DOSEN PENGAMPU :
AHMAD BUDIMAN SIREGAR S.PD., M.SI
DISUSUN OLEH:
DEWI (2002001)
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya, diare
disebabkan oleh hal-hal berikut: Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan
fruktosa,Alergi makanan,Efek samping dari obat-obatan tertentu,infeksi bakteri, virus, atau
parasite,Penyakit usus,Pasca operasi batu empedu,radang pada saluran pencernaan, seperti pada
penyakit Crohn, olitis ulseratif, atau olitis mikroskopik,Irritable bowel syndrome, Penyakit celiac
atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.
4. EVALUASI MENGENAI DIARE
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi diare. Misalnya:
.Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral maupun
melalui intravena,
.Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri,
.Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare ini biasanya akan
disesuaikan dengan hal yang menyebabkan terjadinya diare.
Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:
◦ > Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging
yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan menggunakan
sabun dan air bersih.
◦ > Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna, serta
menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.
Kesimpulan
Dengan mengetahui Jenis dan Langkah-Langkah Analisis Situasi secara konsisten, maka
pemecahan masalah akan berjalan dengan baik serta mendapatkan hasil yang maksimal.
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Bisa dengan studi literatur,
perbandingan dengan kondisi ideal, pengujian, ataupun dengan observasi langsung.,Karena perannya
yang sangat vital dalam menentukan apa yang akan diteliti dalam suatu penelitian, maka identifikasi
masalah ini umumnya diletakkan di awal-awal riset. Identifikasi masalah yang kurang tepat dapat
membuat penelitian tersebut berkurang validitasnya atau bahkan tidak relevan terhadap masalah
yang ingin diselesaikan.
Terdapat pengaruh faktor anak (usia anak dan ASI eksklusif) terhadap kejadian diare berulang pada
balita dan tidak terdapat pengaruh faktor anak (jenis kelamin, imunisasi campak, status gizi, dan
kebersihan kuku tangan) terhadap kejadian diare berulang pada balita. Tidak terdapat pengaruh
faktor ibu (usia, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu, dan kebiasaan mencuci tangan terhadap
kejadian diare berulang pada balita). Tidak terdapat pengaruh faktor sosial ekonomi (penghasilan
keluarga) terhadap kejadian diare berulang pada balita. Usia anak merupakan faktor risiko yang
paling berpengaruh terhadap kejadian diare berulang pada balita.
TERIMA KASIH