Anda di halaman 1dari 28

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Laporan Kasus

Fakultas Kedokteran 18 JULI 2021

Universitas Pattimura

GEA Tanpa Dehidrasi + Pneumoni

Oleh:

Ade Irwan Suryadi

2018-84-047

Pembimbing:

dr. Rahmi Meitia, Sp.A M.KES

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak

RSUD Dr. Isyaq Umarella

Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon

2021

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
Laporan kasus dengan judul “GEA dengan Dehidrasi ringan sedang dan
pneumoni”. Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSUD dr. Isyaq Umarella.

Penyusunan laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik


karena adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada dr. Rahmi Meitia, Sp.A., M.Kes selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih


belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan
penulisan laporan kasus ini ke depannya. Semoga laporan kasus ini dapat
memberikan manfaat ilmiah bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ambon, 18 Juli 2021

Laporan kasus

2
GASTROENTERITIS AKUT TANPA DEHIDRASI, PNEUMONIA

Ade Irwan Suryadi (2018-84-047)

Bagian/ SMF Ilmu Kesehatan Anak

FK UNPATTI/ RSUD Dr. Ishak Umarella Tulehu

PENDAHULUAN

Gastroenteritis akut atau diare adalah perubahan pola defekasi yang

frekuensinya lebih dari 3 kali dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih

lunak sampai cair.1 Gastroenteritis akut secara langsung mempengaruhi sekresi

enterosit dan fungsi absorbsi, terjadi dengan onset yang tiba-tiba dan berlangsung

kurang dari 14 hari yang disebabkan faktor infeksius baik oleh virus, bakteri

maupun parasit atau dapat disebabkan oleh faktor-faktor non-infeksius. 1

Gastroenteritis akut hingga kini dilaporkan masih menduduki peringkat utama

penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak.2 Di dunia, anak dalam rentang usia

di bawah lima tahun mengalami setidaknya tiga episode Gastroenteritis akut

setiap tahunnya dan sekitar 1,87 juta anak dilaporkan meninggal akibat dehidrasi

karena Gastroenteritis akut.2,3 Di negara berkembang, termasuk Indonesia

Gastroenteritis akut pada anak di bawah lima tahun sedikitnya menjadi penyebab

21% kematian dari keseluruhan jumlah kematian.4,5 Angka kejadian kasus ini pada

balita sepanjang tahun 2015 sebanyak 2.287 kasus, pada tahun 2014 sebanyak

2.456 kasus, dan 2013 sebanyak 3.012 kasus.6 Kemudian diketahui bahwa 15-20%

3
atau lebih kasus Gastroenteritis akut di komunitas disebabkan oleh konsumsi air

minum yang tidak bersih.4

Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan interstitial. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di
dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan
campak. Penyakit ini lebih banyak menyerang pada anak khususnya di bawah usia
5 tahun dan diperkirakan 1,1 juta kematian setiap tahun disebabkan Pneumonia
(WHO, 2012). Diperkirakan 2 Balita meninggal setiap menit disebabkan oleh
pneumonia (WHO,2013). Pada tahun 2013 sekitar 940.000 anak meninggal akibat
Pneumonia (15% dari semua kematian balita; UNICEF 2015).10
Di Indonesia, Pneumonia masih merupakan masalah besar mengingat
angka kematian akibat penyakit ini masih tinggi. Berdasarkan SDKI (Survei
Demografi Kesehatan Indonesia) 2012, Angka kematian bayi 32/1.000 kelahiran
hidup, angka kematian balita 40/ 1.000 kelahiran hidup, lebih dari ¾ kematian
balita pada tahun pertama kehidupan, terbanyak saat neonatus. Hasil survey
Sistem Registrasi Sampel (SRS) oleh Balitbangkes tahun 2014. Proporsi kematian
Pneumonia pada balita yaitu 9,4%.11

4
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : By. PB

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 19 Oktober 2020

Umur saat dijadikan kasus : 28 juli 2021 (9 bulan 9 hari)

Alamat : Tulehu

Masuk Rumah Sakit : 27 Juli 2021

Nomor Rekam Medik : 05-79-93

Mulai diterima sebagai kasus : 28 Juli 2021

IDENTITAS ORANG TUA:

Ayah Ibu

Nama Tn. JT Ny. HT

Umur 30 tahun tahun

Pekerjaan Wiraswasta IRT

Kesehatan Sehat Sehat

II. ANAMNESIS (SUBJECTIVE)

Berdasarkan alloanamnesis dari keluarga pasien

Keluhan utama: BAB encer kurang lebih 1 hari yang lalu, batuk dan flu

sejak 2 minggu yang lalu.

