Anda di halaman 1dari 16

MODUL PATOFISIOLOGI PENYAKIT MENULAR DAN DEFISIENSI

(NUT 318)

MODUL PERTEMUAN 1
KONSEP UMUM PENYAKIT

DISUSUN OLEH
MERTIEN SA’PANG, S.Gz, M.Si
KHAIRIZKA CITRA PALUPI, S,Gz, MS
YULIA WAHYUNI, S.Kep, M.Gizi

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
KONSEP UMUM PENYAKIT

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan konsep tentang kenormalan
2. Menjelaskan konsep tentang penyakit
3. Menjelaskan perkembangan penyakit

B. Uraian dan Contoh


1. Visi dan Misi Universitas
Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Topik Perkuliahan dan Buku Referensi


Mata kuliah patofisiologi penyakit menular dan defisiensi mempelajari prinsip etiologi
dan patogenesis penyakit yang berhubungan dengan kondisi defisiensi gizi seperti kekurangan
energi protein (KEP), anemia, kekurangan vitamin A (KVA) dan gangguan akibat kekurangan
iodium (GAKI), infeksi, alergi, gangguan metabolik, trauma, gangg. Saluran cerna dan infeksi
saluran pernafasan dan paru-paru,; gambaran klinis dan laboratorium pada penyakit tersebut,
serta kaitannya dengan perubahan metabolisme zat gizi.
Dengan menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan,
diskusi dan penugasan tentang kekurangan energi protein (KEP), anemia, kekurangan vitamin
A (KVA) dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), infeksi, alergi, gangguan
metabolik, trauma, gangg. Saluran cerna dan infeksi saluran pernafasan dan paru-paru.
Sebagai gambaran perkuliahan, berikut untuk 14 topik pada mata kuliah dietetik
penyakit menular dan defisiensi:
1. Konsep Umum Penyakit

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
2. Patofisiologi Anemia
3. Patof. Gangguan Kalenjar Tiroid
4. Patof. Kekurangan Vitamin A
5. Patof. Kekurangan Energi Protein
6. Patof. Gangguan Kehamilan
7. Patof. Gangguan Sistem Penapasan
8. Patofisiologi HIV/AIDS
9. Patof. Gangg. Saluran Cerna Atas
10. Patof. Gangg. Saluran Cerna Bawah
11. Patof. Gangg. Hati dan Kandung Empedu I
12. Patof. Gangg. Hati dan Kandung Empedu II
13. Patofisiologi Penyakit Kritis
14. Patogenitas Mikroorganisme

Berikut adalah referensi yang digunakan pada mata kuliah ini:


