Anda di halaman 1dari 7

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 195

Laporan Kasus

Malnutrisi Energi Protein Berat: Laporan Kasus

Peter Prayogo Hsieh, Putri Dariyanti Wijaya, Putri Aziana Aziz, Prahara Wahyu Purnomo, Sitti Radhiah

ABSTRAK
Dilaporkan seorang anak perempuan berusia 12 bulan datang dengan keluhan berat badan tidak bertambah
dan nafsu makan berkurang sejak satu bulan yang lalu. Keluhan disertai batuk, pilek berulang serta demam. Ayah
dan ibu merupakan keluarga dengan perekonomian menengah ke bawah sehingga anak hanya diberi makan
seadanya. Pada pemeriksaan fisik, anak sadar, tampak sangat kurus dan sakit sedang, didapatkan berat badan
menurut usia, panjang badan menurut usia, berat badan menurut panjang badan di bawah -3 SD grafik pertumbuhan
WHO. Pemeriksaan toraks menunjukkan kecurigaan terhadap infeksi pada paru kanan. Hasil laboratorium
menunjukkan anemia defisiensi besi dengan peningkatan C-reactive protein (CRP) dan foto toraks memperlihatkan
adanya infiltrat pada paru kanan. Anak dirawat di rumah sakit dengan pemberian terapi cairan, antibiotik, dan
intervensi diet. Dalam dua minggu keadaan anak menunjukkan perbaikan yang bermakna dan dapat dipulangkan
dengan memberi edukasi terkait gizi anak, perilaku hidup bersih dan sehat, serta pentingnya imunisasi.
Kata kunci: balita, edukasi, gizi buruk

ABSTRACT
It has been reported a12-month-old baby girl came with a chief complaint of difficulty in gaining weight since a
month ago. This complaint was accompanied by reduced appetite and fever with repeated cough and cold. Her
parents were from middle to low-income families, so this baby was not fed well. On examination, she looked skinny.
She was alert with weight for age, height for age, and weight for height < 3 Z-score WHO growth chart. Thoracal
examinations showed abnormalities on the right chest. Laboratory findings showed anemia, hypochromic microcytic,
and increased C-reactive protein (CRP). Chest radiograph showed infiltrates on the right lung. She was hospitalized
and treated with fluid therapy, antibiotics, and diet intervention. After two weeks, her conditions improved, and she
was discharged. Her parents were educated about feeding practices in children, hygiene, and the importance of
immunization.
Keywords: children, education, malnutrition
Afiliasi penulis: 1Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan, buruk pada balita berusia 0 – 59 bulan adalah 3,9%
Surabaya, Indonesia. (2)
dan pada balita berusia 0 – 23 bulan adalah 3,8% .
Korespondensi: Peter Prayogo Hsieh, Email:
peter_prayogo@yahoo.com, Telp: 0818397999 Pada anak terutama di negara berkembang,
malnutrisi erat kaitannya dengan perawatan rumah
(1)
PENDAHULUAN sakit dengan mortalitas mencapai 20% .
Sebuah siklus yang disebut vicious cycle oleh
Malnutrisi merupakan masalah kesehatan publik
Scrimshaw menjelaskan bahwa malnutrisi
yang terjadi di banyak negara, terutama negara
(1) meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi
berkembang . Di Indonesia, data dari Riskesdas
dan penyakit infeksi dapat menyebabkan malnutrisi
tahun 2018 menunjukkan bahwa angka kejadian gizi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 196