5
1. Riwayat Penyakit saat di UGD

BAB encer kurang lebih sejak tadi malam, BAB sudah lebih dari 6x

dengan konsistensi lender dan sedikit berampas, BAB warna kuning kehijauan.

Keluhan muntah ada 2x . Pasien tampak lahap minum. Ibu mengatakan bahwa

keluhan BAB mulai muncul ketika tidak lama mengkonsumsi obat puyer yang

didapatkan dari suster. Pasien juga ada keluhan batuk dan flu, kurang lebih

sudah 2 minggu. Batuk disertai lender berwarna bening kekuningan. Sempat

dibawah ke suster dan beberikan obat puyer namun tidak membaik. Pasien

sempat panas namun ketika diberikan paracetamol demam turun. Sesak

disangkal, BAK kesan normal.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien tampak tenang, pasien dengan kuluhan BAB encer 2x dan berampas

sejak 2 hari yang lalu. BAB warna kuning pucat. Tidak ada darah. Mual

muntah tidak ada. Batuk pilek sekali-sekali, ada lender berwarna kekuningan.

Ada riwayat dcmam, namun sekarang tidak lagi. Sesak sedikit. BAK kesan

normal.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Ayah pasien tinggal di rumah, pekerjaan sehari-hari sebagai buruh kasar,

kesehatan baik namun ada riwayat batuk 2 hari sebelumnya.

6
b. Ibu pasien tinggal di rumah, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah

tangga, kesehatan baik.

c. Riwayat alergi pada anak, orang tua, dan keluarga disangkal.

4. Riwayat Personal Sosial Pasien

a. Riwayat kehamilan ibu:

Pasien merupakan anak pertama. Setiap bulan selama masa kehamilan ibu

melakukan Antenatal Care ke posyandu.

b. Riwayat persalinan:

Pasien lahir melalui persalinan normal, spontan belakang kepala, ditolong

oleh bidan, langsung menangis, berat badan lahir 3,1 kg, panjang badan lahir

48 cm, dan lingkar kepala tidak diketahui. Warna ketuban tidak diketahui dan

oleh bidan, anak dikonfirmasi mendapat suntikan vitamin K.

c. Riwayat pasca lahir:

Riwayat pucat, kejang, maupun perdarahan semasa bayi disangkal

d. Riwayat Makanan:

Pasien dari bayi sampai sekarang tidak mendapatkan ASI. Namun

mendapatkan pendamping Asi (susu SGM) Riwayat pemberian makanan semi

padat berupa bubur halus sejak usia 2 bulan.

e. Riwayat Tumbuh Kembang:

Terdapat gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada pasien,

diketahui berat badan pasien tidak sesuai dengan usia maupun panjang

badannya.

7
f. Riwayat Imunisasi:

Riwayat imunisasi tidak lengkap disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK

a. Status present
Kesan umum : Tampak sakit ringan
Nadi : 95 ×/menit dan reguler
Tekanan darah : (116/76)
Laju napas : 30 ×/menit
Suhu aksila : 36,3°C
Saturasi O2 : 98% dengan Pulse Oxymeter
Kesadaran (GCS) : E4V5M6
Berat badan / Panjang badan : 6,2 kg / 65 cm

b. Status generalis
Kepala : Bentuk kepala normal simetris, rambut lurus hitam dan jarang,
tidak mudah dicabut, ubun-ubun kecil dan menutup. (LK+38 cm)
Wajah : Tidak tampak fasies sindrom tertentu, lipatan dahi normal, tidak
didapati old man face.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, iris hitam, kedua
pupil bulat isokhor 3 mm dengan refleks cahaya kedua mata
normal. Tidak ada katarak, tidak ada nistagmus ataupun strabismus.
Mata cekung, tampak bengkak pada palpebra inferior karena pasien
menangis, celah kelopak mata kanan-kiri simetris.