1. Escoot Stump. Food, Nutrition, & Diet Therapy. edisi ke 14, Saunders, 2017
2. Guyton & Hall, 1997, Buku ajar Fisiologi Kedoteran, EGC
3. Price SA & Wilson LM, 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit,
EGC
4. Briawan, D. (2014). Anemia: masalah gizi pada remaja wanita. EGC.
5. Chaparro, C. M., & Suchdev, P. S. (2019). Anemia epidemiology, pathophysiology, and
etiology in low-and middle-income countries. Annals of the New York Academy of
Sciences, 1450(1), 15.
6. Harvey & Ferrier, 2011, Lippincot’s Ilustrated Reviews Biochemistry 5th Ed, Wolters
Kluwer
7. Blössner, M., Onis, M. De, & Organization, W. H. (2005). Malnutrition: quantifying the
health impact at national and local levels. Environmental Burden Disease Series, 12(12),
43. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0107040
8. DeBruyne, Linda Kelly; Pinna, Kathryn; whitney, E. (2016). Nutrition & DIet Therapy
(9th ed.). Cengange Learning.
9. Magdalena, A. (2016). Penatalaksanaan Gizi Buruk. In Hardinsyah (Ed.), Ilmu Gizi
Teori dan Aplikasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
10. Gabra, A., Habib, H., & Gabra, M. (2019). Hyperemesis Gravidarum, Diagnosis, and
Pathogenesis. Critical Care Obstetrics and Gynecology, 05(01), 1–5.
https://doi.org/10.21767/2471-9803.1000172
11. Jennings, LK; Krywko, D. (2020). Hyperemesis Gravidarum. StatPearls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917/
12. POGI. (2016). PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. 1–48.
13. Prawirohardjo, S; Wiknjosastro, H. (2002). Hiperemesis Gravidarum dalam Ilmu
Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka.
14. Uzan, Jennifer; Carbonnel, Marie; Piconne, Olivier; Asmar, Roland; Ayoubi, J. (2011).
15. Eastridge, Brian & Putz, B. (Ed.). (2016). Burn Clinical Practice Guideline. Texas EMS
Trauma & ACute Care Foundation.
16. Sharma, K., Mogensen, K. M., & Robinson, M. K. (2019). Pathophysiology of Critical
Illness and Role of Nutrition. Nutrition in Clinical Practice, 34(1), 12–22.
https://doi.org/10.1002/ncp.10232
17. Strachan S.R., Friend K. (2016) Nutrition in the Critically Injured Patient. In: Hutchings
S. (eds) Trauma and Combat Critical Care in Clinical Practice. In Clinical Practice.
Springer, Cham
3. Konsep Tentang Kenormalan
Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi yang lengkap meliputi kesehatan
jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Sehat secara fisik merupakan kondisi individu yang tidak memiliki gangguan apapun
secara klinis yang ditandai dengan fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik. Selain
secara fisik, ada juga sehat secara mental/psikis. Sehat secara mental/psikis merupakan
kondisi sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang. Ada suatu kasus
seseorang yang memeriksakan kondisi badannya serba tidak enak, akan tetapi secara
klinis/hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa orang tersebut tidak sakit, hal ini
bisa disebabkan karena orang tersebut mengalami gangguan secara mental/psikis yang
mempengaruhi keadaan fisiknya.
Konsep kesehatan sebagai keseimbangan antara individu dan lingkungan,
kesatuan jiwa dan tubuh, dan asal mula penyakit merupakan makna dari “sehat”
menurut persepsi kesehatan di Yunani kuno. Konsep serupa ada dalam pengobatan
India dan Cina kuno. Pada abad ke-5 SM, Pindar mendefinisikan kesehatan sebagai
"fungsi organ yang harmonis ", yang menekankan dimensi fisik kesehatan, tubuh dan
fungsi keseluruhan, disertai dengan perasaan nyaman dan tidak adanya rasa sakit.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
Bahkan hari ini, definisinya sangat penting sebagai prasyarat untuk kesehatan dan
kesejahteraan secara keseluruhan. Plato (429-347 SM) menunjukkan bahwa
masyarakat manusia yang sempurna dapat dicapai dengan menyelaraskan kepentingan
individu dan komunitas, dan bahwa cita-cita kuno filsafat Yunani "pikiran yang
sehat dalam tubuh yang sehat" bisa tercapai jika orang menjaga kesehatan tubuh dan
selaras dengan lingkungan fisik dan sosial(Svalastog et al., 2017).
Berbagai pendapat ahli yang mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit
sebagai suatu penyimpangan dari keadaan normal. Akan tetapi, jika dilihat dengan
lebih cermat, konsep kenormalan terlihat kompleks dan tidak dapat didefinisikan