karena terjadinya anoreksia, malabsorpsi, dan bahwa pasien tidak mendapat imunisasi lengkap
(3)
peningkatan kebutuhan . Penyakit infeksi masih lantaran jarang mengikuti posyandu. Pasien lahir
merupakan salah satu penyebab kematian utama secara normal pada usia kehamilan 28 minggu
(2)
pada balita di Indonesia hingga tahun 2019 . karena ketuban pecah dini dengan berat badan lahir
Laporan kasus ini ditulis dengan tujuan untuk 1800 gram dan panjang badan 45 cm. Ketika itu
memberi gambaran mengenai kasus gizi buruk dokter memberi saran agar pasien dirawat terlebih
sehingga semakin ditingkatkannya perhatian terhadap dahulu di rumah sakit tetapi keluarga menolak karena
gizi anak oleh para tenaga kesehatan di lapangan kendala biaya. Satu minggu pertama pasca kelahiran,
terutama melalui langkah – langkah preventif seperti pasien mendapat Air Susu Ibu (ASI), tetapi karena
edukasi. pasien rewel terus, ibu mengira bahwa ASI tidak
mencukupi dan kemudian diganti dengan susu
KASUS formula untuk bayi prematur yang dibeli sendiri.
Seorang anak perempuan berusia 12 bulan Tetapi karena alasan ekonomi, akhirnya orang tua
dibawa ibunya ke Poliklinik Anak dengan keluhan membeli susu formula biasa. Sejak usia tujuh bulan,
berat badan tidak bertambah karena kemauan makan pasien disarankan oleh dokter anak untuk beralih ke
berkurang sejak satu bulan sebelumnya dan hampir susu kedelai dengan kecurigaan ke arah alergi
setiap kali minum susu dimuntahkan. Pasien juga karena batuk berulang yang dialaminya. Hingga saat
mengalami batuk berdahak sejak satu bulan pemeriksaan, setiap hari pasien hanya mengonsumsi
sebelumnya. Dahak berwarna putih kekuningan dan susu kedelai, nasi yang dihaluskan, dan sayur atau
tidak ada darah. Ibu mengatakan bahwa anaknya bubur dengan frekuensi tiga kali sehari. Ibu
sudah sering mengalami sakit batuk sejak berusia mengatakan bahwa pertumbuhan pasien sepertinya
lima bulan. Batuk yang dialami oleh pasien biasanya agak terlambat dibandingkan sebayanya, karena
sembuh dalam satu minggu, tetapi akan berulang pasien baru bisa mengangkat kepala di usia 7 bulan
sekitar satu bulan kemudian. Tidak ada pencetus dan tengkurap di usia 8 bulan. Bersama kedua orang
yang jelas menurut pengamatan ibu. Keluhan batuk tuanya, pasien tinggal di sebuah pemondokan
tersebut selalu disertai dengan demam yang naik dengan ventilasi yang baik dan kamar mandi yang
turun tidak menentu, termasuk saat ini. Ketika digunakan bersama. Pemondokan tersebut terletak di
demam, pasien menggigil tetapi tidak sampai kejang. daerah perumahan padat penduduk.
Tidak ada mimisan, bintik-bintik merah, maupun gusi Pada pemeriksaan, pasien tampak sakit sedang
berdarah. Telinga juga tidak mengeluarkan cairan. dan rewel dengan berat badan 5,2 kg, panjang badan
Pasien juga mengalami pilek cair dan bening satu 65 cm, lingkar lengan atas 10,5 cm, lingkar kepala
bulan terakhir. Sejak usia lima bulan, pasien memang 46,2 cm, nadi 131 kali/menit, laju pernafasan 43
sering mengalami pilek yang hilang timbul tidak kali/menit, dan suhu aksila 37,4°C. Pada pemeriksaan
menentu, tetapi tidak disertai bersin. Ibu pasien kepala leher, wajah anak tampak seperti orang tua,
mengamati bahwa buang air kecil berkurang, dalam terlihat agak sesak dengan konjungtiva anemis dan
satu hari hanya ganti popok dua kali, tetapi tidak ada mata cekung, tetapi tidak ada nafas cuping hidung
perubahan pada pola buang air besar. Pasien dan pembesaran kelenjar getah bening. Rambut anak
memiliki riwayat infeksi paru sejak lahir dan pernah sedikit, berwarna hitam, tetapi kerontokan sulit
dirawat di rumah sakit. Ayah pasien adalah perokok dievaluasi. Pada hidung didapatkan sekret yang
dan di lingkungan tempat tinggal pun banyak orang sudah kering, tidak didapatkan faring yang hiperemis,
sekitar yang juga merokok. Ibu pasien mengatakan pembesaran tonsil, dan tanda sianosis maupun
perdarahan, tetapi lidah pasien tampak putih dan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 197