Telinga : Tidak ada otore maupun hiperemis.


Hidung : Rinore tidak ada, tidak ada perdarahan, dan tidak ada hiperemi
mukosa.
Mulut : Sianosis ataupun pucat tidak ditemukan di sekitar mulut, mukosa
bibir basah, sudut mulut kanan-kiri simetris, refleks menelan
normal.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening anterior, posterior,
submental dan submandibula.
Dada : Bentuk dada normal, gerakan pernapasan simetris pada kedua
lapang paru, tampak retraksi interkosta ringan pada dinding dada.

Jantung

8
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.

Palpasi : Perabaan detak jantung kesan normal, Iktus kordis tidak teraba.

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, bunyi jantung tambahan tidak


ditemukan.
Paru-paru
Kanan Kiri

Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi Simetris, tidak ada retraksi


subcostal, tidak ada bagian subcostal, tidak ada bagian
dada yang tertinggal saat dada yang terticnggal saat
bernapas. bernapas.

Palpasi : Simetris, tidak ditemukan ada Simetris, tidak ditemukan ada


perbedaan ukuran interkosta perbedaan ukuran interkosta
pada kedua lapang paru. pada kedua lapang paru.

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultas : Bronkovesikuler, rhonki +, Bronkovesikuler, rhonki +,


i wheezing tidak terdengar. wheezing tidak terdengar.

Abdomen
Inspeksi : Supel, tidak ditemukan distensi abdomen, hernia umbilikus tidak
ada, sikatrik tidak ada, tidak tampak ada akumulasi cairan.
Auskultas : Bising usus terdengar, kesan normal .
i
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi : Hepar sulit dinilai, limpa sulit dinilai, nyeri tekan sulit dinilai dan
massa tidak ditemukan.

Ekstremitas dan Genitalia


Genitalia : Jenis kelamin perempuan, tidak tampak kelainan.
eksterna
Ekstremitas : Lengkap, akral teraba hangat, perfusi perifer baik.

9
Kulit : Kuku tidak tampak kelainan berupa bentuk atau perubahan warna
tertentu.
Kelenjar : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Laboratorium (28-07-2021)

Tanggal 28-07-2021

Hemoglobin : 11,4 gr.dL-1
Hematokrit : 34,9%
Trombosit : 488.000/mm3
Leukosit : 12.400/mm3
GDS : 92 mg/dl

RESUME

Pasien An. P di ruaangan anak tampak tenang, pasien dengan kuluhan BAB

encer 2x dan berampas sejak 2 hari yang lalu. BAB warna kuning pucat. Tidak

ada darah. Mual muntah tidak ada. Batuk pilek sekali-sekali, ada lender

berwarna kekuningan. Ada riwayat dcmam, namun sekarang tidak lagi. Sesak

sedikit. BAK kesan normal.

Namun sebelumnya, Keadaan saat datang di Instalasi Gawat Darurat

RSUD dr. Ishak Umarella Tulehu sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan

BAB encer kurang lebih sejak tadi malam, BAB sudah lebih dari 6x dengan

konsistensi lender dan sedikit berampas, BAB warna kuning kehijauan.

10
Keluhan muntah ada 2x . Ibu mengatakan bahwa keluhan BAB mulai muncul

ketika tidak lama mengkonsumsi obat puyer yang didapatkan dari suster.

Pasien juga ada keluhan batuk dan flu, kurang lebih sudah 2 minggu. Batuk

disertai lender berwarna bening kekuningan. Sempat dibawah ke suster dan

beberikan obat puyer namun tidak membaik. Pasien sempat panas namun

ketika diberikan paracetamol demam turun. Sesak disangkal, BAK kesan

normal.

Pemeriksaan fisik didapatkan. Status present keadaan umum tampak sakit

ringan. TTV didapati RR 30x/mnt. BB/PB = 6,2kg/65 cm. Pada status General

pada thorax didapati Ronki basah kasar di kedua lapang paru.

Pada pemeriksaan status antropometry didapatkan gizi kurang.

Pemeriksaan laboratorium darah lengkap pada tanggal 28-07-2021 didapatkan

leukositosis.