secara singkat dan jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep “normal” dan
konsep penyakit tidak sederhana (Price, SA; Wilson, 2005).
Untuk menilai kenormalan kondisi individu atau kelompok individu berbagai
macam parameter pengukuran digunakan dan ditetapkan nilai rata-rata yang dianggap
normal. Nilai rata-rata normal untuk tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
diperoleh dari studi banyak individu dan mencakup sejumlah variasi tertentu(Price,
SA; Wilson, 2005).
Variasi nilai-nilai normal terjadi karena beberapa alasan:
- Setiap individu memiliki susunan genetic yang berbeda dengan individu
lain, dengan kata lain tidak ada dua individu yang memiliki gen yanga
benar-benar sama kecuali mereka berasal dari satu ovum yang dibuahi
- Tiap indivudi memiliki perbedaan dalam pengalaman hidup dan interkasi
mereka dengan lingkungan
- Pada setiap individu, terdapat variasi parameter fisiologi karena cara
mekanisme kontrol pada fungsi tubuh. Sebagai contoh, konsentrasi glukosa
darah pada individu sehat secara signifikan bervariasi pada waktu yang
berbeda dalam sehari bergantung pada asupan makanan, aktivitas individu,
dan sebagainya.
Variasi nilai normal ini dapat terjadi pada individu normal, sehingga untuk
melakukan pemeriksaan parameter menjadi hal yang cukup rumit, karena pengukuran
itu sendiri sangat rentan terjadi kesalahan atau ketidakcermatan yang menyertai proses
pengukuran itu sendiri. Oleh karena itu, dalam penentuan “kenormalan” individu
harus mempertimbangkan makna biologik pengukuran itu. Pengukuran, pengamatan
atau hasil-hasil laboratorium tunggal yang tampaknya menunjukkan kelainan harus
selalu dinilai dalam konteks individu secara keseluruhan. Dengan kata lain,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
peningkatan tekanan darah pada sekali pemeriksaan tidak berarti orang tersebut
mengalami hipertensi. atau peningkatan ringan kadar glukosa darah tidak berarti orang
tersebut menderita diabetes dan lainnya (Price, SA; Wilson, 2005).
“Health Is A State Of Complete Physical, Mental, And Social Well-Being
And Not Merely The Absence Of Disease Or Infirmity”
-WHO, 2017-
2. Konsep Tentang Penyakit
Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang
menyebabkan parameter kesehatan mereka berada di bawah kisaran normal. Pendapat
lain juga menyatakan bahwa penyakit merupakan kegagalan organisme untuk
beradaptasi atau mempertahankan homeostasis. Pengertaian lain juga menyatakan
penyakit adalah jumlah dari fenomena abnormal yang diperlihatkan oleh sekelompok
organisme hidup yang berasosiasi dengan karakteristik umum tertentu atau
serangkaian karakteristik yang dengannya mereka berbeda dari norma spesies mereka
sedemikian rupa sehingga menempatkannya pada suatu biologis(Price, SA; Wilson,
2005; Räikkä, 1996).
Tolok ukur biologik yang paling berguna untuk kenormalan berkaitan dengan
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dalam tubuh dan beradaptasi
dengnan tuntutan-tuntutan ini atau perubahan-perubahan pada lingkungan eksternal
dalam rangka mempertahankan kekonstanan yang layak pada lingkungan internal.
Semua sel dalam tubuh memerlukan lingkungan yang menyediakan sejumlah tertentu
oksigen dan zat gizi untuk kelangsungan hidup dan fungsinya, dan sel juga
memerlukan lingkungan yang menyediakan kisaran suhu yang sempit, kandungan air,
keasaman, dan konsentrasi garam. Dengan demikian, pemeliharaan kondisi internal
dalam batas yang cukup sempit merupakan gambaran penting tubuh normal (Price,
SA; Wilson, 2005).
Berikut adalah contoh parameter pemriksaan yang dapat dijadikan tolok ukur
untuk menentukan kondisi sakit karena perubahan parameter seperti (Sriyanti, 2016):
a. Parameter bernafas
Parameter bernafas normal yaitu saat menarik dan mengeluarkan nafas
tidak mendapat hambatan. Ketika parameternya berubah seperti pasien
mengalami sesak saat menarik dan mengeluarkan nafas ini berarti dia sedang
sakit atau mendapatkan penyakit.
b. Parameter saluran nafas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
Parameter saluran nafas seorang anak yang normal yaitu tidak mengeluarkan
sekret berlebihan. Bila parameternya berubah seperti terlihat banyak
mengeluarkan sekret dari hidung berarti si anak sedang sakit atau mendapatkan
penyakit.