kotor. Pada pemeriksaan toraks, iga tampak selama 14 hari, keadaan pasien pulih, nafsu makan
gambang dan tidak didapatkan kelainan pada membaik, berat badan pasien naik sesuai target, dan
jantung, tetapi pada pemeriksaan paru ditemukan pasien dipulangkan serta disarankan untuk
adanya penurunan fremitus raba disertai suara nafas melakukan kontrol kembali.
tambahan, yaitu ronki kasar pada dada kanan. Tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan abdomen. PEMBAHASAN
Kedua ekstremitas bawah pasien teraba dingin, tetapi Pada kasus ini, malnutrisi terjadi pada anak
capillary refill time (CRT) <2 detik dan tidak ditemukan perempuan berusia 12 bulan. Hal ini harus menjadi
edema tungkai. Pada regio gluteal dan femoral, kulit perhatian karena anak tersebut masih berada dalam
terlihat turun seperti celana kedodoran (baggy pants). periode 1000 hari pertama kehidupannya dan dengan
Secara keseluruhan, kulit anak tampak keriput dan penanganan yang tepat, masih ada waktu untuk
turun. mengejar ketertinggalan yang telah terjadi. Seribu
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar hari pertama kehidupan yang terhitung sejak masa
hemoglobin 7,9 g/dL, MCV 79,7 fl, MCH 24,9 pg, konsepsi merupakan periode keemasan bagi seorang
3
MCHC 31,2 g/dL, leukosit 8.860/mm , trombosit individu, karena pada kurun waktu tersebut otak
3
324.000/mm , hematokrit 25,2%, natrium 132,4 berkembang dengan sangat pesat . Perkembangan
(4)

mmol/L, kalium 4,42 mmol/L, klorida 106,1 mmol/L, otak yang sehat dipengaruhi oleh beberapa faktor
kalsium 10 mg/dL, fosfor 3,5 mg/dL, dan CRP 40 (5)
yang salah satunya adalah nutrisi, dengan 2 alasan .
ng/mL. Pada pemeriksaan foto toraks, didapatkan Pertama, otak seorang bayi yang baru dilahirkan
infiltrat pada paru kanan. mengkonsumsi 60% dari total energi yang
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dibutuhkan, sehingga perkembangan otak yang
penunjang dokter mendiagnosis pasien mengalami maksimal akan sangat dipengaruhi oleh nutrisi,
malnutrisi energi protein berat tipe marasmus dengan seperti glukosa, asam amino rantai cabang, zat besi,
bronkopneumonia dan anemia hipokromik mikrositer. (5)
dan oksigen . Kedua, nutrisi merupakan hal yang
Dokter menyarankan agar dirawat inap yang disetujui dapat dimodifikasi, oleh karena itu pengetahuan
oleh ibu pasien. Ketika dirawat, pasien mendapatkan terhadap nutrisi apa yang terbaik dalam masa
terapi cairan dengan D5½NS, injeksi ampisilin dan perkembangan otak tertentu akan memberikan luaran
gentamisin, nebulisasi dengan salbutamol, dan terapi (5)
yang diharapkan .
nutrisi dengan vitamin A, asam folat, dan F75. Dokter Pasien pada kasus ini datang dengan
menyarankan agar pasien dilakukan pemeriksaan keluhan berulang pada saluran pernafasan selama
tuberkulin, gula darah, serum iron, dan total iron – beberapa bulan yang oleh dokter didiagnosis sebagai
binding capacity. Dokter memberi edukasi kepada ibu bronkopneumonia. Bahkan sebelumnya, pasien
mengenai penyakit yang diderita oleh anaknya serta pernah dirawat di rumah sakit karena infeksi paru. Hal
memberi pengetahuan mengenai gizi anak, ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan
kebersihan lingkungan, dan menyarankan untuk ayah bahwa malnutrisi berdampak pada berbagai sistem
berhenti merokok. Terkait perkembangan, dokter organ termasuk sistem imun, sehingga akan
anak terlihat terlambat dibanding sebayanya karena (6)
meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi .
anak lahir prematur, padahal sebenarnya tidak begitu. Malnutrisi menyebabkan gangguan pada sistem imun
Empat puluh delapan jam setelah dilakukan bawaan berupa terganggunya integritas epitel,
pemeriksaan tuberkulin, didapatkan indurasi sebesar berkurangnya kemampuan mikrobisidal dari sel
2 mm. Pada minggu kedua di rawat, pasien granulosit, berkurangnya jumlah sel dendritik dan
mendapatkan suplementasi zat besi. Setelah dirawat