III. DIAGNOSIS

Utama : Gastroenteritis akut tanpa dehidrasi + Pneumonia

IV. PENATALAKSANAAN

- IVFD RL 8 tpm mikro


- Cefotaxim 200 mg/8 jam /iv
- Gentamisin 25 mg/24 jam/iv
- Zink 20 mg/24 jam
- Susu low lactosa
- Monitoring asupan/BB.
- TTV per 4 jam

11
12
FOLLOW UP PERJALANAN PENYAKIT PASIEN SETELAH DIJADIKAN KASUS

Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-2 - BAB encer (+) Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 95 ×/menit, Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(28-07-2021) frek 2x, ampas (+) frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 36,3 C, saturasi O2
0
- Darah Lengkap
Ruang 98% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,2 Kg, Panjang - GEA tanpa
- Demam (-), - Foto thorax
Perawatan badan 65 cm.
Anak - Batuk berdahak dehidrasi - Konsul departemen gizi
(+) sekali-sekali, Status generalis: - Pneumonia - Kultur darah
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
sesak (-) Rencana Terapi:
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
- Makan minum anemis (-) - IVFD RL 8 tpm mikro
baik -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-) , bronkovesikular (+/+), - Cefotaxim 200 mg/8 jam /iv
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
- PASI (+) - Gentamisin 25 mg/24 jam/iv
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-), - Zink 20 mg/24 jam
kuning bening. acites (-) - Susu low lactosa
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.

Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 86,1% ) (BB/U = 75,6%)
BB 6,2 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)

13
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-3 - Demam (+), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 101 Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(29-07-2021) kejang (-) ×/menit, frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 370C, - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang saturasi O2 98% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 5,8 Kg, - GEA tanpa
- Batuk sekali- - Foto thorax
Perawatan Panjang badan 65 cm.
Anak sekali, sesak (-) dehidrasi - Darah lengkap
- Napsu makan, Status generalis: Rencana Terapi:
- Pneumonia
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
minum (+), PASI - Aff infus(flebitis)
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
(+), mual (+), anemis (-) - Cefixim sirup 2x1 ml
muntah (+), BAB -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-), bronkovesikular (+/+), - Lacto B 2x1 sachet
rhonki (+/+), wheezing (-/-)
encer (+) frek 1x, - Zink 1x5 ml
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-), - Apialis 1x1 ml
kuning acites (-)
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.

Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 80,5% ) (BB/U = 70,7%)
BB 5,8 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)

14
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-4 - Demam (-), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 112 Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(30-07-2021) kejang (-) ×/menit, frekuensi napas 30 ×/menit, suhu aksiler 36,40C, - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang saturasi O2 96% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6 Kg, - GEA tanpa
- Batuk berdahak Rencana Terapi:
Perawatan Panjang badan 65 cm.
Anak (-), sesak (-) dehidrasi - Cefixim srp 2x1 ml
- Napsu makan, Status generalis: - Lacto B 2x1 sachet
- Pneumonia
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
minum baik, PASI - Zink 1x5 ml
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
(+), mual (-), anemis (-) - Apialis 1x1
muntah (-), BAB -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-), bronkovesikular (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
(+)
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-),
kuning. acites (-)
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.

Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 85% ) (BB/U = 72%)
BB 6 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)

15
Hari
S O A P
Perawatan

Hari ke-5 - Demam (-), Kesadaran: Kompos mentis, GCS E4V5M6, nadi 105 Diagnosis kerja: Rencana Diagnostik:
(31-07-2021) kejang (-) ×/menit, frekuensi napas 28 ×/menit, suhu aksiler 36,10C, - Konsultasi Departemen Gizi
Ruang saturasi O2 99% dengan Pulse Oxymeter. Berat badan 6,2 Kg, - GEA tanpa
- Batuk berdahak Rencana Terapi:
Perawatan Panjang badan 65 cm.
Anak (-), sesak (-) dehidrasi - Cefixim srp 2x1 ml
- Napsu makan, Status generalis: - Lacto B 2x1 sachet
- Pneumonia
-Wajah: bulat, simetris, ikterik (-), pucat (-), edema (-)
minum baik, PASI - Zink 1x5 ml
-Mata: edema periorbital (-), sklera ikterik (-), konjungtiva
(+), mual (-), anemis (-) - Apialis 1x1
muntah (-), BAB -Pulmo: simetris (+/+), retraksi (-), bronkovesikular (+/+), Pasien boleh pulang
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
(+), encer (-)
-Jantung: bunyi jantung I&II reguler, bunyi tambahan (-)
- BAK (+), warna -Abdomen: cekung (-), distensi (-), hernia umbilikus (-),
kuning. acites (-)
-Genitalia: normal
-Ekstremitas: Lengkap, akral hangat, CRT < 2 detik.