c. Parameter penglihatan
Parameter penglihatan yang normal yaitu mata tidak mengeluarkan
sekret dan pandangan penglihatan jelas namun bila parameternya berubah seperti
keluar secret dan penglihatan kabur maka mata tersebut sedang sakit atau
mendapat penyakit

d. Parameter abdomen
Parameter abdomen yang normal yaitu tidak ada rasa nyeri di lambung
tetapi bila parameternya berubah seperti mengalami nyeri, rasa penuh atau
terbakar berarti sedang sakit atau menderita penyakit.
Penyakit yang bercirikan perubahan parameter dalam ilmu patologi diberikan
nama sesuai dengan kelainan patologiknya. Beberapa istilah dalam system
pemberian nama penyakit akan dibahas berikut ini.
a. Primer dan sekunder.
Kata primer dan sekunder digunakan untuk menjelaskan penyebab suatu
penyakit.
- Primer.
Kata primer mempunyai arti penyakit tanpa diketahui secara jelas
penyebabnya. Sebagai contoh hipertensi primer berarti tekanan darah
abnormal yang tinggi tanpa sebab yang jelas. Istilah yang mempunyai arti

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
yang senada dengan kata primer adalah esensial, idiopatik dan kriptogenik.
Kata primer digunakan juga untuk mengetahui atau membedakan antara
permulaan dengan stadium lanjut suatu penyakit. Sebagai contoh kanker
primer berarti kanker permulaan.
- Sekunder
Kata sekunder mempunyai makna bahwa penyakit yang dialami pasien
merupakan komplikasi atau manifestasi dari beberapa lesi. Sebagai
contoh hipertensi sekunder berarti tekanan darah abnormal yang tinggi
sebagai akibat atau komplikasi dari penyakit lain. Kata sekunder
digunakan juga untuk mengetahui atau membedakan antara permulaan
dengan stadium lanjut suatu penyakit. Sebagai contoh kanker sekunder
berarti kanker yang berasal dari penyebar luasan/metastasis kanker
dari tempat lain.
b. Akut dan kronis
- Akut adalah terminologi yang digunakan untuk menerangkan
perkembangan penyakit yang cepat dan sering tanpa diikuti resolusi yang
cepat. Kata akut juga digunakan untuk menggambarkan kondisi penyakit
yang dialami pasien sangat berat dan jelas.
- Kronis terminologi yang digunakan untuk menerangkan perkembangan
penyakit yang berlangsung lambat atau lama berbulan bulan bahkan
bertahun tahun dengan proses penyakit yang tak nampak atau
tersembunyi.
c. Jinak dan ganas
- Jinak adalah terminologi yang digunakan untuk klasifikasi penyakit
tertentu sesuai kondisi dan dampaknya. Sebagai contoh tumor jinak
menggambarkan hasil pemeriksaan jaringan biopsi dan jarang
menimbulkan dampak kematian kecuali bila menekan atau mendesak organ
vital seperti otak. Contoh lain hipertensi benigna (jinak) yaitu peningkatan
tekanan darah yang relatif ringan berkembang pelan dan bertahap
sehingga tidak dirasakan oleh penderita namun berdampak menyebabkan
kerusakan tersembunyi pada organ tubuhnya.
- Ganas adalah terminologi yang digunakan untuk klasifikasi penyakit
tertentu yang menyebar dari tempat asalnya atau menginfiltrasi dan sering
mematikan. Sebagai contoh kanker tulang berdasarkan hasil pemeriksaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
jaringan biopsi dapat menyebar ke paru-paru yang berdampak
menyebabkan gangguan pernafasan dan kematian. Contoh lain hipertensi
maligna (ganas) yaitu peningkatan tekanan darah yang berlangsung cepat
sehingga memberikan gejala dan dampak kerusakan jaringan yang berat seperti
sakit kepala, penglihatan kabur, gagal ginjal dan perdarahan otak.
Penyakit tidak melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-benar
baru, tetapi lebih merupakan perluasan atau distorsi proses kehidupan normal yang terdapat
individu. Bahkan pada kasus penyakit infeksi yang jelas, yang selama menderita penyakit ini
tubuh benar-benar terinvasi, agen infeksius itu sendiri bukan merupakan penyakit tetapi hanya
mencetuskan perubahan-perubahan yang akhirnya bermanifestasi sebagai penyakit. Dengan
demikian, penyakit sebenarnya merupakan berbagai fisiologik yang telah mengalami distorsi.
Untuk memahami mengenai penyakit dengan baik diperlukan untuk memperhatikan identitas
proses-proses normal yang dipengaruhi, sifat-sifat gangguan, dan akibat-akibat sekunder
gangguan semacam itu pada proses vital yang lain (Price, SA; Wilson, 2005).
Materi tersebut yang akan dibahas lebih lanjut dalam mata kuliah patofisiologi.
Pada mata kuliah ini akan dibahas mengenai fungsi-fungsi yang mengalami gangguan
atau fungsi-fungsi yang berubah akibat penyakit.
Jenis Penyakit
a. Penyakit Infeksi Penyakit Infeksi terdiri dari dua macam, yaitu:
- Penyakit Menular seperti HIV/AIDS, TBC, demam berdarah dan
sejenisnya
- Penyakit infeksi yang tidak menular seperti diare, jerawat, bisul, dan lain-
lain.
b. Penyakit non-Infeksi
Penyakit non-infeksi bisa disebabakan oleh:
- Degeneratif, penyakit yang timbul karena menurunnya fungsi alat tubuh.
Seperti kanker, jantung, hipertensi, diabetes, dll.
- Hubungannya dengan proses metabolic (kemampuan pemecahan dari zat-
zat gizi) seperti, penyakit diabetes, tyroid.
- Gangguan status gizi
Perkembangan Penyakit
Etiologi
Etiologi merupakan penetapan penyebab atau alasan untuk fenomena. Suatu
gambaran mengenai penyebab penyakit meliputi identifikasi factor-faktor yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
menimbulkan penyakit tertentu. Namun penyebab penyakit tidak hanya terkait dengan
satu faktor saja namun juga dipengaruhi oleh faktor lain . Faktor penyebab ini dibagi
menjadi 2 faktor yaitu (Price, SA; Wilson, 2005):
a. Faktor ekstrinsik/eksogen
Faktor yang terdapat di luar individu dan sebagian besar dapat
dikendalikan. Contohnya lingkungan, polusi, pola makan, dan pola
hidup
b. Faktor intrinsic dan endogen
Faktor-faktor yang terdapat dalam masing-masing individu dan
jarang berada dibawah kontrol orang yang bersangkutan.
Contohnya usia, jenis kelmain, dan genetic.
Patogenesis
Patogenesis penyakit menunjukkan perkembangan atau evolusi penyakit.
Ptogenesis juga merupakan rangkaian kejadian dalam perkembangan penyakit dari
permulaan yang paling awal, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya. Setiap penyakit memiliki fenomena yang berbeda-beda baik itu
pola evolusi, efek, dan durasi tipikal yang disebut riwayat penyakit