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 198

(7)
komplemen dalam sirkulasi . Sistem imun adaptif meningkatkan kejadian infeksi, ternyata dapat
juga mengalami defek, yaitu terjadinya atrofi organ menyebabkan stunting dengan segala
limfoid, berkurangnya IgA sekretori pada cairan konsekuensinya di masa depan jika tidak segera
(14)
tubuh, berkurangnya sel B yang bersirkulasi, dan diintervensi .
(7)
limfosit menjadi kurang responsif . Selain malnutrisi, Pada pemeriksaan fisik, ditemukan berat badan
resiko pasien mengalami bronkopneumonia juga menurut usia, panjang badan menurut usia, dan berat
diperberat dengan eksposur rokok dari ayah. Hal badan menurut panjang badan <-3 SD grafik
tersebut sejalan dengan studi oleh Miyahara et al. pertumbuhan WHO. Lingkar lengan atas pasien juga
yang menemukan bahwa eksposur rokok dari orang kecil. Temuan seperti penampilan anak yang sangat
tua akan meningkatkan resiko perawatan di rumah kurus, iga gambang, dan kulit yang kendor serta
(8)
sakit karena infeksi salurarn pernafasan bawah . baggy pants mendukung diagnosis ke arah gizi buruk.
Pada laporan kasus ini, beberapa keadaan Adanya kelainan pada pemeriksaan paru kanan
seperti pemenuhan kebutuhan terhadap pasien dicurigai karena terjadi infeksi pada paru, karena tidak
terkendala oleh keadaan ekonomi. Temuan tersebut adekuatnya kerja sistem imun anak dengan gizi buruk
sejalan dengan sebuah studi di India yang seperti yang telah diuraikan diatas. Pemeriksaan
menemukan bahwa dari sekitar 48.000 anak berusia lingkar kepala pada kasus ini tidak menunjukkan
12 – 24 bulan, kejadian underweight dan stunting kelainan (antara +1 dan +2 SD grafik WHO).
lebih banyak pada mereka yang berasal dari keluarga Walaupun demikian, pemantauan harus tetap
(9)
miskin dibanding yang tidak miskin . World Health dilakukan, karena ibu pasien tidak pernah mencatat
Organization (WHO) mengatakan pada laman ukuran lingkar kepala pada buku Kesehatan Ibu dan
resminya bahwa kemiskinan meningkatkan resiko Anak (KIA), sehingga pemeriksa tidak dapat melihat
(10)
malnutrisi, begitu juga sebaliknya . Malnutrisi akan tren ukuran lingkar kepala pasien. Pengukuran lingkar
menyebabkan peningkatan kebutuhan akan kepala ini harus menjadi perhatian pada anak dengan
perawatan dan menurunnya produktivitas sehingga malnutrisi di samping berat badan dan tinggi badan,
(10)
akan menjadi sebuah lingkaran setan . Fazel karena lingkar kepala berhubungan dengan
(6)
mengatakan pada artikel yang ditulisnya pada laman perkembangan otak dan dipengaruhi oleh nutrisi .
resmi United Nations Children's Fund (UNICEF) Hasil laboratorium pada kasus di atas
bahwa tidak adanya akses terhadap diversitas dari menunjukkan adanya anemia hipokromik mikrositik
bahan pangan termasuk karena kemiskinan adalah yang dicurigai karena defisiensi besi. Temuan ini
(11)
salah satu penyebab malnutrisi . Makanan sehari – sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Ferdousi, et
hari yang dikonsumsi pasien pada laporan kasus ini al yang menyatakan bahwa anemia defisiensi besi
(15)
juga seadanya, seperti nasi, bubur sayur, dan susu berkaitan dengan malnutrisi pada anak . Anemia
kedelai, di mana komposisi tersebut tidak dapat lebih banyak terjadi di negara berkembang dan
memenuhi kebutuhan pasien karena minimalnya berkontribusi terhadap satu juta kematian setiap
sumber protein. Pertumbuhan yang pesat pada anak tahunnya, di mana 75% dari kematian tersebut terjadi
(16)
membutuhkan protein untuk membentuk jaringan di Afrika dan Asia Tenggara . Beberapa studi
baru, terutama asam amino esensial yang tidak dapat mengatakan bahwa defisiensi besi adalah penyebab
(12)
disintesis oleh tubuh . Kebutuhan protein pada utama terjadinya anemia di negara berkembang dan
(16)
anak berusia 1 – 3 tahun adalah 10 – 15% total kalori, salah satu penyebabnya adalah faktor nutrisi .
tetapi seringkali orang tua hanya menitikberatkan Terjadinya defisiensi besi pada awal kehidupan akan
pada karbohidrat agar anak kenyang, seperti pada menyebabkan abnormalitas jangka panjang pada
(13) (17)
kasus ini . Kekurangan protein selain dapat perkembangan neurobehavioral . Abnormalitas