Status anthropometri:
PB 65 cm (BB/TB = 86,1% ) (BB/U = 75,6%)
BB 6,2 kg (PB/U = diantara -2 SD sampai -3 SD)

16
PEMBAHASAN

Dari anamnesis di ruaangan anak, Seorang pasien An.PB usia 9 bulan 9 hari.

Tampak tenang, pasien dengan kuluhan BAB encer 2x dan berampas sejak 2 hari

yang lalu. BAB warna kuning pucat. Tidak ada darah. Mual muntah tidak ada.

BAK kesan normal.

Namun sebelumnya, Keadaan saat datang di Instalasi Gawat Darurat RSUD

dr. Ishak Umarella Tulehu sekitar pukul 10.22 WIT, dengan keluhan BAB encer

kurang lebih sejak tadi malam, BAB sudah lebih dari 6x dengan konsistensi

lender dan sedikit berampas, BAB warna kuning kehijauan. Keluhan muntah ada

2x . Ibu mengatakan bahwa keluhan BAB mulai muncul ketika tidak lama

mengkonsumsi obat puyer yang didapatkan dari suster. BAK kesan normal.

Dari pemeriksaan fisik pasien, tidak didapatkan tanda-tanda dehidrasi.

Namun. Saat di IGD, didapati keadaan umum pasien tampak kehausan, dari tanda

vital, RR= 34x/mnit dan nadi 98x/mnit. mata tidak cekung, mulut basah, turgor

kembali dengan cepat. (Jumalh skor dehidrasi yaitu 8).

Dari pemeriksaan laboratorium Pada tanggal 28 juli 2021 ditemukan adanya

peningkatan kadar leukosit/leukositosis sebesar 12.400 mm3, Hb 11,4 gr.dL-1, dan

kadar trombosit 488x103 per mikroliter.

Berdasarkan kepustakaan, Diare adalah perubahan pola defekasi dan

frekuensinya lebih dari 3x sehari dengan konsistensi lunak sampai cair.1

Untuk menilai derajat dehidrasi digunakan skoring dehidrasi modifikasi

UNHAS. Pada pasien ini ketika di bangsal sudah tidak dalam keadaan dehidrasi,

17
namun pada saat di UGD didapati jumlah skoring 8. Dimana skoring 8

dikategotikan dalam dehidrasi ringan-sedang.

Berdasarkan kepustakaan, menurut skoring dehidrasi modifikasi UNHAS

apabila jumlah skoriang kurang dari 6 maka dikategorikan dalam diare tanpa

dehidrasi, apabila jumlah skoring 7-12 maka dikategorikan diare dengan dehidrasi

ringan sedang dan apabila jumlah skoring lebih dari 13 maka dikategorikan dalam

diare dengan dehidrasi berat yang dimana bisa dilihat pada table 1.8

Tabel 1. Skor Dehidrasi Modifikasi UNHAS8

YANG DINILAI SKOR

1 2 3

Keadaan Umum Baik Lesu, haus Gelisah, lemas,


mengantuk, hingga syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit > 140 x/menit

Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 28 juli 2021 ditemukan adanya

peningkatan kadar leukosit/leukositosis yaitu 12.400mm, Hb 11,4 gr.dL-1, dan

kadar trombosit 488x103 per mikroliter.

18
Berdasarkan kepustakaan, Pada penegakkan diagnosa pasien dengan

dehidrasi harus dijumpai adanya peningkatan leukosit.3,4 Kemudian peningkatan

granulosit juga menandakan keadaan tubuh terinfeksi bakteri.

