat diare tidak ada perubahan. Px selanjutnya dibawa ke UGD RSUD Gambiran
pada tanggal 29-06-2015 Di UGD Px mendapat terapi Inf. KA-EN 3B 250cc/16
jam 15 tpm. Inj.Ceftriaxone 2x200 mg,
c. Riwayat Persalinan :
1) Antenatal : Pada saat hamil ibu mangalami mual muntah pada trimester
pertama
2) Natal : Ibu melahirkan secara SC karena letak lintang BB bayi = 3,4 kg PB =
49 cm
3) Post Natal: Tidak ada masalah kesehatan pada post natal, Px lahir dengan
kondisi sehat, refleks menghisap ada (normal).
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
a. Riwayat Kesehatan Ibu: Ibu Px pernah menderita penyakit TBC pada tahun 2007
dan melakukan perawatan pengobatan 6 bulan sudah sembuh
b. Riwayat Kesehatan Keluarga: Ibu Px mengatakan keluarga tidak mempunyai
penyakit keturunan seperti DM, Jantung, hipertensi dll.
3. Status nutrisi: dirumah = ASI + Susu formula + Bubur tim
Di RS = Bubur tim, Susu
4. Riwayat Imunisasi:
Tabel 2.1 Riwayat Imunisasi
NO Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi setelah pemberian
1 BCG Umur 1 bulan Tidak ada reaksi
2 DPT (I,II,III) 2,3,4 bulan Demam dan rewel
3 Polio (I,II,III) 1,2,3 bulan Tidak ada reaksi
4 Campak 9 bulan Demam ringan
5 Hepatitis Lupa -
5. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan Fisik
1) BB saat ini: 9kg, BB sebelum sakit: 9,5kg TB = 63cm LK=46cm LLA = 15cm,
BBI= (1,3x2)+8=10,6Kg
2) Waktu tumbuh gigi: mulai 7 bulan
b. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1) Tengkurap : 4 bulan
2) Kembali Tengkurap: 5 bulan
3) Duduk : 7 bulan
4) Merangkak : 8 bulan
5) Berdiri : 10 bulan
6) Berjalan : 12 bulan
7) Senyum pada orang lain partama kali: 3 bulan
8) Bicara pertama kali: belum dapat
6. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
1) Pertama kali disusui : Pada saat setelah lahir
2) Cara pemberian : setiap kali menangis
3) Lama pemberian : Sampai saai ini
b. Pemberian susu formula
1) Alasan pemberian : untuk tambah nutrisi
2) Jumlah pemberian : 3 botol/hari
3) Cara pemberian : Dengan dot
c. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai usia saat ini
Tabel 2.2 Status Nutrisi
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
1. 0-6bln Asi + Susu formula Sampai Px kenyang
2. 6-12bln Asi + Susu formula + Sampai Px kenyang
bubur tim, pisang
3. Saat ini Asi + Susu formula + Sampai Px kenyang
Nasi tim, lauk
III. OBSERVASI DAN PENGKAJIAN FISIK ( BODY OF SYSTEM )
Keadaan Umum= Px terlihat lemah
TD = - mmHg N = 120 x/mnt S= 382ᵒC RR = 26 x/mnt
1. Pernafasan
a. Bentuk dada : Normal/datar
b. Pola nafas : Regular
c. Retraksi otot bantu nafas : tidak ada
d. Perkusi thorak : Sonor
e. Alat bantu pernafasan : tidak ada
f. Batuk : Tidak
2. Kardiovaskuler
a. Irama Jantung : Reguler
b. Pulsasi : < 1 cm pada ICS 5 lurus pada mid clavicula
c. Bunyi Jantung : BJ 1 dan BJ 11 tunggal
d. Capillary Refil Time (CRT): ada, >3 detik
3. Persyarafan
a. Kesadaran : Composmentis
b. Istirahat : ± 15 jam/ hari
4. Genitourinaria
a. Bentuk alat kelamin : labia mayora dan minora tidak ada kelainan
b. Uretra : lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
c. Kebersihan alat kelamin: Bersih, tidak ada lecet
d. BAK : 350ccx/hari
5. Pencernaan
a. Mulut
1) Mukosa mulut : Kering
2) Bibir : Kering
3) Kebersihan rongga mulut: rongga mulut terlihat bersih
b. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk abdomen datar
2) Perkusi : Hipertimpani
3) Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
4) Auskultasi : bising usus 45x/mnt
5) BAB : ±6x/hari, konsistensi = cair , warna= kuning
6. Musculoskeletal dan Integumen
a. Kemampuan pergerakan sendi dengan tungkai= anak bergerak aktif
b. Kekuatan otot= Anak bergerak aktif
c. Akral= Panas
d. Turgor kulit= Sedang (kurang elastis)
e. Kelembaban kulit= lembab
f. Lain-lain= -
7. Endokrin
a. Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
b. Pembesaran kelenjar parotis : Tidak ada
8. Kepala
a. Bentuk kepala: simetris, rambut merata, ubun-ubun cekung
b. Mata
1) Bentuk : simetris
2) Pergerakan bola mata : baik
3) Pupil : isokor
4) Konjungtiva : merah muda
5) Sclera : putih
6) Palpebra : mata cowong +/+
c. Hidung
1) Bentuk : tulang hidung dan posisi septum nasi tidak ada
pembengkokan
2) Lubang Hidung : tidak ada secret, tidak ada perdarahan
d. Telinga
1) Bentuk : Simetris
2) Tulang rawan : -
9. Aspek Psikososial
a. Ekspresi afek dan emosi : ekspresi emosi sesuai dengan ekspresi wajah
b. Dampak hospitalisasi bagi anak: Px tampak selalu terlihat rewel
c. Dampak hospitalisasi bagi keluarga: cemas
Hasil Lab Tanggal 29-06-2015
Tabel 2.3
PARAMETERS NILAI RUJUKAN
WBC 12.6 [10^3/uL] 4,0 –10,0

