Disusun oleh:
Pembimbing :
Segala puji bagi Allah subhanallahu wa ta’ala atas segala rahmat dan
pembimbing dr. Abdul Jafar serta semua pihak terkait yang telah membantu
mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini
PENDAHULUAN
Insiden kejang demam terjadi pada 2-5% anak usia 6 bulan hingga 5
demam berulang pada 90 anak yang mengalami kejang demam sebelum usia
12 tahun, dan 45% pada 100 anak yang mengalami kejang setelah usia 12
tahun.
diketahui bahwa kejang demam lebih sering terlihat pada populasi Asia (5-
10% dari anak- anak India dan 6-9% dari anak-anak Jepang). Kondisi ini
lebih sering terjadi pada anak-anak dengan status sosial ekonomi yang lebih
rendah yang diduga disebabkan oleh akses terhadap perawatan medis yang
kurang memadai.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
1.3 Manfaat
Mengetahui tentang Kejang Demam baik mengenai definisi, etiologi,
LAPORAN KASUS
Umur : 2 tahun
BB : 11 kg
TB : 90 cm
Alamat : Jombang
Agama : Islam
2.2.1 Anamnesis
yang lalu, kejang selama <5 menit, kejang dengan kaku tangan &
namun terasa lemas. Pasien tiba tiba kejang diketahui ibu pasien saat
panas semakin tinggi. Panas tidak reda ketika diberikan obat. Batuk
dan pilek (+), mual & muntah (-), mencret (-), sakit telinga (-), sakit
gigi (-), riw. trauma (-). BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Alergi :
Riwayat Imunisasi :
Keadaan Umum :
Nampak mengantuk
Vital Sign
Nadi : 148x/menit, kuat, irama teratur
RR : 24x/menit
S : 38,8 oC
TD :-
Kepala/Leher
Bentuk dan ukuran : Normocephali
Mata : Anemis +/+, ikterus -/- cowong -/-
RC +/+ , PBI 3mm/3mm, saat menangis air
mata sedikit
Telinga : Otorea (-)
Hidung : Rinorea (-)
Mulut : Pucat (-), sianosis (-), Tonsil hiperemi
hipertrofi (-), nampak detritus (-), faring
hiperemi (+)
Leher : Pembesaran KGB Coli (-), Deviasi trakea (-)
Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada normal, Gerak nafas simetris,
retraksi (-)
Palpasi : Fremitus taktil simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : ves +/+ , Rhonki -/- , Wheezing -/-
Jantung
Pembesaran : Batas jantung normal
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Flat
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel
Perkusi : Meteorismus (-)
Inguinal/Genitalia
Tidak ada kelainan
Ekstremitas
Akral: hangat, kering, kuku nampak pucat CRT: <2 detik, edema -/-.
Pemeriksaan Neurologi
- GCS : 456
- Motorik: tde
- Sensorik: dbn
- Reflek fisiologis :
+ 2/+2 + 2/+2
BPR/TPR KPR/APR
+ 2/+2 + 2/+2
Darah lengkap
Hematokrit 34.9 %
Kesimpulan : Leukositosis
Pemeriksaan Fisik :
dd: - Epilepsi
- Meningitis
- Permeriksaan EEG
- Inj. Ranitidin 10 mg
intravena. Hal ini sangat penting jika suatu saat kejang kembali kambuh.
Adapun untuk dietnya berupa bubur kasar rendah serat sesuai usia dan
kebutuhan kalorinya.
Defisit neurologis
2.9 Prognosis
terjadi jika timbul demam yang tinggi lagi, oleh karena itu mencegah agar
tidak terjadi demam pada pasien ini merupakan hal yang sangat penting
PEMBAHASAN
datang ke IGD 30 menit yang lalu, kejang selama <5 menit, kejang dengan
kaku tangan & kaki serta mata melirik. Setelah kejang pasien langsung
bangun namun terasa lemas. Pasien tiba tiba kejang diketahui ibu pasien
saat pasien mengalami demam tinggi. Saat ini adalah kejang pertama kali.
Ibu pasien mengatakan, sebelumnya pasien demam 1 hari yang lalu (+),
tinggi. Panas tidak reda ketika diberikan obat. Batuk dan pilek (+).
dahulu pada pasien tidak pernah didapatkan riwayat kejang sebelumnya dan
kemungkinan kontak batuk dengan kedua orang tuanya yang sesuai dengan
pasien kejang berupa kejang umum yang dialami saat suhu tubuh tinggi
demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan
sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 oC,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh
proses intracranial.
salah satu kriteria berikut yaitu; jika kejang berlangsung lebih dari 15 menit,
bersifat fokal atau parsial 1 sisi kejang umum didahului kejang fokal dan
berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Sedangkan tipe kejang yang
lain yaitu kejang sederhana berupa kejang yang berlangsung kurang dari 15
Keradangan akibat infeksi bakteri pada tonsil ini mengakibat panas tinggi
yang memicu kejang demam pasien pada pasien pada usia 2 tahun. Hal ini
dibantu dengan tanda berikut; adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama
anak pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat
(UUB) membonjol, papil edema, tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA,
patologis.
lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis dan biakan darah, urin atau feses.
Selain itu pemeriksaan jika masih curiga ada kelainan intrakranial yaitu;
kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali, 3-4
kali sehari. Anti kejang Diazepam oral dengan dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8
jam atau diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat suhu
tubuh >38,50C. Terdapat efek samping berupa ataksia, iritabel dan sedasi
(salah satu): kejang lama > 15 menit, kelainan neurologi yang nyata
demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan, kejang demam > 4 kali per
tahun. Obat untuk pengobatan jangka panjang : fenobarbital (dosis 3-4
kejang demam adalah : Riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang
dari 12 bulan, temperatur yang rendah saat kejang, cepatnya kejang setelah
IDAI, 2016).
pertama, kejang demam kompleks, riwayat epilepsi pada orang tua atau
menjadi epilepsi tidak dapat dicegah denagn pemberian obat rumat pada
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448123/