Tatalaksana diare pada kasus diberikan :

- IVFD RL 8 tpm mikro


- Cefotaxim 200 mg/8 jam /iv
- Gentamisin 25 mg/24 jam/iv
- Zink 20 mg/24 jam
- Susu low lactose
- Monitoring asupan/BB.
- TTV per 4 jam

Berdasarkan kepustakaan tatalaksana diare atau dehidrasi adalah dengan


pemberian rehidrasi, dukungan nutrisi, sumplemtasi zinc 10 -14 hari, antibiotic
selektif dan edukasi orang tua sesuai dengan 5 lintas diare yang bisa dilihat pada
gambar. 1-45

19
Gambar 1. Terapi A bagian 1

Gambar 2. Terapi A bagian 2

20
Gambar 3. Terapi B bagian 1

Gambar 4. Terapi B bagian 2

21
Pada kasus, anak juga didiagnosis pneumonia. Diagnosis ditegakan dari

anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis Pneumonia. Dimana

dari anamnesis didapati pasien ada riwayat demam, batuk, rewel, muntah dan

adanya sesak namun tidak terlalu sesak sekali. Dan diketahui bahwa anak tidak

mendapatkan asi sejak lahir sampai sekarang dan juga ayah perokok aktif. Pada

pemeriksaan fisik juga didapati laju pernapasan yang cepat, pada inpspeksi terlihat

retraksi dinding dada minimal, pada auskultasi terdengar ronki pada kedua paru.

Walaupun saat diruangan keluhan dan gejala sudah berkurang pada pasien. Pada

pemeriksaan darah rutin juga didapati leukositosis. Namun pada pasien ini belum

dilakukan foto thorax.

Berdasarkan kepustakaan, pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru

yang meliputi alveolus dan jaringan interstitial.1 Usia merupakan faktor penentu

dalam manifestasi klinis pneumonia. Neonatus dapat menunjukkan hanya gejala

demam tanpa ditemukannya gejala-gejala fisis pneumonia. Pola klinis yang khas,

pada pasien pneumonia viral dan bakterial umumnya berbeda antara bayi yang

lebih tua dan anak, walaupun perbedaan tersebut tidak selalu jelas pada pasien

tertentu. Demam, menggigil, takipneu, batuk, malaise, nyeri dada akibat pleuritis,

retraksi, dan iritabilitas akibat sesak respiratori, sering terjadi pada bayi yang lebih

tua dan anak. Pneumonia bakterial secara tipikal berasosiasi dengan demam

tinggi, menggigil, batuk, dispneu, dan pada auskultasi ditemukan adanya tanda

konsolidasi paru.13

22
Berdasarkan toeri adapun factor risiko intrinsik dan ekstrinsik terjadinya

pneumoni. Yaitu:13

1. Faktor intrinsic : status gizi, status imunisasi, pemberian ASI dan umur

anak

2. Faktor ekstrinsik : ventilasi dan polusi udara

Berdasarkan teori klasifikasi pneumonia jika didapatkan tarikan dinding

dada bagian bawah ke dalam di klasifikasikan ke dalam pneumonia berat. Namun

pada saat diruangan tidak ditemukan retraksi dada

Klasifikasi dan tindakan untuk anak batuk dan atau sukar bernapas umur 2 bulan-
<5 tahun6
Tanda/gejala Klasifikasi Tindakan

Tarikan dinding dada Pneumonia berat -Rujuk ke rumah sakit


bagian bawah ke dalam -Berikan oksigen bila
saturasi <90%
-Manajemen airway
-Berikan antibiotik yang
direkomendasikan
-Obati demam jika ada

-Tidak ada tarikan Pneumonia -Nasehati ibunya untuk


dinding dada bagian tindakan perawatan
bawah kedalam dirumah
-Adanya napas cepat -Beri antibiotik selama 3
50x/m atau lebih pada hari
anak umur 2-<12 bulan -Anjurkan ibu untuk

23
40x/m atau lebih pada control 2 hari atau lebih
umur 12 bulan-<5 tahun cepat bila keadaan anak
memburuk
-Obati demam jika ada
-Obati wheezing jika ada