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 199

(18)
tersebut terjadi pada domain penting seperti kalori yang rendah pada fase awal . Otot jantung
mielinisasi dan metabolisme energi yang berperan pada anak dengan malnutrisi juga mengalami
(17)
penting pada kesehatan otak saat dewasa . degenerasi dan atrofi, sehingga tidak bisa mengatasi
(18)
Disfungsi neurobehavioral saat dewasa tidak hanya peningkatan kalori secara mendadak . Anak juga
berpengaruh pada edukasi dan pekerjaan, tetapi menerima suplementasi asam folat dan besi serta
(17)
menjadi resiko juga bagi generasi mendatang . vitamin A. Pemberian vitamin dan mineral tersebut
Anak pada kasus di atas didiagnosis dokter dilakukan karena adanya peningkatan resiko kejadian
mengalami marasmus. Kwashiorkor biasanya dapat defisiensi vitamin dan mineral pada anak dengan
(18)
timbul setelah terjadinya marasmus . Anak dengan malnutrisi terkait status ekonomi, gangguan absorpsi,
(19)
marasmus seringkali mengalami infeksi, sehingga maupun pengetahuan yang kurang tepat . WHO
berbagai protein fase akut diproduksi oleh hati, di merekomendasikan pemberian vitamin A karena
mana pembentukan protein fase akut tersebut adanya bukti malnutrisi berat berhubungan dengan
(20)
menggunakan albumin sebagai bahan dasarnya defisiensi vitamin A . Vitamin A juga berperan
(18)
sehingga jumlah albumin akan berkurang . dalam perlawanan terhadap infeksi dan pertumbuhan
(20)
Berkurangnya albumin akan diikuti oleh kenaikan yang pesat . Karena tingginya angka defisiensi
globulin untuk menjaga kadar protein normal dalam asam folat pada anak dengan malnutrisi, diet anak
serum, tetapi jika diet anak tidak segera diintervensi, dengan malnutrisi harus mengandung tinggi folat, di
kadar protein total dalam serum akan turun juga pada mana dalam laporan kasus di atas, diberikan
(18) (21)
akhirnya . Dengan menurunnya albumin di dalam suplementasi asam folat . Suplementasi besi juga
serum akan menyebabkan peningkatan tekanan diberikan pada kasus ini, tetapi karena efek toksik
onkotik sehingga terjadi ekstravasasi cairan ke dari besi terhadap jantung, maka suplementasi besi
jaringan sekitar dan terjadi malnutrisi edematus pada kasus ini tidak diberikan pada fase inisial, tetapi
(18) (22)
(kwashiorkor) . Pada anak marasmus, biasanya diberikan pada pertengahan minggu kedua .
tinggi badan masih baik, tetapi jika berlangsung Hasil tatalaksana selama dua minggu, respon
secara kronis seperti pada kasus di atas, tinggi badan anak baik terhadap manajemen yang diberikan,
akan terpengaruh dan anak tidak hanya wasted tetapi sehingga anak dapat dipulangkan. Shakur et al
(18)
juga stunted . Beberapa perbedaan lainnya terkait menyatakan bahwa anak dengan marasmus memiliki
marasmus dan kwashiorkor tercantum di tabel 1. mortalitas yang lebih baik dibandingkan dengan anak
(18)
dengan kwashiorkor . Saat dipulangkan, ibu pasien
(18)
Tabel 1. Perbedaan marasmus dan kwashiorkor diberi edukasi terkait gizi anak, di mana protein
Perbedaan Marasmus Kwashiorkor hewani harus diberikan dalam setiap pemberian
Edema - +
Usia Awitan Biasanya <1 Biasanya >1 makan agar pertumbuhan anak dapat terkejar.
tahun tahun Kebersihan harus diperhatikan untuk mencegah
Kekerapan Lebih Umum Kurang Umum
Aktivitas Aktif Apatis penyakit infeksi. Ayah pasien juga disarankan untuk
Nafsu Makan Baik Berkurang
Pembesaran Hati ± + berhenti merokok agar tidak meningkatkan resiko
Dermatosis ± + anak menderita penyakit system pernafasan. Orang
Infeksi Kurang Rentan Lebih Rentan
Pemulihan Lebih Cepat Lebih Lama tua pasien juga diberi edukasi terkait hubungan
Anak ditatalaksana dengan terapi nutrisi yang
paparan asap rokok terhadap kejadian stunting. Astuti
dimulai dengan kalori rendah terlebih dahulu dan
et al di dalam studinya menemukan bahwa paparan
kemudian ditingkatkan secara bertahap. Terjadinya
anak terhadap asap rokok selama tiga jam perhari
atrofi mukosa saluran cerna merupakan hal yang
dapat meningkatkan resiko stunting sebesar 10 kali
mendasari diberikannya F75 dengan volume dan
lipat, dikarenakan gangguan pasokan oksigen ke

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 200

(23)
jaringan terkait asap rokok . Tidak lupa orang tua Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf
pasien juga diedukasi mengenai pentingnya imunisasi 3. Walson JL, Berkley JA. The impact of
dan disarankan untuk segera ke fasilitas layanan malnutrition on childhood infections. Current
kesehatan terdekat untuk melengkapi imunisasi anak Opinion in Infectious Diseases. 2018; 31 (3):
yang telah tertinggal. 231-6.
4. Schwarzenberg SJ, Georgieff MK. Advocacy for
SIMPULAN improving nutrition in the first 1000 days to
Gizi buruk pada balita masih merupakan support childhood development and adult health.
masalah publik di negara berkembang, termasuk Pediatrics. 2018;141(2):e20173716.
Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian karena 5. Georgieff MK, Brunette KE, Tran PV. Early life
1000 hari pertama kehidupan merupakan periode nutrition and neural plasticity. Dev Psychopathol.
perkembangan otak yang paling pesat. Untuk 2015;27(2):411–23.
mencapai luaran yang diharapkan, selain harus tepat, 6. Dipasquale V, Cucinotta U, Romano C. Acute
intervensi gizi terhadap pasien harus cepat. malnutrition in children: Pathophysiology, clinical
Pemahaman yang baik oleh tenaga medis di effects and treatment. Nutrients. 2020; 12 (8):
lapangan mengenai gizi anak sangat diperlukan 2413.
dalam rangka memberi edukasi kepada masyarakat 7. Bourke CD, Berkley JA, Prendergast AJ.
untuk mengurangi angka kejadian gizi buruk pada Immune dysfunction as a cause and
balita Indonesia. consequence of malnutrition. Trends Immunol.
2016;37(6):386–98.