Manifestasi
Manifestasi merupakan perubahan biologik yang disebabkan oleh agen-agen
etiologik. Pada stadium subklinis, manifestasi penyakit biasanya belum dpt terdeteksi.
Gangguan fungsional baru dapat dideteksi hanya jika penyakit tersebut sudah cukup
lanjut.Pada saat proses biologis tertentu terganggu, pasien secara subjektif mulai
merasakan sesuatau yang tidak beres seperti mual, nyeri dll, inilah yang disebut
dengan gejala penyakit. Gejala bersifat subjektif dan hanya diperoleh berdasarkan
laporan pasien kepada pengamat. Jika terdapat manifestasi penyakit yang dapat
diidentifikasi secara objektif oleh pengamat seperti demam, kemerahan pada kulit,
massa yang dapat diraba dll disebut tanda-tanda penyakit (Price, SA; Wilson, 2005).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
Gambar 1 Contoh tanda-tanda penyakit yang menunjukkan adanya peradangan pada jari kaki (Sriyanti, 2016)

Gambar 2 Contoh tanda-tanda penyakit yang menunjukkan pembentukan selaput berwarna puti menutupi sclera
mata (Sriyanti, 2016)
Tanda dan gejala klinis penyakit dapat terjadi bersama sama. Hal ini
dimungkinkan jika ada kelainan bentuk dan kelainan fungsi. Sebagai contoh kelainan
bentuk pada kanker nasofaring yang terlihat adalah hidung yang membesar
sehingga menimbulkan kelainan fungsi hidung berupa hidung sering tersumbat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 16
dan epistaksis. Contoh lain yaitu peradangan pada jari kaki yang disebabkan oleh
peningkatan asam urat (Gambar 1). Selain menunjukkan tanda berupa warna
kemerahan dan bengkak juga terdapat gejala klinis yang dirasakan pasien seperti nyeri
berdenyut dan demam.
Klasifikasi Penyakit
Terdapat banyak strategi untuk mengelompokkan penyakit. Masing-masing
strategi memiliki alasan dan kelebihannya sendiri. Salah satu contohnya dengan
menklasifikasikan penyakit berdasarkan system organ yang terkena, ada juga
klasifikasi penyakit berdasarkan penyebabnya. Akan tetapi, diantara kategori yang
luas ini banyak yang saling berkaitan (hal ini perlu ditekankan) karena beberapa
penyakit termasuk di dalam kategori multiple dan banyak penyakit yang tidak
diketahui asalnya.
Klasifikasi Etiologik Penyakit
a. Penyakit herediter atau familial
Disebabkan oleh kelainan herediter di dalam kromomsom atau gen pada
satu atau kedua orang tua yang diturunkan pada keturunannya. Kromosom yang
berubah dapat menyebabkan dihasilkannya protein abnormal yang mengakibatkan
terganggunya fungsi tubuh yang penting.
Tidak semua penyakit familial (yang terdapat dalam keluarga) adalah
herediter, beberapa penyakit dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang
memajan suatu keluarga (misal, defisiensi gizi) sedangkan penyakit lain dapat
diakibatkan dari mutasi gen baru pada keturunan.
b. Penyakit Kongenital
Penyakit kongenital terdapat pada saat lahir; beberapa diturunkan
sedangkan yang lain dapat disebabkan oleh cacat perkembangan yang asalnya
diketahui atau tidak diketahui. Tidak semua penyakit herediter adalah kongenital
(terdapat saat lahir) dan tidak semua penyakit kongenital adalah herediter.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 16
Gambar 3 Hipotiroid Kongenital
c. Penyakit toksik
Disebabkan oleh ingesti racun. sebagai contoh, inhalasi karbon monoksida dari
buangan kendaraan bermotor di dalam garasi yang tertutup dapat menyebabkan