-Tidak ada tarikan Bukan pneumonia -Bila batuk > 3 minggu


dinding dada bagian rujuk
bawah kedalam -Nasihati ibu untuk
-Tidak ada napas cepat tindakan perawatan di
rumah
-obati demam jika ada
-Obati wheezing jika ada

Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 28 juli 2021 ditemukan adanya

peningkatan kadar leukosit/leukositosis yaitu 12.400mm. sesuai dengan teori,

Hitung jenis leukosit pada pneumonia viral seringkali normal ataupun sedikit

meningkat, dengan limfosit predominan, sedangkan pada pneumonia bakterial

hitung jenis leukosit mengalami peningkatan (>20.000/mm³) dengan predominan

neutrofil. Eosinofilia ringan merupakan tanda karakteristik pada pneumonia C.

trachomatis pada bayi. Biakan darah harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis

dan menentukan bakteri penyebab pneumonia.1

Pada kasus, pasien diterapi antibiotic Cefotaxim 200 mg/8 jam /iv dan
Gentamisin 25 mg/24 jam/iv. Sesuai dengan teori, dimana mengatakan bahwa
pada pasien pneumonia tatalaksana yang diberikan adalah dengan pemberian
antibiotic empiris. Dimana dapat dilihat pada table dibawah.1

24
Pada pemeriksaan status gizi berdasarkan kurva standart pertumbuhan

anak WHO (z-scores) yaitu tinggi badan per usia (PB/U) didapatkan -2 sampai -3

SD yang berarti pasien memiliki perawakan pendek. Berat badan ideal anak

tersebut 8,2 kg pada pemeriksaan status gizi berdasarkan kurva WHO berat badan

per usia.8

Gambar 1. Kurva standart pertumbuhan anak (L-for-Age) WHO8

25
Gambar 2. Kurva standart pertumbuhan anak (W-for-Age) WHO8

Perhitungan perbandingan status gizi berdasarkan berat badan sesuai

panjang badan pun diukur dengan hasil diantara -1 sampai -2 SD dengan BB/PB =

86,1% (Gizi Kurang).8

Gambar 3. Kurva standart pertumbuhan anak (W-for-L) WHO8

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Kliegman RM, Bherman Re Jenson HB, et.al. Nelson Textbook of


Pediatrics 18th ed, Chap 40-44, Philadelphia, 2007, Saunders.
2. WHO/UNICEF. Joint Statement: Clinical Management of Acute
Diarrhoea (WHO/FCH/CAH/04.07). Geneva, New York: World
HealthOrganization, Department of Child and Adolescent Health and
Development, and United Nations Children’s Fund, Programme
Division; 2004.
3. Soenarto Y, Aman AT, Bakri A, Waluya H, Firmansyah A, Kadim M,
Martiza I, Prasetyo D, Mulyani NS, Widowati T, Soetjiningsih, Karyana
IP, Sukardi W, Bresee J, Widdowson MA. “Burden of Severe Rotavirus
Diarrhea in Indonesia.” (The Journal of Infectious Diseases 200:S188–
94) 2009.
4. Abbas N. (2003). Disentri. Dalam: Diktat gastroenterologi. Makassar.
BIKA FK-UNHAS
5. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin
Jendela dan Info Kesehatan.
6. Kemenkes RI, 2012. Lihat dan dengarkan dan selamatkan balita
Indonesia dari kematian. Modul tatalaksana standar pneumonia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
7. Profil Kesehatan Kota Ambon 2015.
www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2
015/8171_Maluku_Kota_Ambon_2015.pdf [cited on April 6th 2019]
8. Skor Dehidrasi Modifikasi UNHAS.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/99b0538639a75c6e2c97242f5e087d
38.pdf [cited on April 6th 2019]
9. World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards:
Methods and development.Pages: 105-6.

27
10. Kalew R. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Bagian Ilmu

Kesehatan Anak FK-UNPATTI. 2014.

11. Kemenkes RI, 2015. Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

12. Hospital Care for Children, 2016. Anak yang Datang dengan Batuk dan

atau Kesulitan Bernapas. Diakses 15 juli 2021

13. Rahajoe N, Supriyanto B, setyanto D. Respirologi anak. Edisi ke-1.


Jakarta: IDAI; 2013

28

Anda mungkin juga menyukai