RBC 5.09 [10^6/uL] 3,80-6,00


HGB 10.7 [g/dL] 11,0-16,5
HCT 30.2 [%] 35-50
MCV 59.3 [fL] 81,0-99,0
MCH 21.0 [pg] 27,0-31,0
MCHC 35.4 [g/dL] 33,0-37,0
PLT 467 [10^3/uL] 150-450
RDW-SD 36.2 [fL] 35-47
RDW-CV 17.1 [%] 11,5-14,5
PDW 10.0 [fL] 9,0-13,0
MPV 10.0 [fL] 7,2-11,1
PCT 0.47 [%] 0,150-0,400
NEUT # 5.07 [10^3/uL] 1,5-7
NEUT% 41.7 [%] 40-74
LYMPH# 6.40 [10^3/uL] 1-3,7
LYMPH% 52.6 [%] 19-48
MONO# 0.61 [10^3/uL] 0,16-1
MONO% 5.0 [%] 3-9
EO# 0.06 [10^3/uL] 0-0,8
EO% 0.5 [%] 0-7
BASO# 0.02 [10^3/uL] 0-0,2
BASO% 0.2 [%] 0-1

IV. TERAPI
1. Inf. KA-En 3B 250cc/16 jam (mikro) 15 tpm
2. Injeksi Ceftriaxone 2x150 mg (IV)
3. Oralit 1 bungkus (oral)
4. Vometa 3x1,5 mg (oral)
5. Paracetamol 3x125 mg (oral)
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada An.S ditemukan hasil Ibu Px mengatakan anaknya sejak
tanggal 26–06–2015 BAB encer ± 6x dalam sehari, muntah 3x, makan dan minum
susu menurun, badannya panas, DO: K/U lemah, makan dan minum menurun, N=
120x/mnt, S= 382ᵒC. RR= 26x/mnt, badan panas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan Pada An.S ini prioritas diagnosa
keperawatan yang muncul adalah Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan Kehilangan cairan dan elektrolit berlebih
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan pada An.S yang mengalami masalah keperawatan
prioritas gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang dilakukan adalah: Pantau
tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit, berikan intake dan memantau
output cairan, anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak sesuai kebutuhan
pasien, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antibiotik dan cairan
infus. Kriteria hasil yang telah disesuaikan untuk dapat melakukan asuhan
keperawatan.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam kasus ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah disusun dengan melibatkan pasien, keluarga dan kolaborasi dengan tim
medis lain.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk memonitor keberhasilan yang tercapai selama
tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan tindakan keperawatan. Dari 3 diagnosa
keperawatan yang muncul, semua teratasi pada tanggal 01-07-2015 sesuai dengan
perencanaan.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, H. (2008). Ilmu Kesehatan Pada Anak: Salemba Medika


Asmadi, A. (2008). Konsep Keperawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Barnard Scipien Chard Howe, WHO. (2009). Pediatric Nursing Care, The Mosby
Company.
Ngastiyah. (2007). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC
Nursalam. (2009). Buku Ajar Konsep Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Perwira, Andri. (2008). Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Potter & Perry. (2005). Konsep Dasar Hospitalisasi Pada Anak.
http://firmanpharos.wordpress.com. Di unduh pada tanggal 29 Januari 2015. Jam
17.00
Pratiwi, Unik. (2005). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Jakarta: EGC
RI, Depkes. (2007). Pedoman Konsep Dasar Diare Di Tingkat Pelayanan
Kesehatan. Jakarta. Depkes RI
Saing, iwan. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Diare.
http://iwansaing.wordpress.com. Diunduh pada tanggal 23 januari. Jam 16.00
Simadibrata, M, Setiati S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat
Penerbitan Departemen.
Soegijanto S. (2007). Ilmu Penyakit Anak “Diagnosa dan Penatalaksanaan”.
Surabaya: Airlangga University Press.
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.
Subowo, Imam. (2010). Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Supartini, Y. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Suraatmaja, S. (2009). Aspek Gizi Air Susu Ibu. Jakarta: EGC.
Suraja, Brewis. (2008). Pengaruh Hospitalisasi, lembaga Penerbit Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong. (2006). Nursing Care of Infants and Children. fifth edition,
Clarinda company, USA.
Widoyono dan kawan-kawan. (2008). Pendidikan Medik Pemberantasan Diare,
Departemen Kesehatan RI Ditjen PPM & PLP.

Anda mungkin juga menyukai