Disusun Oleh :
dr. Tan, Gabriella Heidina Handoko
Pendamping :
dr. Ratih Pramana
1.2 Anamnesis
Informasi diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis, dengan ibu dan ayah
kandung pasien.
1.2.1 Keluhan Utama
Sesak sejak 1 hari yang lalu.
1.5 Diagnosis
Diagnosis Kerja :
Asma serangan berat, persisten-ringan, tidak terkendali, dan gizi kurang.
1.6 Tatalaksana
IGD Oksigen 2 lpm nasal kanula
Nebulizer combivent (1) : pulmicort (1)
HR 80x/menit regular kuat angkat, RR 24/xmin, SpO298%
Wheezing (+/+)
Rawat Jalan Edukasi rawat tetapi pasien menolak, mau kontrol dr.Anak
PO Cetirizine sirup 5mg/5ml 2x5ml
PO Ambroxol sirup 2x5ml
PO Salbutamol tab 2mg 3x2mg (k/p)
PO Metilprednisolon 4x8mg
1.7 Prognosis
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
BAB II
ANALISA KASUS
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari SMRS. Assesment awal yang perlu
dilakukan pada pasien adalah menerapkan Pediatric Assesment Triangle.1 Permasalahan yang
dapat ditemukan pada pasien ini; takipnu (RR meningkat), napas cuping hidung, retraksi
suprasternal, dan terdengar wheezing pada auskultasi dengan atau tanpa stetoskop. Sehingga
didapatkan adanya masalah pada work of breathing. Primary Survey dilakukan pada pasien
ini, dan dilanjutkan dengan secondary survey setelah memastikan pasien dalam keadaan
stabil. Dari secondary survey dapat diarahkan diagnosis pasien adalah asma persisten ringan
dengan serangan asma derajat sedang, tidak terkontrol.
Menurut Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA), asma adalah penyakit saluran respiratori
dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing,
sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul bila ada pencetus.2
Gejala dengan karakteristik yang khas diperlukan untuk menegakkan diagnosis asma.
Karakteristik yang mengarah ke asma adalah :2
The Global Initiative for Asthma (GINA) membagi tata laksana serangan asma menjadi
dua, yaitu tata laksana di rumah dan di fasilitas kesehatan.3 Terapi yang diberikan saat di
fasilitas kesehatan diberikan pulmicort dan combivent via nebulizer diberikan satu kali.
Setelah dilakukan nebulisasi keadaan pasien membaik, dinilai dari gejala sesak yang membaik,
batuk membaik, laju napas kembali normal, SpO2 meningkat dan wheezing berkurang. Pasien
disarankan rawat inap tapi menolak sehingga dibawakan obat pulang dan disarankan segera
kontrol ke dokter Anak.
Status gizi BB/TB (% median) BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
Obesitas >120 >+3SD > P95
Overweight >110 >+2SD s/d +3SD P85-P95
Normal >90 +2SD s/d -2SD
Gizi kurang 70-90 <-2SD s/d -3SD
Gizi buruk <70 <-3SD
Gambar 6. Alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk4
Tatalaksana pada anak dengan gizi kurang berupa menangani penyakit mendasar
(apabila ada), penambahan energi dan protein 20-25% di atas angka kecukupan gizi atau
pemberian suplementasi 75kcal/kgBB/hari.4 Berat ideal pasien 28.5kg, kebutuhan protein
dan energi berdasarkan umur 2gr/kgBB/hari dan 60-75kkal/kg/hari, sehingga didapatkan
angka kebutuhan protein 57gr/hari dan 1,710-2,137kkal/hari. Untuk mengatasi gizi kurang
pasien memerlukan protein 68.4g/hari dengan kebutuhan energi 2,052-2,564kkal/hari, atau
dapat diberikan suplementasi sebanyak 2,137kkal/hari.
Tabel 2. Anjuran jumlah bahan makanan sehari anak usia 7-9 tahun5