hipoksia jaringan dan kematian
d. Penyakit infeksi
Disebabkan oleh invasi organisme pantogen hidup (misal, bakteri, virus,
jamur, protozoa, cacing darah, dan cacing)
e. Penyakit traumatik
Disebabkan oleh cidera fisik. Cidera mekanis kasar, panas atau dinginn yang
ekstrem, listrik, dan radiasi merupakan contoh-contoh agen fisik yang dapat
mengakibatkan trauma tubuh.
f. Penyakit Degeneratif
Kelainan primer adalah degenerasi berbagai bagian tubuh. Penyakit degeratif
berkaitan dengan proses proses penuaan normal dan semakin sering dengan
meningkatnya rentang hidup. Penykit degeneratif yang sering terjadi adalah
osteoartritis dan arteriosklerosis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 16
g. Penyakit Imunologik
Sistem imun secara normal melindungi terhadap invasi antigen asing dan
kanker. Hipersensitivitas (alergi), autoimunitas, dan imunodefisiensi merupakan
tiga tipe reaksi imun dengan pengaruh yang membahayakan penjamu.
Autoimunitas meliputi hilangnya toleransi terhadap antigen sendiri sehingga reaksi
imun dibentuk untuk melawan diri sendiri. salah satu contohnya, lupus
eritematosus sistemik dll
h. Penyakit Neoplastik
Ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang menyebabkan berbagai
tumor jinak dan ganas.
i. Penyakit Metabolik
Diakibatkan oleh gangg. pada beberapa proses metabolik penting di dalam
tubuh.
j. Penyakit Molekular
Diakibatkan oleh kelainan molekular tunggal yang menyebabkan abnormalitas
produk molekular pada aktivitas selular. Banyak penyakit bersifat genetik. Contoh,
anemia bulan sabit diakibatkan urutan yang salah pada dua asam amino didalam
molekul hemoglobin yang menyebabkan bentuk abnormal (sabit) pada
karakteristik sel darah merah pada penyakit ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 16
k. Penyakit berhubungan dengan Gizi
Defisiensi protein, energi, atau vitamin menyebabkan banyak penyakit
terutama di negara berkembang. Malnutrisi yang disertai penyakit infeksi dapat
menyebabkan kematian.

Gambar 4 Gizi Buruk (https://aceh24.com/balita-menderita-gizi-buruk/)

l. Penyakit Psikogenik
Dimulai di dalam pikiran, berasal dari emosional atau psikologik dalam
kaitannya dengan suatu gejala. Contoh: skizofrenia, berbagai jenis demensia.
m. Penyakit Iatrogenik
Suatu penyakit atau gangguan yang ditimbulkan secara tidak disengaja sebagai
akibat pengobatan yang dilakukan oleh tenaga perawatan kesehatan untuk
beberapa gangguan lain.
n. Penyakit Idiopatik
Merupakan penyakit yang penyebabnya tidak diketahui.
Referensi
Price, SA; Wilson, L. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Räikkä, J. (1996). The social concept of disease. Theoretical Medicine, 17(4), 353–361.
https://doi.org/10.1007/BF00489680
Sriyanti, C. (2016). Patologi. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Saya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 16
Manusia Kesehatan Kemenkes RI. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Svalastog, A. L., Donev, D., Kristoffersen, N. J., & Gajović, S. (2017). Concepts and
definitions of health and health-related values in the knowledge landscapes of the digital
society. Croatian Medical Journal, 58(6), 431–435.
https://doi.org/10.3325/cmj.2017.58.431

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 16

Anda mungkin juga menyukai