KONFLIK KEPENTINGAN 8. Miyahara R, Takahashi K, Anh NTH, Thiem VD,


Suzuki M, Yoshino H, et al. Exposure to paternal
Tidak terdapat konflik kepentingan dalam
tobacco smoking increased child hospitalization
penulisan karya tulis ini.
for lower respiratory infections but not for other
diseases in Vietnam. Sci Rep.2017;45481.
ETIKA DALAM PUBLIKASI
9. Panda BK, Mohanty SK, Nayak I, Shastri VD,
Orang tua pasien telah menandatangani
Subramanian SV. Malnutrition and poverty in
informed consent dan menyetujui bahwa data medis
India: Does the use of public distribution system
akan dipublikasikan dalam bentuk laporan kasus
matter? BMC Nutr. 2020;6(1):1–14.
pada jurnal ilmiah kedokteran.
10. World Health Organization (WHO). Malnutrition
[Internet]. 2021(diakses 2021 Juni 29). Tersedia
DAFTAR PUSTAKA
dari: https://www.who.int/news-room/fact-sheets
1. Titi-Lartey OA, Gupta V. Marasmus [Internet].
detail/malnutrition
StatPearls.; 2021 [diakses 2021 Juni 27].
11. Fazel OR. Children suffer from malnutrition
Tersedia dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
associated with poverty. United Nations
pubmed/ 32644650
Children's Fund. [Internet]. 2019 (diakses 2021
2. Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Profil
Juni 29). Tersedia dari: https://www.unicef.org/
kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Katalog
rosa/stories/children-suffer-malnutrition-
dalam terbitan Kementrian Kesehatan RI.
associated-poverty
2019.hlm.120-1(diakses 2021 Juni 29). Tersedia
12. Michaelsen KF, Weaver L, Branca F, Robertson
dari: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/
A. Feeding and nutrition of infants and young
download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/
children. Denmark: WHO Regional Publications.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 201

2003 (diakses 2021 Juni 29). Tersedia dari: 18. Shakur S, Afroze S, Shakur S. Marasmus: An
https://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/ update and review of literature. JSM Nutr Disord.
0004/98302/WS_115_2000FE.pdf 2018;2(1): 1008.
13. Sari MGK. Nutrisi pada bayi dan batita di era 19. Goyal S, Tiwari K, Meena P, Malviya S, Asif M.
new normal pandemi COVID 19 [Internet]. Cobalamin and folate status in malnourished
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2020 children. Int J Contemp Pediatr. 2017;4(4):1480-
(diakses 2021 Juni 29). Tersedia dari: 84.
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan- 20. World Health Organization (WHO). Vitamin A
anak/nutrisi-pada-bayi-dan-batita-di-era-new- supplementation in children 6–59 months of age
normal-pandemi-covid-19 with severe acute malnutrition. 2019 (diakses
14. Semba RD. The rise and fall of protein 2021 Jun 30). Tersedia dari: https://www.who.
malnutrition in global health. Ann Nutr Metab. int/elena/titles/vitamina_sam/en/
2016;69(2):79-88. 21. Golden MH. Proposed recommended nutrient
15. Ferdousi SA, Biswas RSR, Paul NK, Karim MR. densities for moderately malnourished children.
Iron status in malnourished children: A cross Food Nutr Bull. 2009;30(3 Suppl): S267-342.
sectional study. Chattagram Maa-O-Shishu 22. World Health Organization (WHO). Management
Hosp Med Coll J. 2014;13(3):50–3. of severe malnutrition: A manual for physicians
16. Rahman MS, Mushfiquee M, Masud MS, and other senior health workers. WHO Libr Cat ].
Howlader T. Association between malnutrition 1999 (diakses 2021 Jun 30);1:22–3. Tersedia
and anemia in under-five children and women of dari: https://www.who.int/nutrition/publications/
reproductive age: Evidence from Bangladesh en/manage_severe_malnutrition_eng.pdf
demographic and health survey 2011. PLoS 23. Astuti DD, Handayani TW, Astuti DP. Cigarette
One.2019;14(7):e0219170. smoke exposure and increased risks of stunting
17. Georgieff MK. Long-term brain and behavioral among under-five children. Clin Epidemiol Glob
consequences of early-life iron deficiency. Nutr Heal. 2020;8(3):943–8.
Rev. 2011; 69(Suppl 1): S43–S48. .

Jurnal Kesehatan Andalas. 2021; 10(3)

Anda mungkin juga menyukai