Universitas Pattimura
Oleh:
2018-84-047
Pembimbing:
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
Laporan kasus dengan judul “GEA dengan Dehidrasi ringan sedang dan
pneumoni”. Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSUD dr. Isyaq Umarella.
Laporan kasus
2
GASTROENTERITIS AKUT TANPA DEHIDRASI, PNEUMONIA
PENDAHULUAN
frekuensinya lebih dari 3 kali dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih
enterosit dan fungsi absorbsi, terjadi dengan onset yang tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari yang disebabkan faktor infeksius baik oleh virus, bakteri
penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak.2 Di dunia, anak dalam rentang usia
setiap tahunnya dan sekitar 1,87 juta anak dilaporkan meninggal akibat dehidrasi
Gastroenteritis akut pada anak di bawah lima tahun sedikitnya menjadi penyebab
21% kematian dari keseluruhan jumlah kematian.4,5 Angka kejadian kasus ini pada
balita sepanjang tahun 2015 sebanyak 2.287 kasus, pada tahun 2014 sebanyak
2.456 kasus, dan 2013 sebanyak 3.012 kasus.6 Kemudian diketahui bahwa 15-20%
3
atau lebih kasus Gastroenteritis akut di komunitas disebabkan oleh konsumsi air
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan interstitial. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di
dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan
campak. Penyakit ini lebih banyak menyerang pada anak khususnya di bawah usia
5 tahun dan diperkirakan 1,1 juta kematian setiap tahun disebabkan Pneumonia
(WHO, 2012). Diperkirakan 2 Balita meninggal setiap menit disebabkan oleh
pneumonia (WHO,2013). Pada tahun 2013 sekitar 940.000 anak meninggal akibat
Pneumonia (15% dari semua kematian balita; UNICEF 2015).10
Di Indonesia, Pneumonia masih merupakan masalah besar mengingat
angka kematian akibat penyakit ini masih tinggi. Berdasarkan SDKI (Survei
Demografi Kesehatan Indonesia) 2012, Angka kematian bayi 32/1.000 kelahiran
hidup, angka kematian balita 40/ 1.000 kelahiran hidup, lebih dari ¾ kematian
balita pada tahun pertama kehidupan, terbanyak saat neonatus. Hasil survey
Sistem Registrasi Sampel (SRS) oleh Balitbangkes tahun 2014. Proporsi kematian
Pneumonia pada balita yaitu 9,4%.11
4
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. PB
Alamat : Tulehu
Ayah Ibu
Keluhan utama: BAB encer kurang lebih 1 hari yang lalu, batuk dan flu
5
1. Riwayat Penyakit saat di UGD
BAB encer kurang lebih sejak tadi malam, BAB sudah lebih dari 6x
dengan konsistensi lender dan sedikit berampas, BAB warna kuning kehijauan.
Keluhan muntah ada 2x . Pasien tampak lahap minum. Ibu mengatakan bahwa
keluhan BAB mulai muncul ketika tidak lama mengkonsumsi obat puyer yang
didapatkan dari suster. Pasien juga ada keluhan batuk dan flu, kurang lebih
dibawah ke suster dan beberikan obat puyer namun tidak membaik. Pasien
Pasien tampak tenang, pasien dengan kuluhan BAB encer 2x dan berampas
sejak 2 hari yang lalu. BAB warna kuning pucat. Tidak ada darah. Mual
muntah tidak ada. Batuk pilek sekali-sekali, ada lender berwarna kekuningan.
Ada riwayat dcmam, namun sekarang tidak lagi. Sesak sedikit. BAK kesan
normal.
6
b. Ibu pasien tinggal di rumah, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah
Pasien merupakan anak pertama. Setiap bulan selama masa kehamilan ibu
b. Riwayat persalinan:
oleh bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3,1 kg, panjang badan lahir
48 cm, dan lingkar kepala tidak diketahui. Warna ketuban tidak diketahui dan
d. Riwayat Makanan:
diketahui berat badan pasien tidak sesuai dengan usia maupun panjang
badannya.
7
f. Riwayat Imunisasi:
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status present
Kesan umum : Tampak sakit ringan
Nadi : 95 ×/menit dan reguler
Tekanan darah : (116/76)
Laju napas : 30 ×/menit
Suhu aksila : 36,3°C
Saturasi O2 : 98% dengan Pulse Oxymeter
Kesadaran (GCS) : E4V5M6
Berat badan / Panjang badan : 6,2 kg / 65 cm
b. Status generalis
Kepala : Bentuk kepala normal simetris, rambut lurus hitam dan jarang,
tidak mudah dicabut, ubun-ubun kecil dan menutup. (LK+38 cm)
Wajah : Tidak tampak fasies sindrom tertentu, lipatan dahi normal, tidak
didapati old man face.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, iris hitam, kedua
pupil bulat isokhor 3 mm dengan refleks cahaya kedua mata
normal. Tidak ada katarak, tidak ada nistagmus ataupun strabismus.
Mata cekung, tampak bengkak pada palpebra inferior karena pasien
menangis, celah kelopak mata kanan-kiri simetris.
Jantung
8
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Perabaan detak jantung kesan normal, Iktus kordis tidak teraba.
Abdomen
Inspeksi : Supel, tidak ditemukan distensi abdomen, hernia umbilikus tidak
ada, sikatrik tidak ada, tidak tampak ada akumulasi cairan.
Auskultas : Bising usus terdengar, kesan normal .
i
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi : Hepar sulit dinilai, limpa sulit dinilai, nyeri tekan sulit dinilai dan
massa tidak ditemukan.
9
Kulit : Kuku tidak tampak kelainan berupa bentuk atau perubahan warna
tertentu.
Kelenjar : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (28-07-2021)
Tanggal 28-07-2021
Hemoglobin : 11,4 gr.dL-1
Hematokrit : 34,9%
Trombosit : 488.000/mm3
Leukosit : 12.400/mm3
GDS : 92 mg/dl
RESUME
Pasien An. P di ruaangan anak tampak tenang, pasien dengan kuluhan BAB
encer 2x dan berampas sejak 2 hari yang lalu. BAB warna kuning pucat. Tidak
ada darah. Mual muntah tidak ada. Batuk pilek sekali-sekali, ada lender
berwarna kekuningan. Ada riwayat dcmam, namun sekarang tidak lagi. Sesak
RSUD dr. Ishak Umarella Tulehu sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan
BAB encer kurang lebih sejak tadi malam, BAB sudah lebih dari 6x dengan
10
Keluhan muntah ada 2x . Ibu mengatakan bahwa keluhan BAB mulai muncul
ketika tidak lama mengkonsumsi obat puyer yang didapatkan dari suster.
Pasien juga ada keluhan batuk dan flu, kurang lebih sudah 2 minggu. Batuk
beberikan obat puyer namun tidak membaik. Pasien sempat panas namun
normal.
ringan. TTV didapati RR 30x/mnt. BB/PB = 6,2kg/65 cm. Pada status General
leukositosis.
III. DIAGNOSIS
IV. PENATALAKSANAAN
11
12
FOLLOW UP PERJALANAN PENYAKIT PASIEN SETELAH DIJADIKAN KASUS
Hari
S O A P
Perawatan
Hari ke-2 - BAB encer (+) Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 95 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(28-07-2021) frek 2x, ampas (+) frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 36,3 C, saturasi O2
0
- Darah Lengkap
Ruang 98% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,2 Kg, Panjang - GEA tanpa
- Demam (-), - Foto thorax
Perawatan badan 65 cm.
Anak - Batuk berdahak dehidrasi - Konsul departemen gizi
(+) sekali-sekali, Status generalis: - Pneumonia - Kultur darah
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
sesak (-) Rencana Terapi:
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
- Makan minum anemis (-) - IVFD RL 8 tpm mikro
baik -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-) , bronkovesikular (+/+), - Cefotaxim 200 mg/8 jam /iv
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
- PASI (+) - Gentamisin 25 mg/24 jam/iv
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-), - Zink 20 mg/24 jam
kuning bening. acites (-) - Susu low lactosa
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.
Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 86,1% ) (BB/U = 75,6%)
BB 6,2 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)
13
Hari
S O A P
Perawatan
Hari ke-3 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 101 Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(29-07-2021) kejang (-) ×/menit, frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 370C, - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang saturasi O2 98% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 5,8 Kg, - GEA tanpa
- Batuk sekali- - Foto thorax
Perawatan Panjang badan 65 cm.
Anak sekali, sesak (-) dehidrasi - Darah lengkap
- Napsu makan, Status generalis: Rencana Terapi:
- Pneumonia
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
minum (+), PASI - Aff infus(flebitis)
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
(+), mual (+), anemis (-) - Cefixim sirup 2x1 ml
muntah (+), BAB -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-), bronkovesikular (+/+), - Lacto B 2x1 sachet
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
encer (+) frek 1x, - Zink 1x5 ml
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-), - Apialis 1x1 ml
kuning acites (-)
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.
Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 80,5% ) (BB/U = 70,7%)
BB 5,8 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)
14
Hari
S O A P
Perawatan
Hari ke-4 - Demam (-), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 112 Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(30-07-2021) kejang (-) ×/menit, frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 36,40C, - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang saturasi O2 96% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6 Kg, - GEA tanpa
- Batuk berdahak Rencana Terapi:
Perawatan Panjang badan 65 cm.
Anak (-), sesak (-) dehidrasi - Cefixim srp 2x1 ml
- Napsu makan, Status generalis: - Lacto B 2x1 sachet
- Pneumonia
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
minum baik, PASI - Zink 1x5 ml
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
(+), mual (-), anemis (-) - Apialis 1x1
muntah (-), BAB -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-), bronkovesikular (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
(+)
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-),
kuning. acites (-)
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.
Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 85% ) (BB/U = 72%)
BB 6 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)
15
Hari
S O A P
Perawatan
Hari ke-5 - Demam (-), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 105 Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(31-07-2021) kejang (-) ×/menit, frekuensi napas 28 ×/menit, suhu aksiler 36,10C, - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang saturasi O2 99% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,2 Kg, - GEA tanpa
- Batuk berdahak Rencana Terapi:
Perawatan Panjang badan 65 cm.
Anak (-), sesak (-) dehidrasi - Cefixim srp 2x1 ml
- Napsu makan, Status generalis: - Lacto B 2x1 sachet
- Pneumonia
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
minum baik, PASI - Zink 1x5 ml
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
(+), mual (-), anemis (-) - Apialis 1x1
muntah (-), BAB -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-), bronkovesikular (+/+), Pasien boleh pulang
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
(+), encer (-)
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-),
kuning. acites (-)
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.
Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 86,1% ) (BB/U = 75,6%)
BB 6,2 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)
16
PEMBAHASAN
Dari anamnesis di ruaangan anak, Seorang pasien An.PB usia 9 bulan 9 hari.
Tampak tenang, pasien dengan kuluhan BAB encer 2x dan berampas sejak 2 hari
yang lalu. BAB warna kuning pucat. Tidak ada darah. Mual muntah tidak ada.
dr. Ishak Umarella Tulehu sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan BAB encer
kurang lebih sejak tadi malam, BAB sudah lebih dari 6x dengan konsistensi
lender dan sedikit berampas, BAB warna kuning kehijauan. Keluhan muntah ada
2x . Ibu mengatakan bahwa keluhan BAB mulai muncul ketika tidak lama
mengkonsumsi obat puyer yang didapatkan dari suster. BAK kesan normal.
Namun. Saat di IGD, didapati keadaan umum pasien tampak kehausan, dari tanda
vital, RR= 34x/mnit dan nadi 98x/mnit. mata tidak cekung, mulut basah, turgor
UNHAS. Pada pasien ini ketika di bangsal sudah tidak dalam keadaan dehidrasi,
17
namun pada saat di UGD didapati jumlah skoring 8. Dimana skoring 8
apabila jumlah skoriang kurang dari 6 maka dikategorikan dalam diare tanpa
dehidrasi, apabila jumlah skoring 7-12 maka dikategorikan diare dengan dehidrasi
ringan sedang dan apabila jumlah skoring lebih dari 13 maka dikategorikan dalam
diare dengan dehidrasi berat yang dimana bisa dilihat pada table 1.8
1 2 3
18
Berdasarkan kepustakaan, Pada penegakkan diagnosa pasien dengan
19
Gambar 1. Terapi A bagian 1
20
Gambar 3. Terapi B bagian 1
21
Pada kasus, anak juga didiagnosis pneumonia. Diagnosis ditegakan dari
dari anamnesis didapati pasien ada riwayat demam, batuk, rewel, muntah dan
adanya sesak namun tidak terlalu sesak sekali. Dan diketahui bahwa anak tidak
mendapatkan asi sejak lahir sampai sekarang dan juga ayah perokok aktif. Pada
pemeriksaan fisik juga didapati laju pernapasan yang cepat, pada inpspeksi terlihat
retraksi dinding dada minimal, pada auskultasi terdengar ronki pada kedua paru.
Walaupun saat diruangan keluhan dan gejala sudah berkurang pada pasien. Pada
pemeriksaan darah rutin juga didapati leukositosis. Namun pada pasien ini belum
yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial.1 Usia merupakan faktor penentu
demam tanpa ditemukannya gejala-gejala fisis pneumonia. Pola klinis yang khas,
pada pasien pneumonia viral dan bakterial umumnya berbeda antara bayi yang
lebih tua dan anak, walaupun perbedaan tersebut tidak selalu jelas pada pasien
tertentu. Demam, menggigil, takipneu, batuk, malaise, nyeri dada akibat pleuritis,
retraksi, dan iritabilitas akibat sesak respiratori, sering terjadi pada bayi yang lebih
tua dan anak. Pneumonia bakterial secara tipikal berasosiasi dengan demam
tinggi, menggigil, batuk, dispneu, dan pada auskultasi ditemukan adanya tanda
konsolidasi paru.13
22
Berdasarkan toeri adapun factor risiko intrinsik dan ekstrinsik terjadinya
pneumoni. Yaitu:13
1. Faktor intrinsic : status gizi, status imunisasi, pemberian ASI dan umur
anak
Klasifikasi dan tindakan untuk anak batuk dan atau sukar bernapas umur 2 bulan-
<5 tahun6
Tanda/gejala Klasifikasi Tindakan
23
40x/m atau lebih pada control 2 hari atau lebih
umur 12 bulan-<5 tahun cepat bila keadaan anak
memburuk
-Obati demam jika ada
-Obati wheezing jika ada
Hitung jenis leukosit pada pneumonia viral seringkali normal ataupun sedikit
trachomatis pada bayi. Biakan darah harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis
Pada kasus, pasien diterapi antibiotic Cefotaxim 200 mg/8 jam /iv dan
Gentamisin 25 mg/24 jam/iv. Sesuai dengan teori, dimana mengatakan bahwa
pada pasien pneumonia tatalaksana yang diberikan adalah dengan pemberian
antibiotic empiris. Dimana dapat dilihat pada table dibawah.1
24
Pada pemeriksaan status gizi berdasarkan kurva standart pertumbuhan
anak WHO (z-scores) yaitu tinggi badan per usia (PB/U) didapatkan -2 sampai -3
SD yang berarti pasien memiliki perawakan pendek. Berat badan ideal anak
tersebut 8,2 kg pada pemeriksaan status gizi berdasarkan kurva WHO berat badan
per usia.8
25
Gambar 2. Kurva standart pertumbuhan anak (W-for-Age) WHO8
panjang badan pun diukur dengan hasil diantara -1 sampai -2 SD dengan BB/PB =
26
DAFTAR PUSTAKA
27
10. Kalew R. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Bagian Ilmu
12. Hospital Care for Children, 2016. Anak yang Datang dengan Batuk